Anda di halaman 1dari 80

NS BEJO UTOMO MSc

Objektif :

Tujuan Umum: Diharapkan peserta pelatihan mampu


melakukan Tindakan BHD pada pasien yang
mengalami henti jantung dan henti napas ( Cardiac
Arrest)
Tujuan Khusus :
1.Peserta mengerti dan memahami Tindakan RJP
2.Peserta memahami dan mampu melakukan tahapan-
tahapan dalam RJP
3. Mampu melakukan RJP pada pasien suspect atau
terkomfirmasi covid 19
Pendahuluan
 Pedoman resusitasi kardiopulmoner (CPR) American Heart
Association membahas hambatan dalam melakukan
resusitasi dalam era pandemic global COVID-19) , yang mana
penolong harus tetap melakukan tindakan darurat pada
korban dengan memperhatikan keselamatan penolong.
 American Heart Association, bekerja sama dengan American
Academy of Pediatrics, American Association for Respiratory
Care, American College of Emergency Physician, Society of
Critical Care Anesthesiologists, dan American Society of
Anesthesiologists, dan di dukung oleh American Associate
Critical Care Nurse (AACN) serta National Association of
EMS, telah menyusun panduan untuk membantu penolong
dalam mengobati seseorang dengan serangan jantung dan
dengan dugaan atau konfirmasi COVID-19.
Cont……

Selama 2 dekade terakhir, terjadi peningkatan yang


baik dalam kelangsungan hidup setelah serangan
jantung terjadi baik di dalam maupun di luar rumah
sakit:
1. Keberhasilan itu bergantung pada memulai
intervensi resusitasi yang telah terbukti seperti
kompresi dada berkualitas tinggi dan defibrilasi
dalam hitungan detik hingga menit
2. Berkembangnya dan meluasnya infeksi
koronavirus dan sindrom pernapasan akut telah
menciptakan tantangan penting bagi upaya
resusitasi dan membutuhkan modifikasi dari
proses dan praktik yang telah ditetapkan.
Cont……..

Resusitasi membawa risiko bagi petugas kesehatan karena


berbagai alasan:
1. CPR menyebabkan terjadinya prosedur aerosol, seperti:
kompresi dada, ventilasi tekanan positif, dan pemberian
jalan napas lanjut. Selama prosedur tersebut, partikel virus
dapat tetap melayang di udara dengan waktu paruh -1 jam
dan dihirup oleh orang-orang terdekat.
2. upaya resusitasi memerlukan tim untuk bekerja dalam jarak
dekat satu sama lain dengan pasien.
3. Kejadian darurat dengan stres tinggi di mana pasien yang
membutuhkan resusitasi dapat mengakibatkan
penyimpangan dalam praktik pengendalian infeksi.
Cont….

 CPR yang tepat waktu dan berkualitas tinggi


dan dengan melindungi penolong, berlaku
untuk resusitasi dewasa, pediatrik, dan
neonatal pada pasien dengan infeksi COVID-
19 yang dicurigai atau terkonfirmasi,yang
disesuaikan secara lokal berdasarkan beban
penyakit saat ini dan ketersediaan sumber
daya
Prinsip Umum untuk Resusitasi

I.Kurangi Paparan Penolong


terhadap COVID-19

II. Prioritaskan strategi oksigenasi dan


ventilasi dengan risiko aerosolisasi yang lebih
rendah:

III. Pertimbangkan Kelayakan Memulai dan


Melanjutkan Resusitasi
.
Prinsip Umum untuk Resusitasi pada Pasien
dengan Diduga dan terkonfirmasi COVID-19

I.Kurangi Paparan Penolong terhadap COVID-19


Alasan
Sangat penting bahwa penolong melindungi diri
dari paparan yang tidak perlu.jika terpajan
dengan COVID-19 semakin mengurangi tenaga
kerja yang sudah stres dan berpotensi
menambah ketegangan tambahan jika mereka
sakit parah.
Cont……

Strategi :
1. Sebelum memasuki lokasi, semua penolong
harus mengenakan APD untuk menjaga dari
kontak dengan partikel udara dan tetesan.
Konsultasikan dengan masing-masing standar
sistem layanan kesehatan darurat atau medis
(EMS) karena rekomendasi APD dapat sangat
bervariasi berdasarkan data epidemiologis dan
ketersediaan saat ini.
2. Batasi personil di ruangan atau di tempat
kejadian hanya yang ikut dalam perawatan
pasien.
Cont…..

3. Dalam pengaturan dengan protokol yang


berlaku pertimbangkan penggunaan
kompresi dada manual dengan perangkat
CPR mekanis untuk mengurangi jumlah
penyelamat yang diperlukan untuk orang
dewasa dan remaja yang memenuhi kriteria
tinggi dan berat pabrikan.
4. Mengkomunikasikan status COVID-19
dengan jelas kepada penolong baru
II. Prioritaskan strategi oksigenasi dan ventilasi
dengan risiko aerosolisasi yang lebih rendah:

 Gunakan HEPA filter , jika tersedia, untuk semua


ventilasi
 Intubasi dini dengan pipa yang ada cuff nya, jika
mungkin, dan hubungkan ke ventilasi mekanis
 Libatkan intubator dengan peluang tertinggi
untuk keberhasilan first-pass
 Jeda kompresi dada untuk intubasi
 Pertimbangkan penggunaan laringoskop video,
jika tersedia
Cont….

 Sebelum intubasi, gunakan bag mask


dengan filter HEPA
 Untuk orang dewasa, pertimbangkan
oksigenasi pasif dengan masker non
rebreathing
 Jika intubasi tertunda, pertimbangkan jalan
udara supraglotis
 Meminimalkan pemutusan sirkuit tertutup
III. Pertimbangkan Kelayakan Memulai dan Melanjutkan
Resusitasi

Alasan
Hasil untuk henti jantung pada COVID-19 masih
belum diketahui, mortalitas untuk pasien kritis
dengan COVID-19 tinggi dan meningkat dengan
bertambahnya usia dan komorbiditas, khususnya
penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, penting
untuk mempertimbangkan usia, komorbiditas, dan
keparahan penyakit dalam menentukan resusitasi dan
untuk menyeimbangkan kemungkinan keberhasilan
terhadap risiko untuk penolong dan pasien
Cont…..

Strategi
1. Tentukan tujuan perawatan pada pasien dengan
COVID-19 untuk mengantisipasi kebutuhan dalam
peningkatan mutu perawatan.
2. Membuat kebijakan untuk menentukan
kesesuaian dalam memulai dan mengakhiri CPR
untuk pasien dengan COVID-19, dengan
mempertimbangkan faktor risiko pasien. kebijakan
risiko harus dikomunikasikan kepada pasien atau
keluarga waktu diskusi.
3, Belum ada data untuk CPR ekstrakorporeal
(ECMO) untuk pasien dengan COVID-19.
RANTAI KELANGSUNGAN HIDUP
EWS
2020
RJP ERA PANDEMI

Basic life support healthcare


provider adult cardiac arrest
algorithm for patients with
suspected or confirmed
coronavirus disease 2019
(COVID-19). AED indicates
automated external
defibrillator; ALS, advanced
life support; CPR,
cardiopulmonary
resuscitation; and PPE,
personal protective
equipment.
Resusitasi Jantung & Paru ( RJP )
 Definisi : Adl Suatu usaha bantuan hidup dasar ( BHD
) yang terdiri dari Air way, Breathing & Circulation;
dgn.cara pemberian nafas buatan dan kompresi
jantung luar dgn tujuan mengalirkan kembali
peredaran darah yg beroksigen ke otak.

 RJP dilakukan pd keadaan yg mati klinis bukan mati


biologis
Kematian
 Mati Klinis
Henti napas dan henti jantung
 Mati Biologis
Lebam mayat,Munculnya bau dan
kekakuan,pupil midriasis
 Resusitasi atau reanimasi di dalam kamus-kamus diartikan
sebagai menghidupkan kembali atau memberi hidup baru.
 Tindakan darurat yang terdiri dari pijat jantung eksternal
dan pernapasan buatan, pengobatan pertama untuk orang
yang colaps dan tidak memiliki denyut nadi dan telah
berhenti bernapas, mencoba untuk mengembalikan
sirkulasi darah dan mencegah kematian atau kerusakan
otak akibat kekurangan oksigen
Indikasi BHD
 Henti napas.
Penyebab : tenggelam,stroke, obstruksi jalan napas akibat benda asing,
menghirup asap, keracunan obat, tersengat listrik, tercekik, trauma,
MCI, dll.
Tanda –tanda: tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan
dari pasien.
Pada awal henti nafas oksigen masih di dalam darah untuk beberapa
menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan
organ vital lainnya.
 Henti jantung
Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan terjadi henti
sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan
organ vital kekurangan oksigen.
Tujuan BHD
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya
pernafasan
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau
henti nafas melalui resusitasi jantung paru ( RJP ).
MEMULAI RJP
- Kapan Memulai RJP
Berbeda dengan penanganan medis yang lain, RJP bisa
dimulai tanpa menunggu intruksi Dokter.
Seseorang yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan RJP dapat menolong pasien dengan
kasus henti jantung. Namun penolong juga harus
mengetahui beberapa keadaan sehingga RJP tidak perlu
dilakukan
• Teknik Pelaksanaan:
– Sebelum Oktober 2010
• Airway
• Breathing : Look, Feel, Listen
• Circulation : CPR
• Defibrilasi
– Setelah 2015
• Circulation
• Airway
• Breathing
• Defibrilasi

- April 2020
- Safety
- Utamakan PPE
Personal
Protective
Euipment
PPE (Personal Protective Equipment)
Langkah-langkah BHDTindakan RJP/ CPR
D= DANGER !!
 Pastikan keamanan penolong
 Pastikan keamanan pasien
 Is it safe
 Apakah aman
What happened
 Apa yang terjadi
 How many victims are there
 Berapa jumlah korban
Can bystanders help
 Orang disekitar dapat
membantu?
Once you reach the victim
 Saat menghampiri
korban?
R = NILAI RESPON PASIEN
 Segera setelah aman
 “Are you all right ?”
 Hati-hati kemungkinan trauma leher
 Jaga jarak/Distancing
 Jangan pindahkan / mobilisasi pasien
bila tidak perlu
AKTIFKAN EMS
CALL FOR HELP
( MINTA TOLONG )
 Fungsi :
1. Mencari Bantuan
2. Mencari Saksi buat Penolong
MEMPERBAIKI POSISI
PENOLONG
Memastikan ada tidaknya
denyut jantung
 Arteri brakhialis  Arteri karotis
NILAI SIRKULASI
 Nadi carotis < 5-10 detik
ADA / TIDAK

(-)
Cek Napas (-) Kompresi >100x/mt
Ventilasi 2x
Rasio 30 : 2 5 siklus
Nafas buatan
10-12 x/mnt don’t Mouth to Mouth
Tanpa kompresi (PJL)
GUNAKAN BAG MASK
DENGAN HEPA FILTER
PIJAT JANTUNG LUAR
 pada pertengahan bawah
sternum
 Kompresi /tekanan 5-6 cm
 Frekwensi >100x/mt
Hand only
 Rasio Pijat Jantung Luar /
Nafas Bantu dg bag mask
30 : 2
MEMBERIKAN BANTUAN
SIRKULASI
KOMPRESI JANTUNG LUAR
PERBANDINGAN 30 : 2 selama 2 menit
RECOIL DADA 100%
TINDAKAN KOMPRESI YANG BENAR AKAN
MENGHASILKAN TEKANAN SISTOLIK 60 – 80
mmHg (25 % DARI CURAH JANTUNG
NORMAL)
PRINCIPAL OF ECC
( KOMPRESI JANTUNG LUAR )
AIRWAY (JALAN NAFAS)
PEMERIKSAAN JALAN NAFAS
AIRWAY
Bila pasien tidak memberikan respon
 supine, permukaan datar dan keras
 bila perlu pindahkan pasien dengan cara:
kepala, bahu dan badan bergerak bersamaan
(in-line) bila curiga cedera spinal
 posisi penolong : di samping pasien / di atas
kepala (kranial) pasien
Buka jalan nafas
MEMBUKA JALAN NAFAS
Head tild - Chin lif atau Jaw thrust
PISTOL GRIP TECHNICS
On Pandemic ….XXX
MULUT KE
HIDUNG
MULUT KE MULUT
 Mouth to mouth
MULUT KE
STOMA
MULUT KE MASK
MEMBERIKAN BANTUAN NAFAS
1. MULUT KE MULUT
2. MULUT KE HIDUNG
3. MULUT KE STOMA
Bantuan nafas awal ini
diberikan sebanyak 2 kali
konsentrasi O 2 yang dihasilkan
16 – 17 %
BREATHING

"Bagging" : lebih baik berdua


NAFAS BUATAN
 2 x nafas buatan, 1- 1,5 detik/nafas
 Tidal volume
 TV 6 - 10 ml/kg (400- 600 ml),,,,,,4 – 6 ml/kg bb
 Terlihat naik turunnya dada saat diberi napas
buatan

 Tidak berhasil : perbaiki posisi, buka jalan nafas,


ulangi beri nafas buatan
Evaluasi airway & breathing
Jika mengalami kesulitan untuk
memberikan nafas buatan yang
efektif,periksa apakah masih ada
sumbatan di mulut pasien serta
perbaiki posisi tengadah kepala
dan angkat dagu yang belum
adekuat. Lakukan sampai dapat
dilakukan 2 kali nafas buatan yang
adekuat.
 Sirkulasi ( - ) : teruskan PJL + NB
 Sirk (+) Nafas (-) : nafas buatan
DENGAN BAG MASK
10- 12 x/menit
 Sirk (+) Nafas (+) : posisi sisi mantap
jaga jalan nafas
HAND
ONLY

Sebelum intubasi :
 Dewasa (>8 th) = Rasio 30 : 2 (utk 1 & 2 penolong)
 Anak (1-8 th) 30 : 2 (1 penolong)
 Bayi (<1 th ) 15 : 2 (2 penolong)

 5 x siklus 30 :2 (= 2mnt)  nilai ulang sirkulasi

Setelah terintubasi :
Asincron ,kompresi > 100xmt dan Ventilasi 10-12x/mt
Evaluasi airway & breathing
 Bila pasien kembali bernafas spontan dan
normal tetapi tetap belum sadar, ubah
posisi pasien ke posisi miring mantap, bila
pasien muntah tidak terjadi aspirasi .
EVALUASI
 Sesudah 5 siklus ventilasi dan kompresi kemudin
pasien dievaluasi kembali.
 Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali
kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30:2.
 Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien
pada posisi mantap.
 Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan
bantuan nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan monitor
nadi setiap 2 menit
 Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat
serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
Orang awam : RJP Hand Only....kompresi saja,jika sudah
ada alat petugas menggunakan bag mask untuk ventilasi
RJP DIHENTIKAN
1.Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
2.Ada bantuan yg.> ahli datang menolong.
3.Penolong lelah atau OVER EXHAUSTED.
4.Adanya DNAR
5.Tanda kematian yang irreversibel / Waktu
sudah 30 menit atau lebih
RJP TIDAK DILAKUKAN
 DNAR (Do Not Attempt Resuscitation)
 Tanda kematian : rigor mortis, dekapitasi
 Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat
jelek dengan terapi maksimal
 Bila menolong korban akan membahayakan
penolong
KOMPLIKASI RJP
 Fraktur iga & sternum,sering terjadi terutama pada
orang tua, RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada
fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi
tangan salah.
 Pneumothorax, Regurgitasi lambung
 Hemothorax, Perdarahan Intra abdomen
 Kontusio paru
 Laserasi hati dan limpa, posisi tangan yang terlalu
rendah akan menekan procesus xipoideus ke arah
heper (limpa)
 Emboli
D S C A
R B
(response) (shout for (circulatio (breathing)
(danger)
help) n)
(airway)
Napas buatan dengan ambu bag dan Memberi napas buatan dari mulut ke
Hepa filter mulut/hidung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai