Anda di halaman 1dari 7

Trading Dengan Pola Candlestick Piercing Line

Candlestick adalah salah satu komponen dalam analisa


teknikal yang paling banyak digunakan oleh trader. Selain
karena visualnya yang menarik, candlestick dianggap mampu
memberikan sinyal guna mengambil keputusan selanjutnya
dalam trading. Dalam artikel candlestick yang lain, tim
Seputarforex sudah cukup banyak mengulas tentang pola
candlestick beserta fungsinya untuk trading.

Sebut saja Doji dan Hanging Man dalam famili candlestick


single, Engulfing sebagai candlestick double, atau Morning
Star dalam kelompok candlestick triple. Namun, pernahkah
Anda mendengar atau bahkan menemukan pola candlestick
Piercing Line dalam chart? Nah, jenis candlestick satu ini
dapat digunakan untuk mengkonfirmasi reversal alias
pembalikan arah tren. Lantas, apa saja fungsi lain dari
candlestick berpola Piercing Line ini? Dan bagaimana
formasinya? Apa ltu Piercing Line?

Apa ltu Piercing Line?


Piercing Line adalah salah satu pola candlestick yang
terbentuk dari dua candle, sehingga disebut pola candlestick
double. Candle pertama merupakan candle Bearish, kemudian
disusul oleh candle Bullish. Piercing Line dapat terbentuk
karena harga Open candle kedua berada di bawah Close
candle pertama, kemudian Close candle kedua melewati Close
body pertama.
Proses Terbentuknya Piercing Line
Tren menurun (downtrend) terjadi karena banyaknya seller
yang mendominasi pasar dengan melakukan aksi jual,
sehingga selama tren tersebut, banyak dijumpai candlestick
dengan warna merah (Bearish). Pada sesi berikutnya, terjadi
gap turun karena harga dibuka sedikit di bawah penutupan
kemarin. Namun setelah sesi perdagangan di buka, buyer
mendominasi pasar sehingga harga perlahan bergerak naik.
Sampai akhir sesi penutupan pasar, harga bisa didorong ke
atas walaupun belum mampu ditutup di atas pembukaan hari
sebelumnya. Kondisi seperti inilah yang mendasari
terbentuknya pola candlestick Piercing Line.

Hal ini dapat terjadi karena rilis data berdampak maupun


sentimen pasar yang membentuk pergerakan harga. Sentimen
Bullish mampu membuat harga naik lagi setelah beberapa kali
mengalami penurunan pada periode candle sebelumnya.
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa candlestick
dengan pola Piercing Line biasanya mengindikasikan tren
menurun (downtrend) akan segera berakhir, atau bisa juga
disebut sebagai indikator Bullish Reversal. Sehingga, jika
Anda mencoba menemukan pembalikan arah tren menuju
Bullish, susunan candle Bearish yang diikuti Bullish (bisa
jadi) merupakan penanda awal.

Syarat Terbentuknya Pola Piercing Line


Meskipun di atas telah disebutkan bahwa pola Piercing Line
tersusun atas candle Bearish yang diikuti oleh candle Bullish,
tapi pernyataan ini tidak bisa diambil mentah-mentah sebagai
kesimpulan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh 2
candle penyusun sehingga dapat disebut sebagai pola Piercing
Line. Apa saja?

1. Candle penyusun pola haruslah candle Bearish kemudian


Bullish, tidak terbalik atau dari jenis candle yang sama.
Hal ini karena pola Piercing Line didahului oleh
keadaaan downtrend (Bearish candle), kemudian muncul
satu buah candle Bullish sebagai penanda awal akan
terjadinya reversal.
2. Level Open pada candle kedua harus memiliki gap
dengan level Open pada candle pertama. Artinya, nilai
Open antara candle kedua dan candle pertama harus
memiliki selisih (misalnya 50 pips), sehingga terjadi gap.
3. Panjang body candle kedua harus masuk setidaknya
setengah dari body candle pertama. Jika salah satu candle
tidak memenuhi syarat tersebut, maka pola yang
terbentuk tidak bisa disebut sebagai piercing line.
Berikut ini adalah contoh pola candle yang tidak bisa disebut
sebagai Piercing Line:

Lndikasi Pola Piercing Line

Sebagaimana yang disebutkan di atas, pola Piercing Line


dapat digunakan sebagai indikator terjadinya Bullish
Reversal. Awalnya, harga mengalami penurunan selama
beberapa waktu karena tingginya aktivitas Sell di pasar.
Namun di sesi berikutnya, aksi Buy banyak dilakukan karena
harga dianggap sudah terlampau murah, sehingga
terbentuklah candle Bullish. Candle inilah yang menjadi tanda
bahwa perubahan arah tren baru saja terjadi. Meskipun
demikian, tunggulah sampai terbentuk satu candle Bullish lagi
sehingga reversal benar-benar terkonflrmasi.

Kedua, jika pola Piercing Line telah ditemukan dalam chart,


maka posisi trading yang dapat diterapkan adalah posisi Buy.
Anda bisa melakukan Buy saat itu juga maupun menggunakan
Pending Order, yaitu Buy Limit atau Buy Stop. Dengan
bantuan Pending Order, Anda tidak perlu berada di depan
layar komputer selama sehari penuh.

Untuk eksekusi Buy secara langsung, maka panduan berikut


dapat Anda jadikan pertimbangan jika menemukan pola
Piercing Line dalam chart:

• Pastikan kemunculan pola ini berada pada akhir


downtrend (lembah paling bawah). Untuk mengetahui
apakah suatu tren benar-benar akan berakhir, maka Anda
bisa menggunakan indikator momentum, salah satunya
dengan menggunakan konfirmator (MACD).
• Selain MACD, Anda juga bisa menggunakan indikator
Relative Strength Index (RSI) untuk mengetahui kondisi
jenuh jual (oversold) di pasar. Kondisi oversold terjadi
karena harga turun hingga level tertentu, sehingga trader
akan berusaha melakukan aksi Buy untuk menaikkan
harga pada saat itu. Apabila momentum yang
ditunjukkan oleh indikator RSI atau MACD
menunjukkan posisi jenuh jual (oversold), kemudian
muncul candle berpola Piercing Line, maka bersiap-
siaplah untuk open posisi Buy.

• Tunggu hingga muncul candle Bullish berikutnya (candle


ketiga) dengan High melebihi candle pertama. Jangan
lupa untuk mengatur Stop Loss dan Take Profit
berdasarkan rencana trading yang telah Anda buat.

Penutup
Menggunakan pola Piercing Line sebagai acuan entry posisi
sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Memang pola ini dapat
memberikan Anda sinyal bahwa harga akan berbalik ke arah
Bullish, sehingga Anda bisa membuka posisi Buy. Namun
satu hal yang perlu diingat, membuka posisi tanpa adanya
konflrmator lain (setidaknya tunggu sampai candle ketiga
muncul) bukanlah hal yang disarankan dalam trading forex.
Kehati-hatian, disiplin dalam mengikuti trading plan, serta
manajemen risiko jauh lebih penting daripada mengejar entry
tan pa perhitungan yang matang.

Anda mungkin juga menyukai