Anda di halaman 1dari 30

ANALISA MASALAH DAN

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. ANALISA MASALAH
1. Kegiatan Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Gedung Puskesmas
Kegiatan Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Gedung Puskesmas meliputi Penyuluhan dalam gedung &
Komunikasi Interpersonal (KIP) serta pembinaan PHBS dalam
gedung Puskesmas. Namun dalam pelaksanaannya kegiatan
tersebut belum secara maksimal dilakukan baik dari capaian maupun
kerjasama lintas program. Berikut merupakan analisa masalah &
aletrnatif pemecahan masalah kegiatan Promosi Kesehatan &
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Gedung Puskesmas :
Penilaian kriteria
Total
No Masalah Urgency Seriousness Growth
Nilai
(U) (S) (G)
Penyuluhan Dalam
1 5 5 5 15
Gedung Belum Maksimal
Komunikasi Interpersonal
2 3 4 4 11
(KIP) Belum Maksimal
Pembinaan PHBS di
3 Institusi Kesehatan Belum 4 3 3 10
Maksimal
Keterangan :
Penilaian menggunakan Skala Likert :
 Sangat kecil : 1
 Kecil : 2
 Sedang : 3
 Besar : 4
 Sangat Besar: 5

1
 Anggapan penyuluhan &
promosi kesehatan harus
dilakukan oleh petugas
Promkes.
 Kurangnya koordinasi antar
program untuk mendukung &
mencapai target penyuluhan
kelompok dalam gedung.
 Petugas piket belum
A. Fish Bone Penyuluhan Dalam Gedung Belum Maksimal memberikan penyuluhan
kelompok bagi pengunjung
sarana Manusia  Jumlah pengunjung yg
memnuhi syarat utk di
laksanakan kegiatan
 Belum semua petugas penyuluhan dalam Gedung
memanfaatkan buku registrasi hanya setiap hari selasa,
penyuluhan untuk karena pengunjung ke
pengadministrasian & Puskesmas bnyak di karenakan
pencatatan penyuluhan dalam adanya hari pasar.
gedung.

 Belum maksimalnya
penyuluhan oleh petugas
yang piket
 Sistem pencatatan
penyuluhan dibuku  Pembatasan Jumlah
Register penyuluhan pengunjung yang
belum dilaksanakan menjadi sasaran
 Banyak semua petugas penyuluhan kelompok
berkonsentrasi di Biang dalam gedung
nya masing-masing

metode lingkungan

2
B. Fish Bone Komunikasi Interpersonal (KIP) belum Maksimal
sarana Manusia

 Belum ada buku  Petugas belum melakukan


register Komunikasi pencatatan dibuku Register
Interpersonal (KIP)  Petugas Konseling & KIP belum
 Ruangan KIP baru memiliki jadwal tetap
dibentuk &  Kurangnya koordinasi antar
disatukan dengan petugas pemegang program
ruangan Kesehatan
Lingkungan/ BP

 Petugas belum
melakukan pencatatan
dibuku Register
 Ruangan Konseling &
 Belum ada pembagian
KIP baru dibentuk
jadwal pelayanan KIP &
Konseling

lingkungan
metode

3
C. Fish Bone Pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan yang belum
maksimal
 Minimnya kesadaran petugas
akan pentingnya PHBS padahal
sarana Manusia sarana PHBS seperti tempat
sampah telah tersedia.
 Anggapan petugas untuk
 Sarana & Instrumen
menjaga kebersihan adalah
pembinaan PHBS di Institusi
tugas OB.
Kesehatan belum memadai.
 Belum ada teguran maupun
 Sarana Sanitasi seperti Toilet
arahan terkait petugas yang
kondisinya kadang terganggu.
membuang sampah
sembarangan.
 Kurangnya pengawasan
terhadap kebersihan lingkungan
puskesmas

 Metode pembinaan yang


dilakukan, yaitu dengan  Sarana PHBS seperti
cara memberikan edukasi fasilitas CTPS & tempat
dan teguran kepada sampah belum tersedia
karyawan yang belum disetiap ruangan.
sadar akan PHBS di
Lingkungan Kesehatan

lingkungan
metode

4
D.
E. Alternatif Pemecahan Masalah
NO
Prioritas Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah
masalah
1. 2. Penyuluhan 1. Belum semua petugas 1. Membuat jadwal penyuluhan
memanfaatkan buku kelompok dalam gedung
Dalam
registrasi penyuluhan untuk
Gedung pengadministrasian & puskesmas sesuai jadwal
pencatatan penyuluhan piket di puskesmas.
Belum
dalam gedung. 2. Memperkuat koordinasi antar
Maksimal 2. Anggapan penyuluhan &
promosi kesehatan harus program guna mendukung &
dilakukan oleh petugas memaksimalkan capaian
Promkes.
penyuluhan dalam gedung
3. Kurangnya koordinasi antar
program untuk mendukung & puskesmas.
mencapai target penyuluhan
kelompok dalam gedung.
4. Petugas piket belum
memberikan penyuluhan
kelompok bagi pengunjung
5. Belum maksimalnya
penyuluhan oleh petugas
yang piket
6. Sistem pencatatan
penyuluhan dibuku Register
penyuluhan belum
dilaksanakan
7. Jumlah Pengunjung yang
dating ke Puskesmas hanya
hari tertentu, yaitu pada saat
hari Pasar untuk Jumlah
pengunjung bnyak yang
berobat dan memeriksakan
Kesehatan di Puskesmas
campakamulya
8. Banyak yang beranggapan
kebanyakan pengunjung
yang datang, jarak
Puskesmas dari rumah
terlalu jauh, jadi banyyak
yang berobat di Pustu,
Poskesdes dan posyandu.

5
2 Komunikasi 1. Belum ada buku register 1. Melakukan advokasi ke pihak
Komunikasi Interpersonal pesnatrenr untuk pengadaan
Interpersonal
(KIP)
(KIP) belum 2. Ruangan KIP baru dibentuk sarana prasarana pendukung
& disatukan dengan ruangan kegiatan pengurus kegiatan
Maksimal
Kesehatan Lingkungan Poskestren
3. 3. Petugas belum melakukan
pencatatan dibuku Register 2. Memberi edukasi, informasi
4. Petugas Konseling & KIP & pelatihan tentang Cara
belum memiliki jadwal tetap
menjaga kesehatan santri &
5. Kurangnya koordinasi antar
petugas pemegang program lingkungan pesantren.
6. Ruangan Konseling & KIP 3. Membari informasi &
baru dibentuk
7. Petugas belum melakukan pelatihan tentang sistem
pencatatan dibuku Register pencatatan yang baik &
8. Belum ada pembagian jadwal benar.
pelayanan KIP & Konseling
4. Memberikan motivasi kepada
Kader agar selalu semangat
dalam melaksanakan Tugas
Pokok & fungsinya di
Poskestren.
5. Mengadvokasi lintas sector
agar setiap pengurus
Poskestren mendapatkan
perhatian lebih & dukungan
dalam menjalankan
tupoksinya.
3 Pembinaan 1. Sarana & Instrumen 1. Melakukan advokasi ke pihak
pembinaan PHBS di Institusi sekolah & pengurus Pramuka
PHBS di
Kesehatan belum memadai.
Institusi 2. Sarana Sanitasi seperti Toilet ranting Campakamulya agar
kondisinya kadang memaksimalkan pembinaan
Kesehatan
terganggu. & peran SBH dalam
yang belum 3. Minimnya kesadaran petugas
akan pentingnya PHBS mendukung program
maksimal
padahal sarana PHBS seperti kesehatan.
berjalan tempat sampah telah
2. Memberi edukasi & informasi
tersedia.

6
4. Anggapan petugas untuk seputar kegiatan SBH
menjaga kebersihan adalah dimasyarakat.
tugas OB.
5. Belum ada teguran maupun 3. Melakukan pembinaan secara
arahan terkait petugas yang rutin bagi semua anggota
membuang sampah SBH ranting Campakamulya.
sembarangan.
6. Kurangnya pengawasan 4. Memberi motivasi & dorongan
terhadap kebersihan kepada anggota SBH agar
lingkungan puskesmas
lebih berperan aktif.
7. Sarana PHBS seperti fasilitas
CTPS & tempat sampah 5. Memaksimalkan peran
belum tersedia disetiap anggota SBH melalui
ruangan
8. Metode pembinaan yang pelibatan dalam setiap
dilakukan Insidental sesuai kegiatan program kesehatan
dengan jadwal piket akibat & pemberdayaan masyarakat.
WFH Petugas.

4. Kegiatan Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat di


Luar Gedung Puskesmas
a. Desa Siaga Aktif
Pembinaan & pendampingan Kinerja Desa Siaga aktif telah
dilakukan ditahun 2022, sebagai hasilnya 2 desa telah mencapai
starata Aktif Mandiri. Namun, beberapa desa lainnya masih
berada strata yang rendah karena kinerja terutama sistem
pengadministrasian kegiatan tidak terdokumentasi dengan baik..
Berikut adalah analisa masalah kinerja & strata desa siaga yang
belum mencapai target :

Penilaian kriteria
Total
No Masalah Urgency Seriousness Growth
Nilai
(U) (S) (G)
Sistem pencatatan & pengadminitrasian
1 2 3 4 9
yang belum terlaksana dengan baik
Kegiatan rutin desa siaga kurang
2 2 4 3 9
berjalan dengan baik

7
3 Keaktifan pengurus masih sangat minim 4 5 5 14
Pengetahuan pengurus akan tugas
4 5 3 2 10
pokok & fungsi masih terbatas

Keterangan :
Penilaian menggunakan Skala Likert :
 Sangat kecil : 1
 Kecil :2
 Sedang :3
 Besar :4
 Sangat Besar: 5

A. Fish Bone Keaktifan pengurus masih sangat minim

 Minimnya pengetahuan
sarana Manusia tentang tugas pokok &
funngsi pengurus desa
 Sekretariat pengurus desa
siaga aktif.
siaga masih belum memadai
 Peran pengurus desa
 Sarana pendukung lainnya
siaga yang masih
seperti sistem pencatatan
terbatas.
masih belum berjalan dengan
baik  Pengetahuan akan
sistem pencatatan yang
 Kurangnya dukungan dari pihak
belum memadai.
pemerintah setempat akan
sarana & prasarana desa siaga  Kegiatan rutin pengurus
aktif. masih tidak berjalan
dengan baik.

 Anggapan pengurus bahwa kegiatan


 Sistem pencatatan desa siaga hanya terbatas pada
kegiatan belum Ambulance desa.
terlaksana dengan baik.  Lingkungan pengurus yang tidak kondusif
 Advokasi pengurus desa untuk melakukan kegiatan.
siaga terhadap sector  Geografis wilayah serta cuaca yang
pendukung masih kurang kurang mendukung.
 Kurangnya peran & dukungan dari
metode lingkungan masyarakat sekitar.

8
B.
C. Alternatif Pemecahan Masalah

NO Prioritas Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah


masalah
1. Minimnya 1. Sekretariat pengurus desa 1. Melakukan advokasi ke pihak desa
ketersediaan siaga masih belum & lintas sector untuk pengadaan
Air bersih memadai sarana prasarana pendukung
2. Sarana pendukung lainnya kegiatan pengurus desa siaga aktif
seperti sistem pencatatan baik yang bersumber dari ADD
masih belum berjalan
dengan baik desa maupun hasil pemberdayaan
3. Kurangnya dukungan dari pengurus & masyarakat.
pihak pemerintah setempat 2. Memberi edukasi & informasi
akan sarana & prasarana
desa siaga aktif. tentang tugas pokok & fungsi
4. Minimnya pengetahuan pengurus desa siaga.
tentang tugas pokok &
3. Memberi edukasi & Informasi
funngsi pengurus desa
siaga aktif. tentang sistem pencatatan
5. Peran pengurus desa siaga kegiatan yang baik & benar
yang masih terbatas.
6. Pengetahuan akan sistem sehingga setiap kegiatan
pencatatan yang belum terdokumentasi dengan bai guna
memadai. peningkatan kinerja & strata.
7. Kegiatan rutin pengurus
masih tidak berjalan 4. Memberi dorongan & motivasi
dengan baik. kepada pengurus agar lebih
8. Anggapan pengurus bahwa
berperan aktif & antusias dalam
kegiatan desa siaga hanya
terbatas pada Ambulance melaksanakan tugas &
desa. tanggungjawab sebagai pengurus.
9. Lingkungan pengurus yang
5. Melakukan pembinaan &
tidak kondusif untuk
melakukan kegiatan. pendampingan kepada penggurus
10. Geografis wilayah serta desa siaga aktif dengan bermitra
cuaca yang kurang
mendukung. erta bekerjasama dengan sector
11. Kurangnya peran & lainnya.
dukungan dari masyarakat
sekitar.
12. Sistem pencatatan
kegiatan belum terlaksana

9
dengan baik.
13. Advokasi pengurus desa
siaga terhadap sector
pendukung masih kurang

b. Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat (UKBM)


Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat (UKBM) merupakan
salah satu ujung tombak kegiatan pemberdayaan di masyarakat
agar masyarakat lebih mandiri dalam menyikapi persoalan
kesehatan individu maupun kelompok. Pembinaan &
pendampingan Kinerja Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) telah dilakukan ditahun 2022. Namun, beberapa UKBM
yang kinerja & stratanya masih berada strata yang rendah
terutama sistem pengadministrasian kegiatan tidak
terdokumentasi dengan baik.. Berikut adalah analisa masalah
kinerja & strata Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
belum mencapai target :
Penilaian kriteria
Total
No Masalah Urgency Seriousness Growth
Nilai
(U) (S) (G)
Kinerja & Strata UKBM Posyandu
1 5 5 5 15
masih belum terlaksana dengan baik
Kinerja & Strata UKBM Poskestren
2 3 4 3 10
masih belum terlaksana dengan baik
Keaktifan pengurus Saka Bhakti
3 4 3 4 11
Husada (SBH) masih belum maksimal
Keterangan :
Penilaian menggunakan Skala Likert :
 Sangat kecil : 1
 Kecil :2
 Sedang :3
 Besar :4

10
 Sangat Besar: 5
A. Fish Bone Kinerja & Strata UKBM Posyandu masih belum terlaksana
dengan baik
 Pengetahuan kader akan
kegiatan di Posyandu terutama
tentang tatacara menimbang &
sarana Manusia pengisisan KMS masih belum
optimal.
 Ada beberapa Posyandu masih
 Belum semua Posyandu balum menyalin ke Pengisian
memilki gedung sendiri. Sistem Informasi Posyandu
 Sarana & prasarana Posyandu (SIP).
banyak yang tidak lengkap &  Anggapan masyarakat bahwa
tidak memenuhi persyaratan. setelah mendapat Imunisasi
 Sarana pendukung lainnya Dasar Lengkap anak tidak perlu
seperti sistem pencatatan lagi ke Posyandu.
masih belum berjalan dengan
baik

 Anggapan pengurus bahwa


kegiatan desa siaga hanya
terbatas pada pelayanan
Ibu & anak saja.
 Cara penimbangan yang  Geografis wilayah serta
masih belum maksimal. cuaca yang kurang
 Sistem 5 meja belum mendukung.
berjalan maksimal.  Kurangnya peran &
 Sistem pencatatan & dukungan dari keluarga &
pelaporan masih belum masyarakat sekitar.
terlaksana dengan baik.  Anggapan masyarakat
bahwa Imunisasi itu haram
& menimbulkan efek sakit
pada anak sehingga tidak
metode lingkungan berkunjung ke Posyandu.

11
B. Fish Bone Kinerja & Strata UKBM Poskestren masih belum terlaksana
dengan baik

sarana  Pengetahuan pengurus yang


Manusia masih terbatas.
 Belum semua Poskestren  Pengatahuan akan pengisian
memiliki sarana pendukung Sistem Pencatatan yang masih
seperti kotak P3K danlain belum memadai.
sebagainya.  Anggapan santri bahwa
 Sarana & prasarana Poskestren kesehatan merupakan tugas
banyak yang tidak lengkap & tenaga kesehatan saja sehingga
tidak memenuhi persyaratan. kurang berperan aktif.
 Sarana pendukung lainnya  Belum banyak santri yang mau
seperti sistem pencatatan berperan aktif.
masih belum berjalan dengan  Kurangnya dukungan sarana &
baik prasarana dari Pesantren.

 Lingkungan pesantren
yang tidak terawat
dengan baik terutama
masalah Sanitasi & Air
 Pembinaan & bersih.
pemberdayaan santri  Geografis wilayah serta
masih belum maksimal cuaca yang kurang
berjalan. mendukung.
 Sistem pencatatan &  Kurangnya peran &
pelaporan masih belum dukungan dari keluarga
terlaksana dengan baik. & masyarakat sekitar.

metode lingkungan

12
C. Fish Bone Kinerja & Peran Anggota SBH masih belum maksimal

sarana  Pengetahuan anggota SBH


Manusia tentang tupoksinya masih belum
memadai.
 Sarana & prasarana untuk  Kebanyakan anggota SBH
pembinaan anggota SBH belum adalah siswa(i) yang merupakan
lengkap & tidak memenuhi siswa(i) tingkat akhir sehingga
persyaratan. kurang berperan aktif.
 Sarana pendukung lainnya  Kurangnya peran serta anggota
seperti sistem pencatatan SBH dalam kegiatan
masih belum berjalan dengan pemberdayaan di lingkungan
baik sekolah maupun masyarakat.
 Kurangnya pembinaan terhadap
anggota SBH

 Pembatasan jumlah tatap


muka menjadi salah satu
kendala pembinaan
 Kurangnya pembinaan
secara rutin terhadap
terhadap anggota SBH
anggota SBH.
 Kurangnya koordinasi
 Geografis & cuaca yang
antara pengurus &
kurang mendukung.
anggota SBH ranting
Campakamulya.  Adanya pengaruh dari
game online dari gadget
yang membuat
siswa/siswi, kurang
tertarik berpartisipasi
metode lingkungan dalam kagiatan SBH.

13
B.
C. Alternatif Pemecahan Masalah

NO Prioritas Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah


masalah
1. Kinerja &
1. Belum semua Posyandu 1. Melakukan advokasi ke pihak desa
memilki gedung sendiri & lintas sector untuk pengadaan
Strata
2. Sarana & prasarana
UKBM Posyandu banyak yang tidak sarana prasarana pendukung
lengkap & tidak memenuhi kegiatan pengurus Posyandu baik
Posyandu
persyaratan. yang bersumber dari ADD desa
masih 3. Sarana pendukung lainnya
seperti sistem pencatatan maupun hasil pemberdayaan
belum
masih belum berjalan pengurus & masyarakat.
terlaksana dengan baik
2. Memberi edukasi, informasi &
4. Pengetahuan kader akan
dengan pelatihan tentang Cara
kegiatan di Posyandu
baik terutama tentang tatacara Pengukuran yang baik & benar.
5.
menimbang & pengisisan
KMS masih belum optimal. 3. Membari informasi & pelatihan
5. Pengatahuan akan pengisian tentang sistem pencatatan yang
Sistem Informasi Posyandu baik & benar.
(SIP) masih belum
terditribusi dengan baik ke 4. Memberi informasi & edukasi
seluruh Kader Posyandu. pelaksanaan sistem 5 meja yang
6. Anggapan masyarakat
baik & benar.
bahwa setelah mendapat
Imunisasi Dasar Lengkap 5. Mengedukasi masyarakat bahwa
anak tidak perlu lagi ke kegiatan Posyandu wajib bagi
POsyandu.
7. Anggapan pengurus bahwa setiap sasaran Posyandu guna
kegiatan desa siaga hanya memantau Tumbuh Kembang
terbatas pada pelayanan Ibu serta permasalahan kesehatan
& anak saja.
8. Geografis wilayah serta sasaran Posyandu.
cuaca yang kurang 6. Memberikan motivasi kepada
mendukung.
Kader agar selalu semangat dalam
9. Kurangnya peran &
dukungan dari keluarga & melaksanakan Tugas Pokok &
masyarakat sekitar. fungsinya di Posyandu.
10. Anggapan masyarakat
bahwa Imunisasi itu haram & 7. Mengadvokasi lintas sector agar
menimbulkan efek sakit pada setiap kader mendapatkan

14
anak sehingga tidak perhatian lebih & dukungan dalam
berkunjung ke Posyandu. menjalankan tupoksinya.
11. Cara penimbangan yang
masih belum maksimal.
12. Sistem 5 meja belum
berjalan maksimal.
13. Sistem pencatatan &
pelaporan masih belum
terlaksana dengan baik.

2 Kinerja & 1. Belum semua Poskestren 1. Melakukan advokasi ke pihak


Strata memiliki sarana pendukung pesnatrenr untuk pengadaan
seperti kotak P3K danlain sarana prasarana pendukung
UKBM
sebagainya.
kegiatan pengurus kegiatan
Poskestren
2. Sarana & prasarana Poskestren
masih Poskestren banyak yang tidak
2. Memberi edukasi, informasi &
belum lengkap & tidak memenuhi
persyaratan. pelatihan tentang Cara menjaga
terlaksana 3. Sarana pendukung lainnya
kesehatan santri & lingkungan
dengan seperti sistem pencatatan
pesantren.
masih belum berjalan dengan
baik baik 3. Membari informasi & pelatihan
6. 4. Lingkungan pesantren yang tentang sistem pencatatan yang
tidak terawat dengan baik
terutama masalah Sanitasi & baik & benar.
Air bersih. 4. Memberikan motivasi kepada
5. Geografis wilayah serta cuaca
Kader agar selalu semangat dalam
yang kurang mendukung.
6. Kurangnya peran & dukungan melaksanakan Tugas Pokok &
dari keluarga & masyarakat fungsinya di Poskestren.
sekitar
5. Mengadvokasi lintas sector agar
7. Pengetahuan pengurus yang
masih terbatas. setiap pengurus Poskestren
8. Pengatahuan akan pengisian mendapatkan perhatian lebih &
Sistem Pencatatan yang
masih belum memadai. dukungan dalam menjalankan
9. Anggapan santri bahwa tupoksinya.
kesehatan merupakan tugas
tenaga kesehatan saja
sehingga kurang berperan
aktif.
10. Belum banyak santri yang
mau berperan aktif.
11. Kurangnya dukungan sarana

15
& prasarana dari Pesantren.
12. Pembinaan & pemberdayaan
santri masih belum maksimal
berjalan.
13. Sistem pencatatan &
pelaporan masih belum
terlaksana dengan baik
3 Kinerja & 1. 1.Sarana & prasarana 2. Melakukan advokasi ke pihak
Peran SBH untuk pembinaan anggota sekolah & pengurus Pramuka
masih kurang SBH belum lengkap & ranting Campakamulya agar
tidak memenuhi
maksimal memaksimalkan pembinaan &
persyaratan.
berjalan 2. Sarana pendukung lainnya peran SBH dalam mendukung
seperti sistem pencatatan program kesehatan.
masih belum berjalan 3. Memberi edukasi & informasi
dengan baik
3. Pengetahuan anggota seputar kegiatan SBH
SBH tentang tupoksinya dimasyarakat.
masih belum memadai.
4. Melakukan pembinaan secara rutin
4. Kebanyakan anggota SBH
adalah siswa(i) yang bagi semua anggota SBH ranting
merupakan siswa(i) tingkat Campakamulya.
akhir sehingga kurang
berperan aktif. 5. Memberi motivasi & dorongan
5. Kurangnya peran serta kepada anggota SBH agar lebih
anggota SBH dalam berperan aktif.
kegiatan pemberdayaan di
lingkungan sekolah 6. Memaksimalkan peran anggota
maupun masyarakat. SBH melalui pelibatan dalam setiap
6. Kurangnya pembinaan
kegiatan program kesehatan &
terhadap anggota SBH
7. Pembatasan jumlah tatap pemberdayaan masyarakat.
muka menjadi salah satu
kendala pembinaan secara
rutin terhadap anggota
SBH.
8. Geografis & cuaca yang
kurang mendukung.
9. Kurangnya pembinaan
terhadap anggota SBH
10. Kurangnya koordinasi
antara pengurus &
anggota SBH ranting
Campakamulya.

16
c. Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
Pembinaan & pendataan PHBS rumah tangga telah
dilakukan dengan sistem pemberdayaan masyarakat. Namun, ada
beberapa indicator PHBS rumah tangga yang capaiannya masih
rendah dan belum mencapai target. Berikut adalah analaisa &
pemecahan masalah beberapa indicator yang belum mencapai
target :
Penilaian kriteria
Seriousnes Total
No Masalah Urgency Growth
s Nilai
(U) (G)
(S)
1 Tidak Merokok 3 2 3 10
Bayi 0-6 bulan diberikan Asi-
2 2 2 2 6
Ekslusif
3 Ketersediaan Air Bersih 5 5 5 15
4 Ketersediaan Jamban Sehat 4 3 4 11

Keterangan :
Penilaian menggunakan Skala Likert :
 Sangat kecil : 1
 Kecil :2
 Sedang :3
 Besar :4
 Sangat Besar: 5
A. Fish Bone Ketersediaan Air Bersih

sarana Manusia  Minimnya pengetahuan


tentang syarat air bersih
 PDAM, PAMSIMAS yang baik untuk
maupun sarana digunakan.
pengolahan air bersih
 Kebiasaan untuk
tidak tersedia
mengalirkan air dari
 Sistem pengaliran air dari sumber tanpa saluran
sumber ke masyarakat yang tertutup (Pipa).
tidak memenuhi syarat
 Minimnya pembinaan
(terbuka)
dan pemberdayaan
 Sarana perpipaan tidak masyarakat dalam hal
tersedia pemenuhan kebutuhan
air bersih.

17

 Anggapan masyarakat
air yang jernih adalah air
B. Fish Bone Ketersediaan Jamban Sehat

 Minimnya sarana
prasarana Jamban sehat sarana Manusia  Minimnya pengetahuan
baik milik pribadi maupun tentang jamban yang
Jamban Umum sehat & baik untuk
 Ketersediaan air bersih digunakan.
yang minim  Kebiasaan untuk
 Bangunan MCK umum mengalirkan
yang tidak memenuhi pembuangan tinja ke
syarat sehingga cepat kolam terbuka
penuh tempat  Anggapan masyarakat
pembuangan akhir tinja. bahwa jamban yang
 Bangunan Jamban sehat itu membutuhkan
sederhana yang biaya yang mahal.
pembuangannya ke
kolam terbuka.

 Anggapan masyarakat
pembuangan ke kolam
 Pembuangan tinja ke terbuka merupakan hal
kolam terbuka biasa.
 Mengharapkan bantuan  Lingkungan tanah yang
untuk pembuatan jamban tinggi kandungan air
sehat sehingga susah &
mebuat masyarakat
enggan untuk membuat
lubang galian untuk
pembuangan.

metode lingkungan

18
C. Fish Bone Kebiasaan Merokok

 Minimnya pengetahuan
sarana Manusia tentang bahaya asap
rokok bagi siapa saja
 Hampir setiap warung & yang menghisap rokok
kios menjual rokok maupun orang
 Kawasan Tanpa Rokok disekitarnya yang
(KTR) belum terbentuk, menghirup asap rokok
sehingga masih bebas  Sudah kecanduan
merokok dimana saja rokok, sehingga susah
termasuk di perkantoran untuk berhenti merokok.
& sekolah.  Masih rendahnya
 Belum ada aturan tertulis kesadaran masyarakat
& kuat untuk menekan untuk tidak merokok
angka pelaku pengguna
rokok.

 Belum ada aturan tertulis  Merokok sudah menjadi


& kuat untuk menekan budaya & kebiasaan
angka pelaku pengguna bahkan pada saat acara
rokok sehinggs tidak ada keagamaan selalu
efek jera. disuguhkan rokok.
  Rokok dianggao sebagai
suatu hal yang biasa

metode lingkungan

19
D. Fish Bone Bayi Tidak Mendapatkan Asi-Ekslusif

 Minimnya pengetahuan tentang


sarana Manusia pentingnya Asi-Ekslusif bagi Bayi
umur 0-6 bulan
 Minimnya pengetahuan tentang
keuntungan Asi- bagi Bayi, Ibu,
 Tidak tersedianya sarana
keluarga, bangsa & Negara.
pumping & perah Asi bagi
ibu yang memiliki  Kurangnya dukungan dari keluarga
masalah produksi Asi. dalam pemberian Asi kepada bayi.
 Anggapan susu formula lebih baik
untuk tumbuh kembang bayi.
 Tatacara pemberian makan anak
yang kurang tepat

 Cara pemberian Asi yang  Anggapan masyarakat


kurang tepat seperti susu formula memiliki
posisi & pelekatan saat kandungan lebih baik
memberikan Asi pada dari Asi.
bayi, sehingga Asi yang  Kebiasaan orang tua
diperoleh bayi tidak yang memberikan makan
maksimal anak di usia sedini
mungkin.

metode lingkungan

20
B.

21
C. Alternatif Pemecahan Masalah

NO Prioritas Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah


masalah
1. Minimnya 1. PDAM, PAMSIMAS maupun 1. Melakukan advokasi ke pihak desa
ketersediaan sarana pengolahan air bersih & lintas sector untuk pengadaan
tidak tersedia
Air bersih 2. Sistem pengaliran air dari sarana PDAM maupun PAMSIMAS
sumber ke masyarakat tidak baik yang bersumber dari ADD
memenuhi syarat (terbuka) desa maupun hasil pemberdayaan
3. Sarana perpipaan tidak
tersedia masyarakat.
4. Minimnya pengetahuan 2. Memberi edukasi tentang syarat Air
tentang syarat air bersih yang
bersih yang baik dan memenuhi
baik untuk digunakan.
5. Kebiasaan untuk mengalirkan syarat untuk digunakan dalam
air dari sumber tanpa saluran kebutuhan sehari-hari.
yang tertutup (Pipa).
6. Minimnya pembinaan dan 3. Melakukan pembinaan &
pemberdayaan masyarakat pendampingan dalam pembuatan
dalam hal pemenuhan sarana prasrana air bersih yang
kebutuhan air bersih.
7. Sistem pengaliran air dari baik & layak.
sumber ke masyarakat tidak
memenuhi syarat (terbuka)
tanpa sistem perpipaan.
8. Anggapan masyarakat air
yang jernih adalah air yang
sehat & aman untuk
digunakan
9. Hampir setiap rumah tangga
memiliki sistem pengaliran air
bersih yang sama tanpa
saluran perpipaan (terbuka)
10. Kondisi geografis daerah
pegunungan, sehingga
masyarakat hanya
memanfaatkan air yang
mengalir melalui sungai atau
saluran pengairan
persawahan

2 Minimnya 1. Minimnya sarana prasarana 7. Melakukan advokasi ke pihak desa


Jamban sehat baik milik
ketersediaan & lintas sector untuk pengadaan
pribadi maupun Jamban
Jamban Umum sarana Jamban sehat Pribadi
2. Ketersediaan air bersih yang
Sehat maupun Umum baik yang
minim

22
3. Bangunan MCK umum yang bersumber dari ADD desa maupun
tidak memenuhi syarat
hasil pemberdayaan masyarakat.
sehingga cepat penuh
tempat pembuangan akhir 8. Memberi edukasi tentang jamban
tinja.
sehat yang baik dan memenuhi
4. Bangunan Jamban
sederhana yang syarat untuk digunakan dalam
pembuangannya ke kolam
kebutuhan sehari-hari.
terbuka.
5. Minimnya pengetahuan 9. Melakukan advokasi ke pihak desa
tentang jamban yang sehat &
& lintas sector untuk membuat
baik untuk digunakan.
6. Kebiasaan untuk aturan/regulasi yang mengatur
mengalirkan pembuangan
tentang menghentikan pembuangan
tinja ke kolam terbuka
7. Anggapan masyarakat tinja sembarangan terutama
bahwa jamban yang sehat itu
dikawasn terbuka.
membutuhkan biaya yang
mahal. 10. Melakukan pembinaan &
8. Pembuangan tinja ke kolam
pendampingan dalam pembuatan
terbuka
9. Mengharapkan bantuan sarana prasrana jamban sehat yang
untuk pembuatan jamban
baik & layak.
sehat
10. Anggapan masyarakat
pembuangan ke kolam
terbuka merupakan hal
biasa.
11. Lingkungan tanah yang
tinggi kandungan air
sehingga susah & mebuat
masyarakat enggan untuk
membuat lubang galian untuk
pembuangan.
3 Kebiasaan 1.Hampir setiap warung & kios 1. Melakukan advokasi ke pihak desa &
Merokok menjual rokok lintas sector untuk membuat
2. Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
yang masih belum terbentuk, sehingga masih aturan/regulasi yangmengatur
tinggi bebas merokok dimana saja tentang Kawasan Tanpa Rokok
termasuk di perkantoran &
sekolah. (KTR) di perkantoran, Sekolah
3. Belum ada aturan tertulis & kuat mupun tempat-tempat umum.
untuk menekan angka pelaku
pengguna rokok. 2. Memberi edukasi tentang bahaya &
4. Minimnya pengetahuan tentang kerugian akibat rokok terhadap
bahaya asap rokok bagi siapa
saja yang menghisap rokok kesehatan.
maupun orang disekitarnya yang 3. Melakukan pembinaan kepada
menghirup asap rokok
5. Sudah kecanduan rokok, keluarga & anak sekolah terhadap
sehingga susah untuk berhenti bahaya asap rokok.
merokok.
6. Masih rendahnya kesadaran
masyarakat untuk tidak merokok

23
7. Merokok sudah menjadi budaya
& kebiasaan bahkan pada saat
acara keagamaan selalu
disuguhkan rokok.
8. Rokok dianggao sebagai suatu
hal yang biasa
9. Belum ada aturan tertulis & kuat
untuk menekan angka pelaku
pengguna rokok sehingga tidak
ada efek jera.
4 Bayi umur 0- 1. Tidak tersedianya sarana 1. Melakukan advokasi ke pihak desa &
pumping & perah Asi bagi ibu
6 bulan tidak lintas sector untuk membuat
yang memiliki masalah produksi
Mendapatkan Asi. aturan/regulasi yangmengatur
2. Minimnya pengetahuan tentang
Asi-Ekslusif tentang Bayi wajib diberikan Asi-
pentingnya Asi-Ekslusif bagi Bayi
umur 0-6 bulan Ekslusif sebagai upaya mencegah
3. Minimnya pengetahuan tentang
terjadinya masalah kesehatan pada
keuntungan Asi- bagi Bayi, Ibu,
keluarga, bangsa & Negara. bayi seperti masalah gizi, Stunting &
4. Kurangnya dukungan dari
lain sebagainya.
keluarga dalam pemberian Asi
kepada bayi. 2. Memberi edukasi tentang manfaat &
5. Anggapan susu formula lebih
keuntungan Asi bagi bayi, Ibu,
baik untuk tumbuh kembang bayi.
6. Tatacara pemberian makan anak Keluarga, Bangsa & Negara.
yang kurang tepat
3. Melakukan pembinaan kepada
7. Anggapan masyarakat susu
formula memiliki kandungan lebih keluarga yang memiliki bayi untuk
baik dari Asi.
teratur dalam pemberian Asi-Ekslusif
8. Kebiasaan orang tua yang
memberikan makan anak di usia bagi bayi umur 0-6 bulan tanpa
sedini mungkin.
diberikan makanan apapun.
9. Cara pemberian Asi yang kurang
tepat seperti posisi & pelekatan
saat memberikan Asi pada bayi,
sehingga Asi yang diperoleh bayi
tidak maksimal

d. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)


Evaluasi Capaian Indikator Poskesdes telah mengalami peningkatan
dari tahun sebelumnya dimana sarana & prasarana telah dilengkapi oleh
pihak desa & puskesmas dalam memberikan pelayanan tingkat pertama
kepada masyarakat.
e. Rencana Strategis (Renstra)

24
Evaluasi Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) telah
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana Rencana Strategis
bidang kesehatan di Kecamatan Campakamulya tahun 2022 telah
dilaksanakan & mencapai target serta melibatkan lintas program & lintas
sector.
f. Survei Mawas Diri (SMD) & Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Hasil pendataan dimasyarakat untuk penentuan prioritas, dukungan
dan konstribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing
individu/lembaga yang diwakilimya serta pemecahan untuk pembentukan
poskesdes. Pelaksanaan SMD dan MMD tahun 2022 telah dilaksanakan
pada bulan Februari tahun 2022 di kecamatan Campakamulya di semua
desa yaitu 5 Desa yang kemudian hasil SMD dan MMD juga menjadi salah
satu dasar pembuatan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas di tahun 2022.
1. Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.

1. SMD & MMD Kesehatan masih SMD & MMD Kesehatan harus lebih
belum memandirikan peran memberikan & memandirikan kader
mitra Puskesmas. sebagai mitra kerja Puskesmas
dalam menggali serta menjadi motor
SMD & MMD telah dilakukan,
penggerak pemberdayaan di
namun pelaksanaannya belum
masyarakat guna terwujudnya
2. sesuai jadwal yang seharusnya
masyarakat yang sehat melalui
sehingga pemanfaatan data
program yang sesuai dengan
hasil SMD & MMD belum dapat
permasalahan kesehatan yang ada
digunakan dengan maksimal
dimasyarakat guna perencanaan di
untuk perencanaan khususnya
tingkat puskesmas & desa.
pengambilan kebijakan di desa.

g. Penyuluhan Kelompok
Penyuluhan kelompok dilakukan bekerjasama dengan lintas
program serta lintas sector & mitra puskesmas lainnya dengan berfokus
pada Promotif & Preventif.

25
1. Alternatif Pemecahan Masalah
No. Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Penyuluhan kelompok Mengkoordinasikan &


belum terintegrasi & mengintegrasikan setiap
terkoordinasi dengna lintas kegiatan penyuluhan kelompok
program. dengan Koordinator program
Promosi Kesehatan Puskesmas
Kegiatan penyuluhan
sebagai Penanggungjawab
2. kelompok belum terintegrasi
laporan kegiatan Promosi &
dengan baik antara satu
Penyuluhan Kesehatan baik
program dengan program
didalam maupun diluar gedung
lainnya, terutama koordinasi
Puskemas.
lintas program.

h. Pembinaan Posyandu
Pembinaan pada posyandu dilakukan untuk mengklasifikasi strata
posyandu didapatkan dari 43 posyandu yang ada yang berstrata pratama 0
posyandu, madya 0, posyandu, purnama 25 dan 18 sisanya berstrata
mandiri. Ini dikarenakan masih ada posyandu yang hasil cakupannya belum
100% dan di posyandu tersebut belum terbentuk adanya dana sehat.

1. Alternatif Pemecahan Masalah


No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.

1. Pembinaan kader Pembinaan kader Posyandu


Posyandu secara secara berkesinambungan
berkesinambungan belum termasuk dalam dalam hal
terlaksana termasuk pengisian SIP 7 Posyandu serta

26
dalam dalam hal pengisian sebagai mitra kerja & agen
SIP 7 Posyandu. pemberdayaan masyarakat.

Tidak semua kader mau

2. aktif pada semua kegiatan


posyandu sehingga tidak
ada lagi kader yang tidak
bisa mengisi SIP 7.

i. Refreshing Kader Posyandu


Refreshing kader dilakukan untuk menyegarkan kembali
pengetahuan kader tentang SIP 7 posyandu dan juga tentang cara berkerja
di 5 meja pada saat posyandu dilaksanakan. Dari refreshing/pembina kader
tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak kader yang belum
melaksanakan posyandu dengan cara 5 meja dan masih pula banyak yang
belum bisa mengisi SIP 7 dan melakukan pencatatan dan pelaporan
bulanan ke bidan.
j. Pembinaan Institusi
Insitusi yang telah dilakukan pembinaan selama tahun 2020 adalah
institusi pendidikan khususnya disekolah dasar. Pada sekolah dasar
dilakukan penyuluhan tentang PHBS, CTPS, jajanan sehat. Sedangkan
pada sekolah lanjutan kita lebih menenkankan pada penyuluhan kesehatan
remaja dan pencegahan HIV/AIDS. Sedangkan untuk institusi dan tempat
kerja lainya telah dilakukan pembinaan untuk perda KTR. Yang setelah
diadakan evaluasi masih belum dapat melaksanakan diinstitusi yang dibina.
1. Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.

1. Advokasi & Pembinaan Advokasi & Pembinaan PHBS


PHBS diintansi belum diintansi harus dilakukan secara
maksimal dilakukan rutin & berkesinambungan guna
terutama kerjasama mewujudkan lingkungan kerja
27
dengan lintas program serta masyarakat yang sehat.

Pembinaan terhadap
institusi maupun

2. instansi masih belum


maksimal dilaksanakan
guna mendukung
kerjasama lintas sector
dalam peningkatan
derajat kesehatan
masyarakat.

k. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)


Pada tahun 2020 pengentryan data keluarga sehat dilanjutkan pada
2 desa yang baru selesai dilakukan pendataan yaitu: Desa Campakawarna
& Desa Sukasirna. Adapun IKS pada kelima desa tersebut telah diperoleh
secara rinci perindikator, namun untuk validasi data hasil pendataan
beberapa bulan dan tahun sebelumnya akan dilaksanakan validasi hasil
pendataan dengan melibatkan aparatur desa setempat seperti RT/RW &
Kader. Proses Entry data telah mencapai 100% Total Coverage pada
aplikasi keluarga sehat. Tahap Sosialisasi & Umpan balik ke Lintas Program
di Puskesmas, Lintas Sektor & Masyarakat telah dilaksanakan pada bulan
September tahun 2020. Pada tahun 2022 akan dilaksanakan Intervensi
Lanjut melibatkan lintas program & lintas sector.

1. Alternatif Pemecahan Masalah


No. Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Validasi data hasil pendataan & Untuk Validasi kembali data hasil
pengentryan harus dilakukan entry dari beberapa bulan &
kembali guna tingkat tahun sebelumnya akan
keakuratan hasil pendataan dilaksanakan validasi dengan
ditahun sebelumnya melibatkan aparat desa setempat
(RT,RW, Kader) guna kebutuhan

28
Proses entry data PIS-PK telah Intervensi Lanjut permasalahan
mencapai Total Coverage, yang terjadi dimasyarakat.
Intervensi Lanjut masih Sudah
2. Sudah di laksnakana Intervensi
dilaksanakan dan yaitu dengan
lanjutan di 5 desa dengan
mengeintervensi bagi kelurag
melibatkan lintas sector dan
yang di diagnose Hypertensi di
lintas program, dan prioritas dari
5 desa dengan, menggunakan
12 indikator kelurga sehat yaitu
Teknik Dor-to Dor
Keluarga yang di diagnose
Hypertensi.

l. Koordinasi Lintas Sektor


Koordinasi dilakukan pada setiap akan diadakannya kegiatan, baik
yang ada di desamaupun yang ada di dalam gedung Puskesmas.
Kerjasama lintas sektor pun telah dilaksanakan antara lain lewat MMD, PTP,
sosialisasi imunisasi MR dan Difteri, Musrenbang desa, dikecamatan
maupun pada saat ada kegiatan di desa. Akan tetapi kerjasama lintas sektor
selama ini masih belum optimal sehingga terkesan semua kegiatan/kasus
yang berhubungan dengan kesehatan di masyarakat adalah urusan
Puskesmas.
1. HASIL PENILAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR
KINERJA KEGIATAN (IKK)
Berdasarkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) & Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 3
indikator telah mencapai taget, sedangkan 2 indikator lainnya belum mencapai
target yaitu indicator jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk
program kesehatan dan Jumlah organisasi kemasyarakatan yang
memanfaatkan sumber dananya untuk mendukung kesehatan.
a. Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.

1. Advokasi & kerjasama Lintas Advokasi & kerjasama Lintas


Sektor belum maksimal untuk Sektor harus lebih ditingkatkan
29
mendukung tercapainya guna tercapainya dukungan
dukungan Lintas Sektor Lintas Sektor terhadap
terhadap Pembangunan Pembangunan Kesehatan di
Kesehatan di wilayah wilayah Kecamatan
Kecamatan Campakamulya. Campakamulya menuju
masyarakat sehat sehingga
2. Capaian Indikator Kinerja
dapat terwujud Kecamatan Sehat
Utama (IKU) & Indikator
menuju Indonesia Sehat.
Kinerja Kegiatan (IKK)
Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat 3
indikator telah mencapai
taget, sedangkan 2 indikator
lainnya belum mencapai
target yaitu indicator jumlah
dunia usaha yang
memanfaatkan CSR-nya
untuk program kesehatan
dan Jumlah organisasi
kemasyarakatan yang
memanfaatkan sumber
dayanya untuk mendukung
kesehatan.

30

Anda mungkin juga menyukai