KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa
karena berkat Rakhmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
“PEDOMAN PENYELENGGARAAN UNIT PEMELIHARAAN FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN “, sesuai jadwal kerja yang telah ditentukan dengan lancar dan tanpa hambatan
yang berarti telah berhasil menyelesaikan buku pedoman ini.
Isi buku pedoman ini lebih ditekankan pada pola dan mekanisme kerja secara
organisasi. Adapun pelaksanaan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan dinas
kesehatan setempat, sehingga pelaksanaan tugas akan berjalan lancar dan seefisien
mungkin.
Diharapkan dengan terbitnya buku Pedoman Penyelenggaraan Unit Pemeliharaan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, para dinas kesehatan dapat memanfaatkannya dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan pembinaan pemeliharaan
bangunan, prasarana dan peralatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan khususnya
Puskesmas, RS Pratama ataupun kelas D serta Klinik sehingga akan tercipta suatu
mekanisme pemeliharaan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, dan
dapat menjamin keaadan siap pakai.
Kepada para penyusun buku pedoman ini yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya juga kepada instansi terkait, sehingga tersusunnya buku ini kami
ucapkan terima kasih.
Diharapkan buku ini dapat menjadi pegangan dan petunjuk dalam rangka
penyelenggaraan unit pemeliharaan fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah banyak kita
investasikan. Investasi yang besar akan memberi manfaat yang luas apabila investasi tadi
dipelihara dengan baik.
Semua pihak, baik sebagai pembina, pengawas maupun pelaksana pada Unit
Pemelihara Fasilitas Pelayanan Kesehatan sudah sewajarnya dalam penyelenggaraan unit
ini senantiasa berpedoman pada buku ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada penyusun dan instansi terkait yang
telah membantu penyelesaian buku ini.
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................…..
KATA SAMBUTAN ......................................................................…..
DAFTAR ISI .................................................................................….
B A B I PENDAHULUAN ....................................................................
Latar Belakang
Tujuan dan Sasaran
Ruang Lingkup
Pengertian
BAB II ORGANISASI DAN TATA LAKSANA ....................................
A. Bagan Organisasi .........................................................................
B. Peran dan Wewenang .................................................................
C. Uraian Tugas ................................................................................
Latar Belakang
Dalam hal ini beberapa aspek yang bisa menyebabkan suatu pelayanan
kesehatan terganggu bukan hanya dari segi ekonomi tingginya biaya penyelenggaraan
pelayanan tetapi juga terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang dihasilkan.
Beberapa kali kita temukan terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan yang diakibatkan
salahsatunya dari kurang terpeliharanya fasilitas yang ada. Dan selain itu keefektifan
sumber daya bila setiap fasilitas pelayanan kesehatan khususnya primer untuk
memiliki unit pemelihara sendiri juga menjadi dasar pemikiran untuk membuat suatu
sistem untuk unit pemelihara dibawah dinas kesehatan untuk melakukan pengelolaan
fasilitas pelayanan kesehatan khususnya primer ataupun yang belum memiliki tenaga
pemelihara fasilitas sendiri.
Untuk tugasnya secara fungsional mendapat pembinaan dari unit terkait di Dinas
Kesehatan serta dari Direktorat terkait di Kementerian Kesehatan RI.
Tujuan Umum
Untuk mencapai kondisi pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan secara
optimal dengan terpeliharanya fasilitas bangunan, prasarana dan alat kesehatan yang
ada.
Tujuan Khusus
a. Terciptanya kegiatan unit pemeliharaan bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Terciptanya pembinaan teknis bagi unit pemelihara melalui bimbingan bengkel
rujukan maupun dari pihak ketiga.
RUANG LINGKUP
Dalam pembahasan pedoman ini yang dimaksud dengan fasilitas pelayanan
kesehatan terbatas pada fasilitas pelayanan kesehatan primer ataupun kelas D/Pratama
yang belum memiliki tenaga pemelihara fasilitas sendiri. Dan pedoman
penyelenggaraan ini pemanfaatannya untuk dinas kesehatan propinsi/kabupaten/kota
selaku pembina ataupun pembimbing dari fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
PENGERTIAN
a. Unit adalah bagian terkecil dari sesuatu organisasi kerja yang dapat berdiri sendiri
b. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
c. Alat Kesehatan adalah bahan, instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia
dan atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
d. Prasarana adalah utilitas yang terdiri atas alat, jaringan dan sistem yang membuat suatu
bangunan bisa berfungsi.
e. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan, ataupun di
bawah tanah/perairan, tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian
maupun tempat tinggal, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus
f. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
g. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.
h. Kelas D Pratama adalah umum yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3
(tiga) untuk peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya
pelayanan kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
gawat darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.
i. Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah dalam bidang kesehatan dan
dipimpin langsung oleh seorang Kepala Dinas (Kadin). Kadin berkedudukan di bawah
bupati serta bertanggung jawab langsung pada Bupati melalui Sekretaris Daerah (Sekda).
j. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk melakukan pengelolaan bangunan, prasarana
dan alat kesehatan secara promosi, inspeksi, preventif, dan korektif agar tetap berfungsi.
k. Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut Bangunan, Prasarana maupun Alat
(baik alat kesehatan maupun alat non kesehatan) yang dibutuhkan oleh fasyankes dalam
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi pasien
l. Ruang adalah gabungan/kumpulan dari ruangan-ruangan sesuai fungsi dalam pelayanan
yang saling berhubungan dan terkait satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan
pelayanan kesehatan dari suatu ruang.
m. Ruangan adalah bagian dari ruang merupakan tempat yang dibatasi oleh bidang-bidang
fisik maupun non fisik yang memiliki fungsi spesifik.
n. ASPAK adalah Aplikasi Bangunan, Prasarana dan Alat Kesehatan untuk inventarisasi
data bangunan, prasarana dan alat kesehatan yang ada di dan Puskesmas.
o. Pengoperasian adalah langkah-langkah yang dilakukan agar alat dapat difungsikan
dengan benar sesuai dengan prosedur, dengan pengoperasian alat medis yang benar,
maka diharapkan dapat memperpanjang umur peralatan dan mengurangi tingkat
kerusakan
p. Pemantauan adalah kegiatan untuk memastikan bahwa peralatan kesehatan yang ada
dalam kondisi laik dan siap pakai
q. Pemeliharaan Preventif adalah Pemeliharan yang dilakukan secara rutin dan terjadwal
(Pencegahan sebelum rusak)
r. Pemeliharaan korektif adalah Pebaikan alat kesehatan setelah di ketahui kerusakannya.
s. Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat
ukur dan/atau bahan ukur
t. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan terkait jenis, spesifikasi
dan jumlah peralatan kesehatan sesuai dengan kemampuan pelayanan, beban
pelayanan, perkembangan teknologi kesehatan, sumber daya manusia yang
mengoperasikan dan memelihara bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan.
Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk penyediaan anggaran,
pelaksanaan pengadaan peralatan kesehatan secara efektif, efisien dan prosesnya dapat
dipertanggungjawabkan.
u. Penerimaan peralatan kesehatan/komisioning adalah proses penerimaan secara fisik dan
administratif, uji coba dan uji fungsi untuk memastikan bahwa peralatan kesehatan itu
sesuai dengan spesifikasi dan kontrak, berfungsi dengan baik sebelum digunakan dalam
rangka menjamin tersedianya peralatan kesehatan yang bermutu, aman dan laik pakai.
BAB II
ORGANISASI DAN TATA LAKSANA
UNIT PEMELIHARA FASILITAS (UPF)
A. BAGAN ORGANISASI
Ka. UPF
ADM
- Urusan Adm Teknik
dan Umum
- Urusan Logistik &
Perlengkapan
ANGGOTA/TEKNISI ANGGOTA/TEKNISI
2. Kepala UPF :
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir UPF dan bertanggung jawab kepada kepala
dinas kesehatan.
3. Administrasi:
Adalah orang yang bertugas melakukan administrasi teknik, umum, urusan logistik dan
perlengkapan, bertanggung jawab kepada Kepala UPF.
4. Koordinator Bangunan:
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir kegiatan bangunan yaitu urusan gedung rawat
inap, gedung rawat jalan dan gedung penunjang, bertanggung jawab kepada Kepala
UPF.
5. Koordinator Prasarana:
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir kegiatan prasarana yaitu urusan listrik, air bersih
dan limbah, gas, uap, AC dan komunikasi, bertanggung jawab kepada Kepala UPF.
6. Koordinator Peralatan :
Adalah Pimpinan yang mengkoordinir kegiatan peralatan kesehatan dan laboratorium
serta bertanggung jawab kepada Kepala UPF.
7. Perbengkelan:
Adalah tempat melakukan kegiatan pemeliharaan/perbaikan peralatan kesehatan.
Jenis peralatan kerja perbengkelan UPF terlampir.
8. Teknisi
Adalah petugas yang bekerja dalam melaksanakan kegiatan teknis bangunan,
prasarana, peralatan kesehatan dan bertanggung jawab kepada Koordinator atau
Kepala UPF yang terkait.
9. Pembagian Bengkel
a. Bengkel sipil, peralatan prasarana lingkungan dan plumbing
b. Bengkel listrik, mekanik dan AC
c. Bengkel peralatan kesehatan dan laboratorium
C. URAIAN TUGAS
1. Kepala Unit Pemelihara Fasilitas(UPF)
a. Kedudukan :
1) Kepala UPF adalah seorang yang melaksanakan tugasnya dibawah
koordinasi Kepala Seksi Terkait di Dinas Kesehatan bertugas melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan.
2) Di dalam melaksanakan tugasnya Kepala UPF bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan.
3) Kepala UPF dalam melaksanakan tugasnya dibantu dan didampingi oleh :
a) Koordinator Administrasi, dibantu oleh :
(1) Anggota
b) Koordinator Bangunan, dibantu oleh :
(1) Anggota
c) Koordinator Prasarana, dibantu oleh :
(1) Anggota
d) Koordinator Peralatan Kesehatan, dibantu oleh :
(1) Anggota
b. Tugas Pokok
Sebagai Kepala UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan serta memberikan
masukan kepada Kepala Seksi Terkait serta Kepala Dinas Kesehatan tentang
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.
Fungsi :
1) Mempersiapkan dan melaksanakan tugas penyediaan, pemeliharaan dan
perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan.
2) Mempersiapkan dan melaksanakan tugas administrasi UPF.
c.Uraian tugas
1) Merencanakan kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan,
prasarana dan peralatan kesehatan.
2) Melaksanakan kegiatan teknis dalam pemeliharaan dan perbaikan bangunan,
prasarana dan peralatan kesehatan.
3) Melaksanakan kegiatan pengawasan dalam pelaksanaan pengadaan,
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan yang dilaksanakan oleh pihak ke III.
4) Menyiapkan dan melaksanakan penelaahan teknis dalam kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan peralatan kesehatan
5) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan.
6) Menyiapkan dan melaksanakan penyediaan prasarana kebutuhan kesehatan.
7) Melaksanakan pengawasan dan pengoperasian peralatan kesehatan.
8) Menyiapkan dan melaksanakan system pelaporan bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan.
2. Administrasi
a. Kedudukan :
1) Administrasi adalah seorang pelaksana yang membantu Kepala UPF, bertugas
menyelenggarakan pelayanan administrasi untuk menunjang kelancaran tugas
UPF.
2) Administrasi bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPF.
3) Administrasi di dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh anggota lainnya
b. Tugas Pokok :
Sebagai salah seorang pelaksana di bidang administrasi dalam membantu Kepala
UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan administrasi umum, teknik,
inventarisasi, laporan dan pelatihan demi kelancaran tugas UPF.
c. Uraian Tugas :
1) Menyiapakan dan memberikan data kepada Kepala UPF
2) Menyiapkan data pelaporan kegiatan UPF
3) Menyiapkan dan memberikan data keuangan serta kepegawaian di lingkungan
UPF demi kelancaran tugas UPF
4) Menyiapkan dan memberikan data Surat Perintah Kerja kepada Kepala UPF
demi kelancaran tugas UPF
5) Menyimpan data inventarisasi bangunan, prasarana dan peralatan yang berada
di fasyankes .
6) Menyimpan gambar dan situasi gedung, instalasi prasarana dan buku manual
peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas UPF
7) Menyimpan data dan daftar keagenan peralatan kesehatan.
3. Koordinator Bangunan
a. Kedudukan :
1) Koordinator Bangunan adalah seorang pelaksana yang membantu Kepala UPF
bertugas menyelenggarakan penyediaan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi bangunan.
2) Koordinator Bangunan UPF bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPF.
3) Koordinator Bangunan UPF dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
anggota
b. Tugas Pokok :
Sebagai seorang pelaksana dibidang bangunan dalam membantu Kepala UPF,
bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan melaksanakan
penyediaan, pemeliharaan, perbaikan, rehabilitasi dan laporan bangunan di .
c.Uraian Tugas :
1) Menyiapkan pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi bangunan.
2) Menelaah teknis pembangunan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
bangunan.
3) Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi bangunan.
4) Menyiapkan kebutuhan data bangunan.
5) Menyiapkan dan menyusun laporan bangunan.
6) Menerapkan program keselamatan kerja bangunan.
7) Menerapkan program pemeliharaan berkala bangunan.
8) Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas teknisi bangunan.
4. Koordinator Prasarana
a. Kedudukan :
1) Koordinator Prasarana adalah seorang pelaksana yang membantu Kepala UPF,
dalam menyelenggarakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi prasarana di fasyankes .
2) Koordinator Prasarana UPF bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPF.
3) Koordinator Prasarana UPF dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
a) Urusan Listrik, dan AC
b) Urusan Air Bersih dan Air Limbah
c) Urusan Gas Medis dan Gas Non Medis
d) Urusan Komunikasi
b. Tugas Pokok :
Sebagai salah satu seorang pelaksana dibidang prasarana dalam membantu
Kepala UPF bertugas menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan dan
melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi,
inventarisasi, laporan dan program keselamatan kerja prasarana di fasyankes .
c. Uraian Tugas :
1) Menyiapkan rencana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
prasarana.
2) Menyiapkan pelaksanaan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan
rehabilitasi prasarana.
3) Melaksanakan pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
prasarana.
4) Menelaah teknis kondisi prasarana.
5) Menelaah teknis hasil pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan rehabilitasi
prasarana.
6. Menyiapkan dan mengolah data inventarisasi prasarana.
7. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan prasarana.
8. Menyiapkan dan menyusun data pelaporan hasil pemasangan, pemeliharaan,
perbaikan dan rehabilitasi prasarana.
9. Menerapkan program keselamatan kerja prasarana.
10. Menerapkan program pemeliharaan berkala prasarana.
11. Menyusun program latihan kerja untuk peningkatan kualitas teknisi prasarana.
D. KETENAGAAN
Pelaksanaan kegiatan UPF dalam menunjang pelayanan kesehatan di diperlukan
tenaga teknis yang sesuai dengan bidang tugasnya yaitu :
1. Bangunan.
Pendukung tenaga kerja di Instalasi Bangunan adalah tenaga kerja dengan latar
belakang teknik sipil/penilik kesehatan dari tingkat SLTA atau setara sampai
dengan sarjana.
2. Prasarana.
Pendukung tenaga kerja di Instalasi Prasarana adalah tenaga kerja dengan latar
belakang teknik sipil, listrik maupun mesin dari tingkat SLTA atau setara sampai
dengan sarjana.
3. Peralatan Kesehatan.
Pendukung tenaga kerja di Instansi Peralatan Kesehatan adalah tenaga kerja
dengan latar belakang teknik elektromedik, fisika, instrumentasi, yaitu tenaga kerja
teknik yang dididik dan dilatih di bidang peralatan kesehatan mulai dari tingkat
SLTA atau setara sampai dengan sarjana.
4. Peralatan Pengujian & Kalibrasi Kesehatan.
Pendukung tenaga kerja di Instansi Peralatan Kesehatan adalah tenaga kerja
dengan latar belakang teknik elektromedik, fisika, instrumentasi, yaitu tenaga kerja
teknik yang dididik dan dilatih di bidang Pengujian & Kalibrasi peralatan kesehatan
mulai dari tingkat SLTA atau setara sampai dengan sarjana.
Total tenaga yang dibutuhkan minimal 9 orang dan tergantung kondisi serta jumlah
No. JABATAN JML PENDIDIKAN KETERANGAN
1. Kepala UPF 1 D IV / DIII Kualifikasi tenaga
2. Koordinator 3 D III disesuaikan
3. Urusan Administrasi 1 SLTA dengan bidang
4. Teknisi 4 SLTA tugasnya.
5. Teknisi Pengujian & Kalibrasi 2 DIII
fasyankes yang menjadi tanggungjawab kerjanya.
BAB III
LINGKUP PEKERJAAN
Disesuaikan dengan kondisi fasyankes tersebut tugas dan fungsi UPF sebagai berikut :
B. KEGIATAN UPF
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPF tahunan, bulanan, mingguan dan harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian bangunan,
prasarana dan peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional bangunan, prasarana dan peralatan
yang menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan :
1) Pola Dasar Pemeliharaan
a) Pemeliharaan pencegahan (preventif)ialah pemeliharaan yang dilakukan pada
selang waktu tertentu, dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan
atau bagian-bagiannya tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.
Contoh :
(1) Pemeliharaan harian
(2) Pemeliharaan mingguan
(3) Pemeliharaan bulanan
(4) Pemeliharaan tahunan
b) Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki
suatu bagian atau seluruhnya, termasuk penyetelan, pengantian bagian yang
telah rusak untuk memenuhi kondisi yang dapat diterima.
Contoh :
(1) Perbaikan ringan
(2) Perbaikan besar (overhaulth)
2) Pelaksanaan pemeliharaan :
a) Pemeliharaan dilaksanakan oleh UPF, sepanjang memiliki fasilitas kerja, tenaga
yang mampu, dan peralatan kerja tersedia dengan cukup serta sesuai dengan
norma keselamatan kerja yang berlaku.
b) Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh pihak ke III yaitu dengan cara :
(1) Perbaikan insidensial terhadap peralatan tanpa terikat waktu.
(2) Kontak Service :
Yaitu peralatan dipelihara atau diperbaiki dalam jangka waktu yang ditentukan
misalnya jangka waktu 3 (tiga)bulan, 6 (enam) bulan atau 1 (satu) tahun. Jenis
kegiatan disesuaikan dengan ketentuan pabrik.
c) Melakukan pekerjaan teknis dalam tindakan medis, yaitu :
1) Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
2) Melakukan pelayanan teknis dalam tim medis.
3) Mengambil tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis dan
penunjangnya.
d) Melakukan telaahan terhadap bangunan, prasarana dan peralatan, yaitu:
1) Dalam rangka pengadaan.
2) Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
3) Dalam rangka pengukuran dan kalibrasi.
4) Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e) Menyusun laporan teknis mengenai bangunan, prasarana dan peralatan, yaitu :
1) Menyusun laporan data keadaan atau inventarisasi
2) Menyusun laporan kegiatan.
f) Melakukan pengelolaan teknis, yaitu :
1) Melaksanakan pengelolaan teknis pengamanan lingkungan
2) Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja
3) Bertugas dalam tim pengadaan, pembanding harga, penerima barang
maupun pengujian teknis.
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana maupun peralatan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknis sehingga
program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancer. Dalam waktu tertentu
mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan sistem peralatan
yang lama/akan dating.
BAB IV
MEKANISME KERJA
Proses penyediaan/perencanaan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan
peralatan kesehatan di fasyankes diperlukan pola yang sistematis.
A. Mekanisme Kerja Inventarisasi
Jadwal
Administrasi Koordinator
ASPAK
Alur kerja
1. Surat pemberitahuan dari Kepala UPF ditujukan kepada Fasyankes untuk meminta
waktu melakukan kegiatan Inventarisasi.
2. Kepala UPF membuat jadwal lalu menyerahkan ke petugas administrasi.
3. Secara administrasi diproses oleh petugas administrasi untuk diteruskan ke koordinator.
4. Pelaksanaan inventarisasi dilaksanakan di Fasyankes setempat sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati.
5. Setelah itu data inventaris diserahkan ke administrasi untuk diarsip dan dimasukkan
kedalam ASPAK.
B. Mekanisme Kerja Perencanaan
Usulan
Perencanaan
Alur kerja
1. Koordinator menggunakan data inventaris sebagai salah satu dasar dalam membuat
perencanaan kebutuhan pekerjaan.
2. Usulan perencanaan diserahkan ke kepala UPF untuk disetujui atau tidak.
3. Bila disetujui maka usulan perencanaan tersebut diserahkan
Ka. UPF Fasyankes ke administrasi untuk
dijadikan program kerja kedepan(perencanaan) serta dibuatkan jadwal kerja, bila tidak
usulan tersebut dikembalikan ke koordinator untuk dilakukan revisi kembali.
Administrasi
Koordinator
Teknisi
Periksa Kelengkapan
Barang
C. Mekanisme Kerja Uji Fungsi/Commissioning
Tidak
Pihak Ke III Uji BAST Barang
Fungsi Baik
Iya
Tidak
Baik
Uji
Coba
Alur kerja
1. Surat permintaan penerimaan barang dari Fasyankes ditujukan kepada Kepala UPF.
2. Kepala UPF membuat surat disposisi ke petugas administrasi untuk dicatat dalam arsip.
3. Petugas administrasi menyerahkan kepada koordinator jadwal penerimaan barang.
4. Koordinator bersama fasyankes memeriksa kelengkapan barang, uji fungsi serta uji
coba(bila diperlukan).
5. Setelah semua dalam kondisi baik, bersama fasyankes menandatangani berita acara
serah terima barang, jika tidak sesuai/baik lakukan koreksi/dikembalikan barang
tersebut.
D. Mekanisme Kerja Perbaikan dan Pemeliharaan
Jadwal
Administrasi
Koordinator
Arsip
Perbengkelan Laporan
Iya Gudang
Suku Cadang
UPF
Tidak
Proses I Proses II
Iya
Selesai
Tidak
Proses SPK
Proses III/
Pihak III
Alur kerja
1. Surat permintaan dari Fasyankes ditujukan kepada Kepala UPF
2. Kepala UPF membuat jadwal lalu menyerahkan ke petugas administrasi dan memberikan
konfirmasi ke Fasyankes terkait.
3. Secara administrasi diproses oleh petugas administrasi untuk diteruskan ke koordinator.
4. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan di bengkel/Fasyankes setempat dengan prosedur
sebagai berikut :
a) Proses I : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di bengkel/Fasyankes
tanpa membutuhkan suku cadang. Peralatan yang telah selesai
diperbaiki, dikembalikan ke Fasyankes yang bersangkutan serta dicatat
dalam administrasi.
b) Proses II : Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di
bengkel/Fasyankes namun membutuhkan suku cadang. Suku cadang
dimintakan ke gudang UPF.
c) Peralatan yang telah selesai diperbaiki, dikembalikan ke Fasyankes yang
bersangkutan.
5. Proses III
Kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh UPF disebabkan karena keterbatasan
keterampilan, alat kerja, suku cadang khusus, maka Kepala UPF membuat perencanaan
untuk perbaikan dan diserahkan ke petugas administrasi untuk diproses lebih lanjut untuk
dilakukan oleh pihak ke III.
Jadwal
Administrasi Fasyankes
Alur kerja
1. Kepala UPF membuat jadwal Monitoring dan Evaluasi (MONEV) ke Fasyankes.
2. Administrasi mengkonfirmasi ke fasyankes yang akan dilakukan MONEV dahulu untuk
menanyakan kesediaan fasyankes dilakukan MONEV.
3. Administrasi lalu menginfokan ke koordinator untuk pelaksanaan MONEV selanjutnya.
4. Hasil Monev kemudian dibuatkan laporannya kemudian diserahkan ke kepala UPF dan
serta dibuat tembusannya ke fasyankes terkait untuk ditindaklanjuti.
5. Kepala UPF lalu menyerahkan laporan tersebut ke administrasi untuk diarsip
Administrasi
Koordinator
Tidak
Pemegang Rekomendasi
Merk Perbaik hapus Barang
an
Iya
Alur kerja
1. Kepala Fasyankes mengirim surat pemberitahuan ke kepala UPF untuk pemeriksaan
barang yang akan dihapuskan.
2. Lalu kepala UPF meminta Administrasi untuk menjadwalkan dalam rencana kerja, lalu
memberitahukan koordinator untuk pelaksanaannya.
3. Koordinator melakukan pemeriksaan barang bersama dengan fasyankes.
4. Lakukan perbaikan bila memang masih bisa dilakukan, serta masih cukup layak untuk
dipergunakan baik dari segi kemampuan maupun efisiesi anggaran pemeliharaannya,
kemudian barang diserahkan kembali ke fasyankes untuk dipergunakan.
5. Bila memang kondisinya sudah tidak dapat diperbaiki ataupun sudah tidak efisiensi lagi
bila dipergunakan, teknisi kemudian membuat surat rekomendasi untuk
penghapusannya kepada fasyankes.
6. Ataupun teknisi/fasyankes melampirkan surat pernyataan sudah tidak dapat
diperbaiki/discontinue dari pemegang merk sebagai rekomendasi penghapusan barang
tersebut.
7. Surat rekomendasi dibuat 2 rangkap untuk diserahkan kepada fasyankes dan
administrasi agar pengarsipan.
Koordinator Fasyankes
Laporan
Dinkes
Alur kerja
1. Koordinator menyerahkan laporan hasil kerja dari Fasyankes ke Kepala UPF.
2. Kemudian setelah itu kepala UPF memeriksa laporan tersebut, lalu bila sudah baik
laporan tersebut diberikan kepada Dinas kesehatan terkait sebagai laporan kerja UPF.
3. Kepala UPF juga menyerahkan copy laporan tersebut ke administrasi untuk diarsip
B. SISTEM
1. Sistem Pengadaan
a. Merancang rencana kebutuhan bangunan, prasarana dan peralatan yang di-
gunakan dalam program pelayanan kesehatan serta kebutuhan suku cadang yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan perbaikan.
b. Mengadakan prasarana dan peralatan perbengkelan yang memadai untuk di-
gunakan oleh teknisi dalam pemeliharaan dan perbaikan.
2. Sistem Pemeliharaan
a. Upaya pemeliharaan yang bersifat pencegahan, dilakukan oleh operator.
b. Pemeliharaan secara rutin atau berkala dilakukan oleh teknisi .
c. Melaksanakan perbaikan-perbaikan, dilakukan oleh teknisi yang dianggap cakap
dan mampu.
d. Melaksanakan perbaikan di bengkel rujukan atau pihak ketiga yang sesuai
persyaratan yang berlaku.
3. Sistem Pembinaan
a. Melakukan kebersihan terhadap bangunan, prasarana dan peralatan yang dilakukan
secara rutin setiap hari dan berkesinambungan.
b. Meningkatkan sistem pemeliharaan dan perbaikan bangunan, prasarana dan
peralatan melalui pendidikan, penataran dan latihan untuk mengembangkan diri
dalam rangka pelaksanaan program pelayanan kesehatan.
c. Berpartisipasi dalam tim penyuluhan, pembinaan terhadap pasien, pengunjung
dan petugas/karyawan secara langsung maupun melalui stiker atau pamflet.
BAB V
FASILITAS KERJA UPF
A. TEMPAT KERJA
1. Peralatan Administrasi :
a. Mesin tik
b. Filling kabinet, lemari arsip, rak data teknik
c. Kalkulator, data processor
d. Meja kursi kerja
e. Meja kursi tamu
f. Meja gambar
g. Over head projector
h. Sound system
2. Peralatan kerja teknik :
a. Peralatan kerjasipil
b. Peralatan kerja mekanik dan plumbing
c.Peralatan kerja listrik dan AC
d. Peralatan kerja mekanik halos & optik
e. Peralatan kerja radiasi
f. Peralatan kerja non medik
g. Peralatan kerja pengukuran
h. Peralatan kerja elektromedik dan laboratorium
i. Peralatan prasarana lingkungan.
Daftar Peralatan kerja UPF terlampir.
C. GUDANG
Gudang UPF tempat penyimpanan suku cadang prasarana dan peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan.
BAB VI
RUJUKAN
A. BATASAN DAN PENGERTIAN
4. Pelaksanaan rujukan
5. Laporan pelaksanaan rujukan dari rumah sakit pelaksana rujukan kepada Dinkes dengan
tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. RS Induk Rujukan
c. Rumah sakit peminta/penerima rujukan.
6. Laporan hasil rujukan dari Dinkes kepada Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
4. Laporan pelaksanaan rujukan dari Rumah Sakit Induk/Pelaksana rujukan ke Dinkes dengan
tembusan :
a. Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
b. Rumah sakit penerima/peminta rujukan.
5. Laporan hasil rujukan dari Dinkes kepada Direktorat Kementerian Kesehatan Terkait.
Lampiran
Daftar peralatan kerja UPF