ANTARA
DAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA CIPUTAT YANG MEMBERIKAN PELAYANAN RADIOLOGI
TENTANG
NOMOR:
443.25/ /P2P
NOMOR:
028/PKS/PTCA-DINKES/XII/2022
Pada hari ini Jumat Tanggal 09 bulan Desember tahun dua ribu dua puluh dua (tanggal 13,
bulan Desember, 2022) bertempat di Kota Tangerang Selatan, kami yang bertandatangan di
bawah ini:
1. dr. Allin Hendalin Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang
Mahdaniar diangkat berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota
Tangerang Selatan Nomor 877/033/PSJ/2021 dalam
kapasitasnya bertindak untuk dan atas nama Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan, yang berkedudukan di
Jalan Cendikia, Ciater, Serpong, Kota Tangerang Selatan
yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
2. dr.Siti Muliana , MM Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Ciputat, yang
diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama
Nomor 008-I/SK/DIRUT/I/2022 dalam kapasitasnya
bertindak untuk dan atas nama Rumah Sakit Ibu dan Anak
Bunda Ciputat ,yang berkedudukan di Jalan RE Martadinata
No.30, Ciputat, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan,
Banten 15411 yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2019 Tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kesehatan.
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Standar
Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Penyakit Menular.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2015 Tentang Pola Tarif
Nasional Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang
Penanggulangan Tuberkulosis.
8. Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.01/MENKES/660/2020
Tentang Kewajiban Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Melakukan Pencatatan dan
Pelaporan Kasus Tuberkulosis.
9. Surat Direktur P2PM Nomor……tanggal……perihal……
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA PIHAK
terlebih dahulu menerangkan:
a. PIHAK KESATU merupakan unit organisasi eselon II di lingkungan Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan yang mempunyai membantu Wali Kota melaksanakan urusan
pemerintahan bidang kesehatan yang menjadi kewenangan daerah yang dalam hal ini
bermaksud menunjuk PIHAK KEDUA untuk melakukan screening Tuberkulosis terhadap
penyandang Diabetes Melitus.
b. PIHAK KEDUA merupakan bagian penunjang medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda
Ciputat yang mempunyai tugas membantu direktur Rumah sakit mengelola unit Radiologi.
Berdasarkan hal-hal tersebut, PARA PIHAK sesuai kewenangannya sepakat untuk
membuat, menandatangani dan saling mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerja Sama
TUJUAN
Perjanjian Kerja Sama bertujuan untuk sinergitas tugas dan fungsi PARA PIHAK dalam
Pelaksanaan Kegiatan Skrining Tuberkulosis pada Penyandang Diabetes Melitus dengan Metode
Foto Toraks.
Pasal 2
RUANG LINGKUP
b. fasilitasi kegiatan skrining Tuberkulosis pada penyandang Diabetes Melitus dengan metode
foto toraks sesuai Standar Prosedur Operasional yang telah ditetapkan.
Pasal 3
PELAKSANAAN
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini akan diatur dalam Standar Prosedur Operasional Skrining
Tuberkulosis pada Penyandang Diabetes Melitus dengan Metode Foto Toraks Tahun Anggaran
2022 – 2023 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.
PEMBIAYAAN
(1) Segala biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini dibebankan
melalui anggaran Global Fund Komponen Tuberkulosis tahun 2021 – 2023 dengan mengacu
pada rincian biaya yang telah disepakati dalam Standar Prosedur Operasional.
(2) Pembayaran yang ditagihkan ke PIHAK KESATU, adalah tagihan yang tidak dibiayai oleh
BPJS/Asuransi
(3) Tagihan pembiayaan kegiatan ini dilakukan setiap bulan.
(4) Apabila terjadi keterlambatan penagihan lebih dari 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), PIHAK KESATU tidak ada kewajiban melakukan pembayaran kepada PIHAK
KEDUA. Maka penagihan harus dilakukan melalui prosedur khusus, yaitu PIHAK KEDUA
mengajukan permohonan keterlambatan pembayaran disertai dengan alasan
keterlambatan yang ditujukan kepada Pihak Pertama. PIHAK KESATU akan meneruskan
surat tersebut ke Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular sebagai
Authorized Principal Recipient Global Fund Komponen Tuberkulosis dan/atau selama masa
grant masih berlaku dan akan menelaah apakah pembayaran tersebut layak atau tidak
untuk dibayarkan
(5) Pembayaran atas keterlambatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (4) diatas dapat
dibayarkan setelah mendapatkan surat persetujuan dari Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular sebagai Authorized Principal Recipient Global Fund
Komponen Tuberkulosis.
Pasal 6
JANGKA WAKTU
(2) Perjanjian Kerja Sama ini dapat diubah, diperpanjang, dan/atau diakhiri berdasarkan
(3) Dalam hal salah satu pihak ingin mengakhiri Perjanjian Kerja Sama ini sebelum jangka
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir, pihak yang ingin mengakhiri harus
memberitahu secara tertulis kepada pihak lainnya, paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelumnya.
Pasal 7
KETENTUAN LAIN
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini, akan diatur dan ditetapkan
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan secara tertulis dalam addendum
yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja
Sama ini.
(2) Dalam hal di kemudian hari terjadi perbedaan penafsiran dan permasalahan dalam
pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, permasalahan tersebut akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat.
Pasal 8
KEADAAN KAHAR
(1) Perjanjian Kerja Sama ini dapat berakhir atau batal dengan sendirinya apabila terjadi:
(2) Pihak yang terkena keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b
harus memberitahukan kepada pihak lainnya
PENUTUP
(1) Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, bermeterai cukup, masing-
masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat PARA PIHAK.
(2) Perjanjian Kerja Sama ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK.