Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PERLINDUNGAN KECELAKAAN


UMUM DAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN
PENGEMBANGAN ASURANSI DI INDONESIA

Dr. Adi Budiarso, FCPA


Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan,
Badan Kebijakan Fiskal
Disampaikan dalam Acara FGD Bappenas
Jakarta, 27 Juli 2022

FISCAL POLICY AGENCY – MINISTRY OF FINANCE


REPUBLIC OF INDONESIA
PROGRAM PERLINDUNGAN KECELAKAAN
UMUM DAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DASAR HUKUM

❑ UU No 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum


❑ UU No 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
❑ PP No 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpan
❑ PP No 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan-Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan
❑ Permenkeu No 15 tahun 2017 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana
Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum
❑ Permenkeu No 16 tahun 2017 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas

3
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Tugas Pokok Jasa Raharja

PT Jasa Raharja merupakan perusahaan Asuransi yang bersifat monopoli, memiliki Captive Market dengan penetrasi pasar 100% dan
Besaran Nilai Santunan, Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib ditentukan oleh Peraturan Menteri Keuangan, dengan tugas:

1. Memberikan Santunan, kepada masyarakat yang mengalami kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan Program Asuransi Kecelakaan Penumpang
Alat Angkutan Umum dan Lalu Lintas Jalan
2. Menghimpun dan mengelola dana, dari masyarakat guna memenuhi pemberian hak masyarakat atas santunan

Asuransi Kecelakaan Penumpang Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan


Alat Angkutan Umum
1 1
Penumpang Membeli Tiket Pemilik Kendaraan
Angkutan Umum Bermotor

SAMSAT
2
Membayar
2 Sumbangan Wajib di
Iuran Wajib Jasa Raharja Sudah SAMSAT
Tercatat dalam Tiket
3
Perlindungan Kepada
3 Pihak Ketiga di Luar
Perlindungan Penumpang Kendaraan Penyebab
Angkutan Umum Kecelakaan
Besaran Nilai Santunan

Berdasarkan Permenkeu Nomor 15 & 16/Pmk.010/2017

25 Juta Bagi Korban


Luka Laka Pesawat
Besaran Tarif Iuran Wajibi

Berdasarkan Permenkeu Nomor 15 /PMK.010/2017


No Uraian Iuran Wajib
Iuran Wajib bagi penumpang alat angkutan umum di darat

1
- Bis, Non Bis Rp 60.00
- Kereta Api Rp 120.00

Iuran Wajib bagi penumpang alat angkutan umum di


sungai/danau
2 - Biaya angkut s.d. Rp. 2.500,00 Rp 100.00
- Biaya angkut di atas Rp. 2.500,00 Rp 200.00

Iuran Wajib bagi penumpang alat angkutan ferry/penyebrangan dan laut

- Biaya angkut s.d. Rp. 2.500,00 Rp 100.00


- Biaya angkut di atas Rp. 2.500,00 Rp 200.00
3
- Biaya angkut di atas Rp. 5.000,00 s.d. Rp. 10.000,00 Rp 400.00
- Biaya angkut di atas Rp. 10.000,00 s.d. Rp. 25.000,00 Rp 800.00
- Biaya angkut di atas Rp. 25.000,00 Rp 2,000.00

Iuran wajib bagi yang menggunakan alat angkutan


4 Rp 5,000.00
penumpang umum di udara
Besaran Tarif SWDKLLJ

Berdasarkan Permenkeu Nomor 16 /PMK.010/2017

TARIP
GOL JENIS KENDARAAN KD/SERT. JUMLAH
SWDKLLJ
Sepeda motor 50 cc ke bawah, mobil ambulance, mobil
A jenazah dan mobil pemadam kebakaran.
0 3.000 3.000

B Mobil derek dan sejenisnya 20.000 3.000 23.000

Sepeda motor, sepeda kumbang, dan scooter diatas 50 cc s/d


C1 250 cc dan kendaraan bermotor roda tiga. 32.000 3.000 35.000

C2 Sepeda motor dan scooter diatas 250 cc. 80.000 3.000 83.000

Pick up/mobil barang s/d 2.400 cc, sedan, jeep, dan mobil
DP penumpang bukan angkutan umum. 140.000 3.000 143.000

DU Mobil penumpang angkutan umum s/d 1.600 cc. 70.000 3.000 73.000

EP Bus dan Microbus bukan angkutan umum. 150.000 3.000 153.000


Bus dan Microbus angkutan umum, serta mobil penumpang
EU angkutan umum lainnya diatas 1.600 cc. 87.000 3.000 90.000
Truck, mobil tangki, mobil gandengan, mobil barang diatas
F 2.400 cc, truck container, dan sejenisnya.
160.000 3.000 163.000
Data Pendapatan dan Kendaraan

Data Pendapatan Periode Tahun 2015 - 2021


Tahun
Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
IW - Kendaraan Bermotor Umum 90,690,686,300 91,356,053,500 94,246,414,950 96,552,686,025 103,923,292,000 80,839,396,250 77,389,221,800
IW - Kereta Api 8,853,005,280 9,082,801,320 10,258,443,840 12,583,269,840 12,442,644,788 4,156,050,106 2,644,151,640
IW - Kapal Laut 62,318,612,981 53,663,686,730 64,107,434,800 71,233,717,100 84,440,077,100 51,610,986,956 61,498,222,847
IW - Pesawat Udara 385,028,065,000 411,303,130,000 444,540,460,000 478,050,160,000 362,958,135,000 171,795,215,000 152,734,595,000
Total Pendapatan IW 546,890,369,561 565,405,671,550 613,152,753,590 658,419,832,965 563,764,148,888 308,401,648,312 294,266,191,287
SWDKLLJ 3,457,022,226,300 3,607,394,110,550 3,796,558,041,258 4,033,163,331,400 4,148,017,139,700 3,884,959,498,890 4,059,195,901,700
Total Pendapatan Underwriting 4,003,912,595,861 4,172,799,782,100 4,409,710,794,848 4,691,583,164,365 4,711,781,288,588 4,193,361,147,202 4,353,462,092,987

Data Kendaraan Lunas SWDKLLJ Periode Tahun 2015 - 2021


GOLONGAN 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
A 24,437 27,133 28,944 30,879 33,007 33,993 36,975
B 10,241 8,203 6,068 4,549 4,304 3,714 3,825
C1 50,935,428 51,756,730 52,824,050 55,213,399 56,627,462 52,129,884 52,007,617
C2 21,578 22,931 26,214 32,043 34,217 33,703 43,335
DP 9,033,823 9,738,620 10,468,863 11,243,714 11,810,503 11,483,888 12,059,496
DU 262,242 242,191 204,220 183,139 166,748 121,649 106,252
EP 187,398 184,805 188,975 189,746 190,134 181,250 186,770
EU 110,955 104,820 102,507 101,658 103,773 88,063 84,103
F 1,688,580 1,696,976 1,757,068 1,819,894 1,851,582 1,790,787 1,842,053
JUMLAH 62,274,682 63,782,409 65,606,909 68,819,021 70,821,730 65,866,931 66,370,426
Data Biaya Klaim dan Korban Kecelakaan

Biaya Klaim Periode Tahun 2015 - 2021


Biaya Underwriting Klaim - IW
Tahun
Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Klaim Penumpang KBU 16,404,663,630 17,881,316,206 20,021,874,539 26,766,497,419 26,677,614,000 13,730,668,186 14,380,045,421
Klaim Penumpang KA 548,956,240 570,292,603 738,552,308 1,015,141,749 781,400,000 461,983,154 212,665,779
Klaim Penumpang Kapal Laut 3,098,698,413 2,418,489,520 2,888,680,064 13,235,695,486 2,139,500,000 1,238,290,871 2,344,061,856
Klaim Penumpang Pesawat Udara 3,304,923,723 108,591,845 329,761,845 9,455,884,030 385,500,000 81,726,294 3,000,000,000
P3K dan Ambulan 188,597,254 567,128,591 633,317,000 285,301,000 354,665,366
Total 23,357,242,006 20,978,690,174 24,167,466,010 51,040,347,275 30,617,331,000 15,797,969,505 20,291,438,422

Biaya Underwriting Klaim - SW


Tahun
Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Klaim Penumpang KA 14,027,688,572 11,239,161,117 18,230,459,754 20,960,391,838 23,408,300,000 15,973,707,419 16,103,427,276
Klaim Penumpang Kendaraan Bermotor 1,236,804,428,491 1,433,790,735,547 1,930,660,548,183 2,446,689,614,435 2,612,670,850,231 2,280,101,437,163 2,342,877,261,587
P3K dan Ambulan 8,051,512,462 27,532,596,222 28,281,715,806 21,674,190,931 24,717,845,915
Total 1,250,832,117,063 1,445,029,896,664 1,956,942,520,399 2,495,182,602,495 2,664,360,866,037 2,317,749,335,513 2,383,698,534,778
Total Biaya Underwriting Klaim 1,274,189,359,069 1,466,008,586,838 1,981,109,986,409 2,546,222,949,770 2,694,978,197,037 2,333,547,305,018 2,403,989,973,200

Jumlah Korban Kecelakaan Periode Tahun 2015 - 2021


Tahun
Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meninggal 30,856 31,319 31,189 31,065 30,948 23,205 24,279
Luka - luka 82,189 99,856 113,103 113,121 113,154 81,869 80,284
Cacat tetap 2,554 2,807 2,720 2,635 2,554 255 230
Penguburan 581 567 551 537 523 484 538
Total 116,180 134,549 147,563 147,358 147,179 105,329 104,793
Kinerja Keuangan

7000
6497 6583 6507
6396
6219 6282

6000 5782 Pada Tahun 2017


5641
• Terdapat penyesuaian besaran santunan
5073 sesuai dengan:
5000 4726 4700 a. PMK Nomor 15/PMK.010/2017 tentang
4504 4528
4303
4430 Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana
4213 Pertanggungan Wajib Kecelakaan
Penumpang Alat Angkutan
4000
Penumpang Umum di Darat,
3260 Sungai/Danau, Feri/Penyeberangan,
Laut, dan Udara (selanjutnya disebut
2869 dengan PMK Nomor 15/2017);
3000 2697 2649 2702 2734
2370 2316 2373 b. PMK Nomor 16/PMK.010/2017 tentang
Besar Santunan Dan Sumbangan
1913 1844 Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas
2000 1703
1536 1620 1552 1630 Jalan.
1453 1508
1296
1150
1270 1300 1264 • Kenaikan besaran santunan tidak diikuti
891 kenaikan besaran iuran dan sumbangan
1000 661 712 wajib.
597
334

0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pendapatan Biaya Laba Bersih Deviden
Program Jasa Raharja dan Asuransi TPL

❑ Sumber pendanaan program pada Jasa Raharja berasal dari Sumbangan Wajib dan Iuran Wajib
❑ Jasa Raharja berkoordinasi dengan badan penyelenggara jaminan sosial lainnya terkait pemberian
manfaat yang beririsan
❑ Program perlindungan kecelakaan lalu lintas pada Jasa Raharja belum menjamin penuh korban
kecelakaan tunggal
✓ Secara prinsip, program perlindungan kecelakaan lalu lintas pada Jasa Raharja merupakan program yang
menjamin pihak ketiga (third party liabilities)
❑ Saat ini belum ada program wajib perlindungan pada kendaraan
✓ Program pada Jasa Raharja memberikan perlindungan pada korban kecelakaan
❑ Program asuransi compulsory third party liability insurance, berpotensi mendorong inklusi asuransi di
Indonesia.
❑ Untuk membuat program compulsory third party liability insurance (CTPLI), Pemerintah perlu
mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut
✓ Besaran iuran dan besaran manfaat yang wajar dan terjangkau agar tidak merugikan masyarakat
✓ Berdasarkan ketentuan saat ini, untuk melaksanakan program asuransi wajib perlu dilakukan secara kompetitif.

11
Pengaturan Compulsory Third Party Liability Insurance
UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

Pasal 188 : Perusahaan Angkutan Umum wajib mengganti kerugian yang diderita oleh Penumpang atau pengirim barang
karena lalai dalam melaksanakan pelayanan angkutan.

Pasal 189 : Perusahaan Angkutan Umum wajib mengasuransikan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 188.

Pasal 237 (1) : Perusahaan Angkutan Umum wajib mengikuti program asuransi kecelakaan sebagai wujud tanggung
jawabnya atas jaminan asuransi bagi korban kecelakaan.
(2) : Perusahaan Angkutan Umum wajib mengasuransikan orang yang dipekerjakan sebagai awak kendaraan.

Pasal 239 (1) : Pemerintah mengembangkan program asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
(2) : Pemerintah membentuk perusahaan asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

• Pengaturan mandatory insurance sudah diatur dalam UU LLAJ, khususnya bagi perusahaan angkutan
umum
• Program asuransi KLLAJ diatur dalam Pasal 239 namun belum terdapat pengaturan lebih lanjut.
12
ASURANSI KLLAJ DAN INDUSTRI ASURANSI
ASET ASURANSI MENGALAMI PENINGKATAN NAMUN PERANNYA
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MASIH RENDAH
Aset Asuransi terhadap PDB - Indonesia Porsi Aset Asuransi Berdasarkan Jenis • Aset industri asuransi mengalami
18000
peningkatan dalam beberapa
15. 00%

16000 14. 00%

14000
13. 00%

tahun terakhir namun nilainya


relatif kecil yaitu 9,4% per PDB
12. 00%

12000 Sosial
11. 00% Jiwa
37%
Triliun

10000
8000
8.96% 8.66%
9.42% 10. 00%
40% (2020).
8.35% 8.44% 9.0 0%

6000 7.64% 8.0 0%

4000 7.0 0%

• Asuransi jiwa mendominasi


2000 Wajib
industri asuransi dengan share
6.0 0%

9% Umum
0 5.0 0%
Reasuransi
12%
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2% mencapai 40%, diikuti oleh
PDB Asuransi Asuransi/PDB
asuransi sosial.
Perkembangan Aset Asuransi (s.d Juni 2021)
• Aset asuransi menunjukkan
1,600

1,400
perkembangan yang positif
1,200 walaupun relatif lambat.
1,000 Perkembangan asset didominasi
Triliun

578
800
340.57 388.80
457.35 534.46
oleh asuransi sosial.
600 285.34
226.92
400

200 378.03 451.03 546.64 520.63 553.21 544.20 555.4 • Perkembangan asuransi jiwa
- relatif positif walaupun sempat
2015 2016 2017 2018 2019 2020 Juni 2021
mengalami tekanan di tahun 2018
Jiwa Sosial Umum Wajib Syariah Reasuransi 14
PERTUMBUHAN INVESTASI DAN PREMI CUKUP BAIK
Persentase Investasi terhadap Aset Portofolio Investasi Asuransi (Jun’21) Investasi Asuransi dan Kredit Perbankan
(%PMTB)
100% Penempatan Properti Lainnya
Langsung 1.5% 0.6%
89.5% 89.1% 88.2% 88.5% 2.0% Deposito
90% 87.9% 109.0% 109.0% 111.1% 110.0% 111.9%
88.6% 12.5%
Reksadana
80% 20.4%

70%
Saham
17.9% 19.3% 22.2% 21.6% 22.3% 24.6%
60%

50% 2016 2017 2018 2019 2020


Asuransi jiwa Asuransi umum
40% Investasi Asuransi/PMTB Total Kredit Perbankan/PMTB
Reasuransi Asuransi wajib Obligasi
Asuransi sosial Asuransi Syariah Obligasi 13.4%
30%
2016 2017 2018 2019 2020 Juni 2021
Pemerintah
31.7%
• Porsi investasi asuransi terhadap aset secara
Total investasi: Rp 1,454.4 T
umum menunjukkan peningkatan, dengan porsi
terbesar dialami oleh asuransi wajib. Investasi
Rasio Kecukupan Premi terhadap asuransi jiwa ditempatkan pada instrumen yang
Premi Asuransi per Lini Usaha
Pembayaran Klaim (Konvensional) aman dan relatif jangka panjang yaitu di SBN dan
600
300%
500 untuk mendukung pembiayaan APBN.
250%
400
• Sementara itu, share investasi asuransi terhadap
Triliun

300 200%
159% PMTB masih rendah. Rasio ini akan semakin
200 131%
100
150% 121% 115%
127%
rendah apabila hanya dilihat dari investasi riil saja
0
100% seperti ke property dan penempatan langsung.
2016 2017 2018 2019 2020 Juni 2021
50% • Pertumbuhan premi juga cukup baik yang
Jiwa Sosial Umum Reasuransi Syariah Wajib 2017 2018 2019 2020 Juni 2021
menunjukkan peningkatan coverage asuransi,
Jiwa Umum Reasuransi Sosial Wajib
dengan rasio kecukupan premi yang relatif aman.
Sumber: OJK Data per Juni 2021
Tantangan Pertumbuhan Industri Asuransi:r
Rendahnya literasi, inklusi, dan tingkat kepercayaan masyarakatansi
Rendahnya literasi dan inklusi Keuangan Kasus-kasus terkait industri asuransi mempengaruhi tingkat
kepercayaan masyarakat atas produk asuransi
Sektor Indeks Literasi Indeks inklusi
2016 2019 2016 2019
Perbankan 28,9% 36,1% 63,6% 73,9%
Asuransi 15,8% 19,4% 12,1% 13,5%
Dana Pensiun 10,9% 14,1% 4,7% 6,2%
Pasar Modal 4,4% 4,9% 1,3% 1,6%
Lembaga 13% 15,2% 11,8% 14,6%
Keuangan
Pegadaian 17,8% 17,8% 10,5% 12,4%
Lembaga - 0,85% - 0,72%
Keuangan
Mikro*
*survey 2016 belum terdapat LKM Sumber: Survey Nasional Literasi Inklusi, OJK, 2019
*Berbagai kumpulan berita asuransi pada media online

❑ Berdasarkan Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2019, indeks literasi asuransi (19,4%) dan inklusi asuransi (13,5%) mengalami
peningkatan jika dibanding tahun 2016 (15,8%; 12,1%). Namun indeks literasi dan inklusi keuangan masih tetap didominasi oleh industri
perbankan.
❑ Sejumlah kasus pada perusahaan asuransi cukup mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada industri asuransi.
Upaya Pengembangan dan Pendalaman Asuransi
Memerlukan peran serta seluruh pihak

Peningkatan edukasi dan Kemudahan akses dalam Peningkatan penyelenggaraan tata


literasi asuransi menjangkau produk asuransi kelola perusahaan yang baik
• Pengenalan fungsi asuransi sejak • Mengoptimalkan penggunaan • Pemilihan management yang berintegritas
dini melalui kurikulum Pendidikan teknologi sebagai enabler dalam dan kompeten
• Pemanfaatan media pemasaran produk asuransi • Penunjukkan profesi penunjang (aktuaris,
sosial/televisi/film/sinetron/radio • Mengoptimalkan efisiensi sehingga akuntan) yang berintegrasi
untuk mengkampanyekan fungsi produk yang dipasarkan terjangkau • Peningkatan kompetensi agen/pialang
asuransi dalam pemasaran produk
• Pengaturan tata kelola asuransi usaha
bersama

Program asuransi wajib Peningkatan perlindungan Mengoptimalkan pengawasan


secara kompetitif konsumen terintegrasi
• Kemudahan dan transparansi • Pengelolaan investasi asuransi
Misalnya: asuransi TPL, asuransi dalam penanganan klaim dan juga ditempatkan pada instrumen
kecelakaan diri untuk ibadah haji, komplain dari pemegang polis pasar modal dan perbankan
asuransi kebakaran rumah tinggal
• Mengoptimalkan peran agen,
termasuk penggunaan teknologi
dan social media
Pembentukan Program
Penjaminan Pemegang Polis ➢ Upaya pengembangan dan pendalaman asuransi memerlukan peran dan partisipasi
Untuk memberikan perlindungan semua pihak (Pemerintah, OJK, Asosiasi, Perusahaan Asuransi, dan masyarakat)
kepada pemegang polis jika
Example Text : Get
perusahaan asuransi dicabut izin a ➢ Kondisithat
modern PowerPoint Presentation perekonomian dan tarafI hope
is beautifully designed. hidup masyarakat
and I believe thatjuga
this mempengaruhi
Template will yourkemampuan
Time, Money
usahanya masyarakat
and Reputation. Easy to change colors, photos and dalam
Text. You can membeli
simply produk
impress your asuransi
audience and add a unique zing and appeal to your
Presentations.
Pengaturan Asuransi Wajib dalam UU 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian

• Pasal 1 angka 32 UU Perasuransian:


Program Asuransi Wajib adalah program yang diwajibkan peraturan perundang-undangan bagi seluruh atau
kelompok tertentu dalam masyarakat guna mendapatkan pelindungan dari risiko tertentu, tidak termasuk program
yang diwajibkan undang-undang untuk memberikan pelindungan dasar bagi masyarakat dengan mekanisme subsidi
silang dalam penetapan manfaat dan Premi atau Kontribusinya.

• Pasal 39 UU Perasuransian:
1) Program Asuransi Wajib harus diselenggarakan secara kompetitif.
2) Pengaturan Program Asuransi Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. cakupan kepesertaan;
b. Hak dan kewajiban tertanggung atau peserta;
c. Premi atau kontribusi;
d. Manfaat dan santunan;
e. Tata cara klaim dan pembayaran manfaat atau santunan;
f. Kriteria penyelenggara;
g. Hak dan kewajiban penyelenggara; dan
h. Keterbukaan informasi
3) Pihak yang dapat menyelenggarakan Program Asuransi Wajib harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan OJK.
4) Penyelenggaraan Program Asuransi Wajib dapat menawarkan manfaat tambahan dengan tambahan premi atau
kontribusi.
5) Penyelenggara Program Asuransi Wajib dilarang memaksa Pemegang Polis untuk menerima tawaran manfaat tambahan
dimaksud.
18
Catatan Compulsory Third Party Liability Insurance

• Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka pendalaman industri asuransi
adalah dengan penerapan asuransi wajib bagi sebagian/seluruh masyarakat
• Pengaturan baru ini membuka opsi pembentukan program asuransi wajib oleh Pemerintah dapat
melalui Peraturan Pemerintah (tidak perlu diatur dalam UU)
• Adapun asuransi wajib yang diharapkan diterapkan sebagai bagian dari upaya inklusi asuransi yaitu
asuransi wajib yang diselenggarakan secara kompetitif (bukan seperti PT Jasa Raharja yang ditunjuk
untuk secara khusus melakukan asuransi kecelakaan penumpang; PT Taspen dan Asabri yang ditunjuk
secara khusus untuk menyelenggarakan asuransi bagi ASN dan TNI)
• Beberapa konsep asuransi wajib yang saat ini telah dilakukan secara kompetitif misalnya, kewajiban
memiliki asuransi kesehatan/kecelakaan diri bagi Jemaah haji (dilaksanakan secara kompetitif oleh
perusahaan asuransi yang memiliki produk tersebut)
• Penyelenggaraan program asuransi wajib, termasuk compulsory TPL Insurance, mengikuti ketentuan
Pasal 39 UU Perasuransian.

19
TERIMA KASIH

BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Anda mungkin juga menyukai