Anda di halaman 1dari 14

1

KEPALA DESA SENTONG


KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DESA SENTONG


NOMOR TAHUN 2021

TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN
BADAN USAHA MILIK DESA “ FIRMAN JAYA ”

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PJS. KEPALA DESA SENTONG

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kemampuan keuangan


Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintah dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai
kegiatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan, perlu
didirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan
kebutuhan dan potensi Desa.
b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Bupati
Probolinggo Nomor 38 Tahun 2016 tentang Badan Usaha
Milik Desa di Kabupaten Probolinggo, desa dapat
membentuk Badan Usaha Milik Desa dengan Peraturan
Desa ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Desa
Sentong tentang Pembentukan dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ”

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 ;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme ;
2

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah ;
4. Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang kepailitan
dan penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ;
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas ;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ;
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro ;
8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ;
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali tersebut dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor6 Tahun 2014
tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 ;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah ;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa ;
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa ;
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa ;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Aset Desa ;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 08
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
3

Daerah (RPJPD) Kabupaten Probolinggo Tahun 2005 - 2025 ;


18. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 07
Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo Tahun
2013-2018.
19. Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2014 tentang Identifikasi
dan Inventarisasi, Kewenangan Berdasarkan Hal Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.
20. Peraturan Bupati Probolinggo Nomor 38 Tahun 2016 tentang
Badan Usaha Milik Desa di Kabupaten Probolinggo.
21. Peraturan Desa Sentong Nomor 03 Tahun 2015 tentang
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa
22. Peraturan Desa Sentong Nomor 04 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Tahun
2015 - 2021

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SENTONG
4

DAN
KEPALA DESA SENTONG

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA SENTONG TENTANG PEMBENTUKAN DAN


PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA “ FIRMAN JAYA ”

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Probolinggo ;
2. Pemeritah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Probolinggo ;
3. Kepala Daerah adalah Bupati Probolinggo ;
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat Sentong Kabupaten Probolinggo;
5. Camat adalah Camat Sentong Kabupaten Probolinggo ;
6. Desa adalah Desa Sentong;
7. Pemerintah Desa adalah Pemerintah Desa Sentong.
8 Pemerintahan desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa.
9 Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah BPD
Desa Sentong Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo ;
1 Musyawarah desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
0 musyawarah antara badan permusyawaratan desa, pemerintah desa, dan
unsure masyarakat yang diselenggarakan oleh badan permusyawaratan
desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis;
1 Kesepakatan musyawarah desa adalah suatu hasil keputusan dari
1 musyawarah desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam
berita acara kesepakatan musywarah desa yang ditandatangani oleh ketua
badan permusyawaratan desa dan kepala desa;
1 Anggaran dan pendapatan belanja desa selanjutnya disingkat APBDes
2 adalah rencana keuangan tahun pemerintah desa yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah desa dan BPD, yang ditetapkan dengan
peraturan desa;
1 Peraturan desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
5

3 oleh kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama badan


permusyawaratan desa;
1 Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan
4 usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimilki oleh desa
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

BAB II
NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 2
(1) Dengan peraturan desa ini dibentuk Badan Usaha Milik Desa
“ FIRMAN JAYA ”, sebagai badan yang menampung seluruh kegiatan
dibidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola desa dan/atau
kerjasama antar-desa ;
(2) Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” Sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berkedudukan di wilayah Desa Sentong;

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 3
Pendirian Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” dimaksudkan sebagai
upaya menampung seluruh kegiatan dibidang ekonomi dan/atau pelayanan
umum yang dikelola desa dan/atau kerjasama antar-desa.

Pasal 4
Pendirian Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA “ bertujuan :
a. Meningkatkan perekonomian desa ;
b. Mengoptimalkan asset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa ;
c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa ;
d. Mengembangkan rencana kerjasama usaha antar desa dan/atau pihak
ketiga ;
e. Menciptakan Peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan
layanan umum warga ;
f. Membuka lapangan kerja ;
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa ; dan
6

h. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa.

BAB IV
ASAS DAN PRINSIP

Pasal 5
(1) Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 ;
(2) Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola
berdasarkan asas Transparan, Akuntabel, partisipatif, tertib dan disiplin
anggaran serta kekeluargaan dan gotong royong ;

Pasal 6
Prinsip dasar dalam mendirikan pembentukan Badan Usaha Milik Desa
“ FIRMAN JAYA ” :
1. Pemberdayaan : memiliki makan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat, keterlibatan masyarakat dan tangungjawab masyarakat;

2. Keberagaman : Usahan dan Badan Usaha Milik Desa masyarakat yang


bahwa usaha keberagaman tanpa mengurangi status sudah ada; kegiatan
yang dimaksud keberadaan masyarakat memiliki keberagaman sebagai
bagian dan dari unit usaha kepemilikan usaha masyarakat yang sudah
ada ;
3. Partisipasi : pengelolaan harus mampu mewujudkan peran aktif masyarkat
agar senantiasa memiliki dan turut serta bertangung jawab terhadap
perkembangan kelangsungan Badan Usaha Milik Desa

BAB V
KEPENGURUSAN BADAN USAHA MILIK DESA

Pasal 7
Susunan kepengurusan Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” terdiri
dari :
a. Penasihat ;
b. Pelaksana Operasional ; dan
c. Pengawas.

Pasal 8
7

(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, dijabat secara


ex officio oleh Kepala Desa ;
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkewajiban :
a. Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa ;
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa ; dan
c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan Badan Usaha Milik
Desa.
(3) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berwenang :
a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan
yang menyangkut pengelolaan usaha Desa ; dan
b. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan
kinerja Badan Usaha Milik Desa.

Pasal 9
(1) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b,
mempunyai tugas mengurus dan mengelola Badan Usaha Milik Desa
sesuai dengan Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ;
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban
:
a. Melaksanakan dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa agar
menjadi lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi dan/atau
pelayanan umum masyarakat Desa;
b. menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa; dan
c. melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian Desa
lainnya.
(3) Dalam melaksanakan kewajiban Pelaksana Operasional dapat menunjuk
anggota pengurus sesuai dengan kapasitas bidang usaha, khususnya
dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi
operasional usaha ;
(4) Pelaksana Operasional dapat dibantu karyawan sesuai dengan kebutuhan
dan harus disertai dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung
jawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja lainnya ;
(5) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang :
a. membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha Badan Usaha
Milik Desa setiap bulan;
b. membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha Badan
8

Usaha Milik Desa setiap bulan; dan


c. memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha Badan Usaha
Milik Desa kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
(6) Masa bakti Pelaksana Operasional diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa.

Pasal 10
Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi:
a. masyarakat Desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. berdomisili dan menetap di Desa bersangkutan sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun;
c. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha
ekonomi Desa; dan
d. berpendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau
sederajat.

Pasal 11
Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:
a. meninggal dunia;
b. telah selesai masa baktinya;
c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
perkembangan kinerja Badan Usaha Milik Desa;
e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Pasal 12
(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, mewakili
kepentingan masyarakat ;
(2) Susunan kepengurusan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdiri dari :
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota.
(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban
menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja Badan Usaha
Milik Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang
9

menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk :


a. pemilihan dan pengangkatan pengurus ;
b. penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari Badan Usaha
Milik Desa; dan
c. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana
Operasional.
(5) Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Badan Usaha Milik Desa.

Pasal 13
Pengawaspaling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang berasal dari Unsur BPD,
Perangkat Desa dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

Pasal 14
Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan Desa ini.

BAB VI
PERMODALAN

Pasal 15
Modal Awal Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” bersumber dari APB
Desa sebesar Rp. 15.000.000,- ( Lima belas juta rupiah ) ;

Pasal 16
Modal Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” terdiri dari Penyertaan Modal
Desa dan Penyertaan Modal Masyarakat Desa yang akan diatur dalam dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa.

BAB VII
JENIS DAN PENGEMBANGAN USAHA

Pasal 16
Jenis Usaha Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” meliputi :
1. Usaha Simpan Pinjam
2. Usaha Pertanian
3. Usaha Perkebunan
4. Usaha Persewaan

Pasal 17
10

Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” dapat mengembangkan usahanya


sesuai dengan potensi desa dan kemampuan permodalan yang dilaksanakan
melalui mekanisme Musyawarah Desa.

BAB VIII
BAGI HASIL USAHA

Pasal 18
(1) Pembagian hasil usaha dari pendapatan Badan Usaha Milik Desa
“ FIRMAN JAYA ” ditetapkan melalui musyawarah desa dan diatur
dalamAnggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Bagi hasil usaha Badan Usaha Milik Desasebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dipergunakan untuk :
a. Permodalan Badan Usaha Milik Desa ;
b. Kas Desa ; dan
c. Operasional Pengurus Badan Usaha Milik Desa.

BAB IX
KERJASAMA BUMDesa ANTAR-DESA

Pasal 19
(1) Badan Usaha Milik Desadapat melakukan kerjasama antar 2 (dua) BUM
Desa atau lebih.
(2) Kerjasama antar 2 (dua) Badan Usaha Milik Desaatau lebih dapat
dilakukan dalam satu kecamatan atau antar kecamatan dalam satu
kabupaten/kota.
(3) Kerjasama antar 2 (dua) Badan Usaha Milik Desaatau lebih harus
mendapat persetujuan masing-masing Pemerintah Desa.

Pasal 20
(1) Kerjasama antar 2 (dua) Badan Usaha Milik Desaatau lebih dibuat dalam
naskah perjanjian kerjasama.
(2) Naskah Perjanjian Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling sedikit memuat:
a. subyek kerjasama;
b. obyek kerjasama;
c. jangka waktu;
d. hak dan kewajiban;
e. pendanaan;
f. keadaan memaksa;
g. pengalihan aset ; dan
11

h. penyelesaian perselisihan
(3) Naskah perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dari masing-masing Badan Usaha
Milik Desa yang bekerjasama.

Pasal 21
(1) Kegiatan kerjasama antar 2 (dua) Badan Usaha Milik Desa atau lebih
dipertanggungjawabkan kepada Desa masing-masing sebagai pemilik
Badan Usaha Milik Desa
(2) Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha Badan Usaha Milik
Desayang berbadan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas dan Lembaga Keuangan
Mikro.

BAB X
PERTANGGUNGAJAWABAN PELAKSANAAN BUMDesa

Pasal 22
(1) Pelaksana Operasional wajib melaporkan pertanggungjawaban
pelaksanaan Badan Usaha Milik Desakepada Penasihat yang secara ex-
officio dijabat oleh Kepala Desa.
(2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempertanggungjawabkan pelaksanaan Badan Usaha Milik Desa
kepada BPD yang disampaikan melalui Musyawarah Desa.

(3) Laporan pertangungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


meliputi :
a. Laporan kinerja pengelolaan selama satu tahun;
b. Kinerja usaha menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pembangunan dan indicator keberhasilan ;
c. Laporan kinerja termasuk rencana pembagian laba usaha ;
d. Rencana-rencana pengembangan usaha yang belum terealisasi

BAB XI
KEPAILITAN DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA
Bagian Kesatu
12

Kepailitan Badan Usaha Milik Desa

Pasal 23
(1) Kerugian yang dialami Badan Usaha Milik Desa menjadi beban Badan
Usaha Milik Desa.
(2) Dalam hal Badan Usaha Milik Desa tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui
Musyawarah Desa.
(3) Unit usaha milik Badan Usaha Milik Desa yang tidak dapat menutupi
kerugian dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, dinyatakan pailit
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
mengenai kepailitan.

Bagian Kedua
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa

Pasal 24
(1) Pembubaran Badan Usaha Milik Desa dapat dilakukan apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Badan Usaha Milik Desa selama 3 (tiga) tahun berturut – turut tidak
lagi menjalankan unit usaha serta tidak melakukan pelaporan kegiatan
usahanya ;
b. Pembubaran Badan Usaha Milik Desadianggap sah apabila disetujui
2/3 (dua per tiga) jumlah yang hadir dalam musyawarah desa ;
c. Keputusan rencana pembubaran Badan Usaha Milik Desakepada pihak
terkait dengan keberadaan Badan Usaha Milik Desa;
d. Telah diselesaikannya semua kerugian Badan Usaha Milik Desakepada
para pihak, terkait keberadaan Badan Usaha Milik Desa.
(2) Pembubaran Badan Usaha Milik Desasebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

BAB XII
KETENTUAN SANKSI
13

Pasal 25
(1) Dalam hal Pengurus Badan Usaha Milik Desa “ FIRMAN JAYA ” melanggar
ketentuan Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (2), Pasal 12 ayat (3)dan Pasal 22
ayat (1) dikenakan sanksi administratif ;
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa peringatan lisan dan
tertulis.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan peraturan ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Desa
Sentong Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo.

Ditetapkan di : Sentong
Pada tanggal : 28 September 2021
PJS. KEPALA DESA SENTONG

FATHUR RASYID MUSLIH, SE., MM.


NIP. 19650103 200701 1 020

Diundangkan dalam Lembaran Desa Sentong Kecamatan Krejengan


Kabupaten Probolinggo tanggal 28 September 2021. Nomor Seri E

SEKRETARIS DESA SENTONG

SAMI’UDIN

LAMPIRAN PERATURAN DESA SENTONG


NOMOR : TAHUN 2021
TANGGAL : 28 SEPTEMBER 2021
14

STRUKTUR ORGANISASI BUM Desa “ FIRMAN JAYA ”


DESA SENTONG KECAMATAN KREJENGAN

UNIT
Persewaan

PJS. KEPALA DESA SENTONG

FATHUR RASYID MUSLIH, SE., MM.


NIP. 19650103 200701 1 020

Anda mungkin juga menyukai