Anda di halaman 1dari 21

Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.

Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman Pelayanan Skrining
Penyakit TB

PEDOMAN
PELAYANAN SKRINING PENYAKIT TUBERKULOSIS
(TB)
RS MATA JEC PRIMASANA @ TJ. PRIOK

No. Dokumen : GM.4-PN.001


Revisi : 00
Tanggal Terbit : 2 Juni 2022

RS MATA JEC PRIMASANA @ TJ. PRIOK

Jalan Kebon Bawang Raya No.1 Tanjung Priok

1
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Skrining
Penyakit Tuberkulosis (TB) Rumah Sakit Mata JEC Primasana Jakarta ini dapat
selesai disusun.
Pedoman ini merupakan Pedoman kerja bagi seluruh pegawai Rumah Sakit dalam
menjalankan program pelayanan skrining penyakit TB di RS Mata JEC Primasana
Jakarta. Dalam pedoman ini diuraikan tentang petunjuk pelaksanaan skrining penyakit TB di
RS Mata JEC Primasana Jakarta.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan
Skrining Penyakit TB RS Mata JEC Primasana. Kritik dan saran yang membangun serta
bermanfaat selalu diterima guna pengembangan pedoman ini agar menjadi lebih baik.

Tim Prognas TB

ii
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

DAFTAR ISI
Halaman
Keputusan Direktur No : 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pemberlakuan
Pedoman Pelayanan Skrining Penyakit TB
i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..
1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan Pedoman............................................................................................1
C. Ruang Lingkup Pelayanan.............................................................................2
D. Batasan Operasional......................................................................................2
E. Landasan Hukum...........................................................................................2
BAB II KETENTUAN …………………………………………………………………...4
A. Pengertian......................................................................................................4
B. Organisasi Tim TB..........................................................................................4
BAB III TATALAKSANA PENCEGAHAN & SKRINING TB …………………......6
A. Promosi Kesehatan Penyakit TB...................................................................6
B. Surveilans TB.................................................................................................6
C. Pengendalian Faktor Resiko Penyakit TB....................................................7
D. Skrining dan Penemuan Pasien TB.............................................................11
BAB V LOGISTIK....................................................................................................13
BAB VI KESELAMATAN PASIEN …………………………………………………14
A. Pengertian......................................................................................................14
B. Tujuan.............................................................................................................1
C. Standar Keselamatan Pasien........................................................................1
BAB VII KESELAMATAN KERJA …………………………………………………..15
A. Definisi............................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................1
C. Tatalaksana Keselamatan Kerja...................................................................1

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.........................................................................16


BAB IX PENUTUP...................................................................................................17

iii
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO mencanangkan strategi “End Tubercolusis”, yang merupakan bagian dari


Sustainable Development Goals, dengan suatu tujuan yaitu untuk mengakhiri epidemik
tuberculosis di seluruh dunia. Jumlah kasus tuberculosis di Indonesia masih menduduki
peringkat ke tiga di dunia dan menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi
Indonesia, serta memerlukan perhatian dari semua pihak karena menyebabkan
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menargetkan warga Jakarta sudah


terbebas dari penyakit tuberculosis (TBC) pada tahun 2030 nanti. Untuk mencegah
semakin meningkatnya penyakit tuberculosis di Jakarta, pemerintah provinsi DKI
Jakarta telah menerbitkan peraturan Gubernur No.28 tahun 2018 tentang
penangulangan TBC di DKI Jakarta. Menurut data per wilayah, Jakarta Utara
menduduki peringkat ke 5 di seluruh DKI Jakarta dengan angka penderita penyakit
tuberculosis sebanyak 3819 pasien pada tahun 2021. Angka- angka ini terus menjadi
perhatian pemerintah. Masyarakat pun memiliki peran penting untuk membantu
mencegah terjadinya tuberculosis dengan terus melakukan pemeriksaan kesehatan di
fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik.

Rumah Sakit Mata JEC primasana turut serta dalam membantu mencegah
terjadinya tuberkulosis dengan melakukan skrining TB terhadap pasien yang berobat di
Rumah Sakit Mata JEC Primasana, baik berobat ke dokter spesialis Mata ataupun ke
dokter spesialis penyakit dalam. Selain itu, rumah sakit juga berkoordinasi dengan
jejaring di faskes pertama yang memiliki fasilitas untuk melakukan pemeriksaan
penunjang TB, seperti pemeriksaan TCM. Oleh karena itu, tim TB di rumah sakit
merupakan bagian yang tidak terpisah dari program nasional tuberkulosis di Rumah
Sakit Mata JEC Primasana.

B. Tujuan
Tujuan Umum:

Terselenggaranya program skrining Tuberkolusis di Rumah Sakit Mata JEC Primasana


dalam rangka mendukung program pemerintah untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas kasus TB dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.
Tujuan Khusus :
1. Menyusun Panduan Praktek Klinis (PPK) dalam melakukan skrining tuberculosis
sesuai dengan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK)

1
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB
2. Menjadi pedoman bagi praktisi untuk melakukan diagnosis sesuai dengan standar
skrining TB
3. Meningkatkan promosi kesehatan penyakit TB
4. Meningkatkan angka notifikasi pasien TB
5. Mengendalikan faktor resiko penyakit TB
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus TB

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Pelayanan skrining tuberculosis untuk pasien rawat jalan yang melakukan
pemeriksaan di poliklnik mata dan poliklinik penyakit dalam di RS Mata JEC
Primasana @Tj. Priok
2. Apabila pelayanan rumah sakit menemukan pasien dengan hasil skrining curiga
TB dengan keluhan khas TB atau hasil radiologi terduga TB, pasien akan
dilakukan perujukan untuk dilakukan pemeriksaan TCM di fasilitas kesehatan
pertama yang memiliki pelayanan tersebut.
3. Tim TB dapat melakukan promosi kesehatan mengenai TB dengan melakukan
penyuluhan tentang TB kepada pasien, keluarga pasien, dan pengunjung Rumah
Sakit, serta kelompok masyarakat maupun perorangan dengan berkoordinasi
dengan tim PKRS; juga dengan memberikan leaflet atau poster pada area sekitar
Rumah Sakit Mata JEC Primasana.
4. Surveilans TB (Pencatatan dan pelaporan pasien TB)

D.
Batasan Operational
Semua kegiatan skrining penyakit TB di RS Mata JEC Primasana

E.
Landasan Hukum
1. Undang — Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang — Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang — Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang — Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan;
6. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis;
2
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/11/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
12. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 28
Tahun 2018 tentang Penanggulangan Tuberkulosis;

3
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB II
KETENTUAN

A. Pengertian

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.
2. Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
3. Tim TB adalah sekelompok orang yang mengelola kegiatan penanggulangan penyakit TB
di Rumah Sakit yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
4. Masyarakat Rumah Sakit adalah petugas, pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan
masyarakat sekitar rumah sakit
5. Klien adalah orang sehat pelanggan dan pengunjung Rumah Sakit
6. Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis
7. Skrining adalah tindakan awal yang dilakukan petugas kesehatan terhadap pasien yang
datang ke rumah sakit.
8. TCM (Tes Cepat Molekuler ) adalah terobosan dalam percepatan penanggulangan TBC
dengan mempermudah akses dan mempercepat diagnosis TB sehingga pasien khususnya
terduga TBC, TBC RO, TBC HIV, TBC pada anak dan masyarakat rentan lainnya dapat
memperoleh pengobatan sedini mungkin.
9. Dokter adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang sakit
dan diperlukan pendidikan serta pelatihan khusus hingga mempunyai gelar dalam bidang
kedokteran
10. Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang
dimilikinya dalam batas – batas kewenangan yang dimilikinya.
11. Analis Laboratorium adalah seseorang yang telah lulus pendidikan analis kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku
12. Staf Rekam Medis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan rekam medis sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku

B. Organisasi Tim TB

1. Tim TB bertanggung jawab kepada Direktur


2. Penanggung Jawab Tim TB adalah seorang wakil Direktur
3. Tim TB dipimpin oleh seorang Ketua.
4. Susunan keanggotaan Tim TB terdiri dari unsur-unsur dokter, perawat, MR/ Rekam
medis, analis laboratorium
5. Mekanisme Kerja :
- Ketua memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan Tim Pelaksana TB
- Anggota mengikuti rapat Tim Pelaksana TB dan melakukan pembahasan atas
persoalan yang diajukan dalam rapat serta melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan Tim Pelaksana TB
- Semua usulan dalam rangka pelaksanaan pelayanan screening TB harus
mendapatkan persetujuan dari Direktur sebelum secara resmi diberlakukan
4
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB
dalam bentuk Keputusan, Pedoman, Panduan, Sistem Prosedur Operasi (SPO)
dan / atau Memorandum.
- Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Tim TB dapat berkoordinasi secara
langsung dengan jajaran struktural dan fungsional, khususnya dalam upaya
pelaksanaan pelayanan screening TB.
- Direktur menetapkan tatacara pelaksanaan pelayanan screening TB sesuai misi
dan visi rumah sakit dan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.

6. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Tim TB menyelenggarakan fungsi:


a. Perumusan pedoman, rencana, dan program kerja pelayanan screening, serta
program kerja Tim TB lainnya.
b. Pelaksanaan tugas pelayanan screening TB.
c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pelayanan screening TB
d. Pembinaan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan TB
e. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan TB
f. Pelaksanaan administrasi tim

7. Sasaran pelayanan screening TB di RS adalah:


Pasien yang sedang berobat di Poli Rawat jalan baik poli mata maupun poli internist

5
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB III

TATA LAKSANA PELAYANAN


PENCEGAHAN & SKRINING TB

Program skrining TB di RS Mata JEC diselenggarakan secara terpadu, komprehensif dan


berkesinambungan. Ada 4 rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam program skrining TB
di RS Mata JEC Primasana.

A.
Promosi Kesehatan Penyakit TB
Promosi kesehatan adalah berbagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat
sehingga mereka mau dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
mereka sendiri. Promosi kesehatan mengenai TB diarahkan untuk meningkatkan
pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan penularan, cara
pengobatan, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), sehingga terjadi perubahan sikap
dan perilaku serta menghilangkan stigma serta diskriminasi masyakarat serta petugas
kesehatan terhadap pasien TB. Kegiatan promosi kesehatan tentang TB di RS Mata
JEC Primasana dilakukan melalui kegiatan
1. Penyuluhan kepada pasien, keluarga pasien, pengunjung rumah sakit, serta
kepada masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. Penyuluhan kepada
pasien dan keluarga pasien dilakukan di poli mata dan poli penyakit dalam.
Penyuluhan kepada pengunjung Rumah Sakit dilakukan 2-3x dalam 1 tahun.
2. Membuat leaflet tentang penyakit TB.
3. Menampilkan video tentang penyakit TB pada layar TV di ruang tunggu pasien.
B.
Surveilans TB (Pencatatan Dan Pelaporan Pasien TB)
Dalam penyelenggaraan Surveilans TB dilakukan pengumpulan data secara
aktif dan pasif baik secara manual maupun elektronik. Surveilans TB di RS
Mata JEC Primasana dilakukan dengan sistem pencatatan—pelaporan TB
secara elektronik menggunakan Sistem Informasi TB (SITB) yang berbasis
web dan diintegrasikan dengan sistem informasi kesehatan nasional.
Surveilans berbasis indikator dilaksanakan dengan menggunakan data
layanan rutin yang dilakukan pada pasien TB. Data diperoleh dari sistem

6
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB
pencatatan pelaporan TB. Pencatatan menggunakan formulir baku secara
manual (Form TB 05, TB 09). Sistem surveilans ini merupakan sistem yang
mudah, murah dan masih bisa dipercaya untuk memperoleh informasi tentang
TB. Sistem pencatatan pelaporan TB secara elektronik menggunakan Sistem
Informasi TB (SITB) akan dilaporkan ke wasor Suku Dinas Kesehatan
Jakarta Utara per triwulan.

7
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@
Tj. Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

C.
Pengendalian Faktor Resiko Penyakit TB
Kuman penyebab TB adalah Mycobacterium tuberculosis (M.tb). Seorang pasien
TB, khususnya TB paru pada saat dia bicara, batuk dan bersin dapat mengeluarkan
percikan dahak yang mengandung M.tb. Orang-orang disekeliling pasien TB
tersebut dapat terpapar saat menghirup bakteri dari percikan dahak tersebut.
Infeksi terjadi apabila seseorang yang rentan menghirup percik renik yang
mengandung kuman TB melalui mulut atau hidung, saluran pernafasan atas,
bronchus hingga mencapai alveoli. Pencegahan dan pengendalian risiko bertujuan
mengurangi sampai dengan mengeliminasi penularan dan kejadian sakit TB di
masyarakat. Upaya yang dilakukan RS Mata JEC Primasana adalah:
1. Pengendalian Kuman Penyebab TB
Melakukan skrining TB pada pasien dengan gejala dan tanda khas TB.
Melakukan perujukan pasien terdiagnosis TB ke fasilitas kesehatan dengan
sarana pelayanan pengobatan TB. Melakukan skrining penyakit penyerta
(komorbid TB) yang mempermudah terjangkitnya TB, misalnya HIV atau
diabetes.
2. Pengendalian Fakto Risiko Individu
a. Membudayakan PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
makan m akanan berg izi dan tidak m erokok
b. Membudayakan perilaku etika batuk dan bersin, serta cara
membu ang dahak yang baik dan benar

3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI TB)


Mencegah penularan TB pada semua orang yang terlibat dalam pemberian
pelayanan pada pasien TB dan terduga TB. Menyediakan sarana dan
prasarana poliklinik yang sesuai standar. Memastikan ketersediaan alat
pelindung diri dan penggunaannya dengan tepat, serta mencuci tangan
dengan baik dan benar.

D. Skrining dan Penemuan Pasien TB


Skrining dan penemuan pasien bertujuan untuk menemukan pasien TB melalui
serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan terhadap terduga pasien TB,

8
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@
Tj. Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB
pemeriksaan fisik, dan perujukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosi. Setelah diagnosis ditetapkan, dilanjutkan dengan perujukan
pasien ke fasilitas kesehatan dengan sarana pengobatan TB yang adekuat.
1. Strategi Skrining dan Penemuan Pasien TB
Penemuan pasien terduga TB di RS Mata JEC Primasana dilakukan dengan
skrining pasien dengan gejala dan tanda khas TB yang berobat di poliklinik mata
dan poliklinik penyakit dalam.
2. Diagnosis Pasien TB

9
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@
Tj. Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil anamnesis, pemeriksaan


klinis, pemeriksaan rontgen thorax, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pasien
terduga TB jika memiliki gejala – gejala khas TB. Gejala utama pasien TB paru
adalah batuk lama selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala
tambahan yaitu berdahak, dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun drastis tanpa alasan <3 bulan,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan
gejala TB yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu
atau lebih.

Pada TB mata, pasien bisa datang dengan keluhan pandangan buram dan mata
merah. Dari pemeriksaan mata dengan menggunakan slit lamp dan funduscopy,
dapat ditemukan: skleritis moduler atau abses sklera, keratik presipitat pada
kornea, cell dan/ atau fibrin pada kamera okuli anterior, nodul Busacca atau nodul
Koeppe pada iris, sinekia posterior pada lensa, katarak komplikata, kekeruhan
vitreus, perdarahan vitreus, vaskulitis, atau tuberculoma pada retina.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan merujuk pasien untuk dilakukan tes


cepat molekuler dengan metode Xpert MTB/RIF di fasilitas kesehatan yang
memiliki sarana tersebut. TCM merupakan sarana untuk penegakan diagnosis,
namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan. Pemeriksaan
penunjang lainnya dapat dilakukan dengan pemeriksaan foto toraks. Pada kasus
yang dicurigai TB ekstraparu, diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis, foto toraks, pemeriksaan bakteriologis, dan atau histopatologis dari contoh
uji yang diambil dari organ tubuh yang dicurigai terkena dampak oleh infeksi
tuberkulosis.

10
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj. Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman Pelayanan Skrining
Penyakit TB

2.1 Alur Skrining dan Diagnosis TB

Terduga TB berdasarkan gejala, pemeriksaan


fisik, dan pemeriksaan penunjang khas TB

Pemeriksaan TCM TB di
faskes dengan sarana
TCM

MTB pos, MTB pos, MTB pos, MTB neg


Rif Sensitive Rif intermediate Rif resistance

Ulangi TCM TB Resisten Foto Thoraks

Gambaran Gambaran
mendukung TB tidak
mendukung TB
Rujuk untuk
mendapatkan
obat TB yang
sesuai
Rujuk untuk Bukan TB, cari
mendapatkan kemungkinan
obat TB yang penyebab lain
sesuai

11
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

3. Perujukan Pasien TB

Jika pasien dicurigai terduga TB, maka perawat asisten melaporkan temuan pasien
terduga TB ke Perawat penanggung jawab TB. Perawat penanggung jawab TB
memberikan Formulir TB. 05 untuk diisi oleh pasien terduga TB atau keluarga yang
mendampingi. Petugas Rekam Medik menginput Formulir TB.05 yang telah diisi
dengan lengkap oleh pasien terduga TB ke dalam SITB. Pasien terduga TB diarahkan
untuk dilakukan pengambilan sputum dan pemeriksaan TCM untuk memastikan
diagnosis. Jika pasien terdiagnosis TB, akan dilakukan perujukan pasien dengan cara
menginput ke SITB (TB.09) ke fasilitas kesehatan dengan pelayanan pengobatan TB
terdekat dengan rumah pasien untuk mendapatkan pengobatan TB yang sesuai.

12
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB V
LOGISTIK

Kegiatan logistik pot dahak untuk pemeriksaan TCM dalam pelayanan skrining TB RS Mata
JEC Primasana merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pengadaan, pendistribusian, monitoring, dan evaluasi secara keseluruhan kebutuhan logistik
pot untuk spesimen dahak untuk pemeriksaan TCM RS Mata JEC Primasana masih
mengandalkan dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara.

13
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit Terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
C. Standar Keselamatan Pasien
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan skrining TB adalah
1. Ketepatan Identitas. Target 100% label identitas tidak tepat apabila tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar
(Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah alamat.
2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap. Target 100% pasien yang masuk
ke rawat inap terpasang gelang identitas pasien.
3. Pelaksanaan SBAR. Target 100% konsul ke dokter via telpon menggunakan
metode SBAR.
4. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang. Target 100% yang
dimaksud tidak tepat apabila: salah ketik hasil, mengetik terbalik dengan hasil
Iain, hasil tidak terketik, salah identitas.
5. Ketepatan pemberian obat. Target 100% yang dimaksud tidak tepat apabila
salah obat, salah dosis, salah jenis, kurang/kelebihan dosis, salah rute pemberian,
salah identitas pada etiket, salah pasien.

14
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB VII
KESELAMATAN
KERJA

A. Definisi
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja/
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Mata JEC Primasana
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. Tata Laksana Keselamatan Kerja
1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas
kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
c. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin.
b. Pencucian dengan sabun.
c. Pengeringan
d. Menggunakan baju kerja yang bersih

15
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB VIII
PENGENDALIAN
MUTU

Pengendalian mutu dilakukan untuk mencegah kesalahan dalam pemeriksaan, dan


penegakan diagnosis agar hasil pemeriksaan tepat dan benar. Pemantauan mutu skrining
penyakit TB melalui kegiatan monitoring dan evaluasi serta dengan Sistem Informasi
terpadu Tuberkulosis (SITB). Kegiatan monitoring dan evaluasi penanggulangan TB di RS
Mata JEC Primasana dilaksanakan 1 tahun sekali pada akhir tahun. Dari SITB kita dapat
mengetahui angka penemuan suspek TB dan angka pasien terdiagnosis TB.

16
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

BAB IX

PENUTUP

Pedoman skrining penyakit TB di RS Mata JEC Primasana sebagai acuan untuk


melaksanakan dan mengelola pelayanan kesehatan dan skrining tuberkulosis di ruang
lingkup RS Mata JEC Primasana. Pada dasarnya program skrining penyakit TB di RS
Mata JEC Primasana merupakan bagian pelayanan di rumah sakit yang tidak hanya
membutuhkan keterampilan teknis medis ataupun asuhan keperawatan saja, tetapi
dibutuhkan juga unsur pengelolaan/ manajemen pelayanan skrining yang juga sangat
berpengaruh dalam keberhasilan pelayanan ini. Masing-masing pihak terkait diharapkan
dapat memahami perannya dan dapat melakukan pelayanan sesuai kriteria yang telah
ditetapkan.

Jakarta, 2 Juni 2022

Menyetujui, Penyusun ,

Dr. Tri Rejeki Herdiana,SpM dr. Albertus Donni Budi Prasetya


Wakil Direktur Medik Ketua Tim TB

Menetapkan

dr. Wahyu Kartika Andayani,Sp.M


Direktur

17
Lampiran Keputusan Direktur RS.Jec Primasana@ Tj.
Priok
No: 015/SK/DIR/RSMJP/VI/2022 tentang Pedoman
Pelayanan Skrining Penyakit TB

18

Anda mungkin juga menyukai