Anda di halaman 1dari 3

ALUR PERISTIWA G30S/PKI

G 30 S/PKI adalah gerakan penghianatan yang dilakukan oleh PKI untuk merebut
kekuasaan dan mengganti dasar Negara Pancasila dengan ideologi komunis. Untuk mencapai
tujuannya tersebut, PKI tidak segan – segan menghalalkan segala cara seperti menculik dan
membunuh para perwira tinggi AD.

A. Awal Mula G 30 S/PKI


Setelah melakukan penyusupan kader – kader PKI kedalam tubuh aparat Negara, seperti TNI,
organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan, PKI mulai melaksanakan kegiatan yang
disebut sebagai tahap persiapan offensive revolusioner. Tahap tersebut meliputi sabotase dan
aksi – aksi sepihak. Tindakan sabotase yang dilakukan kaum komunis terhadap sarana – sarana
viral pemerintah seperti jalur kereta api mulai dilakukan sejak bulan Januari 1964.

1. Pembentukan angkatan kelima

Membentuk angkatan kelima yang beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai untuk
membantu ABRI dalam rangka kampanye Dwikora. Membentuk biro khusus PKI yang dipimpin
oleh Syam Kamaruzaman. Ide dari PKI ini terjadi karena situasi politik yang ruwet, seruan revolusi
dari Soekarno, Ganyang Malaysia, sejarah pengembalian Irian Barat dan perjuangan pembebasan
irian barat yang butuh banyak sukarelawan. Tentu ide ini membuat Angkatan Darat gusar karena
jika terealisasi, Angkatan Kelima bisa digunakan oleh PKI untuk merebut kekuasaan seperti
Revolusi Bolshevik di Russia dan Revolusi Komunis di RRC. Penolakan Angkatan Kelima oleh
Angkatan Darat membuat hubungan Angkatan Darat dan PKI menjadi panas. Situasi malah lebih
panas ketika PKI yang melatih sukarelawan dari Gerwani dan Pemuda Rakyat yang merupakan
organisasi bentukan PKI. Padahal PKI sebelumnya mengaku bahwa pelatihan meliputi semua
kalangan. Bahkan kalangan dari Angkatan Udara melihat metode latihannya mirip latihan militer
RRC.
Perkembangan nasionalisme di Indonesia malah berubah menjadi perkembangan komunis
di Indonesia.

2. Bung Karno Sakit

Isu menyedihkan Bung Karno sakit berkembang mulai tahun 1964 hingga dimulainya kudeta
30 September. Tentu rakyat akan bergosip dan memulai isu siapa yang berhak memegang
kekuasaan jika Bung Karno meninggal. Tapi menurut Subandrio, Aidit tahu bahwa penyakit
yang diderita Bung Karno tidak begitu parah atau sakit ringan.

3. Masalah Tanah dan Bagi Hasil

Di tahun 1960, muncullah Undang - Undang Pokok Agraria (UUPA) dan Undang - Undang
Pokok Bagi Hasil (UUBH). Walaupun undang-undangnya sudah ada namun pelaksanaan di
daerah tidak jalan sehingga menimbulkan gesekan antara para petani penggarap dengan pihak
pemilik tanah yang takut terkena UUPA. Contoh peristiwa yang terkenal adalah Peristiwa Klaten
dan Peristiwa Bandar Betsi di Sumatra Utara. Bandar Betsi adalah peristiwa dimana PKI yang
melakukan aksi sepihak dan berusaha menjarah tanah negara salah satunya kebun karet milik
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).

4. Adanya Gerakan Ganyang Malaysia

Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia dimanfaatkan PKI untuk mendekat ke Soekarno.
Konfrontasi ini terjadi karena Tunku Abdul Rahman, PM Malaysia, menginjak lambang negara
Indonesia. Tentu Bung Karno murka melihat peristiwa ini dan meneriakkan seruan Ganyang
Malaysia. Tapi perintah Bung Karno tidak terlalu ditanggapi oleh petinggi militer. Jenderal
Ahmad Yani berpendapat seperti itu karena Indonesia cukup sulit melawan Malaysia yang
dibantu Inggris. Di sisi lain, A.H. Nasution memilih untuk setuju karena tidak mau PKI
menunggangi momen ini. Tentu momen “Ganyang Malaysia!” membuat Angkatan Darat dilanda
dilema sehingga mereka berperang setengah hati.

PKI didekati oleh Bung Karno karena Bung Karno menyadari Angkatan Darat yang tidak terlalu
niat untuk berperang. Tentu PKI langsung senang karena selain bisa menunggangi Bung Karno,
juga bisa ikut “Ganyang Malaysia” yang mereka nilai sebagai pengikut nekolim. Di masa ini,
PKI semakin kuat secara internal dan eksternal. Bung Karno yang mengetahui kekuatan PKI,
memilih tidak melakukan apapun karena butuh kekuatan PKI untuk mengganyang Malaysia.

5. Agitasi dan proganda

Rangkaian aksi massa PKI dalam rangka menciptakan situasi offensife revolusioner lebih
ditingkatkan lagi melalui aksi agitasi dan propaganda dengan tujuan untuk memprovokasi
emosi massa. PKI membangkitkan semangat progresif revolusioner dengan melakukan
pidato – pidato agitasi di forum pemerintahan maupun non pemerintahan.

6. Isu dewan jendral

Dalam rangka mendiskreditkan pihak TNI AD maka PKI melancarkan isu Dewan
Jendral. Isu dewan jendral diciptakan oleh Biro Khusus PKI sebagai sarana perang urat
syaraf untuk menciptakan citra buruk terhadap pimpinan TNI AD di mata masyarakat. Di
lingkungan intern PKI sendiri, isu dewan jendral juga disebar luaskan sebagai materi
agitasi politik bagi anggota PKI dengan tujuan menanamkan kebencian dan sikap
permusuhan terhadap pimpinan TNI AD.

7. Dokumen Gilchrist

Gilchrist duta besar inggris di Jakarta. Ia seolah olah mengirimkan surat itu kepada Dr.
Subandrio isi tersebut adalah “ our local army friend “ seolah – olah memberikan kesan
kerjasama antara TNI AD dengan inggris.

B. Pemberontakan G 30 S/PKI
Pada tanggal 1 Oktober 1965 Letnal Kolonel Untung memberangkatkan Tujuh
detasemen itu gabungan dari resimen Cakrabirawa, Divisi Diponegoro dan Divisi Brawijaya.
Mereka berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk menculik tujuh jenderal.
Tiga perwira tinggi yang langsung meninggal di tempat yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani,
Mayor Jenderal M.T. Haryono dan Brigadir Jendera D.I. Panjaitan.

Sedangkan tiga perwira tinggi yang lain yaitu Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal S.
Parman dan Brigadir Jenderal Sutoyo ditangkap hidup-hidup. Untungnya, target utama yaitu
Jenderal A.H. Nasution, berhasil kabur dengan cara melompat pagar ke kebun kedutaan besar
Irak. Sayangnya, ajudan Nasution, Letnan Satu Pierre Tendean ditangkap karena dikira Nasution
dan putri Nasution yang bernama Ade Irma Suryani tertembak dan meninggal pada tanggal 6
Oktober. Seorang brigadir polisi yang bernama Karel Sadsuitubun juga gugur. Korban terakhir
yaitu Albert Naiborhu, keponakan Jenderal Panjaitan, yang terbunuh ketika rumah sang jenderal
diserbu. Jasad para jenderal dibawa ke daerah bernama Lubang Buaya.

Letnal Kolonel Untung juga membentuk pasukan untuk menjalankan operasi :

1. Pasukan pasopati yang bertugas untuk menculik para pimpinan TNI AD dan membawanya ke
lubang buaya.

2. Pasukan Bima Sakti yang dipimpin oleh kapten Suradi yang bertugas menguasai Jakarta yang
telah dibagi menjadi 6 sektor

3. Pasukan Gatotkaca sebagai pasukan cadangan yang bertugas menampung hasil penculikan dan
melakukan pembunuhan dan penguburan korban – korban penculikkan.
C. Penumpasan G 30 S/PKI
1. Mengoordinasi semua unsur TNI AL,AD, dan kepolisian melalui panglima masing – masing
TNI AU tidak dilibatkan karena dicurigai terlibat dalam peristiwa tersebut.

2. Memberi penjelasan terhadap Batalyon 454 para Diponegoro dan Batalyon 530 Para
Brawijaya yang diperalat PKI untuk menjaga istana Negara karena adanya isu dewan jenderal.
Akhirnya Batalyon 530 segara bergabung dengan pasukan KOSTRAD, tetapi Batalyon 454
memilih untuk mengundurkan diri ke Halim Perdanakusuma.

Anda mungkin juga menyukai