Full
Full
SKRIPSI
Oleh :
Agustina Wira Paribasa
NIM : 028114146
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembimbing
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa di surga atas segala berkat, kekuatan,
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
dari bantuan berbagai pihak dalam hal doa, tenaga, waktu, materi, dukungan,
semangat, kritik dan saran serta bimbingan dan pengarahan. Untuk itu penulis
kepada :
terima kasih atas segala perhatian, dukungan baik moril maupun materil,
doa, cinta dan kasih sayang yang tak pernah berhenti sehingga skripsi ini
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata
Dharma.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bapak Yohanes Dwi Atmaka, M.Si. selaku dosen pembimbing utama yang
5. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah
6. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si. yang telah bersedia meluangkan
8. Dada’ - dada’ku semuanya terima kasih untuk kasih sayang, dukungan dan
doa untukku.
9. Nek babahku tersayang untuk cinta yang tulus dan doa yang terus-
menerus.
10. Sepupu andalan tersayang Tina, Iib, Geo, Tomas, Da’ Maman dan sepupu-
11. Sahabat-sahabatku : Nita, Novi, Mey, Tanti, Kak Onsha, Kak Eny,
Rendeng sekeluarga, Bertha, Hen, Puri, Shanty, Fretty, Meta, Ciput, Kak
Erni, Kak Mery, Kak Veron, Kak Siska, Kak Ochy, Kak Priska, Amoy,
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bang Wanto, Bebe, Bang Joe, Fifi, Linda, Kris, Kak Ken, Kak Beny
13. Seluruh laboran dari lantai satu sampai empat, terutama Mas Wagiran,
Mas Sigit, Mas Sarwanto, Mas Andri dan Mas Otok yang telah banyak
dukungannya.
16. Teman-teman KKN : Lia, Kate, Sari, Sunu, Una’, Mas Agung, Cipluk,
Anggi, Fani terimakasih untuk pelajaran hidup yang berharga, canda tawa
17. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dari awal
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang berguna demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga Tuhan selalu memberkati semua pihak yang telah membantu
Penulis
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kata kunci : potensi antibakteri, daun dandang gendis, E. coli, metode difusi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
INTISARI................................................................................................... ix
ABSTRACT................................................................................................. x
DAFTAR ISI.............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xv
BAB I. PENGANTAR............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
1. Permasalahan.................................................................................... 2
2. Keaslian Penelitian............................................................................ 2
3. Manfaat Penelitian............................................................................. 3
B. Tujuan Penelitian................................................................................... 3
A. Dandang Gendis.................................................................................... 4
1. Keterangan botani............................................................................. 4
2. Deskripsi........................................................................................... 4
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kandungan Kimia............................................................................. 5
B. Penyarian............................................................................................... 6
C. Ekstrak................................................................................................... 8
E Media...................................................................................................... 10
F. Sterilisasi................................................................................................ 10
H. Escherichia coli..................................................................................... 12
I. Antibakteri............................................................................................. 13
J. Keterangan empiris................................................................................. 13
1. Variabel Penelitian........................................................................... 14
2. Definisi Operasional......................................................................... 14
1. Bahan................................................................................................ 15
2. Alat................................................................................................... 16
1. Identifikasi tanaman......................................................................... 16
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Analisis Hasil........................................................................................ 22
A. Identifikasi Tanaman............................................................................. 23
A. Kesimpulan............................................................................................ 35
B. Saran...................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 36
LAMPIRAN............................................................................................... 39
BIOGRAFI PENULIS....................................................................... 56
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
gendis.............................................................................. 20
Tabel II. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
Tabel III. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
Tabel IV. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
Tabel VI. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lindau]............................................................................... 40
Lindau]............................................................................... 41
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Foto Hasil Identifikasi Kualitatif KLT Ekstrak Etanol Daun
Lampiran 11. Foto Hasil Identifikasi Kualitatif KLT Ekstrak Etanol Daun
Lampiran 12. Foto Hasil Identifikasi Kualitatif KLT Ekstrak Etanol Daun
Lampiran 13. Foto Hasil Identifikasi Kualitatif KLT Ekstrak Etanol Daun
Lampiran 14. Foto Hasil Identifikasi Kualitatif KLT Ekstrak Etanol Daun
Lampiran 15. Foto Hasil Identifikasi Kualitatif KLT Ekstrak Etanol Daun
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16. Foto Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Dandang
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
1000 spesies yang sudah diketahui memiliki zat aktif dan 800 spesies sudah
menjadi ramuan dan telah menunjukkan khasiatnya sebagai obat suatu penyakit
(Siswoyo, 2004). Daun dandang gendis berkhasiat sebagai obat diare, disentri,
radang usus, buang air besar berlendir. Kandungan kimia daun dandang gendis
yaitu saponin, polifenol (Anonim, 2005 b), alkaloid, minyak atsiri, terpenoid
sediaan yang digunakan adalah infus dan seduhan daun dandang gendis (Anonim,
2005 c). Penyari yang digunakan pada infus dan seduhan adalah air. Air
dipertimbangkan sebagai penyari karena murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak
mudah menguap dan tidak mudah terbakar, tidak beracun dan alamiah, tetapi
penggunaan air sebagai penyari juga ada kerugiannya yaitu tidak selektif, sari
dapat ditumbuhi kapang dan kuman serta cepat rusak dan untuk pengeringan
dibutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu sediaan dalam penelitian ini dibuat
dalam bentuk ekstrak etanol daun dandang gendis. Etanol dipilih sebagai penyari
untuk mendapatkan zat aktif yang terlarut dalam pelarut polar khususnya saponin,
senyawa fenol, flavonoid. Selain itu etanol juga lebih selektif, kapang dan kuman
sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, tidak beracun, netral, etanol dapat
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bercampur dengan air dalam segala perbandingan dan panas yang dibutuhkan
Salah satu khasiat dari daun dandang gendis yaitu sebagai obat diare.
Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak penderitanya, khususnya
di negara berkembang dengan insiden dan mortalitas yang tinggi. Penyebab diare
yang terbanyak karena infeksi bakteri Escherichia coli. Pengobatan diare dengan
dengan antibiotika (Anonim, 1999). Oleh karena itu dalam penelitian ini
daun dandang gendis terutama sebagai obat diare yang disebabkan bakteri, maka
1. Permasalahan
2. Keaslian penelitian
potensi antibakteri ekstrak etanol daun dandang gendis terhadap E. coli belum
pernah dilakukan. Penelitian yang sudah pernah dilakukan yaitu tentang isolasi
terpenoid dari daun Clinacanthus nutans (Suharty, 2004) yang juga menguji
potensi antibakteri daun dandang gendis terhadap E. coli. Pada penelitian tersebut,
ekstrak n-heksan setelah dimurnikan didapat senyawa putih amorf yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Memberi informasi yang berguna bagi ilmu kefarmasian dalam hal penemuan
b. Manfaat praktis
B. Tujuan Penelitian
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Dandang gendis
1. Keterangan botani
dikenal dengan nama gendis dan di daerah Sunda dikenal dengan nama Ki tajam
(Anonim, 2006 a). Di Thailand dikenal dengan nama Payayor atau Phaya Yo
2. Deskripsi
tinggi lebih kurang 2,5 m. Batang berkayu, tegak, beruas, dan berwarna hijau.
Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 cm, lebar 4-6 mm,
bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun
dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna
merah muda. Buah kotak, bulat memanjang berwarna coklat. Biji kecil, berwarna
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Kandungan kimia
(1998), daun dandang gendis mengandung alkaloid, saponin, dan minyak atsiri.
Bagian dari tumbuhan ini yang berkhasiat sebagai obat adalah daun dan
bunga. Daun digunakan sebagai obat entritis atau radang usus. Daun dandang
gendis juga berkhasiat sebagai peluruh air seni (Syamsuhidayat, 1991). Di daerah
Surakarta dan Yogyakarta, daun dari tumbuhan ini didapat dalam perdagangan
obat-obatan sebagai obat terhadap buang air berlendir (Heyne, 1950). Daun
dandang gendis mempunyai sifat khas rasa pahit dan bau aromatis berkhasiat
sebagai obat disentri dan kencing manis (Anonim, 2005 c). Di Thailand
digunakan sebagai obat antiherpes (Anonim, 2005 a). Menurut Anonim (2005 b),
B. Penyarian
Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan
yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Faktor yang mempengaruhi kecepatan
penyarian adalah kecepatan difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas
antara cairan penyari dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Zat aktif yang
cairan penyari dan cara penyarian yang tepat (Anonim, 1986). Faktor utama untuk
bekerja dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, aman dan ramah lingkungan
1. Infundasi
suhu 90oC selama 15 menit) yang umumnya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati (Anonim, 1986).
2. Maserasi
cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel,
maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel
(Anonim,1986).
3. Perkolasi
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi
adalah sebagai berikut : serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke
bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel
yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh
kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi daya kapiler yang
(Anonim, 1986)
digunakan untuk menyari disebut cairan penyari atau menstrum, larutan aktif yang
keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat, sedangkan sisa setelah
4. Penyarian berkesinambungan
Prinsip kerjanya yaitu cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia
diisikan pada tabung dari kertas saring atau tabung yang berlubang-lubang dari
gelas, baja tahan karat atau bahan lain yang cocok. Cairan penyari dipanaskan
hingga mendidih. Uap penyari akan naik ke atas melalui serbuk simplisia. Uap
melalui serbuk simplisia sambil melarutkan zat aktifnya dan kembali ke labu.
Cairan akan menguap kembali berulang proses seperti di atas (Anonim, 1986).
C. Ekstrak
komponen kimia suatu simplisia yang larut dalam pelarut yang digunakan. Cairan
pelarut dalam proses pembuatan ekstrak dipilih pelarut yang baik (optimal) dapat
cairan apa yang diperbolehkan dan mana yang dilarang. Pelarut yang
penyari karena lebih selektif; kapang, khamir dan kuman lebih sulit tumbuh dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
etanol 20% keatas; dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan;
pada pembagian campuran senyawa-senyawa dalam 2 fase, fase gerak dan fase
diam. Bahan penyerap disebut juga fase diam, fase stasioner atau fase tak
bergerak sebab bahan ini memang tetap tinggal diam selama proses kromatografi,
fase diam yang hendak digunakan untuk KLT adalah silika gel, alumina, selulosa
dan lain-lain. Fase gerak adalah media angkut yang terdiri dari satu atau beberapa
macam pelarut dari polar sampai non polar, misal : air, metanol, etanol, aseton,
etil setat, dietil eter, kloroform, atau beberapa campuran (Stahl, 1985).
dikerjakan dengan pereaksi kimia dan reaksi warna, tetapi lazimnya untuk
perbandingan antara jarak titik pusat bercak dari titik awal dengan jarak garis
depan dari titik awal. Harga Rf berkisar 0.00 dan 1.00 dan hanya dapat ditentukan
10
E. Media
serta ion organik esensial dan kebutuhan lain seperti vitamin dan asam amino.
Selain itu media juga harus mempunyai suhu dan pH yang sesuai untuk
steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan (Unus,
1985).
F. Sterilisasi
harus dalam keadaan steril. Artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak
ada, sehingga bila ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
11
1. Metode difusi
dari titik awal pemberian ke daerah difusi (Jawetz, Melnick, Adelberg, 1991).
Kapas lidi steril dicelupkan dalam suspensi bakteri atau jamur yang
konsentrasi 108 CFU/ml, lalu ditekankan pada dinding tabung hingga kapasnya
tidak terlalu basah. Kemudian kapas lidi ditekankan pada permukaan media rata.
Pada permukaan media diletakkan kertas cakram atau disk yang mengandung
larutan antimikroba dan diinkubasikan pada suhu 37oC selama 18-24 jam (Edber,
1986).
b. Cara sumuran
Pada agar yang telah ditanami mikroba, dibuat sumuran dengan garis
tengah tertentu. Dan ke dalam sumuran diberi larutan uji dan diinkubasikan pada
agar pada suhu 45o sampai 50oC, dicampur sampai homogen didalam petri steril
dengan teknik aseptis kemudian dibiarkan membeku dan diinkubasi (Atlas, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Metode dilusi
mencari Kadar Hambat Minimal (KHM) yaitu konsentrasi terendah yang dapat
konsentrasi terendah yang dapat membunuh mikroba (Anonim, 1993). Pada dilusi
media cair kemudian diamati pertumbuhan mikroba uji yang tampak berdasarkan
H. Escherichia coli
ukuran 0,5 µm x 3,0 µm gram negatif, bergerak atau tidak bergerak (Salle, 1961).
E. coli adalah bakteri yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia
sebagai flora normal. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana
Tumbuh optimal pada suhu 37oC, membentuk koloni bulat konveks, halus
13
I. Antibakteri
merugikan manusia. Obat ini harus bersifat sangat toksik untuk bakteri, namun
relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat toksik selektif yang absolut belum atau
J. Keterangan empiris
gendis berkhasiat untuk mengobati diare dan disentri. Kandungan kimia daun
dandang gendis yang diduga memiliki potensi antibakteri adalah senyawa fenolik,
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Variabel penelitian
Agar), waktu inkubasi 24 jam, suhu inkubasi 37oC, kepadatan suspensi bakteri
uji setara dengan larutan standar Mc Farland II (6.108 CFU/ml), umur tanaman
2. Definisi operasional
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Ekstrak etanol daun dandang gendis adalah ekstrak yang diperoleh dengan
c. Metode difusi merupakan metode difusi dengan cara sumuran yaitu pada agar
yang telah ditanami bakteri, dibuat sumuran. Ke dalam sumuran diberi larutan
d. Zona hambat adalah zona jernih yang tidak dijumpai pertumbuhan bakteri uji
E. coli dan zona yang masih terdapat bakteri uji E. coli dalam jumlah yang
sedikit.
e. Daun dandang gendis diambil dari tanaman dandang gendis berumur 2 tahun
yang diperoleh dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
1. Bahan
a. Daun dandang gendis diperoleh dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas
disk, ampisilin (Indo Farma), DMSO, aquadest steril, Silica Gel GF 254 (E.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Merck), kloroform, metanol, butanol, asam asetat glasial, etil asetat, toluen,
uap amoniak, ekstrak etanol buah Lerak (Sapindi rarak Fructus), ekstrak
etanol Liquiritiae Radix, timol p.a (Merck), rutin p.a (Merck), skopolamin p.a
(Merck).
2. Alat
Perkolator, corong pisah (Pyrex), Beaker glass, cawan petri, tabung reaksi,
Erlenmeyer, flakon, pipet volume (Pyrex), jarum ose, sumuran no. 3, spreader,
ALP co, Lt, Hamurashi Tokyo, Japan), plat KLT, anisaldehid asam sulfat, lampu
penyerbuk (Retsch bv), oven (Memmert, Germany), Rotary evaporator (Janke &
1. Identifikasi tanaman
dandang gendis dengan gambar tanaman dandang gendis yang tertera pada
17
Daun dandang gendis didapat dari kebun tanaman obat Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada saat panen diambil daun yang telah
tua dan dipilih daun yang telah membuka sempurna dan terletak dibagian cabang
atau batang yang menerima sinar matahari sempurna. Daun dandang gendis yang
telah dikumpulkan dicuci bersih, kemudian diletakkan pada nampan dan diangin-
anginkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 45οC sampai kering dengan ciri
daun mudah dipatahkan menggunakan tangan, setelah itu daun diserbuk dan
selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan
ujung perkolator disumbat dengan kapas dan kertas saring. Diatas perkolator
dipasang corong pisah untuk cairan penyari. Kran perkolator dibuka sampai cairan
18
Hasil yang diperoleh ditimbang dan disimpan pada botol gelas dalam eksikator.
Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254. Fase gerak yang
digunakan adalah kloroform, metanol (95 : 5) yaitu fase gerak yang digunakan
pembanding yaitu ekstrak buah lerak ditotolkan pada lempeng KLT menggunakan
pengelusian lempeng dengan jarak rambat 10 cm. Setelah elusi selesai, bercak
dideteksi dengan pereaksi anisaldehid - asam sulfat dan diamati secara visibel.
Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 dan fase gerak yang
lempeng KLT, kemudian dielusi pada batas tertentu (10 cm). Setelah itu dideteksi
dibawah sinar UV 254 nm dan UV 365 nm, kemudian dideteksi dengan pereaksi
19
akan tampak coklat atau orange. Harga Rf pembanding juga dibandingkan dengan
harga Rf sampel.
Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF 254 dan fase gerak yang
digunakan yaitu timol. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng KLT,
kemudian dielusi pada batas tertentu (10 cm) dan dikeringkan. Deteksi dilakukan
bercak pada sinar UV 254 nm. Deteksi dengan pereaksi semprot FeCl3 akan
memberikan warna merah hitam, merah coklat, biru, merah muda dampai hijau
Fase diam yang digunakan silika gel GF 254 dan fase gerak yang
digunakan yaitu toluen, etil asetat (93:7). Pembanding yang digunakan yaitu
ekstrak etanol Liquiritae Radix. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng
KLT kemudian dielusi pada batas tertentu (10 cm). Setelah itu dideteksi dengan
sinar UV 254 nm, sinar UV 365 nm dan dengan pereaksi semprot vanilin-asam
sulfat dan dipanaskan pada suhu 100oC selama 10 menit. Pada sinar UV 254 nm
20
Rf bercak sampel.
Fase diam yang digunakan yaitu selulosa dan fase gerak yang digunakan
adalah butanol, asam asetat glasial, air (4:1:5). Pembanding yang digunakan
adalah rutin. Sampel dan pembanding ditotolkan pada lempeng KLT kemudian
dielusi pada batas tertentu (10 cm). Setelah itu dideteksi dengan UV 254 nm, bila
lembayung tua (ungu tua). Deteksi dengan uap amonia akan menghasilkan warna
20 0.20 1
40 0,40 1
60 0,60 1
80 0,80 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(125mg/5ml)
agar dalam Erlenmeyer steril lalu digoyang agar homogen. Media yang telah
berisi bakteri kemudian dituang dalam petri steril lalu digoyang kembali supaya
homogen.
dilakukan dengan metode difusi secara sumuran. Ke dalam media padat yang
telah berisi bakteri dibuat sumuran berdiameter 6 mm. Setelah itu, ditetesi dengan
seri konsentrasi senyawa uji sebanyak 20 µl, sebagai kontrol positif digunakan
lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Diukur diameter zona hambatnya
22
E. Analisis Hasil
Analisis hasil dilakukan secara deskriptif. Potensi antibakteri ekstrak etanol daun
BAB IV
A. Identifikasi Tanaman
Yogyakarta menurut acuan Anonim (2006 a) dan Anonim (2006 b). Dari hasil
gendis yang digunakan dalam penelitian ini diketahui memiliki nama ilmiah
Yogyakarta yang berumur sekitar 2 tahun. Pada saat panen diambil daun yang
telah tua dan dipilih daun yang telah membuka sempurna dan terletak dibagian
cabang atau batang yang menerima sinar matahari sempurna hal ini dimaksudkan
agar kandungan senyawa aktif dari daun dandang gendis dalam jumlah yang
terbesar. Daun dandang gendis yang telah dikumpulkan dicuci bersih. Pencucian
dilakukan dengan air mengalir untuk menghilangkan pengotor yang melekat pada
daun dandang gendis. Setelah bersih, daun diletakkan pada nampan dan diangin-
anginkan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 45οC karena dengan oven
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bahan tidak mudah rusak, sehingga
dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
dapat dicegah. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat
tertentu dalam sel masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah
untuk memperkecil ukuran partikel sehingga luas permukaan yang kontak dengan
pelarut semakin besar, dengan demikian dalam proses penyarian kandungan zat
penyerbuk (Retsch bv) dan diayak menggunakan ayakan dengan nomor mesh
12/50. Tujuan dari pengayakan untuk memperoleh derajat kehalusan serbuk yang
Pada uji indeks buih diperoleh buih yang mantap dengan tinggi buih 1,8
cm setelah dibiarkan selama 10 menit dan buih tidak hilang pada penambahan 1
tetes asam klorida 2 N. Hal tersebut menunjukkan bahwa daun dandang gendis
mengandung saponin. Hasil uji indeks buih yang diperoleh tersebut sudah sesuai
dengan Anonim (1995). Terbentuknya buih disebabkan oleh sifat saponin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dengan adanya air, gugus hidrofil akan berikatan dengan air sedangkan gugus
lipofil akan menjauhi air. Hal ini mengakibatkan penurunan tegangan permukaan
adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui
serbuk yang telah dibasahi. Sebelum dilakukan perkolasi serbuk perlu dibasahi
terlebih dahulu agar penyarian dapat berjalan dengan baik, maka udara yang
terdapat dalam pori-pori harus dihilangkan dan diganti dengan cairan penyari.
simplisia sehingga seluruh sel serbuk mengembang dan cairan penyari dapat
dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel – sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.
Selain itu, ruangan diantara butir – butir serbuk membentuk saluran tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan
cepat.
dengan cairan penyari semakin luas, sehingga semakin halus serbuk semakin baik
penyariannya. Derajat halus serbuk daun dandang gendis mengikuti derajat halus
serbuk simplisia yaitu 4/18. Derajat halus serbuk dinyatakan dengan nomor
panjang kawat.
menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54 cm. Ayakan yang seharunya digunakan
adalah pengayak 10/45 yaitu hasil konversi 4/18 dikalikan 2,54 cm, tetapi karena
keterbatasan alat maka digunakan pengayak dengan nomor mesh 12/50. Serbuk
dibandingkan jika menggunakan pengayak 10/45. Serbuk yang terlalu halus dapat
sehingga cairan penyari tidak dapat turun melalui serbuk disebabkan ruang antar
sel berkurang. Selain itu serbuk yang terlalu halus juga dapat melalui penyaring
27
partikel halus tadi. Penyarian serbuk daun dandang gendis berjalan dengan lancar
pelarut yang digunakan sedikit. Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF
254 sedangkan fase gerak yang digunakan adalah kloroform, metanol (95 : 5)
yaitu fase gerak yang digunakan untuk mengidentifikasi saponin. Ekstrak etanol
daun dandang gendis dan pembanding yaitu ekstrak etanol buah lerak ditotolkan
pada lempeng KLT menggunakan pipa kapiler berukuran 5µl dengan konsentrasi
jenuh akan uap dari fase gerak. Tujuan penjenuhan bejana adalah agar perambatan
anisaldehid asam sulfat kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 110οC
28
Tabel II. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
untuk pemeriksaan saponin dengan metode KLT
Bercak No Deteksi
Anisaldehid asam sulfat
Rf Warna
Sampel 1 0,10 Ungu Kehitaman
2 0,15 Coklat
3 0,20 Ungu
4 0,26 Hijau
5 0,45 Ungu Kehitaman
6 0,64 Kuning Kecoklatan
7 0,75 Merah Kecoklatan
8 0,80 Hijau
Pembanding 1 0,10 Hitam
2 0,20 Hitam
3 0,45 Ungu Kehitaman
4 0,60 Kuning Kehitaman
berwarna biru sampai biru violet dan beberapa waktu akan menjadi kuning.
Berdasarkan hasil uji KLT yang dilakukan setelah disemprot anisaldehid asam
sulfat muncul bercak ungu kehitaman pada sampel uji maupun pembanding
dengan harga Rf 0,45. Hasil tersebut menunjukkan adanya saponin dalam daun
Pada deteksi senyawa alkaloid digunakan fase diam silika gel GF 254
yang bersifat polar dan fase gerak etil asetat, metanol, air, (70:20:10) yang
29
pembanding. Pada UV 365 nm terjadi fluoresensi kuning pada sampel tetapi tidak
pada pembanding. Menurut Wagner, Bladt, and Zgainski (1984) dengan pereaksi
semprot Dragendorff, alkaloid akan memberikan warna bercak coklat atau orange.
Setelah disemprot dengan pereaksi Dragendorff pada uji KLT ini diperoleh warna
bercak orange kemerahan pada sampel dan pembanding dengan harga Rf sampel
0,10 dan harga Rf pembanding 0,53. Dari hasil uji kualitatif dengan KLT diduga
Tabel III. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
untuk pemeriksaan alkaloid dengan metode KLT
Bercak No Deteksi
UV 254 UV 365 Dragendorff
Rf Warna Rf Warna Rf Warna
bercak bercak bercak
Sampel 1 0,10 Meredam 0,10 Fluoresen 0,10 Orange
si kuning keme
rahan
2 0,90 Hijau 0,90 Ungu tua 0,90 Kuning
Pembanding 0,53 Meredam - - 0,53 Orange
Skopolamin keme
rahan
Pada uji kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis untuk pemeriksaan
senyawa fenolik, dilakukan deteksi pada sinar UV 254 nm dan dengan pereaksi
semprot FeCl3. Pada sinar UV254 nm terjadi pemadaman bercak baik pada
sampel maupun pembanding dengan harga Rf yang sama yaitu 0,80. Senyawa
fenolik dapat dideteksi dengan pereaksi semprot FeCl3. Setelah disemprot dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
FeCl3 senyawa fenolik akan memberikan warna merah hitam, merah coklat, biru,
merah muda sampai hijau kebiruan. Dari uji yang dilakukan setelah disemprot
dengan harga Rf 0,80 (Lampiran 8, lampiran 9). Dari hasil yang diperoleh sampel
Tabel IV. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
untuk pemeriksaan senyawa fenolik dengan metode KLT
Bercak No Deteksi
UV 254 FeCl3
Rf Warna bercak Rf Warna bercak
Pada uji kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis untuk pemeriksaan
terpenoid, dilakukan deteksi pada sinar UV 254 nm,UV 365 nm dan dengan
pemadaman bercak untuk bercak nomor 1, 2 dan 3 pada sampel dengan harga Rf
0,15 untuk bercak nomor 1, 0,34 untuk bercak nomor 2 dan 0,72 untuk bercak
bercak. Pada sinar UV 365 nm terdapat 3 bercak pada sampel yaitu bercak nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1 dengan harga Rf 0,15 dan warna bercak merah, bercak nomor 2 dengan harga
Rf 0,34 dan warna bercak ungu, bercak nomor 3 dengan harga Rf 0,72 dan warna
bercak ungu. Sedangkan untuk pembanding terdapat 8 bercak dan semua bercak
berfluoresensi.
100oC selama 10 menit, pada sampel terdapat 5 bercak yaitu bercak nomor 1
dengan harga Rf 0,15 dengan warna bercak abu-abu, bercak nomor 2 dengan
harga Rf 0,34 dengan warna bercak abu-abu, bercak nomor 3 dengan harga Rf
0,40 dengan warna bercak abu-abu kecoklatan, bercak nomor 4 dengan harga Rf
0,60 dengan warna bercak biru-abu-abu dan bercak nomor 5 dengan harga Rf 0,73
yaitu bercak nomor 1 dengan harga Rf 0,18 dengan warna bercak merah
kehitaman, bercak nomor 2 dengan harga Rf 0,34 dengan warna bercak merah,
bercak nomor 3 dengan harga Rf 0,42 dengan warna bercak merah, bercak nomor
4 dengan harga Rf 0,52 dengan warna bercak ungu, bercak nomor 5 dengan harga
Rf 0,62 dengan warna bercak biru abu-abu bercak nomor 6 dengan harga Rf 0,73
dengan warna bercak merah, bercak nomor 7 dengan harga Rf 0,85 dengan warna
bercak orange, bercak nomor 8 dengan harga Rf 0,95 dengan warna bercak
merah.
Dari hasil uji KLT untuk pemeriksaan terpenoid diduga ekstrak etanol
vanilin-asam sulfat, pada bercak nomor 5 untuk pembanding dan bercak nomor 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
untuk sampel yang memiliki warna bercak yang sama dan harga Rf yang hampir
sama.
nm dan dengan uap amoniak. Pada sinar UV 254 nm diperoleh warna bercak hijau
kekuningan baik pada sampel maupun pembanding dengan harga Rf sampel 0,95
dan harga Rf pembanding 0,68. Pada sinar UV 365 nm, pada sampel terdapat 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bercak yaitu bercak nomor 1 dengan harga Rf 0,37 dengan bercak berfluoresensi,
nomor 3 dengan harga Rf 0,74 dengan bercak berfluoresensi dan bercak nomor 4
dengan harga Rf 0,95 dengan warna bercak lembayung tua (ungu tua). Setelah
harga Rf pembanding 0,68 dan harga Rf sampel 0,95. Berdasarkan hasil yang
Tabel VI. Hasil identifikasi kualitatif ekstrak etanol daun dandang gendis
untuk pemeriksaan flavonoid dengan metode KLT
Bercak No Deteksi
UV 254 UV 365 Uap amoniak
Rf Warna Rf Warna Rf Warna
bercak bercak bercak
Sampel 1 - - 0,37 Berfluore - -
sensi
2 - - 0,60 Berfluore - -
sensi
3 - - 0,74 Berfluore - -
sensi
4 0,95 Hijau 0,95 Ungu tua 0,95 Kuning
kekuningan
Pembanding 0,68 Hijau 0,68 Ungu tua 0,68 Kuning
Rutin kekuningan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
metode sumuran. Prinsip metode difusi yaitu senyawa uji ditempatkan dalam
media padat yang telah diinokulasi bakteri uji. Senyawa uji akan berdifusi ke
dalam media dan menghambat pertumbuhan bakteri uji. Sumuran yang dibuat
berdiameter 6 mm, konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan 20%, 40%, 60%,
80% b/v dengan pelarut DMSO. Kontrol negatif yang digunakan yaitu DMSO dan
dalam ekstrak dapat berdifusi ke dalam media agar. Ampisilin dipilih sebagai
dalam sumuran adalah 20 µl. Setelah diinkubasi selama 24 jam, hasil yang
menunjukkan adanya zona jernih disekitar sumuran dengan diameter yang sama
disetiap replikasi yaitu 2,6 cm sedangkan semua variasi konsentrasi ekstrak tidak
menunjukkan adanya zona hambat. Hal ini berarti tidak menunjukkan adanya
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 6-7, 16-17, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Atlas, M., R., Principles of Microbiology, second edition, 68-69, Wm. C. Brown
Publisher, USA.
Diantini, W, N, 2003, Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Dandang Gendis
[Clinacanthus Nutans (Burm. f.) Lindau] pada Artemia salina Leach,
Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata drama, Yogyakarta.
Edber, S.,C., 1986, Antibiotik dan Infeksi, 15-20, Penerbit EGC, Jakarta.
Heyne, K., 1950, De Nuttige Planten van Indonesie, Jilid I, diterjemahkan oleh
Badan Litbang Kehutanan, 17, 59, Penerbit Yayasan Sarana Wanajaya,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Karsinah, M, Lucky H., Suharto dan W, Mardiastuti H., 1994, Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran, edisi revisi, 163-164, Binarupa Aksara, Jakarta.
Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S., 1988, Elements of Microbiology, 873, 949
diterjemahkan oleh Ratna Sri Hadioetomo, UI Press, Jakarta.
Robinson, T., 1991, Kandungan Organik Tumbuhan, 71-78, 156-158, ITB Press,
Bandung.
Salle, A.J., 1961, Fundamental Principles of Bacteriology, 5th Ed, 719, 738,
McGraw Hill Book Company Inc, New York.
Sidik dan Mudahan, H., 2000, Prosiding Seminar Perhipba Pemanfaatan Bahan
Obat Alami III, 12-14, Penerbit Fakultas Farmasi UNTAG 1945, Jakarta.
Stahl, E., 1985, Drug Analysis by Chromatography and Microscopy, 4, 6, 13, 17,
Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Sudiro, ITB, Bandung.
Sulistia, G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Bagian Farmakologi, 571-
583, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
38
Wagner, H., Bladt, S., and Zgainski, M., E., 1984, Plant Drug Analysis : A Thin
Layer Chromatography Atlas translated by Th A Scott, 54, 74, 94, 108, 146-
147, 164-165, 196-197, 208, 225-228, Springer-Verlag, New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
40
Lindau]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
42
43
nm
44
nm
45
46
UV 254 nm
47
48
Lampiran 10. Foto hasil identifikasi kualitatif KLT ekstrak etanol daun
nm
49
Lampiran 11. Foto hasil identifikasi kualitatif KLT ekstrak etanol daun
nm
50
Lampiran 12. Foto hasil identifikasi kualitatif KLT ekstrak etanol daun
51
Lampiran 13. Foto hasil identifikasi kualitatif KLT ekstrak etanol daun
nm
52
Lampiran 14. Foto hasil identifikasi kualitatif KLT ekstrak etanol daun
nm
53
Lampiran 15. Foto hasil identifikasi kualitatif KLT ekstrak etanol daun
54
Lampiran 16. Foto Uji Potensi Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Dandang
Keterangan :
55
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI