TENTANG
PELAKSANAAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SENGAYAM
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SENGAYAM
NOMOR : 445/D/47/010/RSUD.SGY/XII/2023
TENTANG
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SENGAYAM TENTANG PANDUAN PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS (TB-DOTS) DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH SENGAYAM
KEDUA : Panduan Pelaksanaan Penanggulangan TB-DOTS di Lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Sengayam sebagaimana terlampir dalam
Keputusan ini.
KETIGA : Panduan Pelaksanaan Penanggulangan TB-DOTS di lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Sengayam digunakan dalam pemindahan
pelayanan pasien dari satu unit kerja ke unit kerja lain di Rumah Sakit
Umum Daerah Sengayam.
KEEMPAT : Panduan Pelaksanaan klinik TB-DOTS di RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SENGAYAM dilaksanakan setiap hari Senin-Jum’at pada
pukul 08.00-12.00 wita
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Sengayam
Pada tanggal : 28 Desember 2023
Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 1990, hampir sepertiga penduduk dunia terinfeksi tuberkulosis dan
diperkirakan ada 9 juta pasien tuberkulosis baru dan 3 juta kematian akibat penyakit
tuberkulosis. Sekitar 95% kasus dan 98% kematian akibat tuberkulosis di dunia, terdapat
di negara-negara berkembang.
Penyebab utama meningkatnya masalah tuberkulosis antara lain adalah:
1. Komitmen politik khususnya pendanaan yang tidak memadai.
2. Organisasi pelayanan tuberkulosis yang belum memadai (kurangnya akses ke
pelayanan, obat tidak selalu terjamin ketersediaannya, keterbatasan jumlah
pengawas menelan obat, pencatatan dan pelaporan yang belum standar, dsb.)
3. Tatalaksana kasus yang belum memadai (penemuan kasus dan pengobatan yang
tidak standar)
4. Dampak pandemi HIV dan berkembangnya masalah MDR-TB
Menyikapi hal tersebut, pada tahun 1993, WHO mencanangkan tuberkulosis sebagai
kedaruratan dunia (global emergency). WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan tuberkulosis yang dikenal sebagai strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short-course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang efektif
(cost-efective).
Global Plan untuk tahun 2006-2015 WHO merekomendasikan 6 elemen kunci Strategi
Stop Tuberkulosis, yang terdiri dari :
1. Meningkatkan dan memperluas ekspansi DOTS yang berkualitas
a. Komitmen Politik
b. Penemuan kasus menggunakan pemeriksaan bakteriologi
c. Pengobatan standar dengan supervisi dan dukungan pasien
Sistem distribusi OAT yang efektif yaitu melalui sistem monitoring dan evaluasi
komponen-komponen tambahan
2. Memperhatikan masalah TB/HIV dan MDR-TB
3. Berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan
4. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan
5. Memberdayakan pasien tuberkulosis dan masyarakat
6. Memberdayakan dan meningkatkan penelitian
Tahun 2005 International Standard for Tuberculosis Care (ISTC) dikembangkan
oleh semua organisasi profesi international, dan standar tersebut juga didukung oleh
organisasi profesi di Indonesia untuk dilaksanakan. ISTC merupakan standar yang harus
dipenuhi dalam menangani pasien tuberkulosis, yang terdiri dari 6 standar untuk
penegakkan diagnosis, 9 standar untuk pengobatan dan 2 standar untuk fungsi tanggung
jawab kesehatan masyarakat.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam ISTC tersebut adalah:
• Standar tersebut dibuat dan akan digunakan oleh semua profesi yang terkait dalam
penanggulangan tuberkulosis di semua tempat
• Standar digunakan untuk menangani semua pasien tuberkulosis, baik tuberkulosis
anak, tuberkulosis paru BTA positif dan BTA negatif, extra paru, MDR TB dan juga
TB/HIV.
• Semua profesi yang menangani tuberkulosis harus memahami fungsi kesehatan
masyarakat dengan tingkat tanggung jawab yang tinggi terhadap masyarakat dan
pasien.
• Konsisten dengan pedoman international yang sudah ada.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tuberkulosis tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka kesakitan (prevalensi dan insidensi) dan angka kematian
tuberkulosis
b. Memperkuat jejaring internal pasien TB
c. Meningkatkan pencegahan dan pelayanan tuberkulosis di Rumah Sakit Umum
Daerah Sengayam.
BAB II
RUANG LINGKUP PELAYANAN
C. LANDASAN HUKUM
1. Undang–Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);
2. Undang-undang Nomor Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang–Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementrian Kesehatan.
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN
Terapi TB diteruskan
sampai 6 bulan Terapi TB diteruskan Untuk RS fasilitas
sambil mencari terbatas, rujuk ke RS
penyebabnya dengan fasilitas lebih
lengkap
Parameter 0 1 2 3
Pembengkaka Ada
n tulang/ pembengkakan
sendi
panggul, lutut,
falang
Ditetapkan di : Sengayam
Pada tanggal : 28 Desember 2023
Direktur