Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN PENYELENGGARAAN

UNIT PEMELIHARAAN FASILITAS(UPF)


PELAYANAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat Rakhmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
“PEDOMAN PENYELENGGARAAN UNIT PEMELIHARAAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN “, sesuai jadwal kerja yang telah ditentukan dengan lancar dan tanpa hambatan
yang berarti telah berhasil menyelesaikan buku pedoman ini.

Isi buku pedoman ini lebih ditekankan pada pola dan mekanisme kerja secara
organisasi. Adapun pelaksanaan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dinas
kesehatan setempat, sehingga pelaksanaan tugas akan berjalan lancar dan seefisien
mungkin.
Diharapkan dengan terbitnya buku Pedoman Penyelenggaraan Unit Pemeliharaan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, para dinas kesehatan dapat memanfaatkannya dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan pembinaan pemeliharaan
bangunan, prasarana dan peralatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan khususnya
Puskesmas, RS Pratama ataupun kelas D serta Klinik sehingga akan tercipta suatu
mekanisme pemeliharaan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, dan
dapat menjamin keaadan siap pakai.
Kepada para penyusun buku pedoman ini yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya juga kepada instansi terkait, sehingga tersusunnya buku ini kami
ucapkan terima kasih.

Akhirnya kami menyadari, walaupun telah diusahakan sebaik-baiknya tidak tertutup


kemungkinan adanya kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan pedoman ini dan perlu
penyesuaian serta penyempurnaan pada masa yang akan datang.
Demikian, semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2016

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan


KATA SAMBUTAN

Dengan terbitnya buku Pedoman Penyelenggaraan Unit Pemeliharaan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan, satu langkah telah kita selesaikan dalam rangka menunjang
keberhasilan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pedoman ini merupakan salah
satu upaya dalam mendukung serta meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
berarti akan mendukung keberhasilan pelayanan kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna.

Diharapkan buku ini dapat menjadi pegangan dan petunjuk dalam rangka
penyelenggaraan unit pemeliharaan fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah banyak kita
investasikan. Investasi yang besar akan memberi manfaat yang luas apabila investasi tadi
dipelihara dengan baik.

Semua pihak, baik sebagai pembina, pengawas maupun pelaksana pada Unit
Pemelihara Fasilitas Pelayanan Kesehatan sudah sewajarnya dalam penyelenggaraan unit
ini senantiasa berpedoman pada buku ini.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada penyusun dan instansi terkait yang
telah membantu penyelesaian buku ini.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI.


DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................…..
KATA SAMBUTAN ......................................................................…..
DAFTAR ISI .................................................................................….

B A B I PENDAHULUAN ....................................................................
Latar Belakang
Tujuan dan Sasaran
Ruang Lingkup
Pengertian
BAB II ORGANISASI DAN TATA LAKSANA ....................................
A. Bagan Organisasi .........................................................................
B. Peran dan Wewenang .................................................................
C. Uraian Tugas ................................................................................

BAB III LINGKUP PEKERJAAN ......................................................


A. Fungsi Kerja UPF ........................................................................
B. Kegiatan UPF ..............................................................................
BAB IV MEKANISME KERJA..............................................................
A. Mekanisme Kerja Inventarisasi
B. Mekanisme Kerja Perencanaan
C. Mekanisme Kerja Uji Fungsi/Commissioning
D. Mekanisme Kerja Perbaikan dan Pemeliharaan
E. Mekanisme Kerja Monitoring dan Evaluasi
F. Mekanisme Kerja Penghapusan
G. Mekanisme Kerja Pelaporan

BAB V SUMBER DAYA.......................................................................


A. Ketenagaan
B. Ruang Kerja .................................................................................
A. Peralatan Kerja .............................................................................
B. Gudang
BAB VI RUJUKAN
A. Batasan dan Pengertian
B. Alur Kegiatan Rujukan

BAB VII PENUTUP

Lampiran : Daftar Peralatan Kerja Teknik yang menjadi alat kerja


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terwujudnya kondisi kesehatan masyarakat yang baik adalah tugas dan


tanggung jawab dari negara sebagai bentuk amanah konstitusi yaitu Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam pelaksanaannya negara
berkewajiban menjaga mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Mutu
pelayanan kesehatan sangat ditentukan oleh fasilitas kesehatan serta tenaga
kesehatan yang berkualitas.

Banyaknya pertumbuhan Fasilitas Pelayanan Kesehatan saat ini dalam upaya


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sangatlah baik. Tetapi Pelayanan
kesehatan yang baik tanpa adanya suatu sistem pemeliharaan yang baik dapat
menyimpang dari tujuan akhir dari pelayanan tersebut. Saat ini masih banyaknya
fasilitas pelayanan kesehatan khususnya primer ataupun yang belum memiliki tenaga
pemelihara fasilitas sendiri(RS kelas D Pratama) yang kurang memperhatikan hal
tersebut dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Keterbatasan ataupun
ketidakadaan unit pemelihara serta anggapan lebih mudah melakukan penggantian
baru setiap ada kerusakan ataupun ketidakberfungsian suatu fasilitas merupakan salah
satu alasan dalam kurang memperhatikannya pemeliharaan fasilitas.

Dalam hal ini beberapa aspek yang bisa menyebabkan suatu pelayanan
kesehatan terganggu bukan hanya dari segi ekonomi tingginya biaya penyelenggaraan
pelayanan tetapi juga terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang dihasilkan.
Beberapa kali kita temukan terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan yang diakibatkan
salahsatunya dari kurang terpeliharanya fasilitas yang ada. Dan selain itu keefektifan
sumber daya bila setiap fasilitas pelayanan kesehatan khususnya primer untuk
memiliki unit pemelihara sendiri juga menjadi dasar pemikiran untuk membuat suatu
sistem untuk unit pemelihara dibawah dinas kesehatan untuk melakukan pengelolaan
fasilitas pelayanan kesehatan khususnya primer ataupun yang belum memiliki tenaga
pemelihara fasilitas sendiri.

Unit Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu unit fungsional


untuk melaksanakan kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk menjamin agar
fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
yaitu bangunan, prasarana dan peralatan selalu berada dalam keadaan laik pakai.

Dalam kegiatan dan kedudukan Unit Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan


berada langsung di bawah serta bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.

Untuk tugasnya secara fungsional mendapat pembinaan dari unit terkait di Dinas
Kesehatan serta dari Direktorat terkait di Kementerian Kesehatan RI.

Tujuan Umum
Untuk mencapai kondisi pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara
optimal dengan terpeliharanya fasilitas bangunan, prasarana dan alat kesehatan yang
ada.

Tujuan Khusus
a. Terciptanya kegiatan unit pemeliharaan bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Terciptanya pembinaan teknis bagi unit pemelihara melalui bimbingan bengkel
rujukan maupun dari pihak ketiga.

RUANG LINGKUP
Dalam pembahasan pedoman ini yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan
kesehatan terbatas pada fasilitas pelayanan kesehatan primer ataupun kelas D/Pratama
yang belum memiliki tenaga pemelihara fasilitas sendiri. Dan pedoman
penyelenggaraan ini pemanfaatannya untuk dinas kesehatan propinsi/kabupaten/kota
selaku pembina ataupun pembimbing dari fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
PENGERTIAN
a. Unit adalah bagian terkecil dari sesuatu organisasi kerja yang dapat berdiri sendiri
b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
c. Alat Kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia
dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
d. Prasarana adalah utilitas yang terdiri atas alat, jaringan dan sistem yang membuat suatu
bangunan bisa berfungsi.
e. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan, ataupun di
bawah tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
maupun tempat tinggal, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus
f. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
g. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
h. Kelas D Pratama adalah umum yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3
(tiga) untuk peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya
pelayanan kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
gawat darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.
i. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan
dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas (Kadin). Kadin berkedudukan di bawah
bupati serta bertanggung jawab langsung pada Bupati melalui Sekretaris Daerah (Sekda).
j. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk melakukan pengelolaan bangunan, prasarana
dan alat kesehatan secara promosi, inspeksi, preventif, dan korektif agar tetap berfungsi.
k. Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut Bangunan, Prasarana maupun Alat
(baik alat kesehatan maupun alat non kesehatan) yang dibutuhkan oleh fasyankes dalam
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien
l. Ruang adalah gabungan/kumpulan dari ruangan-ruangan sesuai fungsi dalam pelayanan
yang saling berhubungan dan terkait satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan
pelayanan kesehatan dari suatu ruang.
m. Ruangan adalah bagian dari ruang merupakan tempat yang dibatasi oleh bidang-bidang
fisik maupun non fisik yang memiliki fungsi spesifik.
n. ASPAK adalah Aplikasi Bangunan, Prasarana dan Alat Kesehatan untuk inventarisasi
data bangunan, prasarana dan alat kesehatan yang ada di dan Puskesmas.
o. Pengoperasian adalah langkah-langkah yang dilakukan agar alat dapat difungsikan
dengan benar sesuai dengan prosedur, dengan pengoperasian alat medis yang benar,
maka diharapkan dapat memperpanjang umur peralatan dan mengurangi tingkat
kerusakan
p. Pemantauan adalah kegiatan untuk memastikan bahwa peralatan kesehatan yang ada
dalam kondisi laik dan siap pakai
q. Pemeliharaan Preventif adalah Pemeliharan yang dilakukan secara rutin dan terjadwal
(Pencegahan sebelum rusak)
r. Pemeliharaan korektif adalah Pebaikan alat kesehatan setelah di ketahui kerusakannya.
s. Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat
ukur dan/atau bahan ukur
t. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan terkait jenis, spesifikasi
dan jumlah peralatan kesehatan sesuai dengan kemampuan pelayanan, beban
pelayanan, perkembangan teknologi kesehatan, sumber daya manusia yang
mengoperasikan dan memelihara bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan.
Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk penyediaan anggaran,
pelaksanaan pengadaan peralatan kesehatan secara efektif, efisien dan prosesnya dapat
dipertanggungjawabkan.
u. Penerimaan peralatan kesehatan/komisioning adalah proses penerimaan secara fisik dan
administratif, uji coba dan uji fungsi untuk memastikan bahwa peralatan kesehatan itu
sesuai dengan spesifikasi dan kontrak, berfungsi dengan baik sebelum digunakan dalam
rangka menjamin tersedianya peralatan kesehatan yang bermutu, aman dan laik pakai.

BAB II
ORGANISASI DAN TATA LAKSANA
UNIT PEMELIHARA FASILITAS (UPF)

A. BAGAN ORGANISASI

Tugas pokok UPF adalah melaksanakan pengelolaan khususnya pemeliharaan dan


perbaikan bangunan, prasarana dan alat kesehatan.

Ka. UPF

ADM
- Urusan Adm Teknik
dan Umum
- Urusan Logistik &
Perlengkapan

Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator


Bangunan Prasarana Alat Kesehatan Pengujian &
Kalibrasi
- Urusan - Urusan Listrik, AC, - Urusan Peralatan - Urusan Pengujian
Gedung Uap Elektrokesehatan & Kalibrasi Alat
- Urusan Air Bersih Kesehatan
- Plumbing/ dan Lab.
& Air Limbah
Peripaan
- Urusan
- dll
komunikasi dan
Gas Kesehatan

ANGGOTA/TEKNISI ANGGOTA/TEKNISI

B. PERAN DAN WEWENANG


1. UPF :
Adalah satu unit kerja, merupakan unsur pelaksana dalam organisasi dinas kesehatan
yang bertugas melaksanakan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan,
prasarana dan peralatan alat kesehatan.

2. Kepala UPF :
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir UPF dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas kesehatan.

3. Administrasi:
Adalah orang yang bertugas melakukan administrasi teknik, umum, urusan logistik dan
perlengkapan, bertanggung jawab kepada Kepala UPF.

4. Koordinator Bangunan:
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir kegiatan bangunan yaitu urusan gedung rawat
inap, gedung rawat jalan dan gedung penunjang, bertanggung jawab kepada Kepala
UPF.

5. Koordinator Prasarana:
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir kegiatan prasarana yaitu urusan listrik, air bersih
dan limbah, gas, uap, AC dan komunikasi, bertanggung jawab kepada Kepala UPF.

6. Koordinator Peralatan :
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir kegiatan peralatan kesehatan dan laboratorium
serta bertanggung jawab kepada Kepala UPF.

7. Perbengkelan:
Adalah tempat melakukan kegiatan pemeliharaan/perbaikan peralatan kesehatan.
Jenis peralatan kerja perbengkelan UPF terlampir.

8. Teknisi
Adalah petugas yang bekerja dalam melaksanakan kegiatan teknis bangunan,
prasarana, peralatan kesehatan dan bertanggung jawab kepada Koordinator atau
Kepala UPF yang terkait.

9. Pembagian Bengkel
a. Bengkel sipil, peralatan prasarana lingkungan dan plumbing
b. Bengkel listrik, mekanik dan AC
c. Bengkel peralatan kesehatan dan laboratorium

C. URAIAN TUGAS
1. Kepala Unit Pemelihara Fasilitas(UPF)
a. Kedudukan :
1) Kepala UPF adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah
koordinasi Kepala Seksi Terkait di Dinas Kesehatan bertugas melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan.
2) Di dalam melaksanakan tugasnya Kepala UPF bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan.
3) Kepala UPF dalam melaksanakan tugasnya dibantu dan didampingi oleh :
a) Koordinator Administrasi, dibantu oleh :
(1) Anggota
b) Koordinator Bangunan, dibantu oleh :
(1) Anggota
c) Koordinator Prasarana, dibantu oleh :
(1) Anggota
d) Koordinator Peralatan Kesehatan, dibantu oleh :
(1) Anggota
b. Tugas Pokok
Sebagai Kepala UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan serta memberikan
masukan kepada Kepala Seksi Terkait serta Kepala Dinas Kesehatan tentang
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.
Fungsi :
1) Mempersiapkan dan melaksanakan tugas penyediaan, pemeliharaan dan
perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan.
2) Mempersiapkan dan melaksanakan tugas administrasi UPF.
c.Uraian tugas
1) Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan,
prasarana dan peralatan kesehatan.
2) Melaksanakan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan bangunan,
prasarana dan peralatan kesehatan.
3) Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pengadaan,
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan yang dilaksanakan oleh pihak ke III.
4) Menyiapkan dan melaksanakan penelaahan teknis dalam kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan
5) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan.
6) Menyiapkan dan melaksanakan penyediaan prasarana kebutuhan kesehatan.
7) Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan kesehatan.
8) Menyiapkan dan melaksanakan system pelaporan bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan.
2. Administrasi
a. Kedudukan :
1) Administrasi adalah seorang pelaksana yang membantu Kepala UPF, bertugas
menyelenggarakan pelayanan administrasi untuk menunjang kelancaran tugas
UPF.
2) Administrasi bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPF.
3) Administrasi di dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh anggota lainnya
b. Tugas Pokok :
Sebagai salah seorang pelaksana di bidang administrasi dalam membantu Kepala
UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan administrasi umum, teknik,
inventarisasi, laporan dan pelatihan demi kelancaran tugas UPF.
c. Uraian Tugas :
1) Menyiapakan dan memberikan data kepada Kepala UPF
2) Menyiapkan data pelaporan kegiatan UPF
3) Menyiapkan dan memberikan data keuangan serta kepegawaian di lingkungan
UPF demi kelancaran tugas UPF
4) Menyiapkan dan memberikan data Surat Perintah Kerja kepada Kepala UPF
demi kelancaran tugas UPF
5) Menyimpan data inventarisasi bangunan, prasarana dan peralatan yang berada
di fasyankes .
6) Menyimpan gambar dan situasi gedung, instalasi prasarana dan buku manual
peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas UPF
7) Menyimpan data dan daftar keagenan peralatan kesehatan.
3. Koordinator Bangunan
a. Kedudukan :
1) Koordinator Bangunan adalah seorang pelaksana yang membantu Kepala UPF
bertugas menyelenggarakan penyediaan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi bangunan.
2) Koordinator Bangunan UPF bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPF.
3) Koordinator Bangunan UPF dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
anggota
b. Tugas Pokok :
Sebagai seorang pelaksana dibidang bangunan dalam membantu Kepala UPF,
bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan melaksanakan
penyediaan, pemeliharaan, perbaikan, rehabilitasi dan laporan bangunan di .
c.Uraian Tugas :
1) Menyiapkan pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi bangunan.
2) Menelaah teknis pembangunan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
bangunan.
3) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi bangunan.
4) Menyiapkan kebutuhan data bangunan.
5) Menyiapkan dan menyusun laporan bangunan.
6) Menerapkan program keselamatan kerja bangunan.
7) Menerapkan program pemeliharaan berkala bangunan.
8) Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas teknisi bangunan.
4. Koordinator Prasarana
a. Kedudukan :
1) Koordinator Prasarana adalah seorang pelaksana yang membantu Kepala UPF,
dalam menyelenggarakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi prasarana di fasyankes .
2) Koordinator Prasarana UPF bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPF.
3) Koordinator Prasarana UPF dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
a) Urusan Listrik, dan AC
b) Urusan Air Bersih dan Air Limbah
c) Urusan Gas Medis dan Gas Non Medis
d) Urusan Komunikasi
b. Tugas Pokok :
Sebagai salah satu seorang pelaksana dibidang prasarana dalam membantu
Kepala UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan
melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi,
inventarisasi, laporan dan program keselamatan kerja prasarana di fasyankes .
c. Uraian Tugas :
1) Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
prasarana.
2) Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi prasarana.
3) Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
prasarana.
4) Menelaah teknis kondisi prasarana.
5) Menelaah teknis hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
prasarana.
6. Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi prasarana.
7. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan prasarana.
8. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan dan rehabilitasi prasarana.
9. Menerapkan program keselamatan kerja prasarana.
10. Menerapkan program pemeliharaan berkala prasarana.
11. Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas teknisi prasarana.

5. Koordinator Peralatan Kesehatan


a. Kedudukan :
1) Koordinator Peralatan Kesehatan adalah seorang pelaksana yang membantu
Kepala UPF, dalam menyelenggarakan pemasangan, pemeliharaan dan
perbaikan peralatan kesehatan .
2) Koordinator Peralatan Kesehatan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
UPF.
3) Koordinator Peralatan Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
anggota/teknisi.
b. Tugas Pokok :
Sebagai seorang pelaksana dibidang peralatan kesehatan dalam membantu Kepala
UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan melaksanakan
pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi, inventarisasi, laporan dan
program keselamatan kerja peralatan kesehatan.
1) Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan
kesehatan.
2) Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan
kesehatan.
3) Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan kesehatan.
4) Menelaah teknis kondisi peralatan kesehatan.
5) Menelaah teknis hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan peralatan
kesehatan.
6) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi peralatan kesehatan.
7) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan peralatan kesehatan.
8) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan peralatan kesehatan.
9) Menerapkan program keselamatan kerja peralatan kesehatan.
10) Menerapkan program pemeliharaan berkala peralatan kesehatan.
11) Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas teknisi peralatan
kesehatan.

6. Koordinator Pengujian & Kalibrasi Peralatan Kesehatan


a. Kedudukan :
1) Koordinator Pengujian & Kalibrasi Peralatan Kesehatan adalah seorang
pelaksana yang membantu Kepala UPF, dalam menyelenggarakan Pengujian &
Kalibrasi peralatan kesehatan .
2) Koordinator Pengujian & Kalibrasi Peralatan Kesehatan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala UPF.
3) Koordinator Pengujian & Kalibrasi Peralatan Kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya dibantu oleh anggota/teknisi.
b. Tugas Pokok :
Sebagai seorang pelaksana dibidang Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan
dalam membantu Kepala UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam
menyiapkan dan melaksanakan Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan.
1) Menyiapkan rencana Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan.
2) Menyiapkan pelaksanaan Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan.
3) Melaksanakan Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan.
4) Menelaah teknis kondisi peralatan kesehatan.
5) Menyiapkan dan mengolah data Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan.
6) Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil Pengujian & Kalibrasi
peralatan kesehatan.
7) Menerapkan program pemeliharaan berkala Pengujian & Kalibrasi peralatan
kesehatan.
Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas teknisi Pengujian &
Kalibrasi peralatan kesehatan.

D. KETENAGAAN
Pelaksanaan kegiatan UPF dalam menunjang pelayanan kesehatan di diperlukan
tenaga teknis yang sesuai dengan bidang tugasnya yaitu :
1. Bangunan.
Pendukung tenaga kerja di Instalasi Bangunan adalah tenaga kerja dengan latar
belakang teknik sipil/penilik kesehatan dari tingkat SLTA atau setara sampai
dengan sarjana.
2. Prasarana.
Pendukung tenaga kerja di Instalasi Prasarana adalah tenaga kerja dengan latar
belakang teknik sipil, listrik maupun mesin dari tingkat SLTA atau setara sampai
dengan sarjana.
3. Peralatan Kesehatan.
Pendukung tenaga kerja di Instansi Peralatan Kesehatan adalah tenaga kerja
dengan latar belakang teknik elektromedik, fisika, instrumentasi, yaitu tenaga kerja
teknik yang dididik dan dilatih di bidang peralatan kesehatan mulai dari tingkat
SLTA atau setara sampai dengan sarjana.
4. Peralatan Pengujian & Kalibrasi Kesehatan.
Pendukung tenaga kerja di Instansi Peralatan Kesehatan adalah tenaga kerja
dengan latar belakang teknik elektromedik, fisika, instrumentasi, yaitu tenaga kerja
teknik yang dididik dan dilatih di bidang Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan
mulai dari tingkat SLTA atau setara sampai dengan sarjana.

Kriteria tenaga yang diharapkan sebagai berikut :


1. Kepala UPF :
Tingkat pendidikan Min.
S1/D IV / DIII / DII bidang elektromedik ataupun elektro 1 orang.
2. Koordinator Bangunan:
Tingkat pendidikan Min.
DIII / DII /SLTA bidang sipil/Penilik Kes. 1 orang
3. Koordinator Prasarana:
Tingkat pendidikan Min.
DIII / DII /SLTA atau setara bidang mesin/listrik 1 orang
4. Koordinator Alat Kesehatan:
Tingkat pendidikan Min.
DIII / DII /SLTA atau setara bidang elektromedik 1 orang
5. Tenaga Administrasi Min.
Tingkat pendidikan SLTA atau setara bidang administrasi 1 orang
6. Teknisi :
Tingkat pendidikan Min. SLTA atau setara
bidang elektro, sipil, mesin atau listrik 4 orang
7. Teknisi Pengujian & Kalibrasi :
Tingkat pendidikan Min. D3 Elektromedik atau setara
bidang elektro, sipil, mesin atau listrik 2 orang

Total tenaga yang dibutuhkan minimal 9 orang dan tergantung kondisi serta jumlah
No. JABATAN JML PENDIDIKAN KETERANGAN
1. Kepala UPF 1 D IV / DIII Kualifikasi tenaga
2. Koordinator 3 D III disesuaikan
3. Urusan Administrasi 1 SLTA dengan bidang
4. Teknisi 4 SLTA tugasnya.
5. Teknisi Pengujian & Kalibrasi 2 DIII
fasyankes yang menjadi tanggungjawab kerjanya.

BAB III
LINGKUP PEKERJAAN
Disesuaikan dengan kondisi fasyankes tersebut tugas dan fungsi UPF sebagai berikut :

A. FUNGSI KERJA UPF


1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memenuhi standar atau kriteria untuk dapat dijadikan air
minum.
b. Penyediaan gas medik dan non medik
c. Penyediaan tenaga listrik
d. Penyediaan udara segar
e. Penyediaan komunikasi
f. Penyediaan jasa teknis
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan sampah basah & kering.
b. Pengelolaan air bersih dan instalasi air limbah.
c. Pengelolaan peralatan pensuci hamaan alat, instrument dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi dan rumah
dinas/asrama
b. Instalasi air bersih, dan air panas
c. Instalasi listrik
d. Instalasi gas medik non medis
e. Instalasi pembuangan sampah, cairan buangan/air limbah
f. Peralatan listrik
g. Peralatan kesehatan dan laboratorium
4. Pelatihan
a. Operator peralatan kesehatan
b. Paramedik guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi petugas/operator,
penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai.
d. Teknisi selaku pelaksana pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan untuk mengontrol kualitas.

B. KEGIATAN UPF
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPF tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian bangunan,
prasarana dan peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional bangunan, prasarana dan peralatan
yang menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan :
1) Pola Dasar Pemeliharaan
a) Pemeliharaan pencegahan (preventif)ialah pemeliharaan yang dilakukan pada
selang waktu tertentu, dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan
atau bagian-bagiannya tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.
Contoh :
(1) Pemeliharaan harian
(2) Pemeliharaan mingguan
(3) Pemeliharaan bulanan
(4) Pemeliharaan tahunan
b) Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki
suatu bagian atau seluruhnya, termasuk penyetelan, pengantian bagian yang
telah rusak untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima.
Contoh :
(1) Perbaikan ringan
(2) Perbaikan besar (overhaulth)
2) Pelaksanaan pemeliharaan :
a) Pemeliharaan dilaksanakan oleh UPF, sepanjang memiliki fasilitas kerja, tenaga
yang mampu, dan peralatan kerja tersedia dengan cukup serta sesuai dengan
norma keselamatan kerja yang berlaku.
b) Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh pihak ke III yaitu dengan cara :
(1) Perbaikan insidensial terhadap peralatan tanpa terikat waktu.
(2) Kontak Service :
Yaitu peralatan dipelihara atau diperbaiki dalam jangka waktu yang ditentukan
misalnya jangka waktu 3 (tiga)bulan, 6 (enam) bulan atau 1 (satu) tahun. Jenis
kegiatan disesuaikan dengan ketentuan pabrik.
c) Melakukan pekerjaan teknis dalam tindakan medis, yaitu :
1) Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
2) Melakukan pelayanan teknis dalam tim medis.
3) Mengambil tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis dan
penunjangnya.
d) Melakukan telaahan terhadap bangunan, prasarana dan peralatan, yaitu:
1) Dalam rangka pengadaan.
2) Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
3) Dalam rangka pengukuran dan kalibrasi.
4) Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e) Menyusun laporan teknis mengenai bangunan, prasarana dan peralatan, yaitu :
1) Menyusun laporan data keadaan atau inventarisasi
2) Menyusun laporan kegiatan.
f) Melakukan pengelolaan teknis, yaitu :
1) Melaksanakan pengelolaan teknis pengamanan lingkungan
2) Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja
3) Bertugas dalam tim pengadaan, pembanding harga, penerima barang
maupun pengujian teknis.
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana maupun peralatan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknis sehingga
program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancer. Dalam waktu tertentu
mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan sistem peralatan
yang lama/akan dating.

BAB IV
MEKANISME KERJA
Proses penyediaan/perencanaan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan di fasyankes diperlukan pola yang sistematis.
A. Mekanisme Kerja Inventarisasi

Ka. UPF Fasyankes

Jadwal

Administrasi Koordinator

ASPAK

Alur kerja
1. Surat pemberitahuan dari Kepala UPF ditujukan kepada Fasyankes untuk meminta
waktu melakukan kegiatan Inventarisasi.
2. Kepala UPF membuat jadwal lalu menyerahkan ke petugas administrasi.
3. Secara administrasi diproses oleh petugas administrasi untuk diteruskan ke koordinator.
4. Pelaksanaan inventarisasi dilaksanakan di Fasyankes setempat sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati.
5. Setelah itu data inventaris diserahkan ke administrasi untuk diarsip dan dimasukkan
kedalam ASPAK.
B. Mekanisme Kerja Perencanaan

Koordinator Data Inventaris

Usulan
Perencanaan

Ka. UPF Administrasi Perencanaan


Tidak
Iya

Alur kerja
1. Koordinator menggunakan data inventaris sebagai salah satu dasar dalam membuat
perencanaan kebutuhan pekerjaan.
2. Usulan perencanaan diserahkan ke kepala UPF untuk disetujui atau tidak.
3. Bila disetujui maka usulan perencanaan tersebut diserahkan
Ka. UPF Fasyankes ke administrasi untuk
dijadikan program kerja kedepan(perencanaan) serta dibuatkan jadwal kerja, bila tidak
usulan tersebut dikembalikan ke koordinator untuk dilakukan revisi kembali.
Administrasi

Koordinator

Teknisi

Periksa Kelengkapan
Barang
C. Mekanisme Kerja Uji Fungsi/Commissioning
Tidak
Pihak Ke III Uji BAST Barang
Fungsi Baik
Iya
Tidak
Baik
Uji
Coba
Alur kerja
1. Surat permintaan penerimaan barang dari Fasyankes ditujukan kepada Kepala UPF.
2. Kepala UPF membuat surat disposisi ke petugas administrasi untuk dicatat dalam arsip.
3. Petugas administrasi menyerahkan kepada koordinator jadwal penerimaan barang.
4. Koordinator bersama fasyankes memeriksa kelengkapan barang, uji fungsi serta uji
coba(bila diperlukan).
5. Setelah semua dalam kondisi baik, bersama fasyankes menandatangani berita acara
serah terima barang, jika tidak sesuai/baik lakukan koreksi/dikembalikan barang
tersebut.
D. Mekanisme Kerja Perbaikan dan Pemeliharaan

Ka. UPF Fasyankes

Jadwal

Administrasi

Koordinator
Arsip

Perbengkelan Laporan

Iya Gudang
Suku Cadang
UPF

Tidak

Proses I Proses II

Iya
Selesai

Tidak
Proses SPK

Proses III/
Pihak III

Alur kerja
1. Surat permintaan dari Fasyankes ditujukan kepada Kepala UPF
2. Kepala UPF membuat jadwal lalu menyerahkan ke petugas administrasi dan memberikan
konfirmasi ke Fasyankes terkait.
3. Secara administrasi diproses oleh petugas administrasi untuk diteruskan ke koordinator.
4. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan di bengkel/Fasyankes setempat dengan prosedur
sebagai berikut :
a) Proses I : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di bengkel/Fasyankes
tanpa membutuhkan suku cadang. Peralatan yang telah selesai
diperbaiki, dikembalikan ke Fasyankes yang bersangkutan serta dicatat
dalam administrasi.
b) Proses II : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di
bengkel/Fasyankes namun membutuhkan suku cadang. Suku cadang
dimintakan ke gudang UPF.
c) Peralatan yang telah selesai diperbaiki, dikembalikan ke Fasyankes yang
bersangkutan.
5. Proses III
Kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh UPF disebabkan karena keterbatasan
keterampilan, alat kerja, suku cadang khusus, maka Kepala UPF membuat perencanaan
untuk perbaikan dan diserahkan ke petugas administrasi untuk diproses lebih lanjut untuk
dilakukan oleh pihak ke III.

E. Mekanisme Kerja Monitoring dan Evaluasi


Ka. UPF

Jadwal

Administrasi Fasyankes

Koordinator Monev Laporan

Alur kerja
1. Kepala UPF membuat jadwal Monitoring dan Evaluasi (MONEV) ke Fasyankes.
2. Administrasi mengkonfirmasi ke fasyankes yang akan dilakukan MONEV dahulu untuk
menanyakan kesediaan fasyankes dilakukan MONEV.
3. Administrasi lalu menginfokan ke koordinator untuk pelaksanaan MONEV selanjutnya.
4. Hasil Monev kemudian dibuatkan laporannya kemudian diserahkan ke kepala UPF dan
serta dibuat tembusannya ke fasyankes terkait untuk ditindaklanjuti.
5. Kepala UPF lalu menyerahkan laporan tersebut ke administrasi untuk diarsip

F. Mekanisme Kerja Penghapusan

Ka. UPF Fasyankes

Administrasi

Koordinator

Periksa kondisi Barang

Tidak
Pemegang Rekomendasi
Merk Perbaik hapus Barang
an
Iya

Alur kerja
1. Kepala Fasyankes mengirim surat pemberitahuan ke kepala UPF untuk pemeriksaan
barang yang akan dihapuskan.
2. Lalu kepala UPF meminta Administrasi untuk menjadwalkan dalam rencana kerja, lalu
memberitahukan koordinator untuk pelaksanaannya.
3. Koordinator melakukan pemeriksaan barang bersama dengan fasyankes.
4. Lakukan perbaikan bila memang masih bisa dilakukan, serta masih cukup layak untuk
dipergunakan baik dari segi kemampuan maupun efisiesi anggaran pemeliharaannya,
kemudian barang diserahkan kembali ke fasyankes untuk dipergunakan.
5. Bila memang kondisinya sudah tidak dapat diperbaiki ataupun sudah tidak efisiensi lagi
bila dipergunakan, teknisi kemudian membuat surat rekomendasi untuk
penghapusannya kepada fasyankes.
6. Ataupun teknisi/fasyankes melampirkan surat pernyataan sudah tidak dapat
diperbaiki/discontinue dari pemegang merk sebagai rekomendasi penghapusan barang
tersebut.
7. Surat rekomendasi dibuat 2 rangkap untuk diserahkan kepada fasyankes dan
administrasi agar pengarsipan.

G. Mekanisme Kerja Pelaporan

Koordinator Fasyankes

Laporan

Ka. UPF Administrasi Arsip

Dinkes

Alur kerja
1. Koordinator menyerahkan laporan hasil kerja dari Fasyankes ke Kepala UPF.
2. Kemudian setelah itu kepala UPF memeriksa laporan tersebut, lalu bila sudah baik
laporan tersebut diberikan kepada Dinas kesehatan terkait sebagai laporan kerja UPF.

3. Kepala UPF juga menyerahkan copy laporan tersebut ke administrasi untuk diarsip

B. SISTEM

Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan bangunan,


prasarana dan peralatan kesehatan memerlukan suatu sistem yang melibatkan bagian
yang saling berhubungan satu sama lain yaitu :

1. Sistem Pengadaan
a. Merancang rencana kebutuhan bangunan, prasarana dan peralatan yang di-
gunakan dalam program pelayanan kesehatan serta kebutuhan suku cadang yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan perbaikan.
b. Mengadakan prasarana dan peralatan perbengkelan yang memadai untuk di-
gunakan oleh teknisi dalam pemeliharaan dan perbaikan.

2. Sistem Pemeliharaan
a. Upaya pemeliharaan yang bersifat pencegahan, dilakukan oleh operator.
b. Pemeliharaan secara rutin atau berkala dilakukan oleh teknisi .
c. Melaksanakan perbaikan-perbaikan, dilakukan oleh teknisi yang dianggap cakap
dan mampu.
d. Melaksanakan perbaikan di bengkel rujukan atau pihak ketiga yang sesuai
persyaratan yang berlaku.

3. Sistem Pembinaan
a. Melakukan kebersihan terhadap bangunan, prasarana dan peralatan yang dilakukan
secara rutin setiap hari dan berkesinambungan.
b. Meningkatkan sistem pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan
peralatan melalui pendidikan, penataran dan latihan untuk mengembangkan diri
dalam rangka pelaksanaan program pelayanan kesehatan.
c. Berpartisipasi dalam tim penyuluhan, pembinaan terhadap pasien, pengunjung
dan petugas/karyawan secara langsung maupun melalui stiker atau pamflet.

BAB V
FASILITAS KERJA UPF
A. TEMPAT KERJA

1. Ruang Kepala UPF dan ruang pertemuan/rapat


2. Ruang Administrasi, terdiri dari :
a. Tenaga Administrasi
b. Arsip Administrasi Teknik & Umurn.
c. Arsip Administrasi Logistik/Perlengkapan
3. Ruang Bangunan
a. Koodinator Bangunan
4. Ruang Prasarana
a. Koordinator Prasarana

5. Ruang Peralatan Elektromedik dan Laboratorium


a. Koordinator Peralatan
6. Ruang Bengkel
a. Sipil, peralatan prasarana lingkungan dan plumbing
b. Listrik, mekanik dan AC
c. Peralatan kesehatan dan laboratorium

B. FASILITAS PERALATAN KERJA

1. Peralatan Administrasi :
a. Mesin tik
b. Filling kabinet, lemari arsip, rak data teknik
c. Kalkulator, data processor
d. Meja kursi kerja
e. Meja kursi tamu
f. Meja gambar
g. Over head projector
h. Sound system
2. Peralatan kerja teknik :
a. Peralatan kerjasipil
b. Peralatan kerja mekanik dan plumbing
c.Peralatan kerja listrik dan AC
d. Peralatan kerja mekanik halos & optik
e. Peralatan kerja radiasi
f. Peralatan kerja non medik
g. Peralatan kerja pengukuran
h. Peralatan kerja elektromedik dan laboratorium
i. Peralatan prasarana lingkungan.
Daftar Peralatan kerja UPF terlampir.

C. GUDANG
Gudang UPF tempat penyimpanan suku cadang prasarana dan peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan.

BAB VI
RUJUKAN
A. BATASAN DAN PENGERTIAN

1. Rujukan Pemeliharaan dan Perbaikan Alat-Alat Kesehatan adalah kegiatan pemeliharaan


dan perbaikan alat-alat kesehatan yang dilaksanakan oleh IPSRS dari rumah sakit yang
memiliki tenaga, peralatan dan kemampuan yang lebih tinggi kepada
UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain yang lebih rendah.

2. Anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan rujukan dapat dialokasikan dalam :


a. Anggaran Dinkes, bila kegiatan direncanakan oleh Dinkes.
b. Anggaran UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain bila rujukan diminta oleh
UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain yang bersangkutan.
3. Komponen biaya meliputi :
a. Biaya perjalanan petugas/teknisi pelaksana rujukan yang terdiri dari :
- transport
- lumpsum
(Jumlah petugas dan hari kerja disesuaikan dengan beban kerja)
b. Biaya suku cadang.

4. Beberapa istilah yang dipergunakan dalam Rujukan Pemeliharaan Sarana, Prasarana


dan Alat Kesehatan :
a. Rumah Sakit Induk Rujukan :
adalah rumah sakit/IPSRS yang memiliki tenaga, peralatan dan kemampuan tertinggi
di propinsi yang bersangkutan dan mampu melaksanakan rujukan ke
UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain.
b. Rumah Sakit Pelaksana Rujukan :
adalah rumah sakit/IPSRS yang memiliki tenaga, peralatan dan kemampuan untuk
melaksanakan rujukan pada UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain berdasarkan
penugasan yang diberikan oleh Rumah Sakit Induk Rujukan.
c. Peminta Rujukan :
adalah UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain yang meminta rujukan atas biaya
rumah sakit sendiri.
d. Penerima Rujukan :
adalah UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain yang menerima rujukan atas biaya dari
Dinkes/Kementerian Kesehatan.

B. ALUR KEGIATAN RUJUKAN :


1. Rumah Sakit Rujukan sebagai Induk dan Pelaksana Rujukan
Keterangan :
1. Permintaan rujukan dari UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain kepada Rumah
Sakit dengan tembusan
a. Rumah Sakit Induk Rujukan .
(Apabila anggaran disediakan oleh Dinkes garis no. I pada alur ini tidak ada)
1. Penunjukan pelaksanaan rujukan oleh Dinkes kepada Rumah Sakit Induk Rujukan
dengan tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. Rumah sakit peminta rujukan.
3. Pelaksanaan rujukan
4. Laporan pelaksanaan rujukan dari Rumah Sakit Induk/Pelaksana Rujukan ke Dinkes dengan
tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. Unit peminta/penerima rujukan.
5. Laporan hasil rujukan dari Dinkes kepada Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.

2. Rumah Sakit sebagal Pelaksana Rujukan


Keterangan :
1. Permintaan rujukan dari rumah sakit/Instansi Kesehatan lain kepada Dinkes dengan
tembusan :
a. Rumah Sakit Induk Rujukan
(Apabila anggaran disediakan oleh Dinkes, garis no. 1 pada alur ini tidak ada)
2. Penunjukan pelaksanaan rujukan dari Dinkes kepada Rumah Sakit Induk Rujukan dengan
tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. Rumah sakit peminta/penerima rujukan.
3. Penunjukan pelaksanaan rujukan oleh Rumah Sakit Induk Rujukan kepada RSU sebagai
pelaksana rujukan, dengan tembusan.
a. Dinkes.
b. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
c. UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain peminta/penerimarujukan.

4. Pelaksanaan rujukan
5. Laporan pelaksanaan rujukan dari rumah sakit pelaksana rujukan kepada Dinkes dengan
tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. RS Induk Rujukan
c. Rumah sakit peminta/penerima rujukan.
6. Laporan hasil rujukan dari Dinkes kepada Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.

3. UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain sebagai Peminta/Penerima Rujukan


Keterangan :
1. Permintaan rujukan dari UPF/RS/PKM/Fasyankes kesehatan lain sebagai peminta rujukan
kepada Dinkes dengan tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. RS Induk Rujukan
BAB VII
PENUTUP

Buku pedoman Penyelenggaraan Unit Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan ini


disusun sebagai petunjuk pelaksanaan pemeliharaan sarana,prasarana dan alat kesehatan
di Fasyankes.
Penyusunan buku pedoman ini diusahakan dengan sebaik-baiknya, walaupun
demikian tentu terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam buku ini yang perlu diperbaiki.
Oleh karena itu segala petunjuk dari pembaca untuk memperbaiki buku pedoman ini akan
menjadi bahan pertimbangan.
1. Rumah Sakit Induk Rujukan.
(Apabila anggaran disediakan oleh Dinkes garis no. 1 pada alur ini tidak ada)
2. Penunjukan pelaksanaan rujukan kepada Rumah Sakit Induk Rujukan dengan tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. Rumah sakit penerima/peminta rujukan.
3. Pelaksanaan rujukan

4. Laporan pelaksanaan rujukan dari Rumah Sakit Induk/Pelaksana rujukan ke Dinkes dengan
tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. Rumah sakit penerima/peminta rujukan.
5. Laporan hasil rujukan dari Dinkes kepada Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
Lampiran
Daftar peralatan kerja UPF

I. Peralatan kerja sipil


1. Gergaji potong/kayu
2. Gergaji besi
3. Gergaji triplek
4. Serut biasa
5. Serut sekoneng
6. Bor tangan
7. Mata bor
8. Pahat
9. Kampak
10. Obeng (+)
11. Obeng (-)
12. Kakak tua
13. Martil
14. Martil kepala kambing
15. Siku-siku
16. Roll meter 2 m
17. Roll meter 5 m
18. Meter lipat
19. Kikir kayu
20. Kikir besi
21. Kape
22. Solder talang
23. Gunting seng
24. Batu asah (halus, kasar)
25. Meja kerja
1. Bangku serut
2. Ragum
3. Amplas electric
4. Pemotong kaca
5. Gurinda kaca
6. Pemegang kaca
7. Cangkul
8. Sekop
9. Linggis
10. Blencong
11. Sendok semen
12. Water pas
13. Lot
14. Slang plastik (water pas)
15. Pahat beton
16. Penghalus plesteran (rooskram)
17. Saringan pasir (1m2)
18. Ember
19. Drum air
20. Tangga aluminium

II. Peralatan kerja mekanik dan plumbing


1. Kompressor
2. Bor listrik standard (duduk)
3. Bor listrik (tangan)
4. Mata bor
5. Mesin gurinda duduk
6. Mesin gurinda tangan (10 inch)
7. Ragum
8. Klem besi
9. Paron (anvil)
10. Tang kombinasi besar
11. Obeng (+)
12. Obeng (-)
13. Palu konde
14. Sigmat
15. Siku-siku
16. Penggaris stainless steel 60 cm
17. Roll meter 2 m
18. Roll meter 5 m
19. Kikir plat
1. Kikir bulat
2. Kikir segitiga
22. Kikir setengah bulat
23. Gergaji besi
24. Oil gun
25. Kunci Inggris besar
26. Kunci Inggris kecil
27. Kunci pas (mm)
28. Kunci pas (inch)
29. Kunci sok
30. Kunci ring
31. Kunci L
32. Traker
33. Snei blok (2 inch)
34. Catok Snei
35. Kunci pips 0.5 inch s/d 2 inch
36. Goofing plat
37. Drip
38. Marking drip (huruo
39. Marking drip (angka)
40. Obeng ketok
41. Spray gun
42. Trolly barang
43. Spot welding
44. Pistol keling
45. Gurinda listrik portable

III. Peralatan kerja listrik & AC


1. AVO meter
2. Megger
3. Electric engineer tool set
4. Bor listrik tangan
5. Kunci pas
6. Kunci inggris besar
7. Kunci inggris kecil
8. Kunci L
9. Kunci shock
10. Kunci ring
11. Tang ampere
12. Tang kombinasi
13. Tang potong
14. Tang pengupas kabel
15. Tang lancip
16. Tang lancip bengkok
17. Press sepatu kabel (s/d 50 mm)
- 4 s/d 16 mm
- 16 s/d 50 mm
18. Solder listrik 60 watt
19. Pisan kupas kabel
20. Obeng
21. Obeng
22. Obeng L
23. Kikir halus,
24. Test Pen
25. Roll meter 2 m
26. Roll meter 5 m
27. Sigmas
28. Meja kerja
29. Winding machine (manual)
30. High voltage tester
31. Isolation tester
32. Isolation stick
33. High voltage hand glove
34. Lampu senter
35. Tangga aluminium (berdiri)
36. Tangga Bandar 4 m
37. Sabuk pengaman
38. Press sepatu kabel (hydrolic)
39. Pistol paku beton
40. Baterry charger
41. Extension cable with ground (10 m)
42. Phase tester

IV. Peralatan kerja mekanik halus dan optik


1. Sigmat
2. Obeng jam
3. Kikir halus
4. Kunci L (inch)
5. Kunci L (mm)
6. Kunci ring (inch)
7. Kunci ring (mm)
8. Kunci inggris
9. Kunci shock (inch)
10. Kunci shock (mm)
11. Kaca pembesar
12. Lampe sorot
13. Tang kombinasi
14. Tang lancip lures
15. Tang lancip bengkok
16. Pinset lurus
17. Pinset bengkok
18. Ragum kecil
19. Meja kerja
20. Vacuum suction
21. Obeng (+)
22. Obeng (-)
23. Oven

V. Peralatan kerja elektro medik dan laboratorium


1. Oscilloscope, dual channel
2. Signal genrator
3. DC Power Supply
4. Voltage regulator
5. AVO meter
6. Ground tester
7. Solder 15 Watt
8. Solder 20 Watt
9. Solder 30 Watt Soldering suction
10. Pinset
11. Obeng
12. Obeng
13. Obeng trimmer
14. Obeng jam
15. Obeng L
16. Tang kupas kabel
17. Tang potong
18. Tang lancip lurus
19. Tang lancip bengkok
20. Tang kombinasi
21. Ring holder
22. Kunci pas (mm)
23. Kunci pas (inch)
24. Kunci L (mm)
25. Kunci L (inch)
26. Kunci Inggris besar
27. Kunci Inggris kecil
28. Kikir halus
29. Vacuum Cleaner
30. Ragum kecil
31. Bangku kerja
32. ECG Simulator
33. Frequensi generator
34. Rak komponen
35. Patera generator
36. Oven
37. Martil karet (besar, kecil)
38. Martil plastik (besar, kecil)
39. Electronic hand tool
40. Iron soldering (20 W, 30 W, 40 W)
41. Extention cable with ground (10 m)
42. Rack of drawer for electronic component

VII. Peralatan kerja non medik


1. Compressor air
1. Vacuum suction
2. Manometer
2. Kunci pas (inch)
3. Kunci pas (mm)
4. Kunci ring (inch)
5. Kunci ring (mm)
6. Kunci shock (inch)
7. Kunci shock (mm)
3. Kunci Inggris
8. Kunci pips (besar + kecil)
9. AVO meter
10. Tang Ampere
11. Isolation tester
12. Tang kombinasi
13. Tang potong
14. Tang grip
15. Obeng ketok
16. Obeng (+)
17. Obeng (-)
18. Transport trolley
19. Tangga aluminium
20. Gergaji besi
21. Martil besi
22. Pahat beton
23. Water pas
4. Oil gun
5. Pompa air
6. Bor tangan (elektrik)
7. Water sprayer gun
8. Air drill
9. Air grinder
10. Air wrenches
11. Pompa air

VIII. Peralatan Pengukuran


1. Ventilator tester
2. Electrical safety analyzer
3. ECG Simulator
4. mAs meter
5. KVP meter
6. Universal Pressure meter
7. Sound level meter
8. Lux meter
9. Phase indicator
10. Isolation tester
11. Ground tester
12. Temperature tester
13. Time counter
14. AVO meter
15. Survey meter

IX. Peralatan Prasarana lingkungan


1. Parang
2. Golok
3. taunting rumput
4. Mesin gergaji
5. Mesin potong rumput
6. Cangkul
7. Skop
8. Skop garpu
9. Tangga alumunium
10. Gerobag sampah
11. Slang (50 m) + water spray gun
12. Incenerator
13. Sendok semen
14. Water field test kit
15. Sepatu boat
16. Sarung tangan kulit
17. Helm

Anda mungkin juga menyukai