Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah Kota telah ditetapkan sebagai pusat pembangunan wilayah
dengan segala konsekuensinya, maka tidak ada alasan apabila perencanaan
dan pembangunan Kota berikut penyehatan Kota dituangkan dalam suatu
kebijakan dasar yang dikaitkan dengan perkembangan wilayah dan interaksi
Kota – Desa secara berimbang dan harmonis serta memasukkan unsur
kesatuan Indonesia didalamnya. Kebanyakan Kota di wilayah Indonesia pada
masa-masa lalu mengalami perkembangan yang kurang didasarkan pada suatu
rancangan atau tatanan yang baik. Sehingga minimnya rancangan tata Kota
pada masa lampau itu mengakibatkan penggunaan tanah Kota dalam
menyusun ruang dan fasilitas Kota menjadi kurang teratur. Akibatnya terjadi
campur aduk atau berbenturannya satu fasilitas dengan fasilitas yang lainnya.
Kota Pekanbaru yang merupakan Ibukota Propinsi Riau juga telah
berusaha membenahi bidang transportasi dengan menyediakan sarana dan
prasarana transportasi tersebut. Kondisi ini dilakukan agar terciptanya
ketertiban dan keteraturan lalu lintas. Terbukti dengan prestasi yang didapat
oleh Pemerintah Kota Pekanbaru dibidang lalu lintas yaitu sudah tujuh kali
berturut-turut Kota Pekanbaru menerima Piala Wahana Tata Nugraha (WTN).
Prestasi dibidang lalu lintas ini 1 2 menuntut motivasi Pemerintah dan
masyarakat untuk selalu menjaga dan membenahi lalu lintas serta
pengembangan sistem transportasi di Kota Pekanbaru.
Sasaran dan tujuan yang hendak dicapai oleh Pemerintah Kota dar 3
keberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul
jaringan transportasi yang dalam pengelolaan dan pelaksanaan fungsinya
mendapat pembinaan dan pengawasan Dinas Perhubungan. Oleh karena itu
melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun 2002-2005,
proyek pembangunan terminal AKAP terus dianggarkan dan didesak
penyelesaian pembangunannya.

1
Dalam mendukung hal tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru melalui
Keputusan Walikota No. 235 tahun 2005 tantang penetapan angkutan jalan
dalam kota Pekanbaru dan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 2 Tahun
2009 (Pasal 82 ayat 1-7) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Di Kota
Pekanbaru, menjelaskan bahwa:
1. Tipe terminal penumpang terdiri dari :
a. Terminal penumpang tipe A;
b. Terminal penumpang tipe B;
c. Terminal penumpang tipe C.
2. Fungsi terminal terdiri dari :
a. Terminal penumpang tipe A sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan
antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal penumpang tipe B sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.
c. Terminal penumpang tipe C sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
pedesaan.
d. Setiap kendaraan umum dalam trayek wajib memasuki terminal
sebagaimana yang tercantum dalam kartu pengawasan.
e. Setiap orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan usaha didalam
terminal penumpang dan/atau terminal barang wajib mendapat izin
tertulis dari Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
f. Setiap orang dilarang :
1) Menjajakan barang dagangan dengan cara mengasong atau
melakukan usaha tertentu selain sebagaimana dimaksud ayat (6)
dengan mengharapkan imbalan didalam terminal penumpang dan
terminal barang;
2) Melakukan pekerjaan atau betindak sebagai perantara karcis
kendaraan umum

2
Terminal AKAP Payung Sekaki atau Terminal Bandar Raya Payung
Sekaki (TBRPS) adalah sebuah terminal besar yang terletak di Pekanbaru,
Riau. Terminal ini dibangun untuk menggantikan Terminal Mayang Terurai
yang terletak di jalan Nangka (Tuanku Tanbusai). Dipindahkan nya terminal
ini dikarenakan mengingat 5 lokasi terminal yang lama sudah tidak layak lagi
atau sudah tidak efisien lagi karena mengganggu aktifitas di sekitar terminal
tersebut.
Terminal BRPS dibangun dengan dana APBD sebesar Rp 57 miliar.
Sedangkan dana untuk anggaran pengelolaan terminal tersebut jumlahnya
ditentukan berdasarkan APBD murni Daerah setiap tahunnya, dan tidak
ditentukan berapa besar jumlah biayanya karena jumlah setiap tahunnya
berbeda. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki ini dibangun dengan fasilitas
yang lengkap seperti toilet, kantin, mushalla, penginapan, parkiran yang luas,
bus-bus, kios-kios pulsa, kios-kios tempat penjualan tiket dan lain-lain.
Dengan luasnya penggunaan lahan dan fasilitas yang disediakan oleh
pemerintah Kota Pekanbaru, diharapkan mampu memberikan kontribusi
pelayanan transportasi khususnya penyediaan terminal yang sebelumnya sering
menjadi permasalahan. Terwujudnya pembangunan ini juga diharapkan
terciptanya ketertiban dan keteraturan para pemilik angkutan / organda (PO)
dalam mengoperasikan kendaraannya. Terminal ini berfungsi melayani
perpindahan angkutan AKAP, AKDP, dan Daftar Jumlah PO/ Bus Yang
Melayani Per-Trayek AKDP dimana terminal layaknya menjadi distribusi
pusat kedatangan dan keberangkatan angkutan berbagai jenis.
Dari data yang telah diperoleh terlihat bahwa banyak PO yang terdaftar
dan menggunakan fasilitas terminal Bandar Raya Payung Sekaki dalam
melakukan aktifitasnya sehari-hari. Sehingga tidak tertutup kemungkinan bagi
PO tersebut untuk 6 melanggar aturan dan ketetapan yang sudah diberlakukan
bagi penggunaan terminal atau para pemilik PO.
Untuk mengetahui lebih jelasnya pelanggaran yang terjadi di terminal
Bandar Raya Payung Sekaki Kota Pekanbaru, dapat dilihat pada tabel 1.4
dibawah ini :

3
Table I.1: Daftar pelanggaran yang dilakukan PO pada terminal Bandar
Raya Payung Sekaki pekanbaru pada tahun 2013
Mobil Penumpang
No Jenis Pelanggaran Mini Jumlah
Oplet Bus Taxi
Bus
1 Parkir/Rambu-Rambu 6 28 8 - 42
Persyaratan Teknik
2 - 2 - - 2
Layak Jalan
Tidak Memiliki Bukti
3 16 194 18 12 240
Lulus Uji
4 Izin Operasi - 2 - - 2
5 Izin Trayek 1 11 5 - 17
Menaikkan
Menurunkan
6 2 214 34 1 251
Penumpang diluar
Terminal
Penyimpang Izin
7 - 2 - - 2
Operasi
Penimpang Izin
8 6 26 12 2 46
Trayek
9 Argo - - - 11 11
Jumlah 31 484 77 26 618
Sumber: Terminal Bandar Raya Payung Sekaki

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terlihat jelas masih banyak
pelanggaran yang terjadi selama diberlakukannya terminal Bandar Raya
Payung 7 Sekaki. Dimana pelanggaran yang sering terjadi adalah menaikkan
dan menurunkan penumpang diluarterminal oleh mobil angkutan, sehingga
tercipta kemacetan lalu lintas. Misalnya yang terjadi hampir disetiap sudut
jalan penjuru ke luar Kota Pekanbaru, seperti di Jalan H.R. Soebarantas yang
merupakan jalan ke luar Kota menuju Propinsi Sumatera Barat.

4
Kondisi ini tentunya telah melanggar Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
No. 2 Tahun 2009 (Pasal 82 ayat 1-7) tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Di Kota Pekanbaru, yang telah ditetapkan dalam menaikkan dan menurunkan
penumpang umum dan barang yang menggunakan jasa angkutan umum dan
tidak sesuai dengan Undang–undang No. 22 tahun 2009, tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
Hal ini juga terbukti dengan ditemukannya berbagai fenomena-fenomena
yang penulis temukan dilapangan. Diantaranya yaitu:
1. Bermunculannya terminal bayangan di sepanjang jalan menuju ke luar
Kota, seperti sepanjang Jalan H.R. Soebrantas sampai simpang Garuda
Sakti.
2. Masih banyaknya bus-bus AKAP atau AKDP yang tidak mau masuk
terminal dalam menurunkan dan menaikkan penumpangnya (melanggar
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan di Kota Pekanbaru Pasal 82 ayat 1)
3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa terminal
dalam melakukan berpergian ke luar Kota, karena mereka lebih sering
menunggu bus di jalan-jalan menuju ke luar Kota.
4. Masih banyaknya masyarakat beranggapan terminal yang disediakan
terlalu jauh, sulit transportasinya, rawan kriminal dan masih sepi.
Sehingga masyarakat enggan untuk melakukan berpergian dari terminal.
5. Masih kurangnya pengawasan dan kontrol dari DISHUB terhadap
banyaknya kios-kios agen tiket seperti yang ada disimpang panam karena
ini jelas melanggar peraturan daerah nomor 2 tahun 2009.
6. Masih kurangnya efek jera yang diberikan Perda nomor 2 tahun 2009
kepada PO atau kendaraan-kendaraan umum yang melanggar peraturan
yang hanya memberikan denda sebesar Rp 300,000,00 sehingga masih
banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
7. Sulitnya mencari penumpang di daerah terminal.
8. Masih belum tertibnya jadwal pengaturan keberangkatan bus-bus AKAP
atau AKDP, sehingga menyebabkan pihak PO masih mencari penumpang
dijalan.

5
Fungsi Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BPRS) sebagai tempat
menaikkan dan menurunkan penumpang belum sepenuhnya berjalan.Terminal
megah yang menghabiskan dana puluhan miliar tersebut mayoritas hanya
disinggahi angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sekadar mengambil
surat jalan.Pantauan Riau Pos, Jumat (22/11), Terminal BPRS masih terlihat
sepi. Beberapa bus AKAP biasanya terparkir di sisi sebelah kanan terminal,
pagi itu tidak ada satu pun terlihat
Beberapa angkutan umum AKDP memilih masuk terminal, namun hanya
untuk sekadar mengambil surat jalan.Travel masuk terminal, mereka kan perlu
melengkapi surat jalan rute jurusannya, ungkap petugas UPTD BRPS
Dishubkominfo Pekanbaru yang mengaku bernama Dani, saat
ditemui Riau Pos, di pos masuk terminal.
Menurutnya, bus angkutan umum jenis travel dan ukuran 3/4 rute AKDP
mulai ramai masuk ke terminal. Para sopir disebutkan tidak ingin ambil resiko
dengan tidak melengkapi surat jalan. Sanksi yang paling ringan tak memiliki
surat jalan bisa di sanksi tilang. Apalagi saat ini petugas Dishubkominfo
gencar-gencarnya melakukan razia di titik pintu masuk perbatasan Kota
Pekanbaru. Tak berani lagi sopir-sopir itu tanpa surat jalannya, ungkap pria
mudah senyum ini.
Diakuinya, perusahaan angkutan umum penumpang baik AKAP maupun
AKDP, belum berminat menempati BRPS. Itu terbukti dengan banyaknya loket
pembayaran bus yang tutup alias tidak dibuka. Perusahaan angkutan umum
penumpang atau pool memilih membuka loket di luar terminal. Aktivitas pool
lebih banyak dilakukan di luar terminal meski loket di terminal juga ada.
Sebenarnya loket-loket ini pernah ditempati, aktivitas pembayaran di
loket di terminal tidak bertahan lama. Mereka lebih senang di luar, alasannya di
terminal aksesnya jauh dan penumpang juga tidak banyak yang ke terminal,
tutur Dani mengakhiri perbincangan. Dani pun mempersilahkan Riau Pos
untuk masuk ke terminal melihat ke dalamnya. Tentunya dengan dibawa
petugas bisa tak bayar alias digratiskan masuk kedalam terminal itu. Beberapa
bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) terparkir dengan suara mesin yang masih

6
terdengar. Bus tersebut bersiap akan kembali bergerak ke rutenya masing-
masing.
Pool TMP memang ditempatkan di Terminal BRPS. Sementara di sisi
sebelah kiri terminal itu terlihat bus Indra Karya terpakir diam. Tak terlihat
sopir dan kondekturnya. Bus Inda Karya memang membuka pool di terminal,
kalau sudah ada penumpang ya baru jalan, ungkap Irma pemilik warung nasi.
Menurut sopir bus Indah Karya yang mengaku bernama Yoyok,
penumpang tidak suka jika harus ke terminal karena dinilai jauh. Makanya
banyak pool yang memilih di luar terminal. Meski dirinya parkir di terminal
tetapi tetap menjemput penumpang. Kita hanya armada bus saja di sini,
penumpang mana mau ke sini, minta dijemput. Kita memang antar jemput
dengan mobil lain yang lebih kecil, katanya. Terminal ini menempati lahan
seluas 10 hektare. Sarana dan prasaran sudah bisa dibilang lengkap, pedagang
nasi dan kantin pun lengkap. Kita sudah sangat tegas. Kita beri sanksi terhadap
sopir yang tidak ada surat jalannya. Juga kita sudah duduk bersama pemilik
perusahaan agar menempati terminal, tetapi masih dipilih juga di luar, ungkap
Kabid Pengawasan dan Pengendalian Lalin Dishub Pekanbaru, Aripin SH
kepada Riau Pos. Melalui tim terpadu belum lama ini turun menertibkan pool
angkutan umum penumpang yang beraktivitas di luar terminal. Setidaknya
sekitar 56 pool diberikan peringatan dilarang membuka loket di luar terminal.

1.2 Rumusan Masalah


Dari data diatas terdapat beberapa masalah yang ada di terminal Bandar Raya
Payung Sekaki (BRPS) sebagai berikut;
1. Terminal tersebut tidak difungsikan sebagai mestinya
2. Masi banyak nya bus bus yang tidak mau masuk terminal
3. Masi kurangnya kesadaran masyarat untuk datang ke terminal
4. masi banyak nya masyarakat beranggapan terminal yang disediakan
terlalu jauh, sulit transportasinya, rawan kriminal dan masih sepi.
Sehingga masyarakat enggan untuk melakukan berpergian dari terminal

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Terminal Bandar Raya Payung Sekaki


Pemerintah Kota Pekanbaru menunjuk Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Kota Pekanbaru selaku pengelola pengoperasian Terminal
Bandar Raya Payung Sekaki. Untuk memaksimalkan hal tersebut maka
dibentuklah sebuah Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Pekanbaru No. KPTS.821.4/ BKD/2009/028, yang
berfungsi merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan setiap
progam dan rencana kerja yang berhubungan dalam upaya memaksimalkan
fungsi terminal di Kota Pekanbaru.
Secara structural UPTD dipimpin oleh seorang pejabat daerah yang
ditunjuk dengan kualifikasi jabatan eselon IV/a dan dibantu oleh seorang
Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang berkualifikasi eselon IV/b. Pimpinan
UPTD bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru. Kepala UPTD Terminal selain
dibantu oleh seorang Ka. Subag TU bertanggung jawab penuh dalam
menyelenggarakan administrasi UPTD, juga dibantu oleh beberapa orang staf
yang memiliki bagian yang berbeda-beda, diantaranya :
1. Urusan ADM dan Pendapatan Terminal
2. Urusan Pengendalian dan Pengoperasian Angkutan Terminal
3. Urusan Ketentraman dan Ketertiban Terminal; dan
4. Dibantu oleh 80 (delapan puluh) orang staf
Adapun rincian dan pembagian tugas yang telah ditetapkan dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Kepala Terminal :
1. Membuat, menjalankan dan mengevaluasi program kerja serta
melaporkan kepada kepala UPTD Terminal Kota Pekanbaru
2. Melakukan pengawasan pengoperasian Terminal yang dipimpin ybs
3. Melakukan pemungutan PAD dan melaporkan kepada KASUBAG
TU Terminal

8
4. Berkoordinasi dengan KAUR ADM, KAUR Trantib, dan KAUR Dal-
Ops dalam melakukan pengoperasian terminal
5. Melakukan dan mendukung terlaksananya program K3 diwilayah unit
kerja masing-masing
6. Mengawasi kinerja staf yang diunit kerja serta mewujudkan
penciptaan disiplin sesuai dengan aturan kerja yang berlaku
7. Bertanggung jawab langsung kepada KA. UPTD Terminal Kota
Pekanbaru

b. Kepala Urusan :
1. Membuat serta melaksanakan dan mengevaluasi program kerja dalam
upaya menunjang kelancaran kerja dan bertnanggung jawab kepada
KA. UPTD Terminal selaku atasan langsung
2. Melakukan pengawasan dalam hal pengoperasional tugas dan
wewenang sesuai dengan aturan yang ditetapkan
3. Melakukan koordinasi tugas bersama kepala terminal dalam upaya
memaksimalkan fungsi terminal
4. Melakukan dan mendukung terlaksananya program K3 diwilayah unit
kerja masing-masing
5. Mengawsi kinerja staf yang diunit kerja serta mewujudkan penciptaan
disiplin sesuai dengan aturan yang berlaku

c. Urusan ADM dan Pendapatan :


1. Menyelenggarakan, melaksanakan da mengevakuasi kegiatan tertib
administrasi di UPTD Terminal Kota Pekanbaru
2. Menyelenggarakan, melaksanakan dan mengevakuasi pemungutan
pendapatan daerah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ditetapkan
3. Menyusun dan membuat laporan bulanan UPTD Terminal berdasarkan
aturan KA. UPTD Terminal
4. Melaksanakan penegakan disiplin personil yang bertugas di UPTD
Terminal

9
d. Urusan Ketentraman dan Ketertiban :
1. Merencanakan, melaksanakan dan mengevakuasi kegiatn pengamanan
dan ketertiban diseluruh Terminal yang ada
2. Melakukan koordiansi dengan pihak instansi yang terkait dalam
melaksanakan tugas dan kewenangan
3. Membantu pejabat UPTD menciptakan kondisi Terminal yang
kondusif, aman dan nyaman bagi masyarakat
4. Melaksanakan penegakan disiplin masyarakat serta pendekatan
persuasive terhadap penyelesaian masalah

e. Urusan Pengendalian dan Operasional :


1. Menyelenggarakan, melaksanakan dan mengevakuasi kegiatan
Pengendalian operasional di UPTD Terminal Kota Pekanbaru
2. Menyelenggarakan, melaksanakan dan mengevakuasi Pendapatan
angkutan dan administrasi angkutan/perizinan sesuai dengan aturan dan
ketentuan yang ditetapkan
3. Menyusun dan membuat laporan bulanan UPTD Terminal berdasarkan
aturan Kasubag TU UPTD Terminal
4. Melaksanakan penegakan disiplin personil yang bertugas di UPTD
Terminal (Sumber: UPTD Terminal Kota Pekanbaru, 2013)
Terminal AKAP Payung Sekaki atau Terminal Bandar Raya Payung
Sekaki (TBRPS) adalah sebuah terminal besar yang terletak di Pekanbaru,
Riau. Terminal ini dibangun untuk menggantikan Terminal Mayang Terurai
yang terletak di jalan Nangka (Tuanku Tanbusai). Dipindahkan nya terminal
ini dikarenakan mengingat 5 lokasi terminal yang lama sudah tidak layak lagi
atau sudah tidak efisien lagi karena mengganggu aktifitas di sekitar terminal
tersebut.
Terminal BRPS dibangun dengan dana APBD sebesar Rp 57 miliar.
Sedangkan dana untuk anggaran pengelolaan terminal tersebut jumlahnya
ditentukan berdasarkan APBD murni Daerah setiap tahunnya, dan tidak
ditentukan berapa besar jumlah biayanya karena jumlah setiap tahunnya
berbeda. Terminal Bandar Raya Payung Sekaki ini dibangun dengan fasilitas

10
yang lengkap seperti toilet, kantin, mushalla, penginapan, parkiran yang luas,
bus-bus, kios-kios pulsa, kios-kios tempat penjualan tiket dan lain-lain.
Dengan luasnya penggunaan lahan dan fasilitas yang disediakan oleh
pemerintah Kota Pekanbaru, diharapkan mampu memberikan kontribusi
pelayanan transportasi khususnya penyediaan terminal yang sebelumnya sering
menjadi permasalahan. Terwujudnya pembangunan ini juga diharapkan
terciptanya ketertiban dan keteraturan para pemilik angkutan / organda (PO)
dalam mengoperasikan kendaraannya. Terminal ini berfungsi melayani
perpindahan angkutan AKAP, AKDP, dan Daftar Jumlah PO/ Bus Yang
Melayani Per-Trayek AKDP dimana terminal layaknya menjadi distribusi
pusat kedatangan dan keberangkatan angkutan berbagai jenis.
Keberadaan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) Kota
Pekanbaru, Riau ini diharapkan bisa meningkatkan pelayanan dan manfaat
maksimal untuk masyarakat dan daerah.“Kebijakan kendepan, semua
kendaraan bus umum AKAP dan AKDP wajib masuk terminal dan wajib naik
– turunkan penumpang di dalam terminal,” sebut @ajie panatagam, akun resmi
Kepala BPTD Riaudan Kepri.Program tersebut dibarengi dengan program
Cipta Sapta Pesona Terminal tahun 2019.Program ini dilakukan dalam rangka
memberikan pelayanan maksimal kepada Awak kendaraan bus dan masyarakat
pengguna jasa angkutan umum.
Sesuai aturan perundang-undangan (UU) dan arahan dari Kasatpel TTA
BRPS sudah sangat jelas dan sudah di sosialisasikan kepada pengusaha
angkutan dan juga para penumpang.Fungsi Terminal BRPS harus di
maksimalkan, baik akap/akdp. Penumpang yang datang ataupun berangkat,
wajib naik bus dan turun bus di terminal.Bagi yang masih belum tertib, petugas
URC-BRPS langsung menggiring ke terminal.

2.2. Proyeksi Resiko


Dengan di pindakan nya terminal bus yang ada di kota pekanbaru dari
terminal mayang terurai ke terminal AKAP payung sekaki maka akan muncul
beberapa resiko:

11
1. Masih banyaknya masyarakat beranggapan terminal yang disediakan
terlalu jauh, sulit transportasinya, rawan kriminal dan masih sepi.
Sehingga masyarakat enggan untuk melakukan berpergian dari termina
2. Sulitnya mencari penumpang di daerah terminal.
3. Masih belum tertibnya jadwal pengaturan keberangkatan bus-bus AKAP
atau AKDP, sehingga menyebabkan pihak PO masih mencari penumpang
dijalan.
4. Masi banyak nya armada bus yang mengambil penumpang di luar terminal

2.3. Pengendalian Dan Pengawasan Resiko


Berdasarkan resiko yang muncul setelah di pungsikannya terminal
Bandar raya payung sekaki maka di perlukan penganwasan terhadap resiko
yang terjadi.
1. Perlunya sosialisa yang harus di lakukan oleh pemerintahan kota melalui
dishub serta instansi terkait kepada masyarakat
2. Pemerintah harus dapat memberi jaminan keamanan di area terminal agar
masyarakat merasa aman untuk pergi ke terminal
3. Pemerinta harus menindak setiap armada yang melanggar peraturan kota
pekanbaru tentang lalu lintas dan angkutan kota
4. Dinas perhubungan kota pekan baru harus gencar melakukan razia
terhadap bus bus angkutan kota yang tidak memiliki surat jalan

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasaan yang dilakukan oleh
penulis mendapatkan berbagai informasi, dimana dari informasi dan data-data
tersebut dapat menjadi landasan untuk menilai bagaimana Fungsi Terminal
Bandar Raya Payung Sekaki Sebagai Terminal Utama Di Kota Pekanbaru
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009. Dari data dan informasi
yang penulis dapatkan, baik melalui penyebaran angket kepada responden,
wawancaram dengan responden. Peneliti dapat menilai dan mengambil
kesimpulan bahwa Fungsi Terminal Bandar Raya Payung Sekaki Sebagai
Terminal Utama di Kota Pekanbaru Tidak Berfungsi Secara Maksimal, ini juga
sesuai dengan hasil rekapitulasi angket yang peneliti ajukan dengan persentase
38,13% dikategorikan Tidak Baik.
Hal ini sesuai dengan hasil data observasi penulis dan tinjauan
dilapangan, penulis melihat masih banyak terdapat beberapa pelanggaran-
pelanggaran dalam mengimplementasikan peraturan dan kurangnya
Pengontrolan dari Pemerintah maupun pihak Dinas Perhubungan kota
Pekanbaru. Seperti yang penulis tuangkan dalam tabel I.1, yang mana tabel
tersebut menunjukkan data daftar pelanggaran yang dilakukan PO pada
terminal Bandar Raya Payung Sekaki pekanbaru pada tahun 2013 tersabut
akibat dari kurang pengawasan yang di lakukan dari pihak pemerintah kota
pekanbaru dan Dinas Perhubungan. Selain itu, masih banyaknya faktor-faktor
yang menyebabkan Fungsi Terminal bandar Raya Payung Sekaki tidak
berfungsi dengan makasimal, diantaranya adalah :
1. Bermunculannya terminal bayangan di sepanjang jalan menuju ke luar
Kota, seperti sepanjang Jalan H.R. Soebrantas sampai simpang Garuda
Sakti.
2. Masih banyaknya bus-bus AKAP atau AKDP yang tidak mau masuk
terminal dalam menurunkan dan menaikkan penumpangnya (melanggar

13
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan di Kota Pekanbaru Pasal 82 ayat 1)
3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan jasa terminal
dalam melakukan berpergian ke luar Kota, karena mereka lebih sering
menunggu bus di jalan-jalan menuju ke luar Kota.
4. Masih banyaknya masyarakat beranggapan terminal yang disediakan
terlalu jauh, sulit transportasinya, rawan kriminal dan masih sepi. Sehingga
masyarakat enggan untuk melakukan berpergian dari terminal.
5. Masih kurangnya pengawasan dan kontrol dari DISHUB terhadap
banyaknya kios-kios agen tiket seperti yang ada disimpang panam karena
ini jelas melanggar peraturan daerah nomor 2 tahun 2009.
6. Masih kurangnya efek jera yang diberikan Perda nomor 2 tahun 2009
kepada PO atau kendaraan-kendaraan umum yang melanggar peraturan
yang hanya memberikan denda sebesar Rp 300,000,00 sehingga masih
banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
7. Sulitnya mencari penumpang di daerah terminal.
8. Masih belum tertibnya jadwal pengaturan keberangkatan bus-bus AKAP
atau AKDP, sehingga menyebabkan pihak PO masih mencari penumpang
dijalan.
Upaya yang dilakukan oleh pihak terkait seperti pihak pemerintah yang
bekerjasama dengan Dinas Perhubungan kota pekanbaru telah melakukan
razia-razia rutin yang dilakukan untuk meminimalisasi kendaraan-kendaraan
umum yang tidak layak jalan atau tidak memiliki izin operasi dengan
menilang kendaraan tersebut yang kemudian ditahan untuk disidang dan
kemudian diberikan sanksi berupa denda kepada pemilik kendaraan umum
tersebut. Selain itu, pihak Dinas Perhubungan juga menertibkan kios-kios
agen tiket yang berada diluar Terminal dengan melakukan tindakan bongkar
paksa kios-kios tersebut walaupu hingga saat masih banyak kios-kios yang
masih tetap nekad mendirikan kios-kios agen tiket disekitar simpang panam
tersebut. Hasil rekapitulasi jawaban responden menunjukkan bahwa rata-rata
implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan di Kota Pekanbaru dapat dilihat dari empat indikator

14
implementasi dari kebijakan yaitu Fungsi Terminal BRPS dibidang Angkutan
AKAP, Angkutan AKDP, Angkutan Kota dan Angkuta Perbatasan adalah
sebagai berikut :
1. Fungsi terminal BRPS dibidang Angkutan Antar Kota Antar Provinsi/
Antar Lintas Batas Negara yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota
Pekanbaru dalam rangka implementasi Peraturan Daerah nomor 2 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Pekanbaru menurut
hasil pantauan dari penulis dan hasil dari tanggapan responden sebanyak
179 orang menjawab Tidak Baik dengan persentase 44,75%.
2. Fungsi terminal BRPS dibidang Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi
yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam rangka
implementasi Peraturan Daerah nomor 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan di Kota Pekanbaru menurut hasil dari Responden dan
pantauan dari penulis dinyatakan Cukup Baik dari jawaban responden
sebanyak 171 orangm dengan persentase 42,75%.
3. Fungsi terminal BRPS dibidang Angkutan Kota yang dilakukan Dinas
Perhubungan Kota Pekanbaru dalam rangka implementasi Peraturan
Daerah nomor 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
Kota Pekanbaru menurut hasil dari Responden dan pantauan dari penulis
dinyatakan Tidak Baik dari 210 orang responden dengan persentase
52,5%.
4. Fungsi terminal BRPS dibidang Angkutan Perbatasan yang dilakukan
Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam rangka implementasi Peraturan
Daerah nomor 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
Kota Pekanbaru menurut hasil dari Responden dan pantauan dari penulis
dinyatakan Tidak Baik dari 211 orang responden dengan persentase
52,75%.

3.2. Solusi
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menarik beberapa
Saran sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah

15
Pemerintah Kota Pekanbaru malalui Dinas Perhubungan perlu
membentuk tim gabungan yang terdiri dari Dinas Perhubungan, Polisi dan
Satpol PP yang berfungsi untuk mensosialisasikan fungsi Terminal Bandar
Raya Payung Sekaki sehingga proses ini dapat terus berlangsung dan
sosialisasi ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan media masa yang ada,
seperti media cetak maupun elektronik yang ada di kota Pekanbaru.
Harusnya pemerintah Kota Pekanbaru dalam merencanakan pembangunan
terminal berdasarkan lokasi yang benar-benar tepat dan strategis sehngga
keberadaan terminal yang ada nanti bisa dimanfaatkann secara maksimal
oleh perusahaan nangkuatan maupun masyarakat. Selain itu, pemerintah
harus memberikan tindakan yang tegas berupa sanksi yang berat terhadap
kendaraan-kendaraan umum yang melanggar peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah agar tidak ada lagi kendaraan-kendaraan
umum yang tidak layak jalan atau tidak memiliki izin operasi.

2. Bagi Perusahaan Angkutan


Perusahaan angkutan yang ada di Kota Pekanbaru melalui induk
organisasinya Organda harusnya juga turut mensukseskan program
pemerintah dalam optimalisasi fungsi Terminal Bandar Raya Payung
Sekaki dengan turut aktif mensosialisasikan kepada penumpang untuk
memanfaatkan keberadaan terminal Bandar Raya Payung Sekaki dan
mengkuti aturan untuk masuk keterminal Bandar Raya Payung Sekaki
tanpa harus berhenti di terminal bayangan.

3. Bagi Masyarakat
Masyarakat juga merupakan unsur penting dalam mensukseskan
program pemerintah dalam optimalisasi Fungsi Terminal Bandar Raya
Payung Sekaki dengan selalu memanfaatkan terminal dan diharapkan
kedepannya agar seluruh masyarakat tidak lagi menunggu kendaraan
umum diluar terminal.

16
TUGAS
MANAJEMEN RESIKO

Dosen Pengampu : DR. Herispon,SE, M.Si

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. ILHAM HAYYIN NUR MUHAMMAD
2. SUPRIADI
3. ISMAIL
4. MARDOTILLA
5. NURHAYATI

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU
PEKANBARU
2019

17
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas matakulia Manajemen Resiko.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru, 12 september 2019


Penulis

i 18
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1..........................................................................................................Latar
Belakang......................................................................................... 1
1.2..........................................................................................................Rum
usan Masalah................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 8
2.1 Gambaran Umum Terminal Bandar Raya Payung Sekaki............. 8
2.2 Proyeksi Resiko.............................................................................. 11
2.3 Pengendalian Dan Pengawasan Resiko.......................................... 12
BAB III PENUTUP......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 13
3.2 Solusi............................................................................................. 15

19

ii

Anda mungkin juga menyukai