Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Hasmi Sopyan

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042827827

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4312/Hukum Perlindungan Konsumen

Kode/Nama UPBJJ : 16/ Pekanbaru

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban:

1. Berdasarkan kasus tersebut, dengan adanya UUPK diharapkan dapat memberikan perlindungan
yang khusus kepada konsumen karena tujuan dibuatnya perlindungan konsumen dapat dijelaskan
dalam dalam Pasal 3 UUPK 8/1999, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
b) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif
pemakaian dan/atau jasa.
c) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-
haknya sebagai konsumen.
d) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan
keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.

2. Berdasarkan kasus tersebut, pemenuhan hak-hak konsumen telah dilakukan karena PT. Pharos
Indonesia telah menarik seluruh produk Viostin DS dengan NIE dan nomor bets tersebut dari pasaran,
serta menghentikan produksi produk Viostin DS. Begitu juga dengan PT Medifarma Laboratories
yang telah menarik seluruh produk Enzyplex tablet dengan NIE dan nomor bets tersebut dari pasaran.
Setelah di analisis tindakan yang dilakukan PT. Pharos dan PT. Mediafarma Laboratories telah
memenuhi semua hak-hak konsumen yang diatur pada pasal 4 UUPK . Hak Konsumen sendirin diatur
pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu :
a) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau
jasa.
b) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa.
d) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.
e) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa
perlindungan konsumen secara patut.
f) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
h) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
i) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundangan lainnya.

3. Berdasarkan hasil pengawasan terhadap produk yang beredar di pasaran (post-market vigilance)
melalui pengambilan contoh dan pengujian terhadap parameter DNA babi, ditemukan bahwa
produk di atas terbukti positif mengandung DNA babi. Apabila suatu produk mengandung DNA
babi, secara otomatis produk itu mengandung babi atau unsur babi. Badan POM telah
menginstruksikan PT Pharos Indonesia dan PT Medifarma Laboratories untuk menghentikan
produksi dan/atau distribusi produk dengan nomor bets tersebut. Kedua perseroan memastikan,
telah menarik seluruh produk dengan NIE dan nomor bets itu dari pasaran serta menghentikan
produksi. Indonesia Halal Watch meminta Badan POM melakukan pengawasan secara ketat
terhadap makanan, minuman, dan obat-obatan yang beredar di masyarakat. Langkah ini
menyusul penarikan suplemen Viostin DS dan Enzyplex tablet yang mengandung babi.

Jadi berdasarkan hal tersebut PT Pharos Indonesia dan PT Medifarma Laboratories wajib
bertanggung jawab semuanya jika ada konsumen yang dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai