Anda di halaman 1dari 5

Asal Usul Nama Megawati

Halo DC Mania, jumpa lagi di DC Channel.

Channel yang mengupas sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

Di video kali ini kami mau ngebahas sosok Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Beberapa waktu belakangan, nama Megawati menjadi topik pembicaraan publik.

Ini karena Megawati mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai kelangkaan minyak goreng.

Megawati mengaku heran melihat antrean ibu-ibu mencari minyak goreng.

Megawati mempertanyakan apakah ibu-ibu tersebut setiap hari hanya memasak dengan cara
menggoreng.

Padahal, ada cara lain seperti merebus dan mengukus yang tak memerlukan minyak goreng.

"Apa ibu-ibu kerjaannya hanya menggoreng?" kata Megawati pada Maret 2022 lalu.

Pada Rakernas II PDIP, Megawati kembali melontarkan pernyataan kontroversial.

“Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. Awas lho kalau
nyarinya kayak tukang bakso," ujar Megawati disambut gelak tawa dua anak Megawati yang hadir,
Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Sontak pernyataan Megawati ini ramai dikomentari publik dianggap merendahkan pekerjaan tukang
bakso.

Di kesempatan yang sama, Megawati juga mengeluarkan pernyataan bernada rasis terhadap orang
Papua.

Lalu seperti apa ya sosok Megawati, berikut ini kami akan paparkan fakta menarik mengenai anak
sang Proklamator tersebut.

1. Asal Usul Nama Megawati

Megawati Soekarnoputri adalah putri dari Sukarno dan Fatmawati.

Megawati lahir pada 23 Januari 1947.

Sebelum Megawati lahir, Fatmawati pernah bermimpi diberi sekuntum kembang sepatu merah oleh
ayah Sukarno.

Sukarno mengartikan mimpi ini bahwa dirinya akan segera dikaruniai anak perempuan.

Momen kelahiran Megawati tidak akan dilupakan Bung Karno.

Malam itu 23 Januari 1947, guntur menggelegar seperti hendak membelah angkasa.

Fatmawati terbaring di ruangan khusus yang disulap seperti rumah sakit di Istana di Yogyakarta.

Di kala rasa sakit mendera akibat kontraksi, tiba-tiba lampu padam.

Atas di atas kamar runtuh.


Mega yang gelap dan berat melepaskan bebannya.

Air hujan mengalir seperti sungai ke dalam kamar.

Tubuh Fatmawati kuyup. Peralatan dokter juga ikut basah terkena air hujan.

Dokter dan juru rawat segera mengangkat tubuh Fatmawati memindahkannya ke kamar pribadi.

“Di dalam kegelapan dengan cahaya pelita lahirlah puteri kami. Kami menamakannya Megawati,” kata
Sukarno.

Nama lengkapnya adalah Dyah Permata Megawati Soekarnoputri.

Sejarawan Salim Said mengungkap asal usul nama Megawati.

Di malam jelang kelahiran Megawati, Yogyakarta sedang dilanda angin ribut.

Sukarno lalu bertanya ke seorang pilot India bernama Patnaik yang ada di sana mengenai bahasa
sansekerta mengenai fenomena tersebut.

Patnaik menjawab Mega. Dari situlah Sukarno terinspirasi memberi nama anaknya Megawati.

Sebagai anak Presiden, Megawati kecil tidak hidup dengan fasilitas mewah.

Di masa balitanya, Megawati sudah harus ikut sang ayah mengungsi dari Istana ke daerah
pegunungan di Madiun.

Bung Karno dan keluarga dibawa ke Madiun karena saat itu Belanda sudah masuk wilayah Indonesia
hendak menyerang Yogya.

Bahkan ketika Belanda memborbardir Yogya pada Agresi Militer Keduanya, Megawati menjadi saksi.

Ia berada di sana ketika bom-bom dijatuhkan. USianya tentu masih sangat belia satu tahun.

Sukarno segera membawa Fatmawati, Guntur, Mega ke kamar belakang Istana.

Tak banyak yang bisa dilakukan Sukarno saat itu.

Yang ia lakukan hanya menyelimuti Guntur dengan tikar karena tubuhnya menggigil.

Di hari itu, Sukarno ditangkap Belanda. Dua hari kemudian ia diterbangkan ke Brastagi, Sumatera
Utara dengan status tawanan.

Rumah tangga Sukarno dengan Fatmawati mulai retak ketika Bung Besar memutuskan menikahi
Hartini.

Fatmawati sangat marah atas pernikahan Sukarno dan Hartini.

Fatmawati memilih keluar dari Istana. Ibu negara ini tinggal di rumah pribadinya di Jakarta.

Sukarno tak pernah menceraikan Fatmawati. Mereka hanya hidup terpisah.

Dari lima anaknya, hanya Guntur yang ikut Fatmawati.

Sementara Megawati dan empat adiknya tetap tinggal di Istana bersama Bung Karno.

2. Dijodohkan dengan Benny Moerdani


Tanggal 19 Februari 1963, Benny Moerdani diundang ke Istana Negara.

Hari itu Benny Moerdani mendapatkan penghargaan Bintang Sakti dari Presiden Soekarno.

Bintang Sakti adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada anggota militer.

Pemberian penghargaan itu disaksikan langsung atasan Benny Moerdani, Mayjen Soeharto.

Di tahun 1964, Benny Moerdani pernah dipanggil Presiden Soekarno ke Istana.

Ketika itu Benny Moerdani sebagai Komandan Batalyon I RPKAD.

Benny saat itu masih berpangkat mayor.

Ia dipanggil Presiden Soekarno karena berhasil mendamaikan pertikaian berdarah antara pasukan
RPKAD dengan KKO Marinir TNI AL.

Presiden Soekarno sepertinya ingin tahu mengenai peristiwa berdarah antar dua pasukan tersebut.

Saat melangkahkan kaki ke istana, Benny Moerdani dilanda perasaan galau.

Ia bingung harus seperti apa menjelaskan tentang kejadian itu ke Presiden Soekarno.

Presiden Soekarno menerima Benny Moerdani di beranda belakang istana negara.

Selama pertemuan, ternyata Benny Moerdani lebih banyak diam.

Presiden Soekarno lah yang dominan mengambil alih pembicaraan.

Sepanjang pembicaraan, Presiden Soekarno menekankan mengenai pentingnya keberadaan pasukan


elit di tubuh tentara.

Menurut Bung Karno, pasukan elit dibutuhkan untuk melindungi negara dari ancaman musuh.
Namun ada satu hal lain yang juga penting bagi Bung Karno.

Keberadaan pasukan elit kata Presiden Sukarno harus selalu siap sedia melindungi kepala negara.

Saat Benny sedang khusyuk mendengarkan Bung Karno berbicara, tiba-tiba ada perkataan Presiden
Soekarno yang membuatnya tersentak.

Presiden Soekarno menawarkan Benny Moerdani bergabung ke pasukan Tjakrabirawa.

Tawaran Presiden Soekarno itulah yang membuat Benny Moerdani tersentak.

Benny terdiam beberapa saat. Ia bingung harus menjawab apa.

Benny tak ingin menjadi bagian dari Tjakrabirawa. Namun ia tidak mungkin menolak permintaan
Presiden.

Benny harus benar-benar memiliki alasan khusus untuk bisa menolak secara halus tawaran Presiden
Soekarno.

Akhirnya Benny menemukan jawaban tepat untuk menolak tawaran Presiden Soekarno.

“Bapak Presiden, Saya ingin jadi tentara yang betulan,” jawab Benny.

Bung Karno tak terima alasan Benny Moerdani.


“Lho, apa kau pikir Tjakrabirawa bukan tentara,” teriak Bung Karno memecah kesunyian istana
negara.

Benny sebenarnya punya alasan tersendiri mengapa ia tidak ingin menjadi pasukan Tjakrabirawa.

Hanya saja Benny Moerdani tidak bisa mengungkapkan alasan itu ke Presiden.

Bagi Benny Moerdani, pasukan Tjakrabirawa adalah pasukan tidak ada nilainya.

Benny Moerdani dibesarkan sebagai prajurit komando yang tugasnya untuk bertempur.

Namun Tjakrabirawa dibentuk bukanlah untuk tugas pertempuran.

Dalam bayangan Benny Moerdani, seorang anggota Tjakrabirawa tugasnya hanya berdiri siaga
menjaga keamanan pribadi seseorang dalam hal ini presiden.

Bagi Benny itu bukanlah tugas seorang militer profesional.

Tapi alasan itu tidak mungkin Benny Moerdani ungkapkan di hadapan Presiden Soekarno atasannya
yang juga membentuk Tjakrabirawa.

Benny Moerdani pun menjawab pertanyaan Presiden Soekarno.

“Tidak begitu pak. Saya ingin menjadi komandan brigade lebih dulu,” Benny Moerdani ngeles.

Jawaban ini Benny Moerdani kemukakan agar Presiden Soekarno tidak bisa lagi menawar. 09.01

Untuk menjadi komandan Brigade, tentu memerlukan waktu yang agak panjang karena Benny
Moerdani saat itu masih berpangkat mayor.

“Oh kamu pahlawan ya, pemegang bintang sakti, Tapi komandan brigade,” ujar Presiden Soekarno
sembari berpikir.

Bung Karno tidak lagi melanjutkan topik pembicaraan mengenai tawarannya kepada Benny Moerdani
menjadi pasukan Tjakrabirawa.

Pembicaraan beralih ke topik lain. Topik kali ini pun tak kalah membuat Benny Moerdani kaget dan
bingung.

Presiden Soekarno tiba-tiba saja berbisik ke Benny Moerdani.

“Saya sebetulnya ingin anakku kawin dengan seorang pahlawan. Ya seperti engkau ini,” ujar Presiden
Soekarno.

Bung Karno terus melanjutkan pembicaraan yang intinya ingin menjodohkan puterinya dengan
seorang anggota militer.

Lagi-lagi Benny dibuat bingung bagaimana menjawab keinginan Bung Karno.

Benny Moerdani tahu maksud baik Bung Karno. Namun di sisi lain Benny Moerdani sudah memiliki
wanita pilihan yang akan mendampinginya.

Hanya saja Benny Moerdani mesti memilih kata yang tepat untuk menolak permintaan Bung Karno
itu.

Ia tak ingin jawabannya bisa menyinggung perasaan Presiden Soekarno.


Benar saja Benny Moerdani bisa menjawab keinginan Bung Karno tanpa membuat Presiden Soekarno
marah.

Pertemuan hari itu bisa dilewati Benny Moerdani dengan hati lapang.

Ia meninggalkan Istana Kepresidenan dengan tanpa menanggung beban.

Menurut sejarawan Salim Said, anak Sukarno yang hendak dijodohkan dengan Benny ialah Megawati.

Namun Benny lebih memilih seorang pramugari bernama Hartini.

YA DC Mania, itu tadi kisah mengenai megawati.

Semoga kisah ini bisa menambah pengetahuan DC Mania semua.

Ingat, jangan kau benci masa lalu karena masa lalu adalah guru.

Wassalam.

Anda mungkin juga menyukai