Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN PADA

NEONATUS/BAYI DENGAN
IKTERUS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal terbit : 03 Januari
2023
Halaman :1-3
Kepala Puskesmas
PUSKESMAS
SUKAINDAH
Karmo, S.Kep
Penatalaksanaan pada neonatal/ bayi dengan ikterus adakah
pemeriksaan yang dilakukan kepada bayi/ neonatal yang didapati
1. Pengertian warna kuning pada kulit, mukosa, selaput mata akibat peningkatan
kadar bilirubin

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan


2. Tujuan pelayanan pada neonatal/ bayi dengan ikterus di UPT Puskesmas
Sukaindah
SK Kepala Puskesmas No.…Tahun …. Tentang tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Program KIA/ KB di UPT
3. Kebijakan
Puskesmas Sukaindah

1. Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang upaya kesehatan anak


2. Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan
masyarakat sebelum hamil, masa hamil, perslinan dan masa
4. Referensi sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi,
serta pelayanan kesehatan seksual
3. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Kementrian
Indonesia RI
5. Prosedur/ 1. Cuci tangan
Langkah- 2. Tanyakan apakah bayi kuning ? jika ya, pada umur
langkah berapa timbul kuning
3. Tanyakan apakah warna tinja bayi pucat ?
4. Lihat adakah kuning pada bayi ?
5. Tentukan sampai di daerah manakah warna kuning pada
bagian bayi ?
6. Klasifikasikan ikterus atau warna kuning
7. Bila timbul kuning pada umur ?. 14 hari dan tidak sampai
telapak tangan atau kaki di klasifikasikan ikterus fisikologis
8. Lakukan asuhan dasar bayi muda dengan :

🞛 Mencegah infeksi

 Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi


 Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air
matang, kemudian keringkan dengan kain yang bersih
dan kering INGATKAN ibu supaya menjaga tali pusat
selalu bersih dan kering
 Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya
setelah suhu stabil. Gunakan sabun dan air hangat,
bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati

 Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit,


karena sangat rentan tertular penyakit
 Minta ibu untuk memberikan kolostrum karena
mengandung zat kekebalan tubuh
 Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin hanya
ASI saja sampai 6 bulan.

Bila bayi tidak bisa menyusu, ben ASI perah dengan menggunakan
sendok. Hindari pemakaian botol dan dot karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran cerna
Memberi ASI saja sesering mungkin

 Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi


 Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin
minimal 8 kali sehari, siang maupun malam
 Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum
pindah ke payudara lainnya
 Jika bayi telah tidur selama 2 jam minta ibu untuk
membangunkannya dan langsung disusui
 Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesering
mungkin dan tidur bersama ibu
 lngatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca
kembali hal-hal tentang pemberian ASI di kartu nasihat
Ibu atau buku KIA
 Minta ibu untuk menanyakan hal — hal yang kurang
dipahami

🞛 Menjaga bayi muda selalu hangat

 Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi


 Setiap kali bayi basah, segera keringkan tubuhnya dan
ganti pakaian / kainnya dengan yang kering
 Baringkan di tempat yang hangat dan jauh dari jendela
atau pintu. Berl alas kain yang bersih dan kering di
tempat untuk pemeriksaan bayi, termasuk timbangan
bayi
 Jika tidak ada tanda-tanda hipotermia, mandikan bayi 2
kali sehari (tidak boleh lebih)
 Selesai dimandikan, segera keringkan tubuh bayi.
Kenakan pakaian bersih dan kering, topi, kaos tangan
dan selimut jika perlu
 Minta ibu untuk meletakkan bayi di dadanya sesring
mungkin dan tidur bersama ibu
 Pada BBLR atau suhu < 35,5 °C hangatkan bayi dengan
METODE KANGURU atau dengan lampu 60 watt
berjarak minimal 60 cm

🞛 Imunisasi

 Segera beri imunisasi HB-0 sebelum bayi berumur 7 hari


 Beri imunisasi BCGketika bayi berumur 1 bulan
(kecuali bayi yang lahir di Rumah Sakit, biasanya
diimunisasi sebelum pulang)
9. Anjurkan menyusui bayi lebih sering
10. Anjurkan segera berkunjung apabila kuning bertambah
meluas dan tidak mau menyusu
11. Anjurkan kunjungan ulang 2 hari
12. Bidan koordinator melakukan monitoring evaluasi terhadap
kegiatan penatalaksanaan bayi/ neonatal dengan ikterus
13. Kepala Puskesmas merekomendasika bidan koordinator untuk
melakukan perbaikan kegiatan jika ditemukan ketidaksesuaian
dalam kegiatan tersebut

KIA/ BIDAN/ DOKTER


6. Unit terkait

1. Register Neonatal/ Kohort Bayi


7. Dokumen 2. Form MTBM/ MTBS Bayi
terkait

8. Rekaman
No Yang di ubah Isi perubahan Tanggalmulai di
historis
berlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai