Anda di halaman 1dari 5

Nama : Achmad Yustofi

NIM : 206060100111053

PERENCANAAN KUALITAS BETON BERTULANG

Pada perencanaan kualitas ini menggunakan beton dengan mutu K-400, yaitu
kekuatan tekan karakteristik minimum adalah 400 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan
menggunakan kubus beton ukuran 15x15x15 cm. Besarnya nilai slump di lokasi adalah 14
cm-16 cm dan besarnya agregat kasar maksimum adalah 30 mm.

1. BAHAN-BAHAN PEMBUAT BETON

 Agregat halus menggunakan pasir alam


• Agregat kasar menggunakan batu pecah
• Semen menggunakan semen Tiga Roda dari PT Indocement.
• Air menggunakan air yang dapat diminum.
• Additives menggunakan Rheobuild 716.

2. PENGENDALIAN MUTU BAHAN

1. Semen

Untuk semen tidak diadakan pemeriksaan lagi, karena semua ketentuan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah telah dipenuhi oleh pabrik. Oleh karena itu yang terpenting ialah
pada waktu penyimpanan. Di tempat penyimpanan semen, semen disimpan dengan memakai
alas yang terbuat dari papan, sehingga semen tidak berhubungan langsung dengan lantai.

2. Air

Air yang digunakan pada pembuatan beton ialah yang dapat diminum. Yang
dimaksud di sini adalah air yang tidak mengandung minyak, lumpur dan bahan-bahan kimia
yang dapat merusak kekuatan beton. Sebelum digunakan air terlebih dahulu diperiksa di
laboratorium baru kemudian bisa digunakan.
3. Agregat Kasar

Gambar 1 Batas gradasi dalam daerah gradasi agregat kasar

4. Agregat Halus

Gambar 2 Batas Gradasi Dalam Daerah Gradasi Agregat Halus

3. PENGENDALIAN PROPORSI CAMPURAN

Didapat hasil dari mix design K-400, dengan uji kubus 15x15x15 cm, slump on site
14 cm – 16 cm. Maksimum agregat kasar ± 30 mm.
4. PENCAMPURAN BETON

Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat beton ditimbang sesuai dengan mix


design. Kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam mixer dengan urutan sebagai
berikut :

1. Memasukan air kurang lebih 10 % air campuran.


2. Memasukan agregat kasar.
3. Memasukan agregat halus.
4. Memasukan semen.
5. Memasukan air sisa yang kurang lebih 10 % air campuran, karena pada waktu
memasukan bahan-bahan kering air dimasukkan sedikit demi sedikit.
6. Bahan additive dimasukkan di lokasi pembangunan.

5. PENGANGKUTAN BETON

Pengangkutan dikerjakan dengan menggunakan truk mixer dan selama dalam


perjalanan mixer diputar dengan RPM 400. Lama perjalanan dari pabrik ke lokasi
pembangunan kurang lebih 20 menit sedangkan adukan beton harus dicor dalam waktu 1 jam
setelah pengadukan dengan air dimulai, jadi untuk lamanya pengangkutan memenuhi
ketentuan dari PBI’71. Untuk menghindari panas yang tinggi dan penguapan maka
pengangkutan dilaksanakan pada malam hari.

6. PENGADUKAN BETON

Pengadukan dikerjakan dengan memakai mixer dan lamanya pengadukan tergantung


dari kapasitas mixer. Setelah selesai pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan
warna yang merata dan pekerjaan ini diawasi oleh seorang ahli.

7. PENAMBAHAN ADDITIVE

Additive yang digunakan adalah Rheobuild 716 dan penambahan additive dikerjakan
di lokasi. Setelah additive dimasukkan, mixer diputar kembali dengan RPM 2300 selama
kurang lebih 1.5 menit karena syarat pengadukan menurut PBI’71 paling sedikit 1.5 menit.
8. PENGUJIAN BETON

1. Pengujian Slump

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan beton, pada adukan beton dilakukan terlebih
dahulu pengujian slump. Ini dilakukan untuk menjamin agar nilai air-semen tetap sesuai
rencana. Nilai slump yang diambil adalah 14 cm – 16 cm. Setelah diukur dan nilai slump
memenuhi untuk kemudian dibuat benda uji kubus beton.

2. Pembuatan Dan Pemeriksaan Benda Uji

Pada pembangunan rumah susun ini dibuat benda uji dengan ukuran kubus 15x15x15 cm.
Benda uji kubus beton ini dibuat untuk umur 14 jam, untuk umur 4 hari, untuk umur 7 hari,
dan umur beton 28 hari. Di sini diambil sampel benda uji untuk umur 14 jam, karena cetakan
direncanakan akan dibuka bila sudah mencapai waktu 14 jam. Ini dikarenakan pihak
pelaksana menggunakan cetakan kubus di mana cetakan harus dibongkar dalam waktu 14
jam. Untuk mendapatkan mutu beton yang baik, pihak pelaksana merubah Tbk Ijin untuk
umur beton 14 jam dari 13.330% menjadi 25%. Dan untuk mendapatkan kekuatan 25% dari
K-400 ini ditambahkan additives Rhebuild 716.

9. PENGECORAN

Pengecoran ini dilaksanakan pada malam hari. Karena kalau pada siang hari suhu cukup
tinggi dan dikhawatirkan terjadi keretakan akibat dari penguapan dan pengerasan yang terlalu
cepat. Dari truk mixer spesi beton dituangkan dahulu dalam bucked untuk selanjutnya
diangkat dengan menggunakan crane ke tempat yang akan dicor. Pada waktu penuangan
beton ini diusahakan sedekat mungkin dengan tempat yang akan dicor untuk menghindari
tinggi jatuh yang terlalu jauh yang akan menyebabkan segregasi spesi beton. Ini disebabkan
karena bahan-bahan yang terberat dan terbesar akan jatuh ke bawah lebih dahulu, selanjutnya
kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya pasta semen yang akan jatuh dalam cetakan.
Pencampuran sebelumnya yang baik akan terpengaruh dan kualitas beton akan berkurang
bahkan buruk sekali.

10. PEMADATAN

Untuk menghilangkan udara yang terdapat antara dinding dan spesi beton juga di dalam
campuran beton itu sendiri dilakukan pemadatan. Karena kalau tidak dilakukan maka udara
akan membentuk ruang kosong dalam beton. Ruang kosong itu sangat merugikan bagi
kualitas beton, selain kekuatannya berkurang hasil cornya akan buruk dan berongga. Metode
pemadatan yang dilakukan adalah dengan tangan dan jarum penggetar. Metode pemadatan
dengan tangan yaitu dengan cara menusuk-nusuk dengan sepotong kayu atau batang lain.
Sedangkan metoda dengan jarum getar yaitu pemadatan dengan menggunakan alat mekanis
yang disebut jarum penggetar atau vibrator.

11. PERAWATAN BETON

Untuk menjaga supaya permukaan beton tidak retak maka sewaktu beton mengeras perlu
perawatan. Tindakan ini diambil setelah penuangan, agar mendapat situasi pengerasan yang
optimal sehingga menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai