Anda di halaman 1dari 4

Materi Pembelajaran

1.1 Konsep Logika


Logika sering didefenisikan sebagai ilmu untuk berfikir dan menalar dengan
benar sehingga didapat kesimpulan yang benar. Untuk dapat menarik
kesimpulan (konklusi) yang tepat diperlukan kemampuan menalar yang
baik.

 Kemampuan menalar : kemampuan untuk menarik konklusi yang tepat


dari bukti-bukti yang ada dan menurut aturan tertentu.

 Logika merupakan dasar dari semua penalaran (reasoning)

 Sehingga tujuan dari logika adalah memberikan aturan penalaran


sehingga orang dapat menentukan apakah suatu kalimat bernilai benar
atau salah.

1.2 Sejarah Perkembangan Logika


Aristoteles pertama kali mengembangkan logika yang pada saat itu dikenal
dengan logika tradisional.

Ada 5 aliran dalam logika :


1. Aliran Logika Tradisional
Logika ditafsirkan sebagai suatu kumpulan aturan praktis yang menjadi
petunjuk pemikiran.
2. Aliran Logika Metafisis
Susunan pikiran dianggap sebagai kenyataan, logika untuk menafsirkan
pikiran sebagai suatu tahap dari struktur kenyataan.
3. Aliran Logika Epistemologis
Oleh Francis Herbert menyatakan untuk mencapai pengetahuan yang
memadai, maka pikiran logis dan perasaan harus digabung.
4. Aliran Logika Pragmatis
Oleh Jhon Dewey, logika dianggap sebagai alat untuk memecahkan
masalah.
5. Aliran Logika Simbolis
Oleh Leibniz, Boole dan De Morgan yang sangat menekankan pada
penggunaan simbol untuk memahami secara rinci, oleh karena itu
disebut Logika matematika.

Logika simbolik yang kemudian berkembang :


1. Logika simbolik ilmu tentang penyimpulan yang sah yaitu dengan
menggunakan metode matematika dan dengan bantuan simbol-simbol
khusus.
2. Pemakaian simbol-simbol khusus untuk mewakili bahasa, simbol itu
sesuai aturan matematika untuk menetapkan apakah suatu pernyataan
benar atau salah.

Salah satu perluasan dari logia adalah Alajabr Boolean yang digunakan
secara luas dalam komputer.
Keidakjelasan berbahasa dapat dihindari dengan menggunakan simbol-
simbol

1.3 Kalimat
Kalimat adalah kumpulan kata yang disusun menurut aturan bahasa.

Kata adalah rangkaian huruf yang mempunyai arti.

Jadi kalimat adalah rangkaian kata yang disusun menurut aturan tata
bahasa dan mempunyai arti.

Contoh :
a. 30 kurang dari 60
b. Indonesia terdiri atas 32 provinsi
c. semarang ibukota Jawa Tengah
d. 7 adalah bilangan genap
e. Apa warna bendera negara Indonesia
f. bersihkan mobil ini
g. Presiden kedua Indonesia adalah BJ Habibie
h. Mudah-mudahan tercapai cita-citamu
Secara sederhana kalimat menurut jenisnya dapat dibagi menjadi
beberapa, yaitu :

1.4 Persoalan Logika Vs Aljabar


Misalnya ada persoalan :
Safi usianya tiga kali usia tono, jika usia safi dan usia tono ditambahkan
hasilnya dua belas, berapa umur safi dan tono ?

Persoalan seperti ini adalah persoalan Aljabar, yang harus diselesaikan


menggunakan hukum-hukum aljabar.

Misalnya ada persoalan :


Jika sari mencintai aulya, maka sari mencintai ali
Jika hari senin, maka sari mencintai aulya atau ali
Jika hari senin apakah sari mencintai ali ?
Jika hari senin apakah sari mencintai aulya ?

Ini contoh persoalan logika

 Variabel
Variabel adalah simbol yang menunjukkan suatu anggota yang belum
spesifik dalam semesta pembicaraan.

Konstanta adalah simbol yang menunjukkan suatu anggota yang sudah


spesifik dalam semesta pembicaraan.

Ada sebuah kalimat :


“Manusia makan nasi”
“Manusia” : aulya (org aceh),
Maka : aulya (orang aceh) makan nasi
Kalimat ini bernilai B

Kata “manusia” : Ali (orang jawa),


maka ali (orang jawa) makan nasi
Kalimat ini bernilai S

Manusia = variabel
Aulya dan Ali = Konstanta

Ada sebuah kalimat :


7 + X = 10
“X” : 3 maka menjadi 7 + 3 = 10
Kalimat ini bernilai B

“X : 5”, maka menjadi 7 + 5 = 10


Kalimat ini bernilai S

X = Variabel
3 dan 5 = Konstanta

Anda mungkin juga menyukai