Anda di halaman 1dari 21

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MADRASAH DINIYAH NURUL

JANNAH DI DUSUN RAYUNG DESA TURIREJO KECAMATAN


KEDAMEAN GRESIK

PROPOSAL

Diajukan kepada STAI Al-Azharr Menganti Gresik

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Fatika Maya Aristawati

NIMKO: 20190102040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR

MENGANTI GRESIK

2023
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MADRASAH DINIYAH
NURUL JANNAH DI DUSUN RAYUNG DESA TURIREJO
KEDAMEAN GRESIK

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah Diniyah merupakan suatu lembaga pendidikan keagamaan


non formal yang mampu memberikan pembelajaran berbasis keagamaan
kepada anak didik yang belum di dapatkan di sekolah formal. Hal ini sesuai
pasal 14 Ayat 1 UU No.55 tahun 2007 yang menjelaskan tentang pendidikan
agama bahwa madrasah atau pendidikan diniyah adalah termasuk dalam
pendidikan keagamaan islam yang bersifat non formal dan proses pembelajaran
di madrsah diniyah dilaksakan dengan model klasikal, yang menyajikan
pendidikan agama dan bahasa arab kepada peserta didik untuk menambah ilmu
pengetahuan agama.

Perubahan lembaga pendidikan islam di indonesia berasal dari masjid,


pesantren, dan madrasah. Sistem madrsah dalam managemen pendidikan islam
merupakan terobosan budaya dalam carapembelajaran individu melalui sistem
sorogan dan wetonan.

Madrasah Diniyah di Indonesia memiliki pekembangan yang cukup


pesat, akan tetapi terdapat beberapa problematika di Madrasah Diniyah
tersebut, salah satunya yakni problematika baca tulis Al-Qur’an. Meskipun
kemampuan baca tulis Al-Qur’an sangat perlu dipelajari oleh islam, namun
pada kenyataannya masih banyak orang yang belum mampu membaca dan
menulis Al-Qur’an.

Ada beberapa factor yang memengaruhi kemampuan baca tulis Al-


Qur’an salah satunya yaitu guru yang kurang berpengalam dalam mengajar,
kurang memberikan edukasi dan lain sebagainya, sedangkan factor dari
peserta didik yaitu kurang minatnya dalam belajar baca tulis Al-Qur’an ataupun
kurangnya motivasi dari orang tua maupun dari guru saat pembelajaran. Selain
itu ada juga factor peggunaan metode yang diterapkan oleh guru kurang
sempurna, tidak mengikuti Langkah-langkah pengajaran metode yang di
gunakan.1

Pembelajaran sebagai inti dari kegiatan pendidikan, seharusnya


dirancang secara tepat sesuai sasaran/target untuk mengantarkan murid kepada
tujuan dan mengatasi masalah yang mungkin akan timbul. Semua itu dapat
diwujudkan apabila sistem pembelajarannya sesuai dengan fungsi. Oleh sebab
itu, dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling berpengaruh
dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:
guru, murid, kurikulum, tujuan, materi, media pembelajaran, metode
pembelajaran, dan evaluasi. 2

Sebagaimana yang ada dalam buku Wina Sanjaya mengemukakan


bahwa: “Proses pembelajaran merupakan suatu sistem”. Dengan demikian,
pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat
dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan, namun demikian komponen yang selama
ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru.
Sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan
siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya
kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana

1
Saddam Hanafi Siregar, “Problematika Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dan Upaya
Mengatasinya di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Nurul Falah Palopat Maria”, Skripsi (Padang:
Sidumpuan 2016), 3.
2
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Jakarta: Quantum Teaching, 2005),
hal.50.
pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna”.3

Proses pembelajaran baik di lembaga formal maupun nonformal harus


mampu menciptakan suasana belajar yang efektif agar siswa dapat menerima
pembelajaran dengan baik. Namun, ternyata banyak ditemukan permasalahan
di dalamnya, baik permasalahan pendidik, peserta didik, materi yang diajarkan,
metode, dan sebagainya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan
untuk proses belajar siswa, yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun untuk
mempengruhi dan mendukung proses belajar internal siswa.

Menurut Ustadz Anwar Hamam Madrasah Diniyah Nurul Jannah di


Dusun Rayung Desa Turirejo Perkembangan Belajar Mengajar (Mengaji)
peserta didik semakin rendah, dan masih belum diketahui faktor penyebab
permasalahannya mengapa minat mengaji semakin menurun. Sehingga
Madrasah Diniyah yang awalnya beraktivitas saat malam hari kini sudah
ditiadakan dan meimbulkan banyak tenaga pendidik yang berjenti mengajar.4

Tetapi berbagai masalah pembelajaran yang telah dikeluhkan oleh


masyarakat seperti rendahnya minat guru dalam mengajar, kesulitan guru
dalam menerapkan metode-metode yang bisa dipahami oleh anak, ada pula
guru yang sering ketinggalan informasi pada bidang pembelajaran, kurang
koodinasi antar kolega, model dan strategi pembelaaran tidak efektif, dan
masalah-masalah lain yang berkaitan dengan pembelajaran.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu yang memegang peran


penting dalam kelancaran proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan
prestasi akademik siswa. Adapun yang menjadi sarana dan prasarana dalam

3
Wina Sanjaya. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm.
273.
4
Anwar Hamam, Wawancara, Kecamatan Kedamean: 22 Januari 2013.
Pendidikan yaitu bangunan sekolah, ruang-ruang kelas, meja, kursi, papan tulis,
spidol, penghapus papan tulis, dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan
peneliti, masih ada yang menjadi problematika pembelajaran di Madrasah
Diniyah Nurul Jannah Dususn Rayung Desa Turirejo kedamean yang
berhubungan dengan sumber daya manusia ataupun sarana dan prasarannya..
Adapun masalah terhadap sumber daya manusia yang berkaitan dengan guru
atau tenaga pendidik adalah: Ketidak disiplinan pada guru, kurangnya tingkat
kesejahteraan guru, dan tenaga administrasinya yang tidak ada. Sedangkan
masalah yang berkaitan dengan anak didik atau siswa yaitu: masih ada Sebagian
anak didik atau siswa yang belum lancar baca tulis Al-Qur’an dan masih ada
anak didik atau siswa yang sulit untuk emahami materi yang diajarkan oleh
guru atau pendidik. Ada juga maslaah yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana yaitu: masih minimnya sarana dan prasarana di Madrasah Diniyah
Nurul Jannah di Dusun Rayung Desa Turirejo Kedamean dimana Ruang kantor
untuk guru tidak tersedia, Papan tulis yang masih bergantian anatar kelas,
Sebagian bangku sudah hamper rusak, serta alat tulis kantor yang sangat
kurang.

Dengan adanya permasalahan di atas dapat menjadikan alasan penulis


untuk meneliti problematika yang terjadi di madrasah diniyah tersebut,
sehingga memberi dorongan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian
dengan menggunakan judul “ PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN
MADRASAH DINIYAH NURUL JANNAH DI DUSUN RAYUNG DESA
TURIREJO KECAMATAN KEDAMEAN”.

A. Identifikasi dan Batasan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah masalah yang elah diurahikan,
maka identifikasi masalah yang dijadikan bahan penelitian yitu sebagai
berikut:
1. Madrasah Diniyah sebagai lembaga non forman yang memberikan
pembelajaran berbasis keagamaan akan tetapi kurang menciptakan
suasana belajar yang efektif sehingga peserta didik kurang memahami
materi yang telah diberikan.
2. Madrasah Diniyah di Indonesia memiliki pekembangan yang cukup
pesat, akan tetapi terdapat beberapa problematika di Madrasah Diniyah
tersebut, salah satunya yakni problematika baca tulis Al-Qur’an.
3. Pembelajaran di Madrasah Diniyah Nurul Jannah di Dusun Rayung dari
masa ke masa semakin menurun sehingga mengakibatkan Madrasah
Diniyah tidak berjalan aktif seperti biasanya dan menjadikan banyak
pendidik yang sudah tidak mengajar.
Batasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya pelebaran
dalam pembahasan, sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Adapun
beberapa batasan dalam masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Profil Madrasah Diniyah Nurul Jannah Dusun Rayung Desa
Turirejo sebagai lembagai non formal dalam melaksanakan
pembelajaran
2. Problematika pembelajaran Madrasah Diniyah Nurul Jannah
sebagai lembaga non formal di Dusun Rayung Desa Turirejo.

B. Rumusan Masalah / Fokus Masalah


Berdasarkan identifikasi di atas yang menjadi pook permasalahan adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana profil Madrasah Diiyah Nurul Jannah Dusun Rayung Desa
Turirejo sebagai lembaga non formal dalam melaksanakan pembelajaran?
2. Bagaimana problematika pembelajaran Madrsah Diniyah Nurul Jannah
sebagai lembaga non formal di Dusun rayung Desa Turirejo?

C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui profil Madrsah Diniyah Nurul Jannah Dusun rayung
Desa Turirejo
2. Untuk mengetahui problematika pembelajaran yang ada di Madrasah
Diniyah Nurul Jannah Dusun Rayung Desa Turirejo

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penulis, merupakan bentuk pengalaman penelitian yang berharga untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis terutama dalam bidang
penelitihan ilmiah.
2. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi
khususnya pada Madarasah Diniyah Nurul Jannah dan Lembaga
Pendidikan non formal lainnya, guna untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dan memajukan madrasah.
3. Mayarakat, sebagai sumbang pemikiran untuk menambah seputas wawasan
pembelajran di Madarasah Diniyah yang dikatakan memiliki peran penting
di tengah masyarakat.
4. Sebagai bahan perbandingan dengan penelitian lain yang mempunyai
kaingin untu membahas penelitian yang sama yaitu mengenai Madrasah
Diniyah dan Lembaga Pendidikan non formal lainnya.

E. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Problematika
Problematika berasal dari kata problematic yang memiliki arti masalah
atau di artikan sebagai permasalahan. Dapat di artikan secara bahasa
problematika adaah sesuatu yang mengandung masalah5. Sedangkan secara
istilah problematika dalam kamus bahasa indonesia yaitu “sesuatu yang
menimbulkan masalah atau masalah yang belum terpecahkan atau
terselesaikan.”6 Problematika merupaka unsur penghambar dari tercapainya
tujuan pembelajaran, maka dari itu perlu adanya solusi untuk mengatasi
atau memecahkan sebuah masalah yang menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran tersebut. Setiap permasalahan pasti memiliki jalan keluarnya
masing-masing.
Tujuan dari pendidikan islam yaitu untuk membentuk orang mukmin
yang baik dan berkualitas. Untuk membentuk kepribadian yang baik dan
berkualitas, tentu akan menghadapi suatu masalah atau rintangan di
dalamnya. Oleh sebab itu perlu adanya menggabungkan antara ikhtiar dan
tawakal. Jadi selain usaha batin dengan berdo’a memohon pertolongan
kepada Allah, kita juga perlu adanya usaha lahir berupa dukungan dan
perbaikan dari komponen penyebab maslah yang dihadapi.

2. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran dalam kamus bahasa indonesia berasal dari kata ajar yang
mempunyai arti petunjuk yang akan diberikan kepada orang untuk ditiru
(nurut). Dan juga mendapatkan kata awalan dan akhiran yaitu “pe” dan “an”
sehingga memiliki arti proses perubahan belajar. Adapun dalam bahasa arab
disebut dengan ta’lim yang mempunyai arti mengajar. Pembelajaran
merupakan suatu usaha untuk memberikan stimulus, bimbingan, arahan dan
dorongan kepada peseta didik agar terjadinya proses pembelajaran.7
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang tersususn dari unsur-unsur

5
Daniel Haryono, kamus besar bahasa indonesia, (jakarta: PT. Media pustaka Poenix, 2012) hal. 667
6
Departemen Pendidikan Naisonal, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008),
hal.1215.
7
Muhammad Darwis Dasopang, ‘Belajar dan Pembelajaran’, FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, Vol.03, No.2 (2017), 333–52.
manusiawi, fasilitas, material, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran8.
Pembelajaran menurut beberapa pakar sebagai berikut, Ahmad Rohani
dan Ahmad Ahmadi berpendapat bahwa pembelajaran adalah sebuah
aktivitas proses belajar mengajar yang terdiri dari berbagai komponen
dengan komponen lain yang saling berhubugan.9 Menurut Dimyati dan
Mudjiono pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram
menggunakan intruksional ataupun petunjuk yang diberikan oleh guru
untuk membuat peserta didik agar menjadikan proses belajar mengajar
menjali lebih aktif, dengan menekankan pada kesediaan sumber belajar. 10
Dari beberapa pakar, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk membuat peserta didik
melakukan proses belajar, yaitu dengan terjadinya perubahan tingkah laku
pada peserta didik yang mau belajar, dan dimana perubahan itu akan
didapatkan kaena kemampuan baru yangberlaku dalam jangka waktu yang
relative cukup lama dan karena adanya usaha.

Dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal


1 Ayat 20 “ Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar”. 11
Dari sini
dapat di pahami bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik bertujuan untuk mengarahkan peserta didik agar
melakukan proses belajar mengajar. Seperti yang ada di salah satu ayat Al-

8
Didik Maulana, “Problematika Sistem Pembelajaran Dan Upaya Penanggulangannya Di Madrasah
Diniyah Awaliyah Desa Labuhan-Bajo” (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Padangsidimpun, 2011)
9
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 1997), 34-
36
10
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 297
11
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidi`kan Nasional, 2003, hal.4.
Qur’an yang berhubungan dengan pembelajaran yaitu QS Al-Alaq (96)
Ayat 1-5.

Kata Iqra’ atau perintah membaca terulang dua kali yaitu pada ayat 1
dan 3. Menurut Quraisy Shihab, perintah yang pertama dimaksudkan
sebagai perintah belajar tentang suatu yang belum diketahui, sedangkan
perintah yang kedua untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain. Ini
mengidentifikasi bahwa dalam proses pembelajaran dituntut adanya sebuah
usaha yang maksimal dengan menggnakan segala komponen-komponen.

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses pembelajaran


yaitu masalah interaksi dalam proses belajar mengajar merupakan masalah
yang paling utama karena melibatkan bebagai faktor yang saling terkait satu
sama lain. Tanpa adanya faktor guru dan peserta didik dengan berbagai
potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diiliki tidak mungkin
proses interaksi belajar mengajar bisa bersangsung dengan baik, akan tetapi
berbagai faktor belajar mengajar lainnya tidak boleh diabaikan misalnya
seperti, faktor media da instrumen pembelajaran, fasilitas belajar, metode
dan lain sebagainya. Adapun pengaruh masih-masing faktor sebagai
berikut:

a. Media dan Instrumen

Media dan instrmen pembelajaran memiliki pengaruh dalam


membantu seorang guru untuk mendemonstrasikan materi
pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat menciptakan
proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

b. Fasislitas Belajar

Fasilitas belajar yang tersedia dengan jumlah ang memadai


di suatu madrasah atau sekolah memmiliki pengaruh terhadap
berjalnnya proses belajar mengajar. Tanpa adanya fasilitas belajar,
proses belajar mengajar akan kurang berjalan secara maksimal dan
optimal.

c. Metode Pengajaran

Metode pengajaran memiliki pengaruh penting dalam


berlangsungnya dan kelancaran kegiatan belajar mengajar. Proses
belajar mengajar yang baik hendaknya menggunaka metode belajar
yang baik dan bervariasi. Tugas seorang guru adalah dapat memilih
berbagai macam metode dan menciptakan proses belajar mengajar
menjadi efektif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Evaluasi
Evaluasi atau penilaian berfungsi untu mengetahui
tercapainya tujuan pembelajaran. Dan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik dari hasil pembelajran yang sudah
terlaksana. Tanpa adanya evaluasi guru tidak akan mengetahui asil
belajar yang dicapai oleh siswa dan tidak bisa menilai tindakan
mengajarnya sertatidak ada tindakan untuk memperbaikinya.

3. Definisi Madrasah Diniyah

Kata ‘Madrasah” berasah dari bahasaa arab yaitu “darosa” yang


artinya belajar. Dalam kata Madrasah berarti tempat belajar., atau dalam
kata lain bisa disebut sekolah.12 Sedangkan Diniyah dari kata “din” yang
berarti agama. Maka dapat kita pahami bahwa Madrasah Diniyah yaitu
pendidikan yang hanya lebih terfokus dengan ilmu-ilmu agama.

12
Departemen Agama RI, Ensiklopedia Islam, Jilid 3, 2000, hlm. 105
Menurut Imam Bawani, madrasah adalah kata dalam bahasa Arab
untuk “sekolah”. Yang lahir karena keinginan untuk diberlakukannya
secara seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama.

Waktu pelaksanaan pembelajaran Madrasah Diniyah biasanya


dilaksanakan pada sore hari. Sehingga peserta didik paginya bisa mengikuti
pendidikan formal terlebih dahulu seperti SD, SMP, SMA sederajat, dan
sorenya bisa melanjutkan untuk menambah wawasan keagamaanya dengan
mengikuti Madrasah Diniyah.

Madrasah Diniyah adalah salah satu jenis pendidika non formal


yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan. Menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan non formal adalah jalur pendidikan yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang di luar pendidikan formal. Program yang
diselenggarakan Pendidikan nonformal dan dikelola oleh masyarakat ini
tidak memerlukan badan hukum seperti lembaga penyelenggara karena
program ini diselenggarakan dan dikelola oleh masyarakat. Alhasil,
Madrasah Diniyah berpegang teguh pada dasar-dasar yang telah ditetapkan
namun tetap fleksibel dalam teknis penyelenggaraan pendidikannya.13

4. Problematika Pembelajaran Madrasah Diniyah

Istilah “problematika pembelajaran’ mengacu pada segala sesuatu


yang menghalangi pembelajaran untuk mencapai tujuanyang telah
ditetapkan. Berkenaan dengan itu, persoalannya tentu tidak terlepas dari
komponen-komponen pembelajaran itu sendiri, seperti faktor siswa, guru
dan peserta, kurikulum, materi, media, metode, dan evaluasi.

13
Ibid., 106
Oleh karena itu dapat ditarik lesimpulah bahwa problematika
pembelajaran di Madrasah Diniyah disebabkan oleh adanya ketidak
sempurnaan pada sistem atau proses pembelajaran, dan perlu dilakukan
upaya untuk memperaikinya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
sesuai dengan apa yang diharapkan bisa tercapai dengan hasil yang
maksimal.

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul “Problematika Pembelajaran Madrasah


Diniyah Nurul Jannah DI Dusun Rayung Desa Turirejo Kedamean” ini
termasuk penelitian lapangan karena pelaksanaannya mengharuskan
peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data penelitian.
Sesuai dengan temuan penelitian tentang pengelolaan problematika
pembelajaran, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari pelaku langsung atau yang diamati.14 Oleh karena itu di tunjukkan
untuk mendeskripsikan hasil lapangan sesuai hasil riset mengenai
Problematika Pembelajaran Madrasah Diniysh Nurul Jannah.

2. Populasi dan Sampel / Sumber Data

Data merupakan segala bentuk informasi, fakta, dan kenyataan yang


berkaitan atau relevan dengan pokok kajian atau penelitian dianggap
sebagai data. Kata-kata, simbol, atau situasi dan kondisi aktual yang

14
Nurul Zuhriah, Metodologi Penelitian Sosoal Dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal.92.
dikaitkan dengan penelitian yang sedang dilakukan merupakan data dalam
konteks ini. Subjek dari mana data dapat diperoleh adalah sumber data.15
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini adalah kata-kata dan
tindakan sebagai data primer, selebihnya adalah data sekunder/tambahan
seperti dokumen dan lain-lain.16

Sumber data berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang


diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data
utama dicatat melalui catatan tertulis atau perekaman video/audio tapes,
pengambilan foto, dan lain sebagainya.
1. Sumber data primer atau pokok yang dibutuhkan dalam penelitian
ini berasal dari kepala Madrasah, para pendidik atau pengelola, dan
murid-murid Madrasah Diniyah Nurul Jannah
2. Sumber data sekunder atau data pelengkap dalam penelitian ini
berasal dari staff madrasah atau pendukung lainnya.
3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara,


metode observas, dan metode dokumentasi.

a. Metode Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
dengan maksud peneliti berniat untuk melakukan studi
pendahuluan untuk mengungkap sebuah permasalahan, dan juga
mengetahui hal-hal mengenai responden yang mendalam
dengan jumlah responden kecil.17 Wawancara adalah suatu

15
Mustofa Aji Prayitno, Implementasi Metode Tutor Sebaya Sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas X (PTK Di MA YPIP Panjeng Ponorogo), (IAIN
Ponorogo, 2022), 37.
16
Lexy J Moleong, Metode Penelitian kualitatif (Bandung:: PT Remaja Rosda Karya, 2006), 157.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2016), 194.
teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang
digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya
jawab. Dalam pegumpulan data melalui wawancara ini, penulis
menggunakan wawancara mendalam. Agar konsep wawancara
mendalam ini dapat dipahami dengan baik, maka harus
dibedakan dengan tiga bentuk wawancara yang lain, yaitu
wawancara terstruktur, wawancara semi struktur, dan
wawancara tidak terstruktur.18
b. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan seorang peneliti baik
secara langsung maupun maupun tidak langsung terhadap objek
yang diteliti dengan menggunakan instrument yang berupa
pedoman penelitian dalam bentuk lembar pengamatan. Penulis
menggunakan tiga macam observasi, yaitu:19
1) Partisipasi aktif adalah peneliti datang di tempat kegiatan
orang yang diamati dan ikut aktif dalam kegiatan objek yang
diteliti. sesuai dengan penelitian yang saya lakukan terkait
dengan tema problematika pembelajaran Madrasah Diniyah
Nurul Jannah di Dusun Rayung
2) Partisipasi pasif adalah peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan oleh narasumber namun belum sepenuhnya
lengkap.20 Penulis dalam proses mengamati aktifitas para
Pendidik dan peserta didik.

18
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif
Dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), 136. 79 Boedi Abdullah, 207
19
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, 150.
20
Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam Mu’amalah (Bandung: CV Pustaka setia, 2014),
205.
3) Partisipasi lengkap adalah peneliti terlibat sepenuhnya
terhadap apa yang dilakukan oleh sumber data.21 Dalam
melakukan pengumpulan data penulis terlibat sepenuhnya
terhadap apa saja yang dilakukan oleh para Pendidik dan
peserta didik.
c. Metode Dokumentasi
Muri Yusuf, Mengemukakan pendapatkan bahwa proses
pengambilan data yang tersedia di lapangan berupa gambar,
Salinan berkas, catatan, dan lain sebagainya.22 Dengan
menggunakan teknik dokumentasi dapat digunakan untuk
memperoleh data kualitatif seperti jumlah santri, jumlah
pengajar, prestasi yayasan, visi dan misi, jadwal masuk santri,
dan lainya.
4. Instrumen Pengumpulan data
Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai
berikut :
1. Wawancara
disusun dan dikembangkan oleh para peneliti dalam
menanggapi persyaratan, kondisi, dan keadaan. Istilah “wawancara”
mengacu pada percakapan antara dua orang, pewawancara dan orang
yang diwawancarai. Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara
untuk mempelajari lebih lanjut tentang “Problematika Pembelajaran di
Madrasah Diniyah Nurul Jannah Di Dususn Rayung Desa Turirejo”

21
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitaif (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), 150, Boedi Abdullah, Metode Penelitian Ekonomi Islam Mu’amalah
(Bandung: CV Pustaka setia, 2014), 205.
22
Nurrahman, Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pesantren
Al-Khaerat Kota Gorontalo (Skripsi Sarjana: Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2020),
28.
serta “Upaya yang Dilakukan dalam Mengelola Masalah Pembelajaran
di Madrasah Awal Awal.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara
disengaja, sistematis secara fenomena ssial dengan gejala-gejala psikis
23
dan kemudian dilakuakn pencatatan. Observasi merupakan metode
pengumpulan data yang menggunakan pengamatan pada suatu obyek
24
yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk mengetahui secara
langsung mengenai Problematika pembelajaran yang ada di Madrasah
Diniyah Nurul Jannah di Dusun Rayung Desa Turirejo Kedamean.
3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang yang


digunakan peneliti untuk menggunakan atau mengumpulkan data data
yang ada di Madrasah Diniyah Nurul Jannah di Dusun Rayung Desa
Turirejo.

5. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses pencaran dan menyusun data secara
sistematis, sedangkan data yang di peroleh bisa dari hasil wawancara, dan
bahan bahan lainyya sehingga bisa dapat mudah dipahami oleh orang lain.25

G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan acuan agar laporan penelitian
tersusun secara sistematis. Sistematis pembahasan dalam penelitian ini dibagi
menjadi lima bab, yaitu:

23
Jolo Subagyo. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Ineka Cipta, 2004), hlm. 63.
24
Yatim Riyanti. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Sic, 2001), hlm. 96.
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008), hal.244.
Bab I, adalah bab pendahuluan yang didalamnya berisi uraian latar
belakang masalah yang mendasari permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan identifikasi dan batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian.
Bab II, adalah studi kepustakaan yang didalamnya berisi tentang uraian
berbagai deskripsi yang berhubungan dengan deskriptif dalam penulisan.
Deskripsi-deskripsi tersebut dibahas secara detail dan terperinci agar diperoleh
pemahaman konsep dan studi kepustakaan yang kuat.
Bab III, adalah metodologi penelitian yang didalamnya menguraikan
tentang pendekatan penelitian yang peneliti gunakan yang dibahas dalam desain
penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai jenis
penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV, laporan hasil penelitian yang didalamnya menguraikan tentang
hasil penelitian dan pembahasan yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti
yaitu disesuaikan dengan fokus masalah penelitian. Setelah semua data hasil
penelitian disajikan selanjutnya akan dibahas dan dianalisis secara mendalam
untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid.
Bab V, adalah bagian penutup yang didalamnya berisi kesimpulan hasil
penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. Selanjutnya
diakhiri dengan rekomendasi atau saran yang diberikan oleh peneliti kepada
berbagai pihak yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

H. Outline Penelitian

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Metode Tadabbur Alam
B. Pengertian Belajar
C. Variabel Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi Penelitian
D. Sampel Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Instrumen Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penilitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
I. Daftar Pustaka

Abdullah, Boedi. 2014. Metode Penelitian Ekonomi Islam Mu'amalah. Bandung: 205.
Aristawati, Fatika Maya, interview by Ustad Anwar Hamam. 2023. Wawancara
(Januari 22).
Daniel, Haryono. 2012. "Kamus (Nasution 2005) Besar Bahasa Indonesia." 667.
Dasopang, Muhammad Darwis. 2008. "Belajar dan Pembelajaran." jurnal Kajian Ilu-
Ilmu Keislaman 333-52.
Maulana, Didik. 2011. "Problematika Sistem Pembelajaran Dan Upaya
Penanggulannya di Madrasah Diniyah Awaiyah."
Moleong, Lexy J. 2006. "Metode Penelitian Kualitatif ." 157.
Mudjiono, Dimyanti dn. 2010. Belajar dn Pembeljran . Jakarta: Rineka Cipta.
Muhammad. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Muslim, Abu Husain. n.d. "Al-Jami' Al-Shalih Jilid 8 ." 56.
Nasir, Ridlwan. 2005. "Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal." 95.
Nasution, Syafaruddin dan Irwan. 2005. "Manajemen Pembelajaran." 50.
Nurrahman. 2020. "Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Pesanten Al-Khaerat Kota Gorontalo." 28.
Prayitno, Mustofa Aji. 2022. "Implementasi Metode Tutor Sebaya Sebagai Upaya
Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa." 37.
RI, Departeen Agama. 2000. "Ensiklopedia Islam Jilid 3." 105.
RI, Departemen Agama. 1992. "Al-Qur'an dan Terjemahnya." 597.
Riyanti, Yatim. 2001. "Metode Penelitian Pendidikan ." 96.
Sanjaya, Wia. 2008. "Kurikulum dan Pembelajaran ." 273.
Siregar, Saddam Hanafi. 2016. "Problematika Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an
dan Upaya Mengatasinya di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Nurul Falah
Palopat Maria." 3.
Subagyo, Jolo. 2004. "Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek." 96.
Sugiyono. 2008. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D." 244.
Sugyiono. 2016. "Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan R&D." 194.
Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendiikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Rosdakarya.
Zuhria, Nurul. 2006. "Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan ." 92.

Anda mungkin juga menyukai