Anda di halaman 1dari 2

1.

Fanani, (2018:63) mengemukakan bahwa “characteristic of higherorder thinking skills:


higher-order thinking skills encompass both critical thinking and creative thinking” yaitu
kemampuan berpikir tingkat tinggi mencakup pemikiran kritis dan pemikiran kreatif.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan langkah awal dalam mencari alternative
untuk menciptakan sesuatu hal yang baru.

Fanani, M. Z. 2018. Strategi Pengembangan Soal HOTS Pada Kurikulum 2013. EDUDEENA,
2(1), 59-76.

2. Samsidar, (2022) berpendapat HOTS merupakan kemampuan yang merangsang pola pikir
siswa dalam berpikir kritis. “Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada
ranah menganalisis (analysing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-
C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan peserta didik
untuk menspesifikasi aspek-aspek/elemen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan
dan menemukan makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut
kemampuan peserta didik untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai,
menguji, membenarkan dan menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses berpikir
mengkreasi (C6) yaitu menuntut kemampuan peserta didik untuk merancang, membangun,
merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, memperindah, mengubah”.

Samsidar. (2022). Analisis Kesulitan Dalam Menyelesaikan Soal Higher Order Thinking Skill
(Hots). Jurnal Ilmu Pendidikan, 9(2), 207–234.

3. Dalman & Junaidi, (2022) mengungkapkan beberapa temuan dari penelitian mereka terkait
dengan beberapa Faktor siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal HOTS, sebagai
berikut;
1. Mereka tidak memahami materi. Beberapa siswa dapat diketahui bahwa mereka
kesulitan dalam memahami materi karena cara mengajar guru yang tidak mudah
mereka mengerti baik itu dari penggunaan istilah yang masih sulit mereka pahami,
penyampaian materi yang terkadang tidak terlalu jelas maupun dikarenakan terlalu
cepat dalam menjelaskan sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami
materi yang mereka pelajari.
2. proses pembelajaran yang kurang interaktif. Guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah dimana komunikasi hanya terjadi satu arah, sehingga siswa kurang
mendapatkan kesempatan dalam mengungkapkan ide dan pendapatnya.
3. Siswa tidak mengerti perintah soal. Guru kurang mengenalkan bentuk soal HOTS serta
melakukan pengajaran mengenai soal HOTS, soal HOTS itu seperti apa, apa syarat
sebuah soal agar bisa disebut soal HOTS. Sehingga dapat diketahui disini bahwa
masalah tidak hanya terletak di siswanya tetapi juga berasal dari gurunya.

Dalman, R. P., & Junaidi, J. (2022). Penyebab Sulitnya Siswa Menjawab Soal HOTS dalam
Pembelajaran Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN 1 Batang Kapas Pesisir Selatan, 1, 103–112.
4.

Anda mungkin juga menyukai