Anda di halaman 1dari 27

INOVASI PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH

KOTA TANGERANG DALAM MENANGANI


KASUS COVID-19 MELALUI APLIKASI
SIGACOR
Manajemen Pelayanan Publik
Prodi : Ilmu Pemerintahan
Disusun Oleh :

UNIVERSITAS YUPPENTEK INDONESIA

Indah Suci Pirani 194385061083


Arya Nugiyanto 194385061065
Ades Miraz 194385061069
Suci Mega Candrawati 194385061064
Chandra wijaya 194385061087

UNIVERSITAS YUPPENTEK INDONESIA


JL. Perintis Kemerdekaan I No. 1 Kota Tangerang
Tlp. 021-5531918
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul INOVASI PELAYANAN
PUBLIK PEMERINTAH KOTA TANGERANG DALAM MENANGANI
KASUS COVID-19 MELALUI APLIKASI SIGACOR dapat terselesaikan
dengan baik.Terima kasih kepada Bapak H. Chandra Mundiyana, SE,
M.AB, AK.CA sebagai Dosen Manajemen Pelayanan Publik yang telah
memberikan pengarahan selama penulisan Makalah ini.

Pada makalah ini sangat dimungkinkan masih banyak kekurangan yang


harus diperbaiki. Segala bentuk kritik dan saran akan dengan senang hati
diterima dan diharapkan dapat membantu dalam penulisan makalah
selanjutnya agar lebih baik lagi. Semoga makalah yang berjudul INOVASI
PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA TANGERANG DALAM
MENANGANI KASUS COVID-19 MELALUI APLIKASI SIGACOR
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Tangerang, 4 juli 2022

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar..............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
BAB I
1.1 Latar belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................
BAB II
2.1 Definisi Inovasi.................................................................................................
2.2 Pelayanan Publik.............................................................................................
2.3 E-Government.................................................................................................
2.4 Covid-19.........................................................................................................
2.5 Aplikasi SiGacor.............................................................................................
BAB III
3.1 Inovasi SiGacor dalam peningkatan Pelayanan Publik...................................
3.2 Implementasi program aplikasi SiGacor Kota Tangerang..............................
3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Inovasi
SiGacor.................................................................................................................
BAB IV
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) merebak pertama kali di


Wuhan, China pada Desember 2019. Pada awal kemunculan, beredar virus
corona berasal dari hewan, yakni kelelawar juga muncul dari tenggiling.
Data yang dikutip dari CNN Indonesia total virus corona di China mencapai
82.692 dan 4.632 kematian. Sementera pasien sembuh kini sebanyak 77.944
orang. China sempat menerapkan Lockdwon pada 22 Januari 2020, bagi
masyarakat agar memutus rantai penyebaran Covid-19. Hingga akhirnya
pada 8 April 2020 China mencabut status Lockdown. Tidak hanya terjadi di
China, virus corona menyebar ke seluruh dunia, salah satunya di Indonesia.
Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dalam jarak dekat dengan
pengidap covid-19 melalui cairan pernafasan yang keluar dari tubuh
penderita saat batuk atau mengeluarkan ludah dan riyak.

Sejak kasus pertama di Indonesia, pemerintah langsung melakukan


penanganan dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
dari Maret 2020 hingga Mei 2020. Didalamnya diatur agar pembatasan
aktivitas dan dihentikan kegiatan yang bersifat massal. Salah satunya kota
Tangerang akibat jumlah kasus terbanyak di Banten yaitu hampir 70 persen
dari kasus covid-19 berada di kota Tangerang, membuat kota Tangaerang
menjadi zona merah yang berdampak sangat signifikan kepada semua
sektor. Sebagai pusat kota, kota Tangerang menjadikan sektor industri,
perdagangan, jasa dan pariwisata sebagai andalan perekonomian.

Tentunya, sektor ini yang membutuhkan massa banyak sehingga sektor ini
sangat terdampak akibat adanya peraturan social distancing. Dengan adanya
peraturan tersebut, malah berdampak sangat besar terhadap ekonomi negara
dan masyarakat. Semenjak adanya covid-19.

1
Maka dari itu pemerintah kota tangerang berinovasi menciptakan inovasi
berbasis aplikasi si gacor demi untuk mengetahui tingkat kasus covid 19
yang terjadi di kota tangerang seperti gambar yang dapat dilihat seperti
dibawah ini.

2
3
4
5
untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan program aplikasi siGacor
dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik sehingga program dapat
dikatakan sukses, akan dipaparkan lebih lanjut dalam tulisan ini.

6
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalahyang menjadi fokus pemaparan tulisan adalah:

1. Mengapa aplikasi si GACOR dapat dikatakan sebagai sebuah

inovasi dalam hal pelayanan publik khususnya untuk menangani

kasus covid-19?

2. Bagaimana implementasi program aplikasi si GACOR di Kota

Tangerang?

3. Apakah dalam menangani kasus Covid-19 melalui aplikasi sigacor

terdapat sebuah kendala?

1.3 Tujuan Penulisan

Dengan melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pemaparan


tulisan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Mengapa aplikasi si GACOR dapat dikatakan

sebagai sebuah inovasi dalam hal pelayanan publik khususnya untuk

menangani kasus covid-19?

2. Untuk mengetahui Bagaimana implementasi program aplikasi si

GACOR di Kota Tangerang?

3. Untuk mengetahui Apakah dalam menangani kasus Covid-19

melalui aplikasi sigacor terdapat sebuah kendala?

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Inovasi

Inovasi menurut Evert M. Rogers (Suwarno, 2008:9) adalah sebagai


suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk
diadopsi. Menurut Rogers dalam Yogi Suwarno (2008 : 17 –18),
ada 5 atribut inovasi yaitu:

1. Relative Advantageatau keuntungan relative

Sebuah inovasi harus mempunyai keuntungan dan nilai lebih


dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Suatu inovasi dapat
dilhat keuntungan relatifnya bagi para penggunanya. Calon pengguna
akan menilai sesuatu hal yang baru berdasarkan keuntungan
relatif dari hal tersebut menurut prsepsinya. Suatu inovasi
dipersepsikan memiliki keuntungan relatif tinggi jika inovasi
tersebut dinilai oleh pengguna sebagai inovasi yang dapat
meningkatkan keuntungan secara ekonomis. Keuntungan relatif suatu
inovasi dapat diketahui setelah inovasi tersebut dibandingkan dengan
inovasi sebelumnya.

2. Compability atau kesesuaian.

Mempunyai sifat compatibel atau kesesuaian dengan inovasi


yang diganti. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak
serta merta dibuang begitu saja selain karena alasan faktor biaya
yang sedikit namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari
proses transisi ke inovasi baru. Calon pengguna dapat menilai
sesutu inovasi berdasarkan kesesuaian antara inovasi tersebut dengan
ide dan cara yang telah ada sebelumnya, kesesuaian dengan

8
nilai-nilai atau norma yang berlaku, dan kesesuaian dengan
berbagai latar belakang lainya.

3. Complexity atau kerumitan

Dengan sifatnya yang baru maka inovasi mempunyai tingkat


kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi
sebelumnya. Calon pengguna akan menilai apakah suatu inovasi
itu dianggap rumit atau simple dalam hal penggunaanya. Semakin rumit
pengguna suatu inovasi menurut pandangan calon pengguna maka
akan semakin rendah tingkat penggunaanya begitupun sebaliknya
semakin simple penggunaan suatu inovasi menurut pandangan
calon pengguna maka akan semakin tinggi tingkat penggunaanya.

4. Triability atau kemungkinan dicoba

Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti


mempunyai keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi
yang lama. Suatu inovasi akan dinilai oleh calon penggunanya
dalam hal kemungkinannya untuk dicoba. Apabila suatu inovasi
memiliki sifat mudah dicoba maka tingkat potensi untuk menyebar
luas dalam masyarakat.

5. Observability atau kemudahan diamati.

Sebuah inovasi harus dapat diamati dari segi bagaimana ia bekerja


dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Sementara menurut Wijayanti (2008: 42) dalam Weny dan Retnowati


WD Tuti berpendapat bahwa inovasi di sektor publik lebih
menekankan aspek "Perbaikan" yang dihasilkan dari kegiatan inovasi
ini, yang pemerintah lakukan mampu memberikan layanan publik secara
lebih efektif, efisien dan berkualitas, murah dan terjangkau. Inovasi
menurut Edy Sutrisno, 2010: 105, dalam Weny dan Retnowati WD

9
Tuti bahwa inovasi adalah pengenalan cara-cara baru yang lebih baik
melakukan pekerjaan di tempat kerja.

Berdasarkan pandangan diatas bahwa inovasi berarti pemanfaatan


suatu peluang yang dirubah menjadi ide-ide, hal-hal, dan penemuan
baru dengan melalui proses kreatifitas yang tinggi, penemuan ide baru ini
disesuaikan dengan ide-ide yang sudah ada sebelumnya.

2.2 Pelayanan Publik

1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu


proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,
meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang
dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan
antara penerima dan pemberi pelayanan. Berikut penjelasan mengenai
pelayanan menurut beberapa para ahli, antara lain:

 Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang


terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang
lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pelanggan (Sinambela,2008:5).
 Pelayanan adalah suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan
cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta
pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut (Kotler, 1994:464).
 Loina Di dalam bukunya yang bertajuk hubungan masyarakat
membina hubungan baik dengan publik (2001:138). Yang
beranggapan bahwa sebuah pelayanan ialah suatu proses
keseluruhan sebuah pembentukan citra dari perusahaan, baik
dengan melalui media berita, membentuk sebuah budaya
perusahaan secara internal, ataupun melakukan sebuah
komunikasi mengenai pandangan perusahaan pada para

10
pemimpin pemerintahan seta publik yang lainnya yang
berkepentingan.
 Suatu pelayanan akan terbentuk dikarenakan adanya sebuah
proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan
pada pihak yang dilayaninya (Brata, 2003 : 9). Dan selain itu
juga brata menambahkan bahwa suatu pelayanan bisa terjadi
diantara seseorang dengan seseorang yang lain, seseorang dan
juga dengan kelompok, atau juga kelompok dengan seseorang
seperti halnya orang-orang yang berada didalam sebuah
organisasi. Yang juga memberikan pelayanan pada orang-orang
yang ada di sekitarnya yang juga membutuhkan sebuah
informasi organisasi itu sendiri.

Kemudian, dijelaskan mengenai pelayanan menurut Undang –


Undang Nomer 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang, jasa atau pelayanan administrative yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Dari beberapa definisi yang telah di kemukakan diatas dapat


disimpulkan bahwa Pelayanan adalah segala kegiatan yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan, penerima pelayanan, maupun pelaksanaan ketentuan
peratutan perundang – undangan.

2. Pengertian Publik

Istilah publik berasal dari bahas Inggris public yang berarti umum,
masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi
Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik yang berarti umum, orang
banyak, ramai. Padanan kata yang tepat digunakan adalah praja yang
sebenarnya bermakna rakyat sehingga lahir istilah pamong praja yang
berarti pemerintah yang melayani kepentingan seluruh rakyat (Lijan

11
Poltak S, 2006:5). Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan di atas,
maka publik dapat didefinisikan sebagai masyarakat luas atau umum.

3. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam


rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan /atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Menurut KEP. MEN .PAN No.
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik, definisi pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pelayanan publik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang


dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara
baik dan berkualitas sebagai konsekuensi dari tugas dan fungsi
pelayanan yang diembannya, berdasarkan hak-hak yang dimiliki oleh
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan dan
pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010:70). Secara operasional,
pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu; pertama, pelayanan publik yang
diberikan tanpa memperhatikan orang perseorangan, tetapi keperluan
masyarakat secara umum yang meliputi penyediaan sarana dan
prasarana transportasi, penyediaan pusat-pusat kesehatan, pembangunan
lembaga-lembaga pendidikan, pemeliharaan keamanan, dan lain
sebagainya; kedua, pelayanan yang diberikan secara orang
perseorangan yang meliputi kartu penduduk dan surat-surat lainnya (I
Nyoman Sumaryadi, 2010:70-71).

12
Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan di atas, maka pelayanan
publik dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik
dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2.3 E-Government

E-Government (Electronic Government) atau Pemerintahah Elektronik


adalah salah satu perkembangan besar di bidang administrasi publik,
yang merupakan proses pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) sebagai instrument baru dalam memberikan pelayanan publik
secara lebih efektif dan efesien. Oleh karena itu, E-Government menjadi
sebuah solusi pemerintah dalam memberikan informasi dan pelayanan
publik. Penerapan E-governmentbertujuan untuk memperbaiki kinerja
internal Pemerintah, namun tujuan akhirnyapun menuju pada pemberian
pelayanan publik yang lebih baik, lebih murah, atau lebih cepat untuk
memenuhi beragam kebutuhan dari masyarakat dalam rangka
meningkatkan kualitas kehidupan manusia (Indrajit, Prof. Richardus Eko,
dkk. 2005). E-government memiliki manfaat yang diperoleh, antara lain
adalah
1. Memperbaiki kualitas pelayanan Pemerintah kepada para
stakeholder-nya (masyarakat, kalangan bisnis, dan industry)
terutama dalam hal kinerja efektivitas dan efesien di berbagai
bidang kehidupan bernegara;
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas
penyelenggaraan Pemerintahan;
3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan
intereaksi yang dikeluarkan Pemerintah maupun stakeholder-nya
untuk keperluan aktivitasnya sehari-hari;

13
4. Memberikan peluang bagi Pemerintah untuk mendapatkan
sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan
pihak-pihak yang berkepentingan;
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara
cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi
sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada; dan
memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra
Pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan public
secara merata dan demokratis. (Indrajit, Prof. Richardus Eko.
Konsep pelayanan Publik Berbasis Internet dan Teknologi
Informasi. 2006).
Dalam perkembangannya, implementasi e-Government di kalangan
pemerintahan kini menjadi sebuah tren, hampir seluruh jenis aplikasi yang
digunakan pasti melibatkan pengolahan data menjadi informasi, yang
selanjut-nya akan dipergunakan oleh pemerintah atau stakeholders dalam
proses pengambilan keputusan (Karniawati; Nia; Romi Rahmadani, 2011).
E-Government menawarkan pelayanan publik bisa diakses secara 24 jam,
kapan pun, dan dari manapun pengguna berada. E-Government juga
memungkin-kan pelayanan publik tidak dilakukan secara face-to-face
sehingga pelayanan menjadi lebih efisien(Hartono; Dwiarso Utomo; Edy
Mulyanto,2010). Menyadari akan besarnya manfaate-Government tersebut,
saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang
mengimplementasikan e-Government, terlihat dari adanya beberapa
pemerintah daerah provinsimemperlihatkan kemajuan implementasi e-
Government yang cukup berarti (Satriya,Eddy, 2006).

2.4 Covid-19

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus


2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru
yang berat, hingga kematian.

14
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus
yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus
ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak,
hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi
virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama
kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk


dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama,
yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS
dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan
gejala.

2.5 Aplikasi SIGACOR

Sebagai langkah konkrit dalam menghadapi wabah corona


pemerintah Kota Tangerang meluncurkan SiGacor aplikasi Siaga
Corona dengan aplikasi sigacor warga Kota Tangerang bersama
pemerintah dapat semakin waspada dan paham terkait penyebaran,
pencegahan, dan penanggulangan Covid-19.

Aplikasi SiGacor digunakan oleh ketua RT/RW dan para


pengurus untuk melaksanakan berbagai aktivitas, seperti yang
dijabarkan dibawah ini:

1. Pendataan swadaya pangan,


2. Penentuan lumbung warga,
3. Pendistribusian bantuan,
4. Pelaporan kasus covid-19,

15
5. Pelaporan adanya keramaian yang meresahkan warga,
6. Tersedia juga nomor darurat seperti 112 & 119 untuk
penanganan kasus darurat yang menimpa masyarakat.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Inovasi SiGacor dalam peningkatan Pelayanan Publik

Suatu inovasi dapat diterima oleh pengguna apabila suatu


inovasi dapat memberikan keuntungan dan nilai lebih kepada
calon pengguna. Untuk lebih jelas dan terperinci akan
diuraikan melalui atribut Inovasi yang digunakan untuk menganalisis
pelaksanaan inovasi pelayanan publik yang berbasis Aplikasi
yaitu aplikasi siGacor sebagai berikut :

1. Keuntungan Relatif

Keuntungan bagi Pemerintah Dengan adanya Aplikasi


siGacor dapat memahami kebutuhan masyarakat
karena pelaksanaan pelayanan publik Aplikasi
siGacor didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat.
Sedangankan bagi masyarakat yakni memberikan
jaminan bahwa pelayanan publik menjadi lebih
responsif, artinya penyelenggaraan pelayanan publik
didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat
pengguna layanan sehingga terdapat kesesuaian antara
pelayanan yang diberikan dengan kebutuhan
masyarakat.

16
2. Kesesuaian

Aplikasi SiGacor mempunyai kesesuaian dengan


kebijakan pemerintah sebelumnya. Yang dimana
kebijakan pemerintah sebelumnya tidak serta-merta
dibuang tatepi menjadi bagian dari Aplikasi SiGacor.
Aplikasi SiGacor juga mempunyai kesesuai dengan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan yaitu, perangkat
tekhnologi seperti server, jaringan internet dan ruang
kendali atau disebut dengan command center.

3. Kerumitan

Dalam pelaksanaan Aplikasi SiGacor kerumitan yang


dimiliki tidak lah penting karena prosedur penggunaannya
tentu sudah disosialisasikan baik melalui media
cetak, elektronik maupun tatap muka. Kerumitan
yang dimiliki Aplikasi SiGacor disebabkan oleh
kecanggihannya dibandingkan dengan kebijakan
pemerintah sebelumnya yang masih bersifat sederhana.

4. Kemungkinan dicoba

Dalam pelaksanaan Aplikasi SiGacor telah melewati fase


uji coba. Melalui tahapan uji coba dapat diketahui sejauh
mana inovasi ini dapat menjawab kebutuhan dan
tuntutan dari masyarakat. Dalam pelaksanaan inovasi ini
Pemerintahan Kota terus mengupayakan penyempurnaan
sistem aplikasi yang awalnya menggunakan versi 2.0.0
sampai saat ini sudah menggunakan versi 3.16.0 hal
ini terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat

5. Kemudahan diamati

17
Setelah pemerintah mengupayakan sosialisasi tentang
prosedur dan cara penggunaan inovasi Layanan Aplikasi
SiGacor, masyarakat dapat mengamati kemudahan dan
keunggulan yang dimiliki layanan Aplikasi SiGacor.
Sehingga masyarakat dapat memutuskan untuk
menggunakan Aplikasi SiGacor. Dalam pelaksanaan
Aplikasi SiGacor bukan hanya dipanatau dan diamati
tetapi masyarakat dapat memberikan kritik dan saran serta
kontribusi dalam membangun dan mengembangkan
inovasi layanan Aplikasi SiGacor .

Berdasarkan 5 atribut inovasi diatas dapat diketahui hasil


penelitian terkait pelaksanaan Inovasi Aplikasi SiGacor sudah
berjalan dengan baik karena sudah sesuai dengan 5 atribut
inovasi yang diungkapkan oleh Roger. Dengan adanya
Aplikasi SiGacor dapat memberikan keuntungan kepada
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari Pemerintah.
Sehingga Aplikasi SiGacor dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi
dalam hal pelayanan publik khususnya untuk menangani kasus
covid-19.

3.2 Implementasi program aplikasi SiGacor Kota Tangerang

Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyempurnakan aplikasi


Siaga Cegah Corona (SIGACOR) untuk mempermudah
memverifikasi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Kini, para
camat, lurah, hingga ketua RT/RW dapat memverifikasi warganya
yang terkonfirmasi positif Covid-19 secara langsung melalui aplikasi
tersebut. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)
Kota Tangerang, Mulyani, mengatakan penyempurnaan ini
dilakukan juga untuk memastikan data warga yang terkonfirmasi
positif Covid-19 adalah warga Kota Tangerang. Terlebih,

18
belakangan ini kasus Covid-19 di Kota Tangerang kembali
melonjak.

Dilansir dari tangerangkota.go.id. "Aplikasi SIGACOR


disempurnakan untuk memastikan data New All Record (NAR) yang
dirilis oleh Kementerian Kesehatan benar-benar terjadi di Kota
Tangerang," ucap Mulyani, Senin (7/2). dalam proses verifikasi itu,
terdapat beberapa pilihan, seperti jika ditemui warga yang sudah
pindah maka ada opsi "tidak sesuai" yang dapat dipilih dan
keterangannya dapat diisi sesuai dengan domisilinya yang baru.

Para ketua RT/RW dapat memverifikasi langsung apakah data


warga yang dirilis secara harian di aplikasi SIGACOR adalah benar
warganya atau bukan. Ketua RT/RW juga dapat mengajukan revisi
apakah data warganya sesuai atau tidak sesuai, dan akan diusulkan
ke Dinas Kesehatan sebagai koreksi data rilis harian yang akan
disampaikan Kementerian Kesehatan.

Verifikator login dapat menggunakan akun SIMASN untuk


pegawai Dinkes/Puskesmas/Kecamatan/Kelurahan dan NIK bagi
pengurus RT/RW dan tracer yang sebelumnya sudah didaftarkan

Dengan penyempurnaan tersebut, data yang sudah dirilis harian


sesuai dengan kondisi di lapangan. Lantaran hal itu berhubungan
dengan penanganan lanjutan seperti tracing dan pemberian bantuan
untuk isolasi mandiri.

3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan.

Sikap merupakan faktor predisposisi seseorang dalam melakukan


perilaku tertentu. Dalam melakukan pencegahan penyakit Covid-19,
sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang
dalam mencegah terjangkitnya Covid-19 karena dalam upaya
pencegahan penyakit pasti berhubungan dengan sikap dari

19
masyarakat. Beberapa hasil penelitian terdahulu bahwa sikap dapat
menjadi faktor pencegah dan penanggulangan Covid-19, dimana
penelitian oleh Chandra dkk mengatakan bahwa adanya hubungan
antara sikap dengan kepatuhan terhadap kebijakan PSBB sebagai
upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Tersedianya
aplikasi sigacor sebagai faktor pedukung, warga Kota Tangerang
bersama pemerintah dapat semakin waspada dan paham terkait
penyebaran, pencegahan, dan penanggulangan Covid-19.

Meskipun demikian masih terdapat Faktor Penghambat


Pelaksanaan seperti halnya data masyarakat yang telah pindah dari
suatu wilayah yang tidak terkonfirmasi oleh pihak RT/RW setempat,
menyebabkan data tracing yang dilakukan oleh RT/RW setempat
mengalami perbedaan dengan Dinas Kesehatan. Dengan adanya
pembaruan aplikasi SiGacor Para ketua RT/RW dapat memverifikasi
langsung apakah data warga yang dirilis secara harian di aplikasi
SIGACOR adalah benar warganya atau bukan. Ketua RT/RW juga
dapat mengajukan revisi apakah data warganya sesuai atau tidak
sesuai, dan akan diusulkan ke Dinas Kesehatan sebagai koreksi data
rilis harian yang akan disampaikan Kementerian Kesehatan.

Kurangnya Sosialisasi Seberapa besar upaya yang dilakukan


dalam kegiatan sosialisasi sangat mempengaruhi pelaksanaan
sebuah inovasi. Menurut hasil observasi dilapangan masih banyak
masyarakat yang belum tahu informasi tetang Inovasi Aplikasi
SiGacor . Sehingga perlu adanya sosialisasi secara mendalam
agar masyarakat benar-benar mengetahui cara menggunakan
Aplikasi SiGacor .

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pandangan yang telah kami paparkan pada bab


sebelumnya bahwa inovasi berarti pemanfaatan suatu peluang
yang dirubah menjadi ide-ide, hal-hal, dan penemuan baru
dengan melalui proses kreatifitas yang tinggi, penemuan ide baru
ini disesuaikan dengan ide-ide yang sudah ada sebelumnya.

Selain sifatnya yang baru, suatu inovasi dapat diterima oleh


pengguna apabila suatu inovasi dapat memberikan keuntungan
dan nilai lebih kepada calon pengguna. Berdasarkan 5 atribut
inovasi pada bab sebelumnya dapat diketahui hasil penelitian
terkait pelaksanaan Inovasi Aplikasi SiGacor sudah berjalan
dengan baik karena sudah sesuai dengan 5 atribut inovasi yang
diungkapkan oleh Roger. Dengan adanya Aplikasi SiGacor
dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan dari Pemerintah. Sehingga Aplikasi
SiGacor dapat dikatakan sebagai sebuah inovasi dalam hal pelayanan
publik khususnya untuk menangani kasus covid-19.

21
Meskipun begitu tetap ada indikator yang kami rasa masih
lemah yakni terdapat pada kemudahan diamati. Dalam hal ini
terjadi pada upaya sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kota Tangerang masih belum optimal. Belum semua masyarakat
Kota Tangerang mengetahui akan adanya Aplikasi SiGacor. Hal
ini dapat dilihat dari jumlah downloader setelah dilaunchingnya
Aplikasi ini yang baru mencapai angka 5000 downloader
dari total 2.274.707 penduduk Kota Tangerang.

Maka dari itu diharapkan kepada Dinas Kominfo Kota


Tangerang untuk terus aktif dalam menjalankan program
sosialisasi terkait penggunaan aplikasi sigacor dalam hal penaganan
kasus Covid-19 agar semakin banyak masyarakat yang paham akan
penyebaran, pencegahan, dan penanggulangan Covid-19, melalui
trobosan atau inovasi yang berbentuk aplikasi seperti SiGacor ini.
dengan menampilkan media informasi Aplikasi SiGacor
sehingga semakin banyak masyarakat Kota Tangerang yang
mengetahui dan memanfaatkan layanan-layanan yang
tersedia didalam aplikasi SiGacor yang dapat memudahkan
masyarakat dalam hal pelayanan publik khususnya terkait kasus
covid-19 yang disediakan oleh Pemerintah Kota Tangerang.

4.2 Saran

Dengan hambatan yang penulis paparkan diatas Kurangnya minat


masyarakat untuk mengakses layanan Kota Tangerang berbasis
teknologi informasi disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat
terkait penaganan kasus Covid-19. Oleh karena itu masyarakat juga
harus peka terhadap perubahan yang ada khususnya di
KotaTangerang terkait penyebaran, pencegahan, dan
penanggulangan Covid-19, sebab segala program layanan yang
dibuat oleh pemerintah yang berkaitan dengan penanganan kasus

22
Covid-19, tidak lain untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat. Walau program pelayanan publik berbasis aplikasi
khususnya aplikasi SiGacor yang dikembangkan sudah baik, efektif
dan efisien, tetapi jika masyarakatnya tidak smart maka semua
runtutan kegiatan yang dilakukan menjadi percuma disamping itu
Pemerintah Kota Tangerang juga harus terus mensosialisasikan
inovasi ini kepada masyarakat mengenai betapa pentingnya
memahami penyebaran, pencegahan, dan penanggulangan Covid-19,
sesuai dengan apa yang tertuang dalam program tersebut dapat
berjalan dengan efisien dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Everett M. Rogers (1983)., Diffusion Of Innovations, the


free fress, New York.
Gumilar Gugun, Direktur Eksekutif Institute Democracy and
Education (IDE), 2015, Kualitas Pelayanan Publik
Dianggap Masih Rendah.
Indrajid, Richardus Eko. 2009.Electronic Government (Strategi
Pembangunandan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik
Berbasis Teknologi Digital).Yogyakarta: ANDI
Suwarno, Yogi. (2008). Inovasi di Sektor Publik. Jakarta.
STIA -LAN Press.
Washington State Digital Government dalam Indrajit, Richardus
Eko. 2006. Electronic Government . Yogyakarta: Penerbit
Andi.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200312075307-4-144247/
who-nyatakan-wabah-covid-19-jadi-pandemi-apa-
maksudnya.
Poltak Sinambela, Lijan, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik:
Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara
Tangerangkota.go.id

23
24

Anda mungkin juga menyukai