Anda di halaman 1dari 60

KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

NOMOR 464/KU.00/K1/12/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN
DALAM PENYELENGGARAAN TAHAPAN PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan tertib administrasi serta


untuk menyeragamkan tata cara pelaksanaan anggaran
di Badan Pengawas Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, dan Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kecamatan dalam penyelenggaraan tahapan
pemilihan umum, diperlukan pedoman pelaksanaan
anggaran supaya tercipta pelaksanaan anggaran yang
akurat, tertib, efisien, efektif, dan akuntabel serta sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
181/PMK.05/2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaram dalam Rangka Tahapan Pemilihan Umum,
perlu ditetapkan pedoman mengenai tata cara
pelaksanaan anggaran dalam rangka tahapan pemilihan
umum di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran dalam Penyelenggaraan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Tahapan Pemilihan Umum;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6109) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6832);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6267);
5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas
Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi, dan Sekretariat Badan Pengawas
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 141);

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang Tata Cara Pembayaran dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1736);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.05/2022
tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaram dalam Rangka
Tahapan Pemilihan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1230);
8. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum,
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi,
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 411);
9. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3
Tahun 2022 tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan
Pengawas Pemilihan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 889);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM
PENYELENGGARAAN TAHAPAN PEMILIHAN UMUM.

KESATU : Menetapkan pedoman pelaksanaan anggaran dalam


penyelenggaraan tahapan pemilihan umum sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
KEDUA : Keputusan ini menjadi acuan bagi Badan Pengawas
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kecamatan dalam pelaksanaan penyusunan, penyaluran,
dan pertanggungjawaban anggaran pada penyelenggaraan
tahapan pemilihan umum.

KETIGA : Pelaksanaan Keputusan ini dilaksanakan dengan


memperhatikan:
a. pedoman mengenai tata cara pengelolaan keuangan di
lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum;
b. pedoman mengenai tata cara perjalanan dinas di
lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum;
c. peraturan perundang-undangan atau keputusan
mengenai perpajakan; dan
d. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan yang
mengatur mengenai langkah-langkah akhir tahun
anggaran.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2023.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 29 Desember 2022
Ketua,

Rahmat Bagja

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
UMUM
NOMOR 464/KU.00/K1/12/2022
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN
DALAM PENYELENGGARAAN TAHAPAN PEMILIHAN
UMUM

PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM PENYELENGGARAAN


TAHAPAN PEMILIHAN UMUM

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Dasar Hukum...........................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan..................................................................................2
D. Ruang Lingkup.........................................................................................3
E. Definisi dan Istilah....................................................................................3
BAB II ALOKASI ANGGARAN PELAKSANAAN TAHAPAN PEMILU....................6
A. Alokasi DIPA.............................................................................................6
B. Anggaran Pelaksanaan Tahapan Pemilu...................................................6
BAB III TATA CARA PELAKSANAAN PEMBAYARAN TAHAPAN PEMILU............8
A. Pelaksanaan Pembayaran pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.......................................................................................8
B. Pelaksanaan Pembayaran pada Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS......................................................10
BAB IV REKENING DANA PEMILU.................................................................11
A. Rekening Dana Pemilu............................................................................11
B. Rekening Panwaslu Kecamatan...............................................................12
BAB V PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA PEMILU..............................13
A. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Rincian Kebutuhan Dana................13
B. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Bawaslu........................13
C. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Bawaslu Provinsi...........14
D. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Bawaslu Kabupaten/Kota
...............................................................................................................14
E. Pengajuan Dana Pemilu pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota.....................................................................................15
F. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Panwaslu Kecamatan....15
BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN DANA PEMILU.........................................19
A. Pertanggungjawaban Dana Pemilu..........................................................19
B. Pengembalian Sisa Dana Pemilu dari LS Bendahara dan UP/TUP pada
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota....................28
C. Pengembalian Sisa Dana Pemilu pada Panwaslu Kecamatan..................29
D. Pelaporan Penggunaan Dana Pemilu.......................................................30
BAB VII PENUTUP..........................................................................................31
LAMPIRAN II...................................................................................................32
A. Form Rencana Kegiatan..........................................................................33

ii

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
B. Form Rincian Kebutuhan Dana...............................................................36
C. Form SPTJB LS Bendahara.....................................................................39
D. Form Daftar Nominatif Honorarium Narasumber....................................41
E. Form Daftar Nominatif Perjalanan Dinas.................................................43
F. Form Daftar Nominatif Perjalanan Dinas Paket Meeting..........................45
G. Form SPTJB UP/TUP..............................................................................47
H. Form SPTJB Panwaslu Kecamatan..........................................................49
I. Form Kuitansi Panwaslu Kecamatan.......................................................52

iii

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sehubungan dengan pelaksanaan anggaran dalam rangka tahapan
Pemilihan Umum (Pemilu) pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Kementerian Keuangan
menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.05/2022
Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka Tahapan
Pemilihan Umum. Pelaksanaan anggaran Bawaslu dalam rangka tahapan
Pemilu adalah seluruh kegiatan yang meliputi penetapan alokasi anggaran,
pelaksanaan pembayaran, penetapan rekening dana pemilu, penyaluran
dan penggunaan dana pemilu, pertanggungjawaban, penatausahaan, dan
pelaporan.
Pengelolaan keuangan dalam rangka tahapan Pemilu merupakan
bagian dari penatausahaan keuangan Bawaslu yang memegang peranan
penting dalam proses pengelolaan keuangan secara keseluruhan. Untuk itu
dalam rangka penyeragaman pelaksanaan pengelolaan keuangan tahapan
Pemilu di lingkungan Bawaslu secara akurat, tertib, efisien, efektif, objektif,
dan berkualitas serta akuntabel, perlu menetapkan pedoman tata cara
pelaksanaan anggaran dalam rangka tahapan Pemilu di lingkungan
Bawaslu.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6832);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267);
5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal
Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 141);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1736);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.05/2022 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran dalam Rangka Tahapan Pemilihan Umum
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1230);
8. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2021
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 411);
9. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2022
tentang Tata Kerja dan Pola Hubungan Pengawas Pemilihan Umum
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 889).

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud dari Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Anggaran dalam Rangka
Tahapan Pemilihan Umum di Lingkungan Bawaslu ini adalah sebagai
acuan bagi satuan kerja (satker) di lingkungan Bawaslu dalam
mengelola keuangan anggaran khusus tahapan Pemilu yang tertuang
dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
2. Tujuan dari Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Anggaran dalam Rangka
Tahapan Pemilihan Umum di Lingkungan Bawaslu ini adalah sebagai
berikut:

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
a. untuk menciptakan keseragaman dan ketertiban dalam pengelolaan
keuangan tahapan Pemilu pada satker di lingkungan Bawaslu;
b. sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pertanggungjawaban
anggaran tahapan Pemilu;
c. terwujudnya administrasi pertanggungjawaban keuangan
pelaksanaan tahapan Pemilu yang benar, tertib, transparan dan
akuntabel di lingkungan Bawaslu.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan
anggaran dalam rangka tahapan Pemilu untuk seluruh satker di
lingkungan Bawaslu, meliputi:
1. alokasi anggaran pelaksanaan tahapan Pemilu;
2. tata cara pelaksanaan pembayaran tahapan Pemilu;
3. rekening dana Pemilu;
4. penyaluran dan penggunaan dana Pemilu; dan
5. pertanggungjawaban dana Pemilu.

E. Definisi dan Istilah


Dalam pedoman ini, beberapa istilah yang digunakan adalah:
1. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran (PA) untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;
2. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
3. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya
disebut PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA
untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan
menerbitkan perintah pembayaran;
4. Bendahara Pengeluaran yang selanjutnya disingkat BP adalah orang
yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan Belanja Negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/satker
Kementerian Negara/Lembaga;
5. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP
adalah orang yang ditunjuk untuk membantu BP untuk melaksanakan
pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan tertentu;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
6. Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan yang diselanjutnya disebut
Kasek Panwaslu Kecamatan adalah pejabat yang ditetapkan oleh Kepala
Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota;
7. Staf Pengelola Keuangan Panwaslu Kecamatan yang selanjutnya disebut
SPK Panwaslu Kecamatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk
oleh KPA Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota dan diberi
kewenangan untuk membantu PPK dalam mengelola keuangan di
Panwaslu Kecamatan;
8. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut satker adalah unit organisasi lini
Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah
yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga dan
memiliki wewenang dan tanggung jawab penggunaan anggaran;
9. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka
kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada BP untuk
membiayai kegiatan operasional sehari-hari satker atau membiayai
pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin
dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung;
10. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah
pembayaran yang dilakukan langsung kepada BP/penerima hak
lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau
surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan Surat Perintah
Membayar Langsung;
11. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat TUP adalah
uang muka yang diberikan kepada BP untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang telah
ditetapkan;
12. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan
pembayaran tagihan kepada negara;
13. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut SPP-
LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, dalam rangka
pembayaran tagihan kepada penerima hak/BP;
14. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang
bersumber dari DIPA;
15. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana
yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada
penerima hak/BP;
16. Surat Perintah Pendebitan Rekening yang selanjutnya disingkat SPPR
adalah bukti perintah dari KPA/PPK atas nama KPA kepada BP/BPP
untuk melakukan pendebitan rekening BP/BPP dengan menggunakan
Kartu Debit;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
17. Surat Perintah Bayar yang selanjutnya disingkat SPBy adalah
bukti perintah PPK atas nama KPA kepada BP/BPP untuk
mengeluarkan UP yang dikelola oleh BP/BPP
sebagai pembayaran kepada pihak yang dituju;
18. Rekening Dana Pemilu yang selanjutnya disingkat dengan RDP adalah
Rekening Pemerintah Lainnya pada Satker Bawaslu Provinsi dan
Bawaslu Kabupaten/Kota untuk menampung dana Pemilu yang
digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan pada Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan Desa, dan Pengawas TPS.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
BAB II
ALOKASI ANGGARAN PELAKSANAAN TAHAPAN PEMILU

Dana Pemilu yang berasal dari APBN digunakan untuk pelaksanaan


tahapan Pemilu pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
dan Panwaslu Kecamatan. Alokasi anggaran pelaksanaan tahapan Pemilu
terdapat pada DIPA Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
yang telah ditetapkan menjadi satker.
A. Alokasi DIPA
Anggaran dialokasikan pada DIPA Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan
Bawaslu Kabupaten/Kota. Untuk pelaksanaan tahapan Pemilu pada
Panwaslu Kecamatan dialokasikan pada DIPA Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota.

B. Anggaran Pelaksanaan Tahapan Pemilu


1. Belanja untuk keperluan pelaksanaan kegiatan pada Satker Bawaslu,
meliputi:
a. belanja bahan;
b. belanja perjalanan dinas;
c. belanja jasa profesi;
d. belanja honor output kegiatan;
e. belanja jasa lainnya;
f. belanja keperluan perkantoran; dan
g. belanja modal.
2. Belanja untuk keperluan pelaksanaan kegiatan pada Satker Bawaslu
Provinsi, meliputi:
a. belanja bahan;
b. belanja perjalanan dinas;
c. belanja jasa profesi;
d. belanja honor output kegiatan;
e. belanja jasa lainnya;
f. belanja modal;
g. belanja pemeliharaan peralatan dan mesin;
h. belanja sewa;
i. belanja langganan listrik; dan
j. belanja keperluan perkantoran.
3. Belanja untuk keperluan pelaksanaan kegiatan pada Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota dan Bawaslu Kabupaten/Kota yang belum menjadi
satker, meliputi:
a. belanja bahan;
b. belanja perjalanan dinas;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
c. belanja jasa profesi;
d. belanja honor output kegiatan;
e. belanja jasa lainnya;
f. belanja modal;
g. belanja pemeliharaan peralatan dan mesin;
h. belanja sewa;
i. belanja langganan listrik; dan
j. belanja keperluan perkantoran.
4. Belanja untuk keperluan pelaksanaan kegiatan pada Panwaslu
Kecamatan, meliputi:
a. belanja honor output kegiatan;
b. belanja bahan;
c. belanja perjalanan dinas;
d. belanja jasa profesi;
e. belanja sewa; dan
f. belanja non operasional lainnya.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
BAB III
TATA CARA PELAKSANAAN PEMBAYARAN TAHAPAN PEMILU

Untuk mendukung pelaksanaan tahapan Pemilu pada Bawaslu, Bawaslu


Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan dilakukan
pembayaran belanja dengan menggunakan mekanisme LS atau dengan
mekanisme UP/TUP.
A. Pelaksanaan Pembayaran pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota
1. Pembayaran LS
a. Pelaksanaan pembayaran tagihan dilakukan dengan pembayaran LS
kepada penerima hak, yang meliputi:
1) penyedia barang/jasa;
2) BP; atau
3) pihak lainnya.

b. Dalam hal pembayaran LS kepada penerima hak tidak dapat


dilakukan, pembayaran tagihan kepada penerima hak dilakukan
dengan UP.
2. Pembayaran UP
a. Mekanisme Penyediaan UP
1) Untuk membiayai pelaksanaan tahapan Pemilu, KPA Satker
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
mengajukan UP tahun anggaran berjalan kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan ketentuan:
a) DIPA tahun anggaran berjalan telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
b) sisa dana UP/TUP Tunai tahun anggaran sebelumnya telah
disetor ke Kas Negara;
c) satker telah menyelesaikan rekonsiliasi laporan keuangan
tahun anggaran sebelumnya; dan
d) satker telah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban
(LPJ) Bendahara Bulan Desember tahun anggaran
sebelumnya;
2) Dalam hal masih terdapat sisa UP tahun anggaran sebelumnya
yang belum disetor ke Kas Negara pada Satker Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada angka (1) huruf (b), KPA dapat mengajukan UP
dengan memperhitungkan sisa UP tahun anggaran sebelumnya
yang belum disetor ke Kas Negara;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
3) Dalam hal Satker Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota telah sepenuhnya mempertanggungjawabkan
TUP tahun anggaran sebelumnya tetapi belum menyelesaikan
rekonsiliasi laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada
angka (1) huruf (c) dan/atau menyampaikan LPJ Bendahara
bulan Desember tahun anggaran sebelumnya sebagaimana
dimaksud pada angka (1) huruf (d), KPA dapat mengajukan UP
dengan melampirkan surat pernyataan bahwa satker akan
segera menyelesaikan rekonsiliasi laporan keuangan dan
menyampaikan LPJ Bendahara Bulan Desember tahun anggaran
sebelumnya kepada KPPN.
b. Mekanisme Pembayaran UP
1) Mekanisme pembayaran UP digunakan untuk keperluan
membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun membiayai
kegiatan tahapan Pemilu yang tidak dapat dilakukan melalui
mekanisme pembayaran LS;
2) UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada BP
yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving);
3) BP yang dibantu oleh BPP, dalam pengajuan UP ke KPPN harus
melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang
dikelola oleh masing-masing BPP;
4) Pembiayaan pelaksanaan tahapan Pemilu menggunakan UP
sebagaimana angka 1 (satu), dilaksanakan oleh:
a) Satker Bawaslu;
b) Satker Bawaslu Provinsi;
c) Satker Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
d) Bawaslu Kabupaten/Kota yang belum menjadi satker;

5) Dalam hal UP pada BP tidak cukup tersedia untuk membiayai


kegiatan yang mendesak/tidak dapat ditunda, KPA Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota dapat
mengajukan permintaan TUP kepada KPPN.
3. Pembayaran TUP
a. Mekanisme Penyediaan TUP
1) Pengajuan permintaan TUP untuk membiayai operasional
sehari-hari diajukan secara terpisah dengan pengajuan
permintaan TUP untuk membiayai tahapan pelaksanaan Pemilu;
2) Pengajuan TUP diajukan oleh KPA Satker Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota kepada KPPN, dengan
melampirkan:
a) rincian rencana penggunaan TUP; dan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
b) surat pernyataan yang memuat syarat penggunaan dan
pertanggungjawaban TUP paling lama 1 (satu) bulan sejak
tanggal Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) diterbitkan
serta tidak digunakan untuk kegiatan yang harus
dilaksanakan dengan pembayaran LS;
3) KPA Satker Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota dapat mengajukan TUP untuk kebutuhan
melebihi waktu 1 (satu) bulan kepada KPPN;
4) Dalam hal TUP untuk membiayai tahapan pelaksanaan Pemilu
yang diajukan sebelumnya belum dipertanggungjawabkan
seluruhnya dan/atau belum disetor ke Kas Negara, KPA Satker
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota
dapat mengajukan permintaan TUP untuk membiayai tahapan
pelaksanaan Pemilu;
5) Permintaan TUP diatas TUP diajukan oleh KPA Satker Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota kepada Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dengan
melampirkan:
a) alasan pengajuan TUP untuk membiayai tahapan
pelaksanaan Pemilu meskipun TUP sebelumnya belum
dipertanggungjawabkan seluruhnya dan/atau belum disetor
ke Kas Negara;
b) surat pernyataan bermeterai yang ditandatangani oleh KPA
Satker Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu
Kabupaten/Kota yang berisi pernyataan tidak mengajukan
TUP Kembali dalam hal TUP sebelumnya belum
dipertanggungjawabkan seluruhnya dan/atau belum disetor
ke Kas Negara; dan

c) rincian rencana penggunaan TUP.


b. Mekanisme Pembayaran TUP
Mekanisme pembayaran TUP dapat digunakan untuk
membiayai operasional sehari-hari atau tahapan pelaksanaan
Pemilu.

B. Pelaksanaan Pembayaran pada Panwaslu Kecamatan, Panwaslu


Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS
Pelaksanaan pembayaran tagihan dilakukan dengan pembayaran
mekanisme LS yang diajukan oleh PPK Satker Bawaslu Provinsi atau
Bawaslu Kabupaten/Kota.

10

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
BAB IV
REKENING DANA PEMILU

Rekening dana Pemilu digunakan untuk menampung dana pelaksanaan


tahapan Pemilu yang digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan pada
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS.
A. Rekening Dana Pemilu
1. Untuk keperluan penyaluran dana pelaksanaan tahapan Pemilu pada
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS,
dilakukan pembukaan RDP;
2. Rekening dana Pemilu dalam bentuk giro Treasury Notional Pooling
(TNP);
3. PA atau Sekretaris Jenderal Bawaslu menetapkan dan melakukan
perjanjian kerjasama dengan bank umum dan syariah yang
pelayanannya memadai sampai dengan daerah operasional Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota. Perjanjian kerja sama tersebut
paling sedikit memuat:
a. pengertian atau ketentuan umum;
b. maksud dan tujuan;
c. ruang lingkup;
d. pengelolaan RDP termasuk di dalamnya:
1) monitoring dan pelaporan;
2) memberikan layanan unggulan;
3) mempunyai teknologi informasi yang berkualitas dan andal serta
mampu memenuhi fasilitasi RDP;
4) menyediakan fasilitas Cash Management System; dan
5) bebas biaya administrasi;
e. peringatan dan sanksi;
f. jangka waktu pengakhiran kerja sama;
g. keadaan kahar;
h. penyelesaian perselisihan;
i. ketentuan lain-lain; dan
j. ketentuan penutup;
4. RDP dibuka oleh:
a. KPA Satker Bawaslu Kabupaten/Kota; dan
b. KPA Satker Bawaslu Provinsi bagi Bawaslu Kabupaten/Kota yang
belum menjadi Satker;
5. Rekening Dana Pemilu sebagaimana dimaksud angka 4 huruf b dikelola
oleh BP Satker Bawaslu Provinsi dan BPP Bawaslu Kabupaten/Kota
yang belum menjadi Satker;
6. Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi melaporkan pembukaan RDP
sebagaimana angka 4 kepada Sekretaris Jenderal Bawaslu;

11

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
7. KPA melakukan penutupan RDP setelah tidak digunakan sesuai tujuan
dan peruntukannya;
8. Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi melaporkan penutupan RDP
sebagaimana angka 7 kepada Sekretaris Jenderal Bawaslu.
B. Rekening Panwaslu Kecamatan
1. Kasek Panwaslu Kecamatan wajib membuka rekening giro atas nama
Panwaslu Kecamatan;
2. Rekening giro Panwaslu Kecamatan digunakan untuk menampung
dana Pemilu dari BP/BPP Bawaslu Kabupaten/Kota;
3. Pendebitan rekening giro Panwaslu Kecamatan dilakukan dengan
menggunakan cek/bilyet giro yang disahkan oleh Kasek Panwaslu
Kecamatan dan SPK Panwaslu Kecamatan;
4. Jasa giro yang didapatkan pada rekening giro Panwaslu Kecamatan
wajib disetorkan ke Kas Negara;
5. Kasek Panwaslu Kecamatan melakukan penutupan rekening giro
setelah tidak digunakan sesuai tujuan dan peruntukannya.

12

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
BAB V
PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA PEMILU

Dana Pemilu digunakan untuk mendukung pelaksanaan tahapan Pemilu


pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu
Kecamatan.
A. Penyusunan Rencana Kegiatan dan Rincian Kebutuhan Dana
1. PPK Satker Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
menyusun rencana kegiatan dan rincian kebutuhan dana untuk
keperluan pembiayaan pelaksanaan tahapan Pemilu setiap awal tahun
anggaran berpedoman pada DIPA/Petunjuk Operasional Kegiatan
Satker Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota;
2. Rencana kegiatan dan rincian kebutuhan dana ditetapkan oleh masing-
masing KPA Satker Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota sebagaimana Lampiran II.A dan II.B;
3. Rincian kebutuhan dana untuk keperluan pembiayaan pelaksanaan
tahapan Pemilu pada Panwaslu Kecamatan ditetapkan oleh KPA Satker
Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/Kota;
4. Dalam hal diperlukan perubahan rencana kegiatan dan rincian
kebutuhan dana yang dilaksanakan oleh Panwaslu Kecamatan, PPK
Satker Bawaslu Provinsi atau Bawaslu Kabupaten/Kota dapat
mengajukan usulan perubahan rencana kegiatan dan rincian
kebutuhan dana kepada KPA Satker Bawaslu Provinsi atau Bawaslu
Kabupaten/Kota;
5. Atas usulan perubahan rencana kegiatan dan rincian kebutuhan dana
dari PPK, KPA melakukan koordinasi dengan Unit Kerja Sekretariat
Jenderal Bawaslu yang membidangi urusan perencanaan anggaran;
6. Berdasarkan hasil koordinasi sebagaimana angka 5, KPA menetapkan
perubahan rencana kegiatan dan rincian kebutuhan dana Panwaslu
Kecamatan;
7. Rencana kegiatan dan rincian kebutuhan dana pada Panwaslu
Kecamatan merupakan batas tertinggi penyaluran dana dan belanja.

B. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Bawaslu


1. KPA atau PPK atas nama KPA Satker Bawaslu melakukan penyaluran
dana pemilu berdasarkan SPBy kepada BP/BPP Satker Bawaslu yang
dapat dilakukan dengan menggunakan mekanisme:
a. Internet Banking;
b. Kartu Debit; atau
c. Cek/Bilyet Giro;

13

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
2. Dalam hal penyaluran dilakukan menggunakan kartu debit, KPA atau
PPK atas nama KPA Satker Bawaslu menerbitkan SPPR kepada BP/BPP
Satker Bawaslu;
3. BP/BPP Satker Bawaslu berdasarkan SPBy dan/atau SPPR dari PPK
atas nama KPA Satker Bawaslu menyalurkan dana kepada penerima;
4. BP/BPP Satker Bawaslu menyimpan bukti transfer.

C. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Bawaslu Provinsi


1. KPA atau PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Provinsi melakukan
penyaluran dana pemilu berdasarkan SPBy kepada BP/BPP Satker
Bawaslu Provinsi yang dapat dilakukan dengan menggunakan
mekanisme:
a. Internet Banking;
b. Kartu Debit; atau
c. Cek/Bilyet Giro;
2. Dalam hal penyaluran dilakukan menggunakan kartu debit, KPA atau
PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Provinsi menerbitkan SPPR kepada
BP/BPP Satker Bawaslu Provinsi;
3. BP/BPP Satker Bawaslu Provinsi berdasarkan SPBy dan/atau SPPR
dari PPK atas nama KPA Bawaslu Provinsi menyalurkan dana kepada
penerima;
4. BP/BPP Satker Bawaslu Provinsi menyimpan bukti transfer.

D. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Bawaslu Kabupaten/Kota


1. Bawaslu Kabupaten/Kota yang telah Menjadi Satker
a. KPA atau PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Kabupaten/Kota
melakukan penyaluran dana pemilu berdasarkan SPBy kepada
BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota yang dapat dilakukan
dengan menggunakan mekanisme:
1) Internet Banking;
2) Kartu Debit; atau
3) Cek/Bilyet Giro;
b. Dalam hal penyaluran dilakukan menggunakan kartu debit, KPA
atau PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Kabupaten/Kota
menerbitkan SPPR kepada BP/BPP Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota;
c. BP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota berdasarkan SPBy dan/atau
SPPR dari PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota atas nama KPA
Bawaslu Kabupaten/Kota menyalurkan dana kepada penerima;
d. BP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menyimpan bukti transfer.

14

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
2. Bawaslu Kabupaten/Kota yang belum Menjadi Satker
a. KPA atau PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Provinsi melakukan
penyaluran dana pemilu berdasarkan SPBy kepada BP Bawaslu
Provinsi yang dapat dilakukan dengan menggunakan mekanisme:
1) Internet Banking;
2) Kartu Debit; atau
3) Cek/Bilyet Giro;
b. Dalam hal penyaluran dilakukan menggunakan kartu debit, KPA
atau PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Provinsi menerbitkan
SPPR kepada BP Bawaslu Provinsi;
c. BP Satker Bawaslu Provinsi mentransfer sejumlah dana kepada BPP
Bawaslu Kabupaten/Kota;
d. BPP pada Bawaslu Kabupaten/Kota berdasarkan SPBy dan/atau
SPPR dari PPK pada Bawaslu Kabupaten/Kota atas nama KPA
Satker Bawaslu Provinsi menyalurkan dana kepada penerima;
e. BPP pada Bawaslu Kabupaten/Kota menyimpan bukti transfer.

E. Pengajuan Dana Pemilu pada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu


Kabupaten/Kota
Mekanisme Pengajuan LS dan UP/TUP berpedoman pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka
pelaksanaan APBN dan pedoman Bawaslu yang mengatur pengelolaan
keuangan APBN.

F. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu bagi Panwaslu Kecamatan


1. Panwaslu Kecamatan pada Bawaslu Kabupaten/Kota yang telah
Menjadi Satker
a. Penyusunan Rencana Penyaluran Dana
1) PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menyusun rencana
penyaluran dana untuk kebutuhan setiap bulan pada masing-
masing Panwaslu Kecamatan paling lambat tanggal 5 (lima)
bulan berkenaan;
2) Besaran rencana penyaluran dana untuk kebutuhan setiap
bulan dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan tahapan Pemilu;
3) Besaran rencana penyaluran dana untuk kebutuhan setiap
bulan, meliputi:
a) belanja honorarium; dan
b) belanja untuk keperluan pelaksanaan kegiatan;

15

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
4) KPA Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menetapkan besaran
rencana penyaluran dana untuk kebutuhan setiap bulan yang
telah disusun oleh PPK.
b. Pengajuan Dana Pemilu
1) PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota membuat SPP-LS untuk
keperluan penyaluran dana bagi Panwaslu Kecamatan,
Pengawas Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS yang mencakup
kebutuhan 1 (satu) bulan sesuai rencana kegiatan;
2) SPP-LS ditujukan kepada BP dengan rekening tujuan RDP;
3) PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan SPP-LS
kepada PPSPM Satker Bawaslu Kabupaten/Kota disertai dengan:
a) rencana kegiatan; dan
b) rencana penyaluran dana untuk kebutuhan 1 (satu) bulan
yang telah ditetapkan oleh KPA Bawaslu Kabupaten/Kota;
4) PPSPM Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian
atas SPP-LS beserta lampiran dokumen dan menerbitkan SPM-
LS untuk diajukan ke KPPN.
c. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu
1) PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Kabupaten/Kota
menerbitkan SPBy dan/atau SPPR kepada BP/BPP untuk
membayar/mentransfer sejumlah dana kepada Panwaslu
Kecamatan, dengan melampirkan:
a) rencana kegiatan; dan
b) rencana penyaluran dana untuk kebutuhan 1 (satu) bulan
yang telah ditetapkan oleh KPA Bawaslu Kabupaten/Kota;
2) BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota berdasarkan SPBy
dan/atau SPPR menyalurkan dana Pemilu dari RDP kepada
rekening Panwaslu Kecamatan;
3) Penyaluran dana untuk Pengawas Kelurahan/Desa dan
Pengawas TPS dilakukan oleh BP/BPP Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota melalui rekening Panwaslu Kecamatan;
4) Dalam hal terdapat keterbatasan pelayanan perbankan secara
non tunai dikarenakan kondisi geografis tertentu dan/atau
keadaan kahar, penyaluran dana dapat dilakukan secara tunai;
5) BP/BPP Bawaslu Kabupaten/Kota menyimpan bukti transfer
atau tanda terima atas penyaluran dana pemilu kepada
Panwaslu Kecamatan;
6) Atas dana yang disalurkan oleh BP/BPP Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota, SPK Panwaslu Kecamatan melakukan
pembayaran kepada penerima hak;
7) Apabila terdapat kekurangan dana terhadap LS yang telah
dicairkan maka Kasek Panwaslu Kecamatan dapat mengajukan

16

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
usulan kekurangan dana kepada PPK Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota. Selanjutnya PPK Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota dapat mengajukan SPP-LS.
2. Panwaslu Kecamatan pada Bawaslu Kabupaten/Kota yang belum
Menjadi Satker
a. Penyusunan Rencana Penyaluran Dana
1) PPK Bawaslu Kabupaten/Kota menyusun rencana penyaluran
dana untuk kebutuhan setiap bulan pada masing-masing
Panwaslu Kecamatan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan
berkenaan;
2) Besaran rencana penyaluran dana untuk kebutuhan setiap
bulan dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan tahapan Pemilu;
3) Besaran rencana penyaluran dana untuk kebutuhan setiap
bulan, meliputi:
a) belanja honorarium; dan
b) belanja untuk keperluan pelaksanaan kegiatan;
4) KPA Satker Bawaslu Provinsi menetapkan besaran rencana
penyaluran dana untuk kebutuhan setiap bulan yang telah
disusun oleh PPK.
b. Pengajuan Dana Pemilu
1) PPK Bawaslu Kabupaten/Kota membuat SPP-LS untuk
keperluan penyaluran dana bagi Panwaslu Kecamatan,
Pengawas Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS yang mencakup
kebutuhan 1 (satu) bulan sesuai rencana kegiatan;
2) SPP-LS ditujukan kepada BP Satker Bawaslu Provinsi dengan
rekening tujuan RDP;
3) PPK Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan SPP-LS kepada
PPSPM Satker Bawaslu Provinsi disertai dengan:
a) rencana kegiatan; dan
b) rencana penyaluran dana untuk kebutuhan 1 (satu) bulan
yang telah ditetapkan oleh KPA Bawaslu Provinsi;
4) PPSPM Satker Bawaslu Provinsi melakukan pengujian atas SPP-
LS beserta lampiran dokumen dan menerbitkan SPM-LS untuk
diajukan ke KPPN.
c. Penyaluran dan Penggunaan Dana Pemilu
1) PPK atas nama KPA Satker Bawaslu Provinsi menerbitkan SPBy
dan/atau SPPR kepada BP Satker Bawaslu Provinsi untuk
membayar/mentransfer sejumlah dana kepada Panwaslu
Kecamatan, dengan melampirkan:
a) rencana kegiatan; dan

17

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
b) rencana penyaluran dana untuk kebutuhan 1 (satu) bulan
yang telah ditetapkan oleh KPA Bawaslu Provinsi;
2) BP Satker Bawaslu Provinsi berdasarkan SPBy dan/atau SPPR
menyalurkan dana Pemilu dari RDP yang dikelola BP Satker
Bawaslu Provinsi kepada RDP yang dikelola BPP Bawaslu
Kabupaten/Kota;
3) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota berdasarkan SPBy dan/atau
SPPR menyalurkan dana Pemilu dari RDP kepada rekening
Panwaslu Kecamatan;
4) Penyaluran dana untuk Pengawas Kelurahan/Desa dan
Pengawas TPS dilakukan oleh BPP Bawaslu Kabupaten/Kota
melalui rekening Panwaslu Kecamatan;
5) Dalam hal keterbatasan pelayanan perbankan non tunai karena
kondisi geografis tertentu dan/atau keadaan kahar penyaluran
dana dapat dilakukan secara tunai;
6) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota menyimpan bukti transfer atau
tanda terima atas penyaluran dana pemilu kepada Panwaslu
Kecamatan;
7) Atas dana yang disalurkan oleh BPP Bawaslu Kabupaten/Kota,
SPK Panwaslu Kecamatan melakukan pembayaran kepada
penerima hak;
8) Apabila terdapat kekurangan dana terhadap LS yang telah
dicairkan maka Kasek Panwaslu Kecamatan dapat mengajukan
usulan kekurangan dana kepada PPK Bawaslu Kabupaten/Kota.
Selanjutnya PPK Bawaslu Kabupaten/Kota dapat mengajukan
SPP-LS kepada PPSPM untuk diajukan kepada KPPN.

18

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
BAB VI
PERTANGGUNGJAWABAN DANA PEMILU

Dana Pemilu yang telah digunakan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi,


Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa,
dan Pengawas TPS untuk pelaksanaan tahapan pemilu wajib
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan.
A. Pertanggungjawaban Dana Pemilu
1. Bawaslu
a. Pertanggungjawaban Belanja LS Bendahara
1) BP Satker Bawaslu wajib mempertanggungjawabkan LS
Bendahara yang telah diajukan paling lambat 40 (empat puluh)
hari setelah SP2D;
2) Pertanggungjawaban LS Bendahara meliputi:
a) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) atas
pengajuan LS yang telah ditandatangani oleh PPK Satker
Bawaslu dengan format sebagaimana Lampiran II.C;
b) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK dan BP
Satker Bawaslu, meliputi:
(1) daftar nominatif honorarium narasumber sebagaimana
Lampiran II.D;
(2) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana Lampiran
II.E;
(3) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
c) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-bukti
pengeluaran yang telah ditandatangani oleh PPK, BP, dan
Penerima;
3) PPK Satker Bawaslu melakukan pengujian atas SPTJB, daftar
nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran dengan SPP-LS. Apabila
bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai, PPK Satker Bawaslu
menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
4) BP Satker Bawaslu melakukan penelitian atas kesesuaian
jumlah uang yang telah disalurkan beserta SPTJB, daftar
nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran. Apabila bukti-bukti
pengeluaran sudah sesuai, BP menandatangani bukti-bukti
pengeluaran;
5) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan dinas
Bawaslu;

19

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
6) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
b. Pertanggungjawaban Belanja UP/TUP
1) BP/BPP Satker Bawaslu dapat melakukan penggantian
(revolving) UP Tunai yang telah digunakan;
2) BP/BPP Satker Bawaslu melakukan pertanggungjawaban TUP
untuk kebutuhan selama 1 (satu) bulan;
3) Pertanggungjawaban UP/TUP meliputi:
a) SPPR dan/atau SPBy yang telah ditandatangani oleh PPK;
b) SPTJB yang telah ditandatangani oleh PPK Satker Bawaslu
format sebagaimana Lampiran II.G;
c) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK dan
BP/BPP Satker Bawaslu, meliputi:
(1) daftar nominatif honorarium narasumber sebagaimana
Lampiran II.D;
(2) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana Lampiran
II.E;
(3) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
d) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-bukti
pengeluaran;
4) PPK Satker Bawaslu melakukan pengujian atas SPTJB, daftar
nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran dengan SPBy. Apabila
bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai, PPK Satker Bawaslu
menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
5) BP Satker Bawaslu melakukan penelitian atas kesesuaian
jumlah uang yang telah dibayarkan beserta SPTJB, daftar
nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran. Apabila bukti-bukti
pengeluaran sudah sesuai, BP menandatangani bukti-bukti
pengeluaran;
6) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan dinas
Bawaslu;
7) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
2. Bawaslu Provinsi
a. Pertanggungjawaban Belanja LS Bendahara
1) BP Satker Bawaslu Provinsi wajib mempertanggungjawabkan LS
yang telah diajukan paling lambat 40 (empat puluh) hari setelah
SP2D;
2) Pertanggungjawaban LS meliputi:

20

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
a) SPTJB yang telah ditandatangani oleh PPK Satker Bawaslu
Provinsi format sebagaimana Lampiran II.C;
b) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK dan BP
Satker Bawaslu Provinsi, meliputi:
(1) daftar nominatif honorarium narasumber sebagaimana
Lampiran II.D;
(2) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana Lampiran
II.E;
(3) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
c) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-bukti
pengeluaran yang telah ditandatangani oleh PPK, BP, dan
Penerima.
3) PPK Satker Bawaslu Provinsi melakukan pengujian atas SPTJB,
daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran dengan SPP-LS.
Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai, PPK Satker
Bawaslu Provinsi menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
4) BP Satker Bawaslu Provinsi melakukan penelitian atas
kesesuaian jumlah uang yang telah disalurkan beserta SPTJB,
daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran. Apabila bukti-
bukti pengeluaran sudah sesuai, BP menandatangani bukti-
bukti pengeluaran;
5) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan dinas
Bawaslu;
6) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
b. Pertanggungjawaban Belanja UP/TUP
1) BP/BPP Satker Bawaslu Provinsi dapat melakukan penggantian
(revolving) UP Tunai yang telah digunakan;
2) BP/BPP Satker Bawaslu Provinsi melakukan
pertanggungjawaban TUP untuk kebutuhan selama 1 (satu)
bulan;
3) Pertanggungjawaban UP/TUP meliputi:
a) SPPR dan/atau SPBy yang telah ditandatangani oleh PPK
Satker Bawaslu Provinsi;
b) SPTJB yang telah ditandatangani oleh PPK Satker Bawaslu
Provinsi format sebagaimana Lampiran II.G;
c) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK dan
BP/BPP Satker Bawaslu Provinsi, meliputi:
(1) daftar nominatif honorarium narasumber sebagaimana
Lampiran II.D;

21

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
(2) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana Lampiran
II.E;
(3) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
d) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-bukti
pengeluaran.
4) PPK Satker Bawaslu Provinsi melakukan pengujian atas SPTJB,
daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran dengan SPBy.
Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai, PPK Satker
Bawaslu Provinsi menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
5) BP Satker Bawaslu Provinsi melakukan penelitian atas
kesesuaian jumlah uang yang telah dibayarkan beserta SPTJB,
daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran. Apabila bukti-
bukti pengeluaran sudah sesuai, BP menandatangani bukti-
bukti pengeluaran;
6) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan dinas
Bawaslu;
7) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
3. Bawaslu Kabupaten/Kota yang telah Menjadi Satker
a. Bagi Bawaslu Kabupaten/Kota
1) Pertanggungjawaban Belanja LS Bendahara
a) BP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota wajib
mempertanggungjawabkan LS Bendahara yang telah
diajukan paling lambat 40 (empat puluh) hari setelah SP2D;
b) Pertanggungjawaban LS Bendahara meliputi:
(1) SPTJB yang telah ditandatangani oleh PPK Satker
Bawaslu Kabupaten/Kota format sebagaimana Lampiran
II.C;
(2) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK dan
BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota, meliputi:
(a) daftar nominatif honorarium narasumber
sebagaimana Lampiran II.D;
(b) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana
Lampiran II.E;
(c) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
(3) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-
bukti pengeluaran yang telah ditandatangani oleh PPK,
BP, dan Penerima.

22

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
c) PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian
atas SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran
dengan SPP-LS. Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah
sesuai, PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota
menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
d) BP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan penelitian
atas kesesuaian jumlah uang yang telah disalurkan beserta
SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran.
Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai, BP
menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
e) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan
dinas Bawaslu;
f) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
2) Pertanggungjawaban Belanja UP/TUP
a) BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota dapat melakukan
penggantian (revolving) UP Tunai yang telah digunakan;
b) BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
pertanggungjawaban TUP untuk kebutuhan selama 1 (satu)
bulan;
c) Pertanggungjawaban UP/TUP meliputi:
(1) SPPR dan/atau SPBy yang telah ditandatangani oleh PPK
Satker Bawaslu Kabupaten/Kota;
(2) SPTJB yang telah ditandatangani oleh PPK Satker
Bawaslu Kabupaten/Kota format sebagaimana Lampiran
II.G;
(3) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK dan
BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota, meliputi:
(a) daftar nominatif honorarium narasumber
sebagaimana Lampiran II.D;
(b) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana
Lampiran II.E;
(c) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
(4) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-
bukti pengeluaran;
d) PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian
atas SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran
dengan SPBy. Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai,
PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menandatangani
bukti-bukti pengeluaran;

23

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
e) BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
penelitian atas kesesuaian jumlah uang yang telah
disalurkan beserta SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti
pengeluaran. Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai,
BP/BPP menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
f) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan
dinas Bawaslu;
g) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
b. Bagi Panwaslu Kecamatan
1) Panwaslu Kecamatan wajib menyampaikan pertanggungjawaban
dana Pemilu yang telah diterima kepada BP/BPP Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 (lima) bulan
berikutnya;
2) Pertanggungjawaban dana Pemilu oleh Panwaslu Kecamatan,
meliputi:
a) SPTJB yang telah ditandatangani oleh Kasek Panwaslu
Kecamatan format sebagaimana Lampiran II.H;
b) daftar nominatif yang ditandatangani oleh Kasek Panwaslu,
meliputi:
(1) daftar nominatif honorarium narasumber sebagaimana
Lampiran II.D;
(2) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana Lampiran
II.E;
(3) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
c) bukti-bukti pengeluaran yang telah ditandatangani oleh
penerima dengan format kuitansi sebagaimana Lampiran II.I;
3) Penyampaian SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti
pengeluaran kepada BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota
dapat dalam bentuk softcopy;
4) Penyampaian dokumen sebagaimana angka (3) dilakukan
melalui aplikasi penyimpanan dokumen berbasis cloud yang
difasilitasi oleh Pusat Data dan Informasi Bawaslu serta dengan
tautan yang ditetapkan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota dengan
membuat folder <nama kecamatan_bulan>;
5) Penyampaian SPTJB dan bukti-bukti pengeluaran dalam bentuk
softcopy tidak menggugurkan kewajiban untuk menyampaikan
asli SPTJB dan bukti-bukti pengeluaran kepada BP/BPP Satker
Bawaslu Kabupaten/Kota;
6) BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan penelitian
atas kesesuaian jumlah uang yang telah disalurkan beserta

24

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
SPTJB dan bukti-bukti pengeluaran yang disampaikan oleh
masing-masing Panwaslu Kecamatan;
7) BP/BPP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan SPTJB
dan bukti-bukti pengeluaran dari Panwaslu Kecamatan yang
telah sesuai kepada PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota;
8) PPK Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian atas
SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran dengan
SPBy;
9) Apabila telah memenuhi persyaratan, PPK Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota melakukan pengesahan SPTJB serta bukti-
bukti pengeluaran. Selanjutnya, PPK Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota menerbitkan dan menyampaikan SPP-LS untuk
kebutuhan dana 1 (satu) bulan berikutnya bagi Panwaslu
Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS yang
memenuhi syarat kepada PPSPM;
10) Apabila tidak memenuhi persyaratan, PPK Satker Bawaslu
Kabupaten/Kota mengembalikan dokumen pertanggungjawaban
kepada SPK Panwaslu Kecamatan untuk dilakukan perbaikan;
11) PPSPM Satker Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian
terhadap SPP-LS beserta dokumen sebagaimana Bab V. Dalam
hal pengujian terhadap SPP-LS telah memenuhi syarat, PPSPM
Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menerbitkan SPM-LS untuk
diajukan ke KPPN;
12) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan dinas
Bawaslu;
13) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
4. Bawaslu Kabupaten/Kota yang belum Menjadi Satker
a. Bagi Bawaslu Kabupaten/Kota
1) Pertanggungjawaban Belanja LS Bendahara
a) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota wajib
mempertanggungjawabkan LS Bendahara yang telah
diajukan melalui BP Bawaslu Provinsi paling lambat 35 (tiga
puluh lima) hari setelah SP2D;
b) Pertanggungjawaban LS Bendahara meliputi:
(1) SPTJB yang telah ditandatangani oleh PPK Bawaslu
Kabupaten/Kota wajib format sebagaimana Lampiran
II.C;
(2) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK
Bawaslu Kabupaten/Kota dan BP Bawaslu Provinsi,
meliputi:

25

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
(a) daftar nominatif honorarium narasumber
sebagaimana Lampiran II.D;
(b) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana
Lampiran II.E;
(c) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
(3) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-
bukti pengeluaran;
c) PPK Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian atas
SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran
dengan SPP-LS. Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah
sesuai, PPK Bawaslu Kabupaten/Kota menandatangani
bukti-bukti pengeluaran;
d) BP Bawaslu Provinsi melakukan penelitian atas kesesuaian
jumlah uang yang telah disalurkan beserta SPTJB, daftar
nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran. Apabila bukti-bukti
pengeluaran sudah sesuai, BP menandatangani bukti-bukti
pengeluaran;
e) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan
dinas Bawaslu;
f) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
2) Pertanggungjawaban Belanja UP/TUP
a) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota dapat melakukan penggantian
(revolving) UP Tunai yang telah digunakan;
b) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan
pertanggungjawaban TUP untuk kebutuhan selama 1 (satu)
bulan;
c) Pertanggungjawaban UP/TUP meliputi:
(1) SPPR dan/atau SPBy yang telah ditandatangani oleh PPK
Bawaslu Kabupaten/Kota;
(2) SPTJB yang telah ditandatangani oleh PPK Bawaslu
Kabupaten/Kota format sebagaimana Lampiran II.G;
(3) daftar nominatif yang telah ditandatangani oleh PPK dan
BPP Bawaslu Kabupaten/Kota, meliputi:
(a) daftar nominatif honorarium narasumber
sebagaimana Lampiran II.D;
(b) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana
Lampiran II.E;
(c) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;

26

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
(4) kelengkapan pertanggungjawaban yang sah dan bukti-
bukti pengeluaran;
d) PPK Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian atas
SPTJB, daftar nominatif dan bukti-bukti pengeluaran dengan
SPP-LS. Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai, PPK
Bawaslu Kabupaten/Kota menandatangani bukti-bukti
pengeluaran;
e) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan penelitian atas
kesesuaian jumlah uang yang telah disalurkan beserta
SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran.
Apabila bukti-bukti pengeluaran sudah sesuai, BPP
menandatangani bukti-bukti pengeluaran;
f) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan
dinas Bawaslu;
g) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.
b. Bagi Panwaslu Kecamatan
1) Panwaslu Kecamatan wajib menyampaikan pertanggungjawaban
dana Pemilu yang telah diterima kepada BPP Bawaslu
Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 (lima) bulan
berikutnya;
2) Pertanggungjawaban dana Pemilu oleh Panwaslu Kecamatan,
meliputi:
a) SPTJB yang telah ditandatangani oleh Kasek Panwaslu
Kecamatan format sebagaimana Lampiran II.H;
b) daftar nominatif yang ditandatangani oleh Kasek Panwaslu,
meliputi:
(1) daftar nominatif honorarium narasumber sebagaimana
Lampiran II.D;
(2) daftar nominatif perjalanan dinas sebagaimana Lampiran
II.E;
(3) daftar nominatif perjalanan dinas paket meeting
sebagaimana Lampiran II.F;
c) bukti-bukti pengeluaran yang telah ditandatangani oleh
penerima dengan format kuitansi sebagaimana Lampiran II.I;
3) Penyampaian SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti
pengeluaran kepada BPP Bawaslu Kabupaten/Kota dapat dalam
bentuk softcopy;
4) Penyampaian dokumen sebagaimana angka (3) dilakukan
melalui aplikasi penyimpanan dokumen berbasis cloud yang
difasilitasi oleh Pusat Data dan Informasi Bawaslu serta dengan

27

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
tautan yang ditetapkan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota dengan
membuat folder <nama kecamatan_bulan>;
5) Penyampaian SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti
pengeluaran dalam bentuk softcopy tidak menggugurkan
kewajiban untuk menyampaikan asli SPTJB dan bukti-bukti
pengeluaran kepada BPP Bawaslu Kabupaten/Kota;
6) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan penelitian atas
kesesuaian jumlah uang yang telah disalurkan beserta SPTJB,
daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran yang disampaikan
oleh masing-masing Panwaslu Kecamatan;
7) BPP Bawaslu Kabupaten/Kota menyampaikan SPTJB dan bukti-
bukti pengeluaran dari Panwaslu Kecamatan yang telah sesuai
kepada PPK Bawaslu Kabupaten/Kota;
8) PPK Bawaslu Kabupaten/Kota melakukan pengujian atas
SPTJB, daftar nominatif, dan bukti-bukti pengeluaran dengan
SPBy;
9) Apabila telah memenuhi persyaratan, PPK Bawaslu
Kabupaten/Kota melakukan pengesahan SPTJB serta bukti-
bukti pengeluaran. Selanjutnya, PPK Bawaslu Kabupaten/Kota
menerbitkan dan menyampaikan SPP-LS untuk kebutuhan dana
bulan berikutnya bagi Panwaslu Kecamatan, Panwaslu
Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS yang memenuhi syarat
kepada PPSPM;
10) Apabila tidak memenuhi persyaratan, PPK Bawaslu
Kabupaten/Kota mengembalikan dokumen pertanggungjawaban
kepada SPK Panwaslu Kecamatan untuk dilakukan perbaikan;
11) PPSPM Satker Bawaslu Provinsi melakukan pengujian terhadap
SPP-LS beserta dokumen sebagaimana Bab V. Dalam hal
pengujian terhadap SPP-LS telah memenuhi syarat, PPSPM
Satker Bawaslu Provinsi menerbitkan SPM-LS untuk diajukan
ke KPPN;
12) Penelitian dan pertanggungjawaban mengacu pada pedoman
pengelolaan keuangan Bawaslu dan pedoman perjalanan dinas
Bawaslu;
13) Pemungutan/pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak
mengacu pada peraturan perpajakan.

B. Pengembalian Sisa Dana Pemilu dari LS Bendahara dan UP/TUP pada


Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota
1. Mekanisme pengembalian sisa dana Pemilu dari LS Bendahara dan
UP/TUP berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata
cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN, pedoman

28

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
pengelolaan keuangan Bawaslu, dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan mengenai Langkah-Langkah Akhir Tahun Anggaran;
2. Penyetoran sisa dana Pemilu pada tahun anggaran berjalan
menggunakan aplikasi Modul Penerimaan Negara Generasi ke-3 (MPN
G3) yang dapat diakses melalui alamat mpn.kemenkeu.go.id dengan
akun pengembalian sesuai dengan akun belanja yang digunakan.

C. Pengembalian Sisa Dana Pemilu pada Panwaslu Kecamatan


1. Panwaslu Kecamatan pada Bawaslu Kabupaten/Kota yang telah
Menjadi Satker
a. Sisa dana Pemilu dikembalikan kepada BP Bawaslu
Kabupaten/Kota paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum hari kerja
terakhir pada Bulan Desember;
b. Dalam hal masa tugas Panwaslu Kecamatan berakhir sebelum
Bulan Desember, sisa dana Pemilu dikembalikan kepada BP Satker
Bawaslu Kabupaten/Kota paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak
berakhirnya masa tugas;
c. BP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menyetorkan sisa dana Pemilu
ke Kas Negara paling lambat pada hari kerja terakhir Bulan
Desember;
d. BP Satker Bawaslu Kabupaten/Kota menyetorkan sisa dana Pemilu
dari Panwaslu Kecamatan yang masa tugas berakhir sebelum Bulan
Desember, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Panwaslu
Kecamatan mengembalikan sisa dana Pemilu;
e. Penyetoran sisa dana Pemilu menggunakan aplikasi MPN G3 yang
dapat diakses melalui alamat mpn.kemenkeu.go.id dengan akun
pengembalian sesuai dengan akun belanja yang digunakan;
2. Panwaslu Kecamatan pada Bawaslu Kabupaten/Kota yang belum
Menjadi Satker
a. Sisa dana Pemilu dikembalikan kepada BPP Bawaslu
Kabupaten/Kota paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum hari kerja
terakhir pada Bulan Desember;
b. BPP Bawaslu Kabupaten/Kota mengembalikan sisa dana Pemilu
kepada BP Bawaslu Provinsi paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum hari kerja terakhir pada Bulan Desember;
c. Dalam hal masa tugas Panwaslu Kecamatan berakhir sebelum
Bulan Desember, sisa dana Pemilu dikembalikan kepada BPP
Bawaslu Kabupaten/Kota paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak
berakhirnya masa tugas, dan BPP Bawaslu Kabupaten/Kota
mengembalikan sisa dana Pemilu kepada BP Bawaslu Provinsi
paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak berakhirnya masa tugas
Panwaslu Kecamatan;

29

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
d. BP Satker Bawaslu Provinsi menyetorkan sisa dana Pemilu ke Kas
Negara paling lambat pada hari kerja terakhir Bulan Desember;
e. BP Satker Bawaslu Provinsi menyetorkan sisa dana Pemilu dari
Panwaslu Kecamatan yang masa tugas berakhir sebelum Bulan
Desember, paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah BPP
mengembalikan sisa dana Pemilu;
f. Penyetoran sisa dana Pemilu menggunakan aplikasi MPN G3 yang
dapat diakses melalui alamat mpn.kemenkeu.go.id dengan akun
pengembalian sesuai dengan akun belanja yang digunakan.

D. Pelaporan Penggunaan Dana Pemilu


1. Kuasa Pengguna Anggaran atau PPK atas nama KPA Satker Bawaslu
Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota berkewajiban melaksanakan
pemeriksaan kas BP paling sedikit satu kali dalam satu bulan;
2. Pejabat Pembuat Komitmen Satker Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota berkewajiban melaksanakan pemeriksaan kas BPP
paling sedikit satu kali dalam satu bulan;
3. Penggunaan dana Pemilu pada Satker Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota dilaporkan melalui LPJ Bendahara setiap bulan
kepada KPPN dengan melampirkan rekening koran yang dikelola oleh
BP dan BPP termasuk RDP.

30

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
BAB VII
PENUTUP

Pedoman ini berlaku terhitung tanggal 1 Januari 2023, dengan aturan


peralihan sebagai berikut:
1. Dalam hal Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota telah
mengajukan TUP yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan tahapan
pemilu pada Panwaslu Kecamatan sebelum Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 181/PMK.05/2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran dalam
Rangka Tahapan Pemilihan Umum diundangkan, PPK atas nama KPA
dapat mempertanggungjawabkan sebagaimana Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
APBN dan pedoman Bawaslu yang mengatur pengelolaan keuangan APBN;
2. Penyaluran dana Pemilu dari BP/BPP Bawaslu Kabupaten/Kota kepada
SPK Panwaslu Kecamatan yang dilakukan sebelum pedoman ini berlaku
dapat dilakukan secara tunai;
3. Kuitansi dokumen pertanggungjawaban pada Panwaslu Kecamatan
sebelum pedoman ini ditetapkan, dapat menggunakan format selain
Lampiran II.I.
Demikian lampiran Keputusan Badan Pengawas Pemilihan Umum ini
disusun untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan anggaran dalam
rangka tahapan Pemilu di lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum.

Ketua,

Rahmat Bagja

31

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
UMUM
NOMOR 464/KU.00/K1/12/2022
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN
DALAM PENYELENGGARAAN TAHAPAN PEMILIHAN
UMUM

PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DALAM PENYELENGGARAAN


TAHAPAN PEMILIHAN UMUM

32

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
A. Form Rencana Kegiatan

RENCANA KEGIATAN TAHAPAN PEMILU

1. Kode Satuan Kerja : ………………………………..(1)


2. Nama Satuan Kerja : ………………………………..(2)
3. Tanggal/No. DIPA : ………………………………..(3)
4. Unit Organisasi : ………………………………..(4)

No. Kode Bulan


**)
Anggaran
Program/Kegiatan/KRO/RO/ Akun/Uraian
(Rp) 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
Komponen/Sub Komponen*)

521211
Rapat Koordinasi
1 CQ.5245.BAH.001.301.A ……………
Penanganan
Pelanggaran

524111
Koordinasi
2 CQ.5245.BAH.001.301.A Penanganan ……………
Pelanggaran ke
Bawaslu Provinsi

521211
3 CQ.5245.BAH.001.302.A Rapat Koordinasi ……………
Penyelesaian Sengketa

33

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No. Kode Anggaran Bulan
Program/Kegiatan/KRO/RO/ Akun/Uraian**)
(Rp) 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
Komponen/Sub Komponen*)
524111
Koordinasi
4 CQ.5245.BAH.001.302.A ……………
Penyelesaian Sengketa
ke Bawaslu Provinsi

*)
Contoh program/kegiatan/KRO/RO/komponen/sub komponen
**)
Contoh akun dan uraian

.............(5), ……………….(6)
Pejabat Pembuat Komitmen

………………………………...(7)
NIP. …………………………..(8)

34

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
RENCANA KEGIATAN TAHAPAN PEMILU

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan kode satker
(2) Diisi dengan nama satker
(3) Diisi dengan tanggal/nomor DIPA
(4) Diisi dengan nama unit organisasi Bawaslu/Bawaslu Provinsi/
Bawaslu Kabupaten/Kota
(5) Diisi dengan tempat
(6) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(7) Diisi dengan nama PPK
(8) Diisi dengan NIP PPK

35

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
B. Form Rincian Kebutuhan Dana

RINCIAN KEBUTUHAN DANA TAHAPAN PEMILU

1. Kode Satuan Kerja : ………………………………..(1)


2. Nama Satuan Kerja : ………………………………..(2)
3. Tanggal/No. DIPA : ………………………………..(3)
4. Unit Organisasi : ………………………………..(4)

No. Kode Rincian Kebutuhan Dana Bulan (Rp)


Program/Kegiatan/KRO/ Akun/ Anggaran
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
RO/Komponen/Sub Uraian**) (Rp)
Komponen*)

521211
Rapat
1 CQ.5245.BAH.001.301.A Koordinasi ……………….. …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …...
Penanganan
Pelanggaran

524111
Koordinasi
Penanganan
2 CQ.5245.BAH.001.301.A ……………….. …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …...
Pelanggaran
ke Bawaslu
Provinsi

36

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No. Kode Akun/ Anggaran Rincian Kebutuhan Dana Bulan (Rp)
Program/Kegiatan/KRO/ Uraian**) (Rp) 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
RO/Komponen/Sub
521211
Rapat
3 CQ.5245.BAH.001.302.A Koordinasi ……………….. …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …...
Penyelesaian
Sengketa

524111
Koordinasi
Penyelesaian
4 CQ.5245.BAH.001.302.A ……………….. …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …... …...
Sengketa ke
Bawaslu
Provinsi

*)
Contoh program/kegiatan/KRO/RO/komponen/sub komponen
**)
Contoh akun dan uraian

.............(5), ……………….(6)
Pejabat Pembuat Komitmen

………………………………...(7)
NIP. …………………………..(8)

37

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
RENCANA KEGIATAN TAHAPAN PEMILU

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan kode satker
(2) Diisi dengan nama satker
(3) Diisi dengan tanggal/nomor DIPA
(4) Diisi dengan nama unit organisasi Bawaslu/Bawaslu Provinsi/
Bawaslu Kabupaten/Kota
(5) Diisi dengan tempat
(6) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(7) Diisi dengan nama PPK
(8) Diisi dengan NIP PPK

38

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
C. Form SPTJB LS Bendahara

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA


NOMOR: …………………(1)

1. Kode Satuan Kerja : ………………………………..(2)


2. Nama Satuan Kerja : ………………………………..(3)
3. Tanggal/No. DIPA : ………………………………..(4)
4. Klasifikasi Anggaran : ………………………………..(5)

Yang bertandatangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran


Satuan Kerja ……………… (6) menyatakan bahwa saya bertanggung jawab
secara formal dan material atas segala pengeluaran serta kebenaran
perhitungan pemungutan pajak atas pembayaran tersebut yang telah kami
perintahkan dalam SPP ini dengan perincian sebagai berikut:

Kode Pajak yang dipungut


No. Penerima Uraian Jumlah
Akun PPN PPh

1 522… ……………. ………………… ……………. ……………. …………….

2 524… ……………. ………………… ……………. ……………. …………….

3 dst ……………. ………………… ……………. ……………. …………….

Jumlah ……………. ……………. …………….

Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut


di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk
kelengkapan administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

.............(7), ……………….(8)
Pejabat Pembuat Komitmen

………………………………...(9)
NIP. …………………………(10)

39

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA (SPTJB)

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan nomor SPTJB
(2) Diisi dengan kode satker
(3) Diisi dengan nama satker
(4) Diisi dengan tanggal/nomor DIPA
(5) Diisi dengan klasifikasi anggaran
(6) Diisi dengan nama satker
(7) Diisi dengan tempat
(8) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(9) Diisi dengan nama PPK
(10) Diisi dengan NIP PPK

40

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
D. Form Daftar Nominatif Honorarium Narasumber

DAFTAR NOMINATIF HONORARIUM NARASUMBER


………………………………………………(1)
……………….……………………………..(2)

Nomor Nama Jumlah Honorarium


No. Nama Tanggal Honor Narasumber (Rp) Pajak (Rp)
Rekening Bank Narasumber (Rp)

1 ………….................... ………… ……………. ……………. … OJ x …..... ……… ……………. ……………………………….……

2 ………….................... ………… ……………. ……………. … OJ x …..... ……… ……………. …………………….………………

3 ………….................... ………… ……………. ……………. … OJ x …..... ……… ……………. …………………….………………

Jumlah ………. ……………. ………………….…………………

…..........(3), ……………….(4)
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran/
Bendahara Pengeluaran Pembantu

…………………………………(5) …………………………………(7)
NIP. ……………………..……(6) NIP. ……………………………(8)

41

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR NOMINATIF

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan uraian kegiatan
(2) Diisi dengan tempat dan tanggal kegiatan
(3) Diisi dengan tempat
(4) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(5) Diisi dengan nama PPK
(6) Diisi dengan NIP PPK
(7) Diisi dengan nama BP/BPP
(8) Diisi dengan NIP BP/BPP

42

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
E. Form Daftar Nominatif Perjalanan Dinas

DAFTAR NOMINATIF PERJALANAN DINAS


………………………………………………(1)
…………………………………….………..(2)

Perjalanan Tiket
Daerah Transport Uang Harian Penginapan
No. Nama Pesawat Jumlah (Rp)
Tujuan Berangkat Pulang PP (Rp) (Rp) (Rp)
PP (Rp)

1 ………….................... ………… ……………. ……………. ……………. ……………. … x … … … x … … ………………..….

2 ………….................... ………… ……………. ……………. ……………. ……………. … x … … … x … … ………………..….

3 ………….................... ………… ……………. ……………. ……………. ……………. … x … … … x … … ………………..….

Jumlah ……………. ……………. … … ………………..….

…..........(3), ……………….(4)
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran/
Bendahara Pengeluaran Pembantu

…………………………………(5) …………………………………(7)
NIP. ……………………..……(6) NIP. ……………………………(8)

43

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR NOMINATIF

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan uraian kegiatan
(2) Diisi dengan tempat dan tanggal kegiatan
(3) Diisi dengan tempat
(4) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(5) Diisi dengan nama PPK
(6) Diisi dengan NIP PPK
(7) Diisi dengan nama BP/BPP
(8) Diisi dengan NIP BP/BPP

44

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
F. Form Daftar Nominatif Perjalanan Dinas Paket Meeting

DAFTAR NOMINATIF PERJALANAN DINAS PAKET MEETING


………………………………………………(1)
………………………………………….…..(2)

Daerah Transport PP Uang Harian


No. Nama Daerah Asal Jumlah (Rp) Nomor Rekening
Tujuan (Rp) Fullboard/Fullday/Halfday

1 ………….................... ……………… ……………. ……………….. ………. x ………. ………. …………………… ……………………..

2 ………….................... ……………… ……………. ……………….. ………. x ………. ………. …………………… ……………………..

3 ………….................... ……………… ……………. ……………….. ………. x ………. ………. …………………… ……………………..

Jumlah ……………….. ………. …………………… ……………………..

…..........(3), ……………….(4)
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran/
Bendahara Pengeluaran Pembantu

…………………………………(5) …………………………………(7)
NIP. ……………………..……(6) NIP. ……………………………(8)

45

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR NOMINATIF

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan uraian kegiatan
(2) Diisi dengan tempat dan tanggal kegiatan
(3) Diisi dengan tempat
(4) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(5) Diisi dengan nama PPK
(6) Diisi dengan NIP PPK
(7) Diisi dengan nama BP/BPP
(8) Diisi dengan NIP BP/BPP

46

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
G. Form SPTJB UP/TUP

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA


NOMOR: …………………(1)

1. Kode Satuan Kerja : ………………………………..(2)


2. Nama Satuan Kerja : ………………………………..(3)
3. Tanggal/No. DIPA : ………………………………..(4)
4. Klasifikasi Anggaran : ………………………………..(5)

Yang bertandatangan di bawah ini atas nama Kuasa Pengguna Anggaran


Satuan Kerja ………………(6) menyatakan bahwa saya bertanggung jawab
secara formal dan material atas segala pengeluaran yang telah dibayar lunas
oleh bendahara kepada yang berhak menerima serta kebenaran perhitungan
dan setoran pajak yang telah dipungut atas pembayaran tersebut dengan
perincian sebagai berikut:

Kode Pajak yang dipungut


No. Penerima Uraian Jumlah
Akun PPN PPh

1 521… ……………. ………………… ……………. ……………. …………….

2 522… ……………. ………………… ……………. ……………. …………….

3 dst ……………. ………………… ……………. ……………. …………….

Jumlah ……………. ……………. …………….

Bukti-bukti pengeluaran anggaran dan asli setoran pajak (SSP/BPN) tersebut


di atas disimpan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk
kelengkapan administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

…..........(7), ……………….(8)
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran/
Bendahara Pengeluaran Pembantu

…………………………………(9) …………………………………(11)
NIP. …………………………(10) NIP. ……………………………(12)

47

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA (SPTJB)

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan nomor SPTJB
(2) Diisi dengan kode satker
(3) Diisi dengan nama satker
(4) Diisi dengan tanggal/nomor DIPA
(5) Diisi dengan klasifikasi anggaran
(6) Diisi dengan nama satker
(7) Diisi dengan tempat
(8) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(9) Diisi dengan nama PPK
(10) Diisi dengan NIP PPK
(11) Diisi dengan nama BP/BPP
(12) Diisi dengan NIP BP/BPP

48

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
H. Form SPTJB Panwaslu Kecamatan

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA


Bulan : ………………………….(1)
Nomor : ………………………….(2)
Tanggal : ………………………….(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………(4)………………..
NIP : ………………(5)………………..
Jabatan : ………………(6)………………..
Kecamatan : ………………(7)………………..
Kabupaten : ………………(8)………………..

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Bertanggungjawab atas penggunaan dana Pemilu Bulan …………..(9) tahun


………..(10) sebesar Rp…………(11) sebagaimana terdapat pada daftar
lampiran SPTJB ini untuk keperluan pelaksanaan kegiatan Pemilu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Berdasarkan lampiran SPTJB ini, masih terdapat sisa dana Pemilu yang
belum dipergunakan sebesar Rp…………….(12)
3. Apabila dikemudian hari dana Pemilu tersebut belum dipergunakan yang
mengakibatkan kekurangan dalam pertanggungjawabannya, maka kami
bersedia untuk menyetor kekurangan tersebut ke Kas Negara.
4. Apabila dikemudian hari penggunaan Dana Pemilu tersebut tidak sesuai
dengan ketentuan dan mengakibatkan kerugian bagi Negara, maka kami
bersedia untuk mengembalikan dan menyetor kerugian Negara ke Kas
Negara.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

………………….(13), ………………..(14)
Kepala Sekretariat
Panwaslu Kecamatan ………………..(15)

…………………………………(16)
NIP. ……………………..……(17)

49

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA (SPTJB)

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan bulan dan tahun pelaporan
(2) Diisi dengan nomor SPTJB
(3) Diisi dengan tanggal SPTJB
(4) Diisi dengan nama pembuat SPTJB (Kepala Sekretariat Panwaslu
Kecamatan)
(5) Diisi dengan NIP Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan
(6) Diisi dengan nama jabatan Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan
(7) Diisi dengan nama kecamatan
(8) Diisi dengan nama kabupaten
(9) Diisi dengan bulan
(10) Diisi dengan tahun
(11) Diisi dengan nilai realisasi belanja bulan berkenaan
(12) Diisi dengan sisa dana Pemilu yang masih berada di Panwaslu
Kecamatan
(13) Diisi dengan tempat
(14) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(15) Diisi dengan nama kecamatan
(16) Diisi dengan nama Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan
(17) Diisi dengan NIP Kepala Sekretariat Panwaslu Kecamatan

50

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
LAMPIRAN SURAT PERTANYAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
Bulan : ………………………….
Nomor : ………………………….
Tanggal : ………………………….

No. Akun/ Jumlah Jumlah dana Jumlah dana Jumlah dana Sisa
Uraian *) dana yang yang sudah yang sudah yang sudah dana
sudah dibelanjakan dibelanjakan dibelanjakan s.d.
diterima s.d. bulan bulan ini (Rp) s.d. bulan ini bulan
s.d. bulan lalu (Rp) (Rp) ini
ini (Rp) (Rp)
(a) (b) (c) (d) (e) (f=d+e) (g=c-f)

521213/
1 Pembayaran ……………. ……………….. ………..……… ……………….. ……..
Honorarium

521211/
2 Pembayaran ……………. ……………….. ………..……… ……………….. ……..
ATK

521219/
Pembayaran
3 ……………. ……………….. ………..……… ……………….. ……..
Bantuan
Transpor

522141/
4 Pembayaran ……………. ……………….. ………..……… ……………….. ……..
Sewa

5 dst ……………. ……………….. ………..……… ……………….. ……..

Jumlah …………… …………….…. ……………….. ………..……… ……..

*)
Contoh akun dan uraian
Lampiran Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) ini dibuat
dengan sebanar-benarnya disertai dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah
sebagaimana terlampir dan merupakan satu kesatuan dengan SPTJB.

…………………., ………………..
Kepala Sekretariat
Panwaslu Kecamatan ………………..

…………………………………
NIP. ……………………..……

51

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
I. Form Kuitansi Panwaslu Kecamatan

PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


KECAMATAN ……………………………….(1)

KUITANSI

Tahun Anggaran : ……………………(2)


Nomor Kuitansi : ……………………(3)
Kode Akun : ……………………(4)

Terima dari : PPK Bawaslu Kabupaten/Kota ………………………………………...(5)


Uang sejumlah : Rp…………………….……..(6) (…………………………………(7) Rupiah)
Untuk pembayaran : ………………………………………………………………………………….(8)

Menyetujui Yang Membayarkan Yang Menyerahkan ……………….(9), …………..(10)


PPK Bawaslu Kabupaten/Kota BP/BPP Bawaslu Kabupaten/Kota SPK Panwaslu Kecamatan Yang Menerima
……………………………….(5), ……………………………….(5), ……………………………….(1),

…………………………………(11) …………………………………(13) …………………………………(15) …………………………………(17)


NIP. ……………………..……(12) NIP. ……………………..……(14) NIP. ……………………..……(16)

52

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
PETUNJUK PENGISIAN
KUITANSI PANWASLU KECAMATAN

NO KETERANGAN
(1) Diisi dengan nama kecamatan
(2) Diisi dengan tahun anggaran
(3) Diisi dengan nomor kuitansi
(4) Diisi dengan kode akun pembebanan anggaran
(5) Diisi dengan nama kabupaten/kota
(6) Diisi dengan nilai kuitansi dalam angka
(7) Diisi dengan nilai kuitansi dalam huruf
(8) Diisi dengan uraian pembayaran
(9) Diisi dengan tempat
(10) Diisi dengan tanggal, bulan, tahun
(11) Diisi dengan nama PPK
(12) Diisi dengan NIP PPK
(13) Diisi dengan nama BP/BPP
(14) Diisi dengan NIP BP/BPP
(15) Diisi dengan nama SPK Panwaslu Kecamatan
(16) Diisi dengan NIP SPK Panwaslu Kecamatan
(17) Diisi dengan nama penerima

Ketua,

Rahmat Bagja

53

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai