Keturunan Bangsawan
Tidak banyak diketahui orang bahwa sebenarnya Fatmawati merupakan
keturunan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko. Sang ayah Hassan Din
adalah keturunan ke-6 dari Kerajaan Putri Bunga Melur. Putri Bunga Melur
bila diartikan adalah putri yang cantik, sederhana, bijaksana.
Masa Kecil
Fatmawati mengenyam pendidikan dasarnya di Hollandsch Inlandsche
School (HIS) atau setara SD. Fatmawati kemudian melanjutkan
pendidikannya di sekolah yang dikelola oleh organisasi katolik.
Pahit getir sebagai orang buangan (tahanan Belanda) sering dilalui Bung
Karno bersama Bu Inggit. Namun sejarah berkata lain. Perjalanan waktu
berkehendak lain, kehadiran Fatmawati diantara Bung Karno dan Bu Inggit
telah merubah segalanya.
Pernikahan itu dilakukan dengan wakil salah seorang kerabat Bung Karno,
Opseter Sardjono. Pada 1 Juni 1943, Fatmawati dengan diantar orang
tuanya berangkat ke Jakarta, melalui jalan darat.
Tepat pukul 10.00, dengan suara mantap dan jelas, Soekarno membacakan
teks proklamasi, pekik Merdeka pun berkumandang dimana-mana dan
akhirnya mampu mengabarkan Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.
Dialah yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Setelah itu, ada
seorang pemudi Trimurti yang membawa nampan dan menyerahkan
bendera pusaka kepada Latief Hendraningrat dan Soehoed untuk dikibarkan.
Ibu Fatmawai dan Bung Karno tidak pernah merayakan ulang tahun
perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun
pernikahan ke-1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah. Sebabnya tak lain
karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah.
Tetapi ini belum selesai, justru saat itu perjuangan fisik mencapai
puncaknya. Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen
penting perjuangan bangsa.
Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi. Hal itu tak
aneh mengingat Bung Karno adalah sosok pengagum karya seni, sementara
Ibu Fatmawati sangat pandai menari.
Di kota gudeg itu, Ibu Fatmawati mendapatkan banyak simpati, karena
sikapnya yang ramah dan mudah bergaul dengan berbagai lapisan
masyarakat.
Pada tahun 14 Mei 1980 ia meninggal dunia karena serangan jantung ketika
dalam perjalanan pulang umroh dari Mekah yang lalu dimakamkan di Karet
Bivak, Jakarta. Kata-kata terakhir beliau sebelum meninggal waktu itu :
….Datang ke Mekah sudah menjadi pendaman cita-citaku. Saban hari aku melakukan zikir dan
mengucapkan syahadat serta memohon supaya diberi kekuatan mendekat kepada Allah. Juga
memohon supaya diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan perjuangan fi sabilillah. Aku
berdo’a untuk cita-cita seperti semula yaitu cita-cita Indonesia Merdeka. Jangan sampai
terbang Indonesia Merdeka.
Rumah Sakit Fatmawati pada mulanya bernama Rumah Sakit Ibu Soekarno,
terletak di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Wilayah Jakarta
Selatan.