Anda di halaman 1dari 5

Awal...

Pertemuan insinyur Soekarno yang tadinya dibuang oleh penjajah Belanda, dari pemerintah
Belanda, dari Flores Ende itu harus pindah ke kota Bengkulu di tahun 1942, di kota inilah
bertemu dengan gadis cantik, Ia adalah Fatmawati binti Hasan Din putri dari Hasan Din.

Hasan Din yang juga tokoh Muhammadiyah sangat hormat kepada Insinyur Soekarno sebagai
pemimpin bangsa untuk kemerdekaan Indonesia. Sehingga, Bung Karno lantas diam-diam
meminang Fatmawati sebagai istri.

Kemudian, ketika Jepang mulai masuk ke Indonesia, Belanda kabur terbirit birit karena sudah
babak belur di Perang Dunia II di Eropa.Lalu, Jepang masuk ke Indonesia dan mencari
Soekarno untuk membahas persiapan kemerdekaan Indonesia. Sehingga, Bung Karno harus
meninggalkan kota Bengkulu untuk pergi ke Jakarta.

Saat beranjak dari Bengkulu ke Jakarta, Soekarno menitipkan pesan kepada Hasan Din
supaya Fatmawati tidak boleh dilamar oleh pria siapapun.

" Jangan kasih gadis Fatmawati kepada siapa siapa, adalah takdir saya untuk saya persunting
nanti menjelang kemerdekaan," ucap Soekarno.

" Baik Bung, tidak akan aku berikan kesempatan kepada yang lain untuk bisa mempersunting
putriku, Fatmawati. " ucap Hasan Din
***
Bertemu...

Pada pertemuan pertama Soekarno dan Fatmawati, mereka tidak sengaja bertemu disebuah
perpustakan di daerah Bengkulu, saat itu fatmawati yang sedang membaca buku dikursi dan
pada saat itu Soekarno tengah mengambil sebuah buku tidak sengaja melihat ada seorang
gadis cantik.

Ia memiliki paras yang cantik dan manis. Membuat Soekarno tertarik kepada Fatmwati.

Soekarno mencoba untum mendekat dan memberanikan diri untuk berkenalan dengan
Fatmawati.
" Ekhem, bolehkah saya berkenalan denganmu?" ucap Soekarno.
" Maaf, tetapi saya tidak bisa berkenalan dengan sembarang orang" ucap Fatmawati lalu pergi
meninggalkan Soekarno.

Pada hari selanjutnya, Soekarno merasa penasaran dengan wanita yang Ia temui di
perpustakaan kemarin. Ia meminta bantuan kepada kerabatnya untuk mencari tahu tentang
wanita tersebut.

***

Setelah urusan Soekarno dengan Belanda usai, sebelum kembali ke Jakarta Soekarno akan
bertemu dengan beberapa colleague di Bengkulu.

Hari - hari Ia lalui tanpa memikirkan wanita yang Ia temui di perpustakaan di daerah
Bengkulu.

Hingga salah satu kerabatnya mengatakan,


" Wahai Bung Karno, saya telah menemukan seorang wanita yang anda maksud" ucap
kerabat Soekarno, yaitu Prabowo.
" Siapakah Ia wahai kerabatku " ucap Soekarno.
" Ia adalah seorang putri dari seorang pengusaha dan tokoh Muhammadiyah di Bengkulu
yaitu Hasan Din " ucap Prabowo.
" Terima kasih wahai kerabatku " ucap Soekarno.

Soekarno-pun lantas memikirkan bahwa Ia juga akan bertemu dengan Hasan Din untuk
berkunjung.
Berkunjung

Hari dimana Soekarno berkunjung ke kediaman Hasan Din yang tidak lain adalah ayah dari
wanita yang membuat Soekarno jatuh pada pandangan pertama.
Soekarno dan para kerabat pun berbincang – bincang dengan asik. Setelah beberapa lama
rombongan Soekarno pamit mengundurkan diri untuk segera kembali, dan menuju perjalanan
untuk kembali ke Jakarta.
Saat Soekarno berjabat tangan dengan Hasan Din, Soekarno menitipkan pesan kepada Hasan
Din.
" Jangan kasih gadis Fatmawati kepada siapa siapa, adalah takdir saya untuk saya persunting
nanti menjelang kemerdekaan," ucap Soekarno.

" Baik Bung, tidak akan aku berikan kesempatan kepada yang lain untuk bisa mempersunting
putriku, Fatmawati. " ucap Hasan Din
Setelah itu Soekarno pergi meninggalkan Bengkulu dan kembali ke Jakarta.

***

3 Tahun kemudian sebelum kemerdekaan...


Soekarno dan Fatmawati selama 3 tahun tidak pernah bertemu kembali setelah kejadian di
perpustakaan di daerah Bengkulu pada waktu itu. Tetapi Soekarno rajin mengirimkan surat
kepada Fatmawati, namun tidak ada balasan apapun dari Fatmawati. Karena Fatmawati
merasa Ia tidak mengenal laki – laki yang terus menerus mengirimkan surat kepadanya.
Saat Fatmawati sedang membersihkan kamar tidurnya, Ia dipanggil ayahnya untuk pergi
menuju ruang keluarga bermaksud untuk mengajak Fatmawati mengobrol.
“ Nduk, apa kamu masih ingat dengan seorang laki – laki yang pernah kamu tekui di
perpustakaan 3 tahun lalu? ” ucap Hasan Din.
“ Maaf ayah, sepertinya aku tidak begitu ingat. “ ucap Fatmawati.
“ Begini, Dia adalah seorang Presiden Republik Indonesia, sebelum kembali ke Jakarta Ia
sempat berbicara kepada ayah untuk meminta kamu dipinang olehnya, apakah kamu setuju
Nduk? “ ucap Hasan Din.
“ Tapi ayah, aku belum mengenalnya. Bagaimana aku bisa menikah dengan orang yang tidak
aku kenal? “ ucap Fatmawati.
“ Ia menawarkan untuk kamu melanjutkan sekolahmu di Jakarta dan setelah sekolahmu
selesai Ia akan meminangmu “ ucap Hasan Din.
“ Nanti akan aku pikirkan ayah" ucap Fatmawati.
Fatmawati pun kembali ke kamarnya dan mencoba untuk berfikir bagaimana solusi dari apa
yang telah ayahnya ucapkan. Lalu Ia menyetujui permintaanya.
Bertemu kembali...
Setelah Fatmawati menyetujuinya, Ia langsung pergi menuju Jakarta untuk menemui
Soekarno.
Pertemuan mereka setelah 3 tahun lamanya cukup canggung. Tetapi ada kerabat Soekarno,
yaitu Prabowo berusaha untuk mencairkan suasana.
Lalu mereka berbincang – bincang dengan gelak tawa dari Prabowo.

***

Setelah perbincangan ketiganya, mengajak Fatmawati berkeliling di kediaman Soekarno. Dan


mengantarkan Fatmawati ke kamar yang akan ditempati.

Hari – hari Fatmawati lalui dengan gembira bersama dengan Soekarno. Hingga akhirnya
Fatmawati mengetahui bahwa Ia adalah bukan satu – satunya istri dari Soekarno.

Ia marah dan kecewa mengapa tidak ada yang mengatakan dari awal kepadanya. Salah satu
dari istri Soekarno lah yang mengatakan, yaitu Inggit.

Namun dengan keluasan hati Inggit, Ia mau untuk dipoligami dengan Fatmawati.

Sebelumnya Fatmawati merasa tidak adil, tetapi dengan perkataan lembut dan pengertian dari
Inggit Ia berhasil luluh.

Hingga akhirnya pada tanggal 1 Juni 1945 sebelum kemerdekaan, Soekarno berhasil
meminang Fatmawati sebagai istri ketiganya.

Kemudian, setelah di Jakarta dan persiapan kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Soekarno
memberikan tugas mulia kepada Fatmawati untuk menjahit bendera merah putih.

Dengan itu, Fatmawati melaksanakan tugas sucinya menjahit bendera merah putih dan
dikibarkan pada hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Pengibaran tersebut
sambil diiringi lagu Indonesia Raya yang lebih dahulu sudah diciptakan oleh Wage Rudolf
Supratman.
- T AMAT -

Anda mungkin juga menyukai