Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PLKH

SIMULASI PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI

DI SUSUN OLEH
CHRISTIAN APRILIAN (202010121126)
DWI ANGGI CAHYANI (202010121236)
IDA AYU ANGGUN TRI APSARI (202010121173)
NI KETUT AYU APRIYANTINI (202010121225)
PETRUS WARA (202010121212)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WARMADEWA
2022
Studi Kasus:
Bapak Subawa adalah seorang pemilik tanah yang akan dibangun villa seluas 3000 m2 Pak
Subawa membuat perjanjian dengan bapak Roki kontraktor CV Abdi Utama berlokasi di
Denpasar. Total dari biaya konstruksi dan bahan 150 Miliar rupiah dalam perjanjian disebutkan
akan dilakukan 3 kali pembayaran dengan jangka waktu selesainya pembangunan villa paling
lambat adalah 14 bulan. Pembayaran pertama sejumlah 35 miliar. Pembayaran kedua dilakukan
pada bulan keempat sejumlah 40 miliar rupiah, namun pada saat pembayaran kedua dilakukan,
proses pembangunan terhambat karena setengah dari total buruh bangunan pulang kampung,
bapak Subawa datang kepada saudara untuk meminta solusi mediasi.
Simulasi mediasi:
Tahap 1:
Dari penjelasan kasus diatas, Pak Subawa datang menemui mediator untuk meminta solusi dari
permasalahan yang dialaminya. Menurutnya, ia mengalami wanprestasi yang dilakukan oleh Pak
Roki selaku kontraktor CV Abdi Utama. Wanprestasi diatur dalam Pasal 1238 KUHPerdata
dimana wanprestasi ini disebabkan oleh proses pembangunan yang terhambat karena setengah
dari total buruh bangunan pulang kampung yang mengakibatkan kerugian bagi pak Subawa.
Setelah mediator mendengarkan cerita atau masalah yang dialami pak subawa, mediator meminta
pada Bapak Subawa untuk melakukan rapat gabungan dengan pihak dari Bapak Roki selaku
kontraktor CV Abdi Utama dan perwakilan dari buruh bangunan. Setelah sepakat menentukan
hari untuk melakukan mediasi rapat gabungan, mediator membuka diskusi dengan para pihak.
Pertama-tama mediator menjelaskan mekanisme mediasi secara keseluruhan kepada para pihak
agar semua memahami alur mediasi yang akan dilaksanakan. Mediator pada tahap ini
menjelaskan aturan- aturan yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang mengikuti mediasi.
Aturan yang ditetapkan antara lain:
A. Para pihak tidak boleh melakukan perbuatan melawan hukum.
B. Para pihak harus tetap tenang dan tidak terpancing emosi selama mediasi.
C. Para pihak tidak boleh menyela pembicaraan pihak lain selama pihak tersebut masih
menyampaikan pendapat atau informasi.
D. Hasil yang telah disetujui pada akhir mediasi tidak boleh dilanggar selama kontrak berjalan
dan sesuai kesepakatan jika dilanggar akan di proses secara hukum
Setelah menjelaskan alur dan aturan mediasi, mediator melakukan pendekatan dengan para pihak
agar terlahir hubungan dan kepercayaan dari para pihak kepada mediator. Lalu alur selanjutnya
adalah mendengar pernyataan dan klarifikasi informasi dari masing-masing pihak mengenai
permasalahan yang terjadi.
“Disini bapak Subawa merasa mengalami banyak kerugian karena terhambatnya pembangunan
villa yang dikerjakan oleh CV Abdi Utama dengan pak Roki sebagai kontraktornya, yang mana
hambatan disebabkan setengah dari buruh bangunan CV Abdi Utama pulang kampung tidak
sesuai dengan perjanjian kerja yang sudah disepakati. Oleh karena itu, Pak Subawa ingin
menggugat CV
Abdi Utama. Dalam hal ini, mediator menyarankan Pak Roki untuk melakukan mediasi terlebih
dahulu agar mendapat jalan tengah terbaik untuk para pihak yang terlibat. Pak Roki selaku
kontraktor dari CV Abdi Utama mengatakan ketidaktahuannya mengenai apa alasan yang
membuat setengah dari buruhnya pulang kampung dan tidak menyelesaiakan pekerjaannya
sesuai perjanjian yang telah di buat. Dilain sisi salah satu perwakilan buruh yang datang dalam
mediasi juga mengatakan ketidaktahuannya mengenai alasan teman-temannya pulang kampung
bersama- sama.”
Setelah mendengar informasi tersebut diatas dari ketiga pihak yang terlibat, mediator
menentukan untuk melakukan rapat terpisah dengan masing-masing pihak untuk lebih
mendalami masalah yang terjadi pada kasus tersebut.
Tahap 2:
Dalam tahap ini mediator melakukan rapat terpisah dengan masing-masing pihak untuk lebih
memahami informasi yang mereka berikan agar lebih memahami keinginan para pihak, serta
mediator juga mengumpulkan bukti yang bisa dijadikan sumber informasi yang lebih akurat
dalam mediasi.
“Pak Subawa mengatakan kepada mediator, bahwa beliau menginginkan pihak dari Pak Roki
selaku kontraktor CV Abdi Utama dan sisa buruh yang masih bekerja agar dapat menjalankan
pembangungan villa lagi dengan menambah buruh baru sehingga villa yang dibangun dapat
cepat selesai”.
“Pak Roki selaku kontraktor dari CV Abdi Utama mengatakan pihaknya akan menghubungi
Kembali buruh-buruh yang pulang kampung untuk Kembali bekerja agar pembangunan bisa
berjalan lagi dan pak Roki akan memaksimalkan pengerjaan pembangun villa tersebut dengan
buruh yang masih tersisa, jika ingin menambah buruh baru Pak Roki tidak berani sebelum buruh
yang pulang kampung tersebut memberikan kepastian apakah akan Kembali dalam jangka waktu
dekat atau tidak Kembali bekerja dengannya dan apabila menambah buruh baru maka akan
mengeluarkan biaya lagi untuk membayar buruh baru tersebut”.
“Perwakilan buruh mengatakan dia dan teman-temannya yang tersisa akan memaksimalkan
waktu kerjanya agar pembangunan villa tersebut bisa berjalan kembali agar tidak digugat oleh
pak Subawa”.
Setelah mediator mendengarkan penjelasan para pihak selama rapat terpisah, mediator
menyimpulkan bahwa buruh yang pulang kampung tersebut tidak memberikan penjelasan
kepada atasan dan rekan-rekan sesama buruhnya. Kemudian mediator mengumpulkan bukti
dengan mendatangi langsung villa yang sedang di bangun tersebut, namun pada saat sampai
disana hanya sedikit buruh bangunan yang bekerja, buruh bangunan yang tersisa terlihat
kewalahan dikarenakan sedikitnya tenaga kerja yang tersisa, sehingga mediator dapat
mengkonfirmasi bahwa pernyataan Pak Subawa benar adanya bahwa pembangunan villa yang
sedang dibangun terhambat pembangunannya dikarenakan buruh bangunan yang bekerja tidak
sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Pak Roki.
Tahap 3:
Dalam tahap ini kembali dilakukan rapat bersama untuk menetapkan agenda untuk mebahas
mengenai informasi-informasi yang di dapat dari rapat gabungan dan rapat terpisah pada rapat
sebelumnya. Dalam tahap ini akan dilakukan rapat untuk memecahkan masalah dengan cara
mengindentifikasi dan mengklarifikasi isu masalah, mengembangkan alternatif dan pilihan-
pilihan yang sudah di dapat dari rapat sebelumnya. Pilihan-pilihan yang sudah didapatkan oleh
para pihak akan diperkenalkan kepada pihak lain agar mediator dapat membantu para pihak
untuk mengajukan, menilai, dan memprioritaskan kepentingankepentingan para pihak.
“Pada saat ini mediator melakukan rapat gabungan dengan para pihak dan menyampaikan
dihadapan semuanya hasil dari rapat terpisah yang sudah dilakukan sebelumnya. Mediator
menyampaikan bahwa ada kesalahpahaman antara pak Roki selaku kontraktor dari CV Abdi
Utama dengan buruh yang pulang kampung. Para pihak mendengarkan penjelasan dari
mediator”. “Pak Subawa setelah mendengarkan apa yang disampaikan oleh mediator akhirnya
mengatakan akan membuat perjanjian ulang agar villa yang sudah dibangun dapat diselesaikan
cepat tanpa hambatan lagi sehingga beliau tidak mengalami kerugian yang lebih banyak”
“Pak Roki setelah mendengar apa yang disampaikan oleh mediator memberikan pendapatnya
agar pak Subawa memberikan waktu lebih dalam menyelesaikan pembangunan villanya karena
pak Roki harus memastikan jumlah buruh yang dapat diperkerjakan”
“Perwakilan buruh juga mengatakan akan bekerja dengan maksimal dan akan berjanji
memberikan kwalitas yang terbaik dalam pembangunan villa tersebut”
Setelah semua pihak berpendapat mediator menampung semua hal tersebut dan akan
memberikan solusi yang terbaik untuk semua pihak.
Tahap 4:
Dalam tahap ini, dilakukan kegiatan yang diawali dengan melakukan rapat bersama untuk
melokalisasikan pemecahan masalah dan mengevaluasi pemecahan masalah yang telah
ditentukan. Mediator akan membantu para pihak untuk memperkecil perbedaan-perbedaan antar
pihak. Kemudian setelah diputuskan akan mengkonfirmasi dan klarifikasi kontrak yang akan
digunakan. “Mediator membuka rapat kembali dengan membahas apa-apa yang sudah
disampaikan dalam rapat bersama sebelumnya, mediator memberikan solusi untuk pak Subawa
membuat perjanjian ulang dengan menentukan tenggat waktu yang pak Subawa inginkan agar
villanya dapat segera diselesaikan dan pelunasan pembayaran akan dilakukan sesuai dengan
tenggat waktu yang di perjanjikan”.
Kedua pihak yang mengikuti rapat bersama mengatakan setuju dengan solusi yang diberikan
oleh mediator dan akan melaksanakannya secepat mungkin agar pembangunan dapat segera di
lanjutkan. Para pihak setuju dengan perubahan kontrak yang baru dibuat dan kemudian
ditandatangani sebagai tanda persetujuan dari para pihak. Apabila salah satu pihak melanggar
ketentuan yang sudah dibuat ulang maka akan dibawa ke jalur hukum.

Anda mungkin juga menyukai