0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan7 halaman
1. Prabowo dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad oleh Presiden Habibie karena adanya laporan pergerakan pasukan Kostrad ke arah Istana Negara tanpa sepengetahuan Panglima ABRI. 2. Prabowo menemui Habibie di Istana untuk meminta penjelasan, terjadi debat panas antara keduanya. 3. Habibie tetap pada keputusannya untuk mengganti Prabowo, sementara Prabowo ingin memp
Deskripsi Asli:
Prabowo dan Habibie pernah terlibat perdebatan panas di masa peralihan kekuasaan
1. Prabowo dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad oleh Presiden Habibie karena adanya laporan pergerakan pasukan Kostrad ke arah Istana Negara tanpa sepengetahuan Panglima ABRI. 2. Prabowo menemui Habibie di Istana untuk meminta penjelasan, terjadi debat panas antara keduanya. 3. Habibie tetap pada keputusannya untuk mengganti Prabowo, sementara Prabowo ingin memp
1. Prabowo dicopot dari jabatannya sebagai Panglima Kostrad oleh Presiden Habibie karena adanya laporan pergerakan pasukan Kostrad ke arah Istana Negara tanpa sepengetahuan Panglima ABRI. 2. Prabowo menemui Habibie di Istana untuk meminta penjelasan, terjadi debat panas antara keduanya. 3. Habibie tetap pada keputusannya untuk mengganti Prabowo, sementara Prabowo ingin memp
Channel yang mengupas sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Edisi kali ini kami mau ngebahas kisah pencopotan Prabowo Subianto sebagai Panglima Kostrad. Prabowo dicopot sebagai Panglima Kostrad di era Presiden BJ Habibie. Pencopotan Prabowo ini sempat menimbulkan ketegangan di Istana. Prabowo sampai menghadap Habibie mempertanyakan alasan pencopotan dirinya. Sempat terjadi debat panas antara Prabowo dengan Habibie. Seperti apa ceritanya? Simak terus ya video ini. 1. Surat Jenderal Nasution 21 Mei 1998, Presiden Suharto menyatakan berhenti dari jabatannya setelah 32 tahun menjadi orang nomor 1 di Republik. Posisi Presiden RI otomatis dipegang oleh BJ Habibie yang saat itu menjadi wakil presiden. Pangkostrad Letjen Prabowo Subianto sempat berupaya menemui Habibie di kediamannya di Patra Kuningan, sebelum peletakan jabatan Presiden oleh Suharto. Namun tidak berhasil. Sore harinya, Prabowo kembali datang ke rumah Habibie. Upaya ini kembali gagal. Akhirnya upaya Prabowo menemui Habibie untuk ketiga kalinya berhasil. Ini terjadi pada 21 Mei 1998 jelang tengah malam. Prabowo saat itu didampingi Danjen Kopassus Mayjen Muchdi PR. Kepada Habibie, Prabowo mengajukan konsep susunan kabinet yang disusun Mayjen Kivlan Zein, Fadli Zon dan Din Syamsudin. Dalam susunan kabinet itu, Prabowo menyarankan Habibie mengangkat KSAD Letjen Subagyo HS sebagai Panglima ABRI. Lalu Panglima ABRI Jenderal Wiranto diangkat sebagai Menteri Pertahanan. Pada pertemuan itu, Habibie tidak mengiyakan permintaan Prabowo. Mengapa Prabowo berani menghadap Habibie dan menyodorkan susunan kabinet? Ini semata-mata karena kedekatan Prabowo dengan Habibie selama ini. Prabowo adalah salah satu orang yang berkontribusi menjadikan Habibie sebagai wapres pendamping Suharto. Sudah lama Prabowo mengagumi Habibie karena dianggap jenius yang akan membawa Indonesia modern, maju dan sejahtera. Tampaknya saran Prabowo itu mentah. Habibie sepertinya tetap mempercayakan jabatan Menhankam/Pangab di pundak Wiranto. Prabowo tak ingin Wiranto menjadi Pangab. Jika ini terjadi, Prabowo khawatir ia dan kelompok perwira pendukungnya disingkirkan. Sebagai upaya menggagalkan Wiranto menjadi Pangab, Prabowo melakukan manuver. Pada 22 Mei 1998, Prabowo memerintahkan Kepala Staf Kostrad Mayjen Kivlan Zein dan Danjen Kopassus Mayjen Muchdi PR menemui Jenderal Besar AH Nasution. Kedua perwira tinggi itu diperintah meminta surat rekomendasi dari Nasution mengenai jabatan di tubuh ABRI. Karena Nasution dalam keadaan sakit, surat itu ditulis tangan oleh Kivlan Zein. Sementara Nasution hanya menandatanganinya. Isi surat itu adalah permintaan pada Habibie agar memisahkan jabatan Pangab dan Menhankam. Untuk jabatan Pangab dipegang Jenderal Subagyo HS, Menhankam tetap dijabat Wiranto. Dan mengusulkan Prabowo sebagai KSAD. Prabowo berharap dengan adanya surat dari Nasution ini bisa disetujui Presiden Habibie karena Habibie sangat menaruh hormat pada Nasution. Setelah mendapat tanda tangan Nasution, Kivlan Zein dan Muchdi PR bergegas ke kediaman Habibie di Patra Kuningan. Habibie yang sedang sarapan ternyata tidak mau menerima dua tamu tentara itu. Ia mengutus penasehat bidang hankam mantan Danjen Kopassus Sintong Panjaitan menemui Kivlan dan Muchdi. “You mau ngapain ke sini?” tanya Sintong pada dua juniornya itu. Kivlan dan Muchdi menjawab ingin menemui Habibie . “Wah nggak bisa. Habis ini bapak ada keperluan lain,” tukas Sintong. Namun Habibie sempat menyalami Kivlan dan Muchdi sebelum mereka pamit pergi. Surat Nasution itu lalu dibahas Habibie bersama Wiranto. Ternyata Habibie tetap mempercayakan jabatan Menhankam/Pangab di tangan Wiranto. 2. Pergerakan Pasukan Kostrad Pada 22 Mei 1998 pagi, Wiranto melapor ke Habibie adanya pergerakan pasukan Kostrad dari luar jakarta menuju Jakarta. Selain itu, sejumlah pasukan Kostrad dikonsentrasikan di sekitar kediaman Habibie. Pergeseran pasukan Kostrad ini tanpa sepengetahuan Wiranto sebagai Panglima ABRI. Habibie menilai tindakan ini tidak dapat ditoleransi karena akan mempengaruhi para komandan lain untuk bertindak sendiri-sendiri. Atas dasar itu, Habibie memerintahkan Wiranto untuk mengganti Pangkostrad hari itu juga sebelum matahari terbenam. “Sebelum matahari terbenam?” tanya Wiranto kaget. “Ya, sebelum matahari terbenam,” jawab Habibie. Kepada Pangkostrad yang baru, Habibie menginstruksikan menarik kembali pasukan ke basisnya masing-masing. Siang harinya, Wiranto mengeluarkan surat mutasi Prabowo dari Pangkostrad menjadi Komandan Sesko ABRI. Jabatan Pangkostrad dipercayakan kepada Mayjen Johny Lumintang. Sehabis salat Jumat, Prabowo yang berada di Markas Kostrad melihat stafnya masuk ke ruangannya. Staf itu melaporkan bahwa pataka Kostrad yang merupakan lambang kepemimpinan komando satuan akan diambil. Prabowo terhenyak. “Kok, tidak ada pemberitahuan pada saya?” tanya dia. Pengambilan pataka berarti akan terjadi pergantian seorang komandan. Tidak terima diganti mendadak, Prabowo menolak menyerahkan pataka Kostrad kepada penggantinya dalam acara serah terima jabatan pada sore hari nanti. Bersama Kivlan Zein, ia bergegas menuju ke Kantor Otorita Batam yang dijabat Fanny Habibie, adik BJ Habibie. “Fan, tolong hubungi Habibie, tanyakan kenapa saya dicopot,” ujar Prabowo ke Fanny. Versi lain menyebut justru Prabowo tahu dirinya diganti saat berada di kantor Fanny. Sementara Habibie, mengungsikan keluarganya dari rumahnya ke Wisma Negara. Prabowo dikawal 12 orang mengendarai dua land rover meluncur ke Istana Negara ingin menemui Habibie. Langkah Prabowo mendatangi Habibie ini berdasarkan perkataan Habibie kepadanya. Habibie pernah mengatakan untuk menemuinya langsung jika ada hal yang perlu ditanyakan. “Ada Pak Habibie nggak?” tanya Prabowo ke para perwira pasukan pengamanan presiden. Awalnya para perwira diam. Prabowo lalu bertanya untuk kedua kalinya. Kali ini ada seorang perwira yang menjawab. “Ada pak.’ Prabowo dengan membawa pistol di pinggangnya menuju lantai dasar lalu segera naik lift ke lantai 4. Padahal sesuai prosedur, tamu yang akan masuk Istana harus diperiksa dan disterilkan terlebih dahulu. Nanti setelah mendapat persetujuan akan diterima presiden, baru diizinkan naik ke lantai 4. Mendapat kabar Prabowo langsung naik ke lantai 4 sambil membawa senjata, membuat Sintong khawatir. Ia meminta pengawal presiden berpakaian preman mensterilkan prabowo dengan cara sopan dan hormat. Selain itu Sintong juga anggota berpakaian preman bersenjata lengkap di lantai 4. Ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jika Prabowo menolak menyerahkan senjatanya. Sampai di lantai 4, petugas berbincang dengan Prabowo. Prabowo lalu membuka kopelrim yang tertambat pistol, magasin peluru dan pisau rimba khas Kostrad. Prabowo membantah kedatangannya untuk mengancam Habibie. “Jujur saja, kalau memang saya ingin, bisa saja. Jangan meremehkan pasukan Kopassus tempat saya dibesarkan,” kata Prabowo. Menurut Prabowo kedatangannya kala itu memang membuat para pengawal presiden terkejut. Prabowo menduga para pengawal presiden itu baru saja dibriefing bahwa dirinya datang untuk menyerbu. Untuk itu kata Prabowo dirinya menjelaskan maksud kedatangannya hanya untuk menanyakan sesuatu yang mendesak ke Habibie. “Saya datang dengan pakaian loreng,pakai kopel, bawa senjata. Saya melepas kopel dan senjata saya karena itu etika dalam militer,” kata prabowo. “aturannya begitu, sehingga saya bukan dilucuti tetapi perwira yang tahu aturan,” kata dia lagi. “Jangankan menghadap Presiden, wong menghadap komandan kompi saja senjata harus dicopot,” ucap Prabowo. 3. Debat Panas Prabowo vs Habibie Prabowo lalu dipersilakan masuk menemui Habibie. Pertemuan diawali dengan pelukan dan ciuman di pipi dua sahabat lama. Lalu terjadilah pembicaraan antara Prabowo dan Habibie dalam bahasa inggris. “Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya, dan keluarga mertua saya, Presiden Suharto. Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad,” kata Prabowo. Habibie menjawab, ‘’Anda tidak dipecat, tapi jabatan Anda diganti.” Prabowo balik bertanya, “Mengapa?” Habibie kemudian menjelaskan bahwa ia menerima laporan dari Pangab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Negara. “Saya bermaksud mengamankan presiden,” kata Prabowo. “Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugas Anda,”jawab Habibie. “Presiden apa Anda? Anda naif ?” jawab Prabowo dengan nada marah. “Masa bodoh, saya presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan,” jawab Habibie. “Atas nama ayah saya, Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad,’’ kata Prabowo. Habibie menjawab dengan nada tegas, “Tidak! Sampai matahari terbenam Anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di mana saja!” “Yang saya kehendaki adalah pasukan saya!” jawab Prabowo. “Ini tidak mungkin, Prabowo,” tegas Habibie. Ketika perdebatan masih berlangsung seru, Sintong masuk, sembari menyatakan kepada Prabowo bahwa waktu pertemuan sudah habis. “Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan.” Habibie menukas, “Sebentar”. Sintong lalu meninggalkan ruangan. Saat itu Prabowo meminta agar dapat berbicara dengan Wiranto melalui telepon. Habibie lalu menugaskan ajudannya untuk menghubungi Wiranto. Namun Wiranto saat itu tidak bisa dihubungi. Lalu Sintong datang kembali meminta Prabowo meninggalkan ruangan karena ada tamu lain menunggu. Pertemuan diakhiri dengan pelukan dan Habibie menyampaikan salam hormatnya untuk ayah Prabowo dan mertuanya. Prabowo sendiri membantah membentak Habibie dalam pertemuan itu. Ia merasa tidak pernah melontarkan kalimat presiden naif ke habibie. “Itu insinuasi, khayalan saja. Secara logika, kalau saya mau, tidak ada yang bisa menghalangi,” kata prabowo menanggapi isi pertemuannya dengan Habibie tersebut. Prabowo mengaku pada pertemuan itu dirinya hanya mempertanyakan alasan pergantian Pangkostrad yang dilakukan tidak sebagaima mestinya. “Saya tak sempat membuat memorandum serah terima jabatan. Istri saya, ketua Persit pun, tak sempat serah terima. Setahu saya, dalam sejarah ABRI, belum pernah ada perwira tinggi dipermalukan oleh institusinya, seperti yang saya alami,” kata Prabowo. Soal pemecatan ini, Prabowo tak menuntut pada institusinya. Seusai menemui Habibie, Prabowo menemui KSAD Letjen Subagyo HS di Mabes AD. Di sana, Prabowo menyerahkan tongkat komando dan baretnya. Pelantikan Johny Lumintang sebagai Pangkostrad tidak dihadiri Prabowo. Ya DC Mania itulah sekilas cerita mengenai pencopotan Prabowo sebagai pangkostrad. Semoga kisah ini bisa menambah pengetahuan DC Mania semua. Ingat jangan kau benci masa lalu, karena masa lalu adalah guru. Wassalam.