Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL I

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh :

Cahaya Gumelar Permana Kusumah

NIM. 043450043

UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA


Tugas.1

TUGAS 1 TUTON HKUM4312/HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Kasus 1:

Salah satu contoh kasus di masyarakat terjadi pada anak-anak yang dalam hal ini
merupakan objek yang paling tidak berdaya. Tuntutan untuk serba cepat serta waktu
tinggal di luar rumah yang lebih panjang mendorong orang untuk terbiasa
mengkonsumsi makanan siap saji yang cenderung kelebihan gizi, serta makanan
instan yang rentan terhadap kelebihan bahan pengawet dan risiko kadaluwarsa.
Makanan seperti itu boleh jadi tidak memperlihatkan dampak negatif dalam waktu
singkat, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Denpasar menemukan
banyak pelaku usaha yang tidak menarik makanan anak-anak yang sudah
kadaluwarsa dari peredaran. Hal ini sering dilakukan, karena pada dasarnya anak-
anak tidak pernah memperhatikan tentang tanggal kadaluwarsa produk pangan yang
mereka konsumsi sehingga kalangan anak-anak sangat rentan terhadap penipuan
dengan cara penjualan produk pangan kedaluwarsa.

Pertanyaan 1 : Analisislah siapa yang bertanggungjawab dalam kasus di atas


kaitkan dengan hukum perlindungan konsumen !

Kasus 2:

Sekolah yang bangunannya ambruk dan fasilitas yang minim serta kurang
mendukung bagi kegiatan belajar-mengajar dapat mengakibatkan banyak peserta
didik mengalami kecelakaan saat sedang belajar, cidera luka-luka, traumatis dan
tidak optimal mendapatkan hak-haknya dalam proses belajar-mengajar.  Hal ini
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak konsumen. Kasus bangunan sekolah
yang ambruk, jelas-jelas telah membahayakan keselamatan peserta  didik. Sarana
prasarana yang tidak sesuai standar pendidikan nasional dan standar bangunan,
tentu membuat peserta didik dalam posisi yang selalu terancam. Hal ini juga
menyebabkan  situasi  dan  kondisi kegiatan belajar-mengajar tidak kondusif. Selain
itu yang dimaksud dengan fasilitas yang minim adalah terbatasnya atau ketiadaan
sarana prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan, seperti laboratorium
bahasa dan laboratorium eksakta. Sehingga lembaga pendidikan telah melanggar
hak peserta didik atas tersedianya sarana prasarana yang memadai bagi kegiatan
belajar-mengajar. Hal ini terkait pula dengan pelanggaran atas hak peserta didik
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

Pertanyaan 2 : Uraikan hak-hak apa saja yang seharusnya diperoleh peserta didik
berdasarkan UUPK !

Kasus 3:

Roni berbelanja di mini market yang tak jauh dari rumahnya, dengan tidak sengaja
Roni memilih produk yang aspal (asli tapi palsu), karena kekurang-telitian dari
konsumen dan banyaknya produk yang diaspalkan sehingga membuat konsumen
mengira barang yang di display produk asli dan semuanya sama. Selain itu, produk
barang dalam kemasan tersebut juga tidak mencantumkan tanggal kedaluwarsa
sebagaimana dipersyaratkan oleh peraturan perundang- undangan. Fakta tersebut
di samping disebabkan oleh tingkat kesadaran pelaku usaha yang masih rendah,
juga disebabkan masih lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah
(instansi yang berwenang). Atas peredaran produk aspal tersebut Roni meminta
tanggung jawab pelaku usaha atas kejadian yang menimpanya tersebut.

 Pertanyaan 3 : Analisislah kasus di atas bagaimana bentuk pertanggungjawaban


dari pelaku usaha sesuai dengan prespektif hukum perlindungan konsumen !

 Selamat Mengerjakan Tugas!

Jawaban
Kasus 1
Pada masa ini banyak sekali bermunculan produk barang dan atau jasa yang ada
dan dipasarkan di Indonesia, dan apabila konsumen tidak berhati-hati untuk memiliki
barang yang diinginkannya maka para konsumen hanya menjadi obyek eksploitasi
bagi para pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Pada kenyataannya pelaku
usaha masih banyak yang dengan sengaja menjual produk makanannya yang telah
kadaluwarsa, dan hal ini tidak disadari oleh konsumen, karena konsumen hanya
menerima begitu saja tanpa memperhatikannya. Dan hal ini sangat merugikan hak-
hak konsumen serta dapat membahayakan kesehatan dan keselamatannya. Pada
kasus ini yang bertanggung jawab atas kejadian diatas adalah pelaku usaha.
Mengenai perlindungan konsumen juga berbicara tentang tanggung jawab pelaku
usaha/tanggung jawab produk, karena pada dasarnya tanggung jawab produsen
untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen Salah satu penyebab
terjadinya makanan dan minuman kadaluwarsa yaitu persaingan yang tidak sehat
antar sesama pelaku usaha, budaya hukum konsumen yang tidak mampu untuk
bersikap kritis, ketiadaan sanksi hukum yang tegas terhadap pelanggaran,
kurangnya koordinasi antar instansi-instansi terkait, serta tidak berjalannya fungsi
pengawasan. Pelaku usaha sebagai orang yang mengetahui akan suatu produknya
harus mempunyai tanggung jawab apabila konsumen mendapat kerugian dari
barang yang mereka beli dari produknya. Sebagai konsekuensi hukum dari
pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha, maka setiap pelanggaran yang
dilakukan oleh pelaku usaha yang merugikan konsumen memberikan hak kepada
konsumen yang dirugikan atas pengurangan berat timbangan pada produk makanan
dalam kemasan tersebut untuk meminta pertanggungjawaban dari pelaku usaha
yang telah merugikannya. Tetapi apabila pelaku usaha menolak dan/atau tidak
memberikan tanggapan bahkan tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen,
maka konsumen diberikan hak untuk menggugat pelaku usaha dan menyelesaikan
perselisihan yang timbul melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau
dengan cara mengajukan gugatan kepada badan peradilan di tempat kedudukan
konsumen.

Jawaban
Kasus 2

Peserta didik sebagai konsumen pengguna jasa pendidikan, telah peserta


didik sebagai konsumen pengguna jasa pendidikan, telah termasuk dan diatur
dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen sebagai berikut:
“konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

Macam-macam hak konsumen, dalam kasus ini yaitu peserta didik, diatur dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal
4, sebagai berikut:

a. Hak atas kenyamanan, keamanan,dan keselamatan dalam


mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
b. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
c. hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa tersebut.
d. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang/dan atau
jasa yang digunakan.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan,dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.
f. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
g. hak untuk diperlakukan dan dilayani secara nebar dan jujur serta tidak
diskriminatif
h. hak untuk mendapat dispensasi,ganti rugi, dan/atau penggantian
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana semestinya dan
i. hak-hak yang diatur dalam kenentuan peraturan perundang undangan
yang lain.”

Selain itu hak-hak konsumen jasa pendidikan ditetapkan pula dalam Pasal 3
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
sebagai berikut:

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Jawaban
Kasus 3
Sebagai konsekuensi hukum dari pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha,
maka setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang merugikan
konsumen memberikan hak kepada konsumen yang dirugikan atas pengurangan
berat timbangan pada produk makanan dalam kemasan tersebut untuk meminta
pertanggungjawaban dari pelaku usaha yang telah merugikannya. Tetapi apabila
pelaku usaha menolak dan/atau tidak memberikan tanggapan bahkan tidak
memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen, maka konsumen diberikan hak untuk
menggugat pelaku usaha dan menyelesaikan perselisihan yang timbul melalui
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau dengan cara mengajukan gugatan
kepada badan peradilan di tempat kedudukan konsumen.
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
memberikan hak kepada konsumen yang dirugikan untuk mendapat kompensasi
atau ganti rugi atas pemakaian barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh pelaku
usaha. Penuntutan ganti rugi oleh konsumen kepada pelaku usaha dapat dilakukan
secara langsung yaitu dengan meminta pengembalian uang, permintaan perawatan
kesehatan atau pemberian santunan berkaitan dengan barang atau jasa yang
dikonsumsi konsumen.
Pasal 45 ayat (1) junto Pasal 47 Undang-Undang Perlindungan Konsumen,
penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dapat ditempuh dengan dua
cara, yaitu: 1. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian seketika dan 2. Penyelesaian
tuntutan ganti kerugian melaui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Fakta tersebut di samping disebabkan oleh tingkat kesadaran pelaku usaha yang
masih rendah, juga disebabkan masih lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh
pemerintah (instansi yang berwenang). Atas peredaran produk aspal tersebut Roni
meminta tanggung jawab pelaku usaha atas kejadian yang menimpanya tersebut
dimana pertanggu jawaban dari pelaku usaha yang sesuai dengan hukum
perlindungan konsumen maka pelaku usaha sebaikknya melakukan kewajiban
kewajibannya sesuai dengan Pasal 7 UUPK yang menentukan kewajiban-kewajiban
pelaku usaha sebagai berikut :
- Beritikad baik dalam melakukan kegiataan usahanya
- Memberikan informasi yang benar
- Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur
- Menjamin mutu barang dan atau jasa tertentu serta memberikan jaminan dan
atau garansi barang yang dibuat dan atau diperdagangkan
- Memberikan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian apabila barang dan
atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan konsumen tidak sesuai dengan
perjanjian

Sumber Referensi :

Skripsi Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Terkait Penjualan Makanan Dan Minuman Dalam
Kemasan Kadaluwarsa Di Minimarket Kota Padangsidimpuan Oleh Isyah Putri Nasution Universitas
Sumatera Utara

Buku Materi Pokok Hukum Perlindungan Konsumen Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai