Anda di halaman 1dari 149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR


(Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Cicilia Maryani

NIM : 091434017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK JARAK TINTIR


(Jatropha multifida L.) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Cicilia Maryani

NIM : 091434017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur kepada
Yesus Kristus, Bunda Maria Untuk Limpahan
KasihNya Yang Tiada Henti, Memberikan
Kemurahan Bagiku Untuk Kesempatan
Menyelesaikan Kuliah Ini.

Dengan Penuh Syukur Kupersembahkan Buah Usaha Ini Untuk....

Kedua Orang Tuaku

Adikku

Dan

Orang Terkasih slalu mendampingi di saat senang dan susah.

Sahabatku dan Almamaterku.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Ad Maiorem Dei Gloriam

Seorang sahabat menaruh kasih


setiap waktu dan menjadi seorang
saudara dalam kesukaran. Amsal
17:7

“Be A Leader Not Follower”

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri dari ekstrak daun


dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida) terhadap pertumbuhan S. aureus secara
in vitro. Luka yang berdarah dapat menyebabkan infeksi oleh S. Aureus. Daun
dan getah Jarak Tintir memiliki potensi sebagai obat tradisional untuk
menyembuhkan luka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas
antibakteri ekstrak daun dan getah Jarak Tintir terhadap pertumbuhan S. Aureus
dan nilai Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Aktivitas antibakteri dilihat
dari terbentuknya zona hambat pada perlakuan. Metode yang digunakan untuk uji
aktivitas antibakteri yaitu metode Kirby-Bauer. Metode yang digunakan untuk uji
MIC adalah metode dilusi padat. Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali
pengulangan. Konsentrasi ekstrak daun dan getah yang digunakan adalah 5%,
10%, 25%, 50%, dan 100%. Kontrol positif digunakan povidone iodine 10%.
Terdapat aktivitas antibakteri pada ekstrak daun dan getah yang ditunjukkan dari
terbentuknya zona bening di sekitar paper disc. Diameter zona hambat terkecil
pada ekstrak daun adalah konsentrasi 5% diameter 4 mm, sedangkan pada getah
10% diameter 2,33. Diameter terbesar pada ekstrak daun dan getah pada
konsentrasi 100% dengan diameter berturut-turut 7,67 mm dan 20,33 mm. Tidak
terdapat perbedaan signifikan antara ekstrak daun dan getah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri. Nilai Minimum Inhibitory Concentration tidak didapatkan
karena konsentrasi terlalu rendah dan getah tidak tercampur rata dengan media
kultur. Nilai Minimum Bactericidal Concentration tidak ditemukan karena
aktivitas antibakteri hanya bersifat bakteriostatik atau hanya bersifat menghambat.

Kata-kata kunci : Antibakteri, Jarak Tintir (Jatropha multifida), S. Aureus.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

An antibacterial activity research of extract leaves and saps Tintir


(Jatropha multifida) on Staphylococcus aureus with in vitro was carried out.
Wounds that bleed can make innfection disesase by S. Aureus. The potential of
leave ang saps as a traditional medicine that usually used for heal the wounds.
This research aimed to know about antibacterial activities of leave extract and
saps Jarak Tintir towards growing of S. Aureus and minimun inhibitory
concentration (MIC). Antibacterial activity looks from inbition zone formation.
The method used in this research of activity of antibaceterial is Kirby-Baur
method. The Method that used for MIC is solid dilution method. In this research
conducted three times repetition. The concentration of leaves extract and saps
used in this research ranges from 5%, 10%, 25%, 50%, dan 100%. Positive
control used povidone iodine 10%. The presence of antibacterial activity in the
leaves extract and sap are shown of the clear zone around the paper disc.
Inhibition zone diameter of the smallest in leaves extract is 5% and the diameter
is 4 mm then in the sap is 10% and 2,33mm. The largest diameter in 100% ,
leaves extract 7,67 mm and sap 20,33 mm. Minimum Inhibitory Concentration
value is not obtained because the concentration used is too low and sap is not
blended with the medium culture. Minimum Bactericidal Concentration value is
not founded because the antibacterial activity just have a bacteriostatic or only be
inhibited.

Keywords : antibacterial, Jarak Tintir (Jatropha multifida), S. Aureus.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, kasih dan

perlindungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar berkat doa, bimbingan, dorongan,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, koreksi, dukungan dan motivasi

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi dengan

lancar.

2. Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan

Biologi.

3. Dosen penguji skripsi yang telah memberikan kritik, saran dan masukan

kepada penulis.

4. Para dosen Pendidikan Biologi (Bu Nana, Bu Luisa, Pak Kristio, Romo

Sunu,Pak Tardhi, Bu Maslichah, Pak Tri) yang dengan sabar dan telaten

membimbing dan memberikan banyak pengetahuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik dan lancar.

5. Ibu Maria yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian, memberikan

dukungan dan saran yang membangun.

6. Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, atas ijin yang diberikan sehingga peneliti bisa melakukan

penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Kepada kedua orang tuaku Bapakku Florentinus Sukarno Sri Hadiwiyono,

Mamakku Fransicanes Ngatiyem dan Adikku Yohanes Sigit Laksono.

Terimakasih atas doa dan cinta yang tiada henti, dukungan moril dan materiil

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah.

8. Kepada teman-temanku angkatan 2009 yang selalu memberi warna dalam

kehidupan sehari-hari dan berbagi pengalaman bersama. Kepada Ruth lana

Monika as Mamiku, Riris, Duyung, Wiwik, Indri, Siska, Yuni, Yani, Rere,

Bundo, Rambu, Mb Triel, Junot, mb kristin, Ryka Nana, Jarot, Wisnu, Mas

Kris, Widi, Leo, Rio, Bang Eran, dan teman lain yang belum bisa disebutkan.

Terimakasih atas diinamika yang telah kita lalui.

9. Mas Vincensius Didin Maman yang selalu memberikan motivasi dan

dorongan moril dan materiil. Mas Dwi yang memberikan dukungan moril dan

materiil.

10. Terimakasih untuk teman indri dan febri farmasi, Mika, Krista, Ririn (teman

satu atap) , terimakasih untuk adik-adikku Nina, Dheni, Natri, Dikta Serta Mas

Agus Laboran.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih

telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun untuk penulisan skripsi ini. Penulis

berharap semoga karya yang jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi

banyak masyarakat.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis,

Cicilia Maryani

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK................... vii

ABSTRAK.............................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................ xi

KATA PENGANTAR ............................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Batasan Masalah ................................................................................. 6

D. Tujuan ................................................................................................. 6

E. Manfaat ............................................................................................... 7

F. Hipotesis .............................................................................................. 7

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Antibakteri ................................................................................. 8

B. Deskripsi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) ........ 10

1. Klasifikasi ............................................................................ 10

2. Morfologi dan Fisiologi ....................................................... 11

3. Habitat................................................................................. 12

4. Manfaat ............................................................................... 13

5. Kandungan Metabolit Sekunder ........................................ 14

6. Aktivitas Antibakteri .......................................................... 15

C. Deskripsi Staphylococcus aureus ............................................... 16

1. Klasifikasi ............................................................................ 16

2. Morfologi dan Fisiologi ....................................................... 16

3. Habitat................................................................................. 18

4. Penyakit ............................................................................... 19

D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 23

B. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................... 23

C. Definisi Operasional .................................................................. 23

D. Desain Penelitian........................................................................ 24

1. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri ............................. 24

2. Metode Pengujian MIC (Minimum Inhibitory

Concentration)dan MBC (Minimum Bactericidal

Concentration)....................................................................... 25

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration) ... 26

b. Pengujian MBC (Minimum Bactericidal Concentration)26

E. Variabel Penelitian .................................................................... 26

F. Populasi dan Sampel .................................................................. 27

G. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 27

H. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 27

I. Langkah-langkah Penelitian ..................................................... 29

1. Tahap Persiapan ................................................................... 29

2. Tahap Pelaksanaan ............................................................... 30

a. Sterilisasi ........................................................................... 30

b. Ekstraksi Daun dan Penyulingan Getah.......................... 30

1) Ekstraksi Daun ............................................................. 30

2) Penyulingan Getah ....................................................... 32

c. Pembuatan Media Kultur Bakteri ................................... 32

3. Tahap Perlakuan ................................................................... 33

a. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Metode Difusi Agar

Kirby-Bauer ....................................................................... 33

b. Pengujian MIC atau KHM ............................................... 34

c. Pengujian MBC atau KBM .............................................. 35

J. Analisis Data .............................................................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 37

1. Identifikasi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L) .. 37

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L)

................................................................................................ 37

a. Ekstrak Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L)........ 37

b. Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L)..................... 38

3. Pertumbuhan Staphylococcus aureus ................................... 38

4. Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak Daun dan Getah Jarak

Tintir (JatrophamultifidaL.) Terhadap Pertumbuhan

Staphylococcus aureus ........................................................... 39

5. Nilai Kadar Hambat Minimal (MIC/Minimum Inhibitory

Concetration) ......................................................................... 42

B. Pembahasan ............................................................................... 46

1. Aktivitas Ekstrak Daun (JatrophamultifidaL.) Terhadap

Pertumbuhan Staphylococcus aureus .................................. 46

2. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Ekstrak Daun..... 49

3. Aktivitas Getah Jarak Tintir (JatrophamultifidaL.) Terhadap

Pertumbuhan Staphylococcus aureus ................................. 50

4. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Getah ............... 53

C. Kaitan Antara Hasil Penelitian dan Pendidikan........................55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 56

B. Saran ........................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan S.aureus ............. 19

Tabel 3.1 Daftar Alat Penelitian .................................................................... 27

Tabel 3.2 Daftar Bahan Penelitian ................................................................. 30

Tabel 3.3 Volume ekstrak daun yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi

ekstrak ................................................................................................... 31

Tabel 3.4 Volume getah yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi .... 32

Tabel 4.1 Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun........................... 39

Tabel 4.2 Diameter zona hambat bakteri pada getah ...................................... 39

Tabel 4.3 Percobaan I HasilPenentuan MIC Ekstrak Daun danGetah Jarak Tintir

(JatrophamultifidaL.) pada pertumbuhan Staphylococcus aures ............. 42

Tabel 4.4 Percobaan II Hasil Penentuan MIC Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir

(JatrophamultifidaL.) pada pertumbuhan Staphylococcus aureus ........... 44

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Jarak Tintir ................................................................. 10

Gambar 2.2 Daun Jarak Tintir ....................................................................... 11

Gambar 2.3 Bunga Jarak Tintir dan Buah Jarak Tintir Masih Muda .............. 12

Gambar 2.4 Biji Jarak Tintir yang Sudah Tua................................................ 12

Gambar 2.5 Koloni Staphylococcus aureus ................................................... 17

Gambar 2.6 Luka luar yang terbuka .............................................................. 20

Gambar 2.7 Impetigo .................................................................................... 20

Gambar 2.8 Folikulistis ................................................................................. 21

Gambar 2.9 Bisul .......................................................................................... 21

Gambar 4.1 Zona bening yang terukur .......................................................... 40

Gambar 4.2 Hasil Uji Aktifitas Antibakteri Kiri dengan getah, kanan dengan

ekstrak daun setelah inkubasi selama 24 jam .......................................... 40

Gambar 4.3 Kontrol Positif, Negatif dan Kontrol Media ............................... 40

Gambar 4.4 Media kultur pada uji MIC getah yang sudah dituang dan setelah di

inkubasi ................................................................................................. 45

Gambar 4.5 Endapan yang terjadi pada media kultur ..................................... 45

Gambar 4.6 Media kultur pada uji MIC daun yang sudah dituang dan setelah di

inkubasi ................................................................................................. 46

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Skema Kerja Uji Aktivitas Antibakteri ................................. ..62

Lampiran 2 Skema Kerja Uji MIC ........................................................... ..63

Lampiran 3 Skema Kerja Uji MBC ......................................................... ..64

Lampiran 4 Silabus ................................................................................. ..65

Lampiran 5 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................... ..68

Lampiran 6 Hasil Data Pengukuran Zona Hambat ................................... ..75

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ........................................................ ..76

Lampiran 8 Analisis SPSS Pada Ekstrak Daun ........................................ ..78

a. Uji Homogenitas.......................................................................... 78

b. Uji Normalitas ............................................................................. 83

c. Uji Transformasi.......................................................................... 94

d. Uji Non Paranetrik Kruskal-Wallius............................................. 101

e. Uji Regresi Linier ........................................................................ 102

Lampiran 9 Analisis SPSS Pada Getah .................................................... ..104

a. Uji Homogenitas.......................................................................... 104

b. Uji Normalitas ............................................................................. 109

c. Uji Transformasi.......................................................................... 119

d. Uji Non Paranetrik Kruskal-Wallius............................................. 126

e. Uji Regresi Linier ........................................................................ 128

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tantangan yang tidak bisa dihindarkan dari hidup manusia adalah

adanya penyakit. Penyakit bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:

melemahnya kekebalan tubuh karena kelelahan, pola makan tidak sehat sehingga

virus dapat dengan mudah menginfeksi tubuh manusia, penurunan sifat / gen,

atau karena cedera dan terluka. Kemajuan jaman berjalan seiring dengan

penemuan berbagai penyakit baru dan semakin resistennya bakteri atau mikrobia

patogen lainnya, sehingga masyarakat semakin dituntut untuk bisa menemukan

obat-obatan yang mampu mencegah, memberi efek atau menyembuhkan. Upaya

pengobatan terhadap penyakit sudah ada dari Jaman dahulu. Masyarakat pada

jaman dahulu mencari atau membuat sendiri obat yang mereka perlukan baik dari

tumbuhan atau hewan. Pengetahuan tentang bahan obat tersebut mereka wariskan

secara turun temurun dan disebarkan dari mulut ke mulut. Dalam catatan sejarah

dapat diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan telah dikenal

masyarakat sejak masa sebelum masehi (Gana, 2008). Tumbuh-tumbuhan menjadi

komoditas penting terkait aspek kemampuan menyembuhkan penyakit sehingga

banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui potensi berbagai tumbuhan untuk

pengobatan.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai keragaman jenis tumbuhan

paling besar di dunia. Hal ini tercermin dalam Gana (2008), hutan tropik

Indonesia memiliki lebih dari 30.000 jenis tumbuhan berbunga. Sementara dari

171 suku tumbuhan tinggi yang mencangkup 2799 jenis tumbuhan yang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

bermanfaat dilaporkan sebanyak 1306 jenis dari 153 suku sebagai tumbuhan obat.

Data ini belum termasuk tumbuhan rendah. Pada saat ini bahan alam terutama

tumbuhan obat telah digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat dunia baik di

negara berkembang maupun negara maju. Sekitar 80% penduduk negara

berkembang masih mengandalkan pengobatan tradisional dan 85% pengobatan

tradisional dalam prakteknya menggunakan tumbuh-tumbuhan (Beswika,2009).

Jurnal Current Botany dalam currentbotany.org disampaikan bahwa secara

historis tanaman telah menyediakan agen anti infeksi dengan senyawa yang sangat

efektif dalam memerangi infeksi mikroba. Disampaikan juga bahwa infeksi

merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan fitokimia yang berasal

dari tanaman berpotensi sebagai bahan pengobatan bagi penyakit menular yang

berbahaya. Selanjutnya disampaikan bahwa produk alami, baik dalam bentuk

senyawa murni atau ekstrak tanaman, membuka peluang yang tidak terbatas untuk

dijadikan obat baru karena ketersediaan kandungan kimia yang beragam.

Salah satu tumbuhan tropis Indonesia yang memiliki khasiat obat adalah Jarak

tintir (Jatropha multifida L.), yang dikenal dengan beberapa nama daerah

diantaranya jarak tintir (Jawa), jarak gurita (Sunda), balacai batai (Ternate), pohon

yodium, Geloah (Gayo). Hariana (2006) menuturkan dalam kajian etnobiologi

yang dilakukan di beberapa daerah tanaman perdu ini banyak dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai obat luka. Namun banyak pula manfaat lain dari tumbuhan ini

seperti mengobati luka bengak, patah tulang, mencegah dan mengobati kerusakan

gigi. Khasiat dari Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) sebagai obat herba

tradisonal telah banyak diteliti secara ilmiah oleh banyak peneliti. Sari (2010)

dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ekstrak tanin (Jatropha multifida L.)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

mempunyai daya efektif antimikroba terhadap bakteri patogen Staphyloccocus

aureus dan jamur Candida albicans. Hasil penelitian Isnaini (2011) menyatakan

bahwa konsentrasi minimal ekstrak etanol pohon yodium yang mulai menghambat

pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli adalah sebesar 1 %, konsentrasi

efektif ekstrak etanol pohon yodium. Penghambatan lebih efektif dibandingkan

dengan ampisilin 20%.

“Jatropha multifida L. mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan

berbagai macam penyakit atau infeksi bakteri. Hal ini terkait adanya senyawa

aktif dalam (Jatropha multifida L.) yang bersifat sebagai antimikroba.

Berdasarkan penelitian kandungan senyawa metabolit sekunder (fitokimia)

diketahui bahwa Jarak Tintir mengandung α-amirin, kampesterol, 7 α-diol,

stigmaterol, β-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid, saponin,

flavonoid dan tanin Selain itu (Jatropha multifida L.) juga mempunyai efek

farmakologis diantaranya sebagai anti inflamasi, penghambat pendarahan dan

penurun panas” (Hariana, 2006:138).

Kulit merupakan bagian tubuh paling luar dan salah satu indera, yaitu indera

peraba. Indera peraba peka terhadap segala sentuhan dan efek jika sesuatu

melukai tubuh kita. Selain sebagai indera peraba kulit juga berfungsi untuk

melindungi jaringan-jaringan dan organ tubuh dalam. Tanpa kulit badan manusia

hanya dibalut oleh otot. Oleh karena itu kulit merupakan mekanisme pertahanan

yang utama dalam proses infeksi bakteri. Banyak aktivitas yang menyebabkan

bakteri atau mikroba menempel pada kulit. Kulit yang terluka akan lebih rentan

terhadap infeksi. Pada kulit yang terluka akan ada beberapa jaringan yang terluka

dan lapisan kulit terbuka. Hal ini dengan mudah memungkinkan terjadinya infeksi

pada luka. Terlebih lagi bila luka pada kulit yang sampai berdarah tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

mendapatkan perlakuan atau pemberian antibakteri, maka bakteri akan semakin

nyaman untuk tumbuh dalam luka tersebut. Orang menganggap bahwa kulit

terluka jika sampai berdarah akan serta merta sembuh. Namun kenyataannya tidak

selalu begitu. Tubuh memiliki mekanismenya sendiri dalam melindungi setiap

organnya. Begitu pula jika kulit terluka, sel darah putih dan plasma darah

memfagosit mikroba patogen yang masuk. Namun apabila tubuh tidak dalam

keadaan normal atau baik, luka gores atau luka berdarah akan dapat menyebabkan

infeksi, hingga kematian. Salah satu bakteri patogen yang ditemukan pada luka

adalah bakteri patogen gram-positif Staphylococcus aureus. “Staphylococcus

aureus dapat mengganggu sistem imun pada tubuh manusia karena mengikat

antibodi, menyerang membran sel dan menyebabkan hemolisis, serta leukolisis

yang mematikan sel tubuh manusia. Selain itu penyakit yang disebabkan oleh

Staphylococcus aureus adalah infeksi pada kulit seperti bisul, furonkolosis;

infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia, mastitis dan meningitis; dan infeksi

pada saluran urine” (Radji, 2011:184-185). Bakteri yang tergolong resistan

terhadap antibiotik disebut Multi Drug Resistant (MDR), salah satunya adalah

Staphylococcus aureus. Resistensi terhadap antibiotik menyebabkan bahaya besar

bagi manusia karena infeksi yang semula mudah diobati dengan antibiotik kini

menjadi sulit atau bahkan tidak dapat lagi diobati dengan antibiotik. Bakteri ini

sudah kebal terhadap antibiotik kelas standar seperti penisilin, methicillin,

dicloxacillin, nafcillin, oxacillin dan cephalosporins sehingga sulit diobati.

Menjadi fatal kalau bakteri ini mampu memakan daging otot kita. Bahkan jika

sudah menjalar menjadi lebih parah karena akan menyerang organ vital seperti

menggerogoti jantung, paru-paru, hati dan lain-lain. Dewasa ini resistensi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

antibiotik sudah menjadi perhatian global, antibiotik terancam oleh munculnya

mikroba resisten. Penting untuk menggali kemampuan senyawa metabolit

sekunder untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan

mengetahui efek farmakologisnya. Oleh sebab itu penelitian tentang daya hambat

aktivitas antibakteri dari ekstrak Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) terhadap

Staphylococcus aureus sebagai bakteri patogen pada luka di kulit perlu dilakukan.

Penelitian ini menggunakan getah dan daun dari tanaman Jarak Tintir (Jatropha

multifida L.).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka masalah dari penelitian ini dapat dirumuskan:

Bagaimana pengaruh ekstrak Jarak tintir (Jatropha multifida L) terhadap

pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dibuat pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1. Apakah ekstrak Jarak tintir (Jatropha multifida L) mempunyai aktivitas

antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ?

2. Apakah konsentrasi ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida

L.) berpengaruh terhadap zona hambat yang dihasilkan pada media kultur?

3. Berapakah nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan MBC

(Minimum Bactericidal Concentration) dari ekstrak daun dan getah Jarak

tintir (Jatropha multifida L) dalam menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus?

4. Ekstrak manakah yang memiliki aktivitas antibakteri yang signifikan

terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Ekstrak yang digunakan berasal dari daun yang masih muda, berwarna hijau ,

dan getah perlu diisolasi sebelum perlakuan.

2. Parameter dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat di sekitar kertas

cakram pada media kultur dengan satuan milimeter.

3. Metode yang digunakan untuk melihat aktivitas bakteri adalah metode difusi

Kirby-Bauer dengan menggunakan paper disc untuk membantu mengetahui

zona hambat yang yang terlihat pada media dengan satuan milimeter (mm).

4. Metode yang digunakan untuk menentukan MIC (Minimum Inhibitory

Concentration) adalah metode dilusi padat dengan parameter tidak

tumbuhnya bakteri atau media kultur setelah di inkubasikan.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak

daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus berdasarkan zona hambat yang didapatkan dari media

kultur, konsentrasi efektif ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida

L.). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mana ekstrak daun atau getah

(Jatropha multifida L.) yang memiliki zona hambat paling lebar dan juga

mengukur MIC dari ekstrak daun dan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.)

pada proses penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

E. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini untuk peneliti adalah menambah ilmu dan wawasan

peneliti tentang pengujian pengaruh suatu ekstrak tanaman herba terhadap suatu

bakteri patogen, membantu peneliti untuk semakin memahami tentang prosedur

uji aktivitas, dan membantu peneliti menyadari akan banyaknya potensi tanaman

herba yang masih belum tergali.

2. Bagi Masyarakat

Manfaat dari penelitian ini adalah agar masyarakat dapat menggunakan daun

dan getah Jarak Tintir sebagai obat alternatif terhadap luka agar terhindar dari

infeksi Staphylococcus aureus dan sebagai dasar pengembangan bahan-bahan

obat-obatan antibakteri sebagai alternatif penyembuhan terhadap penyakit yang

disebabkan oleh bakteri patogen Staphylococcus aureus.

F. Hipotesis

Terdapat aktivitas antibakteri dan perbedaan signifikan dari ekstrak daun dan

getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) yang bersifat menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus secara in vitro.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Antibakteri

Menurut Aulia (2013) dalam, antibakteri adalah obat atau senyawa kimia yang

digunakan untuk membasmi bakteri, khususnya bakteri yang bersifat merugikan

manusia. Beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan proses pembasmian

bakteri adalah germisid, bakterisid, bakteriostatik, antiseptik, desinfektan.

“Mekanisme kerja obat antimikroba tidak sepenuhnya dimengerti. Namun

mekanisme aksi ini dapat dikelompokkan dalam empat hal utama:

a. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel

b. Penghambatan terhadap fungsi membran sel

c. Penghambatan terhadap sintesis protein

d. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat”

(http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/06/10/anti-bakteri-dan-

mekanismenya-372060.html)

Menurut Brooks (2005) dalam Dewi (2010) antibakteri merupakan bahan atau

senyawa yang khusus digunakan untuk kelompok bakteri. Antibakteri dapat

dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu antibakteri yang menghambat

pertumbuhan dinding sel, antibakteri yang mengakibatkan perubahan

permeabilitas membran sel atau menghambat pengangkutan aktif melalui

membran sel dan antibakteri yang menghambat sintesis protein serta menghambat

sintesis asam nukleat sel. Aktivitas antibakteri dibagi menjadi 2 macam yaitu

aktivitas bakteriostatik (menghambat pertumbuhan tetapi tidak membunuh

patogen) dan aktivitas bakterisidal (dapat membunuh patogen dalam kisaran luas)

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Untuk dapat diterima sebagai agen antimikroba, suatu bahan harus bisa

menghambat atau menghancurkan patogen tanpa merusak bagian yang

disembuhkan. Obat Sulfonide menghambat produksi asam folat (vitamin) pada

mereka yang membutuhkan bakteri asam para-aminobenzoic (PABA) untuk bisa

mensintesis asam folat. Karena molekul sulfominade mirip dalam bentuk molekul

PABA, bakteri mencoba untuk memetabolisme sulfonide untuk menghasilkan

asam padat. Tanpa asam folat, bakteri tidak dapat memproduksi protein esensial

tertentu dan akan mati. Beberapa mekanisme agen antibakteri membunuh atau

menghambat pertumbuhan bakteri (Burton,2004).

Menurut Davis Stout (1971) dalam Priyatmoko (2008:28) , “ketentuan

kekuatan antibiotik-antibakteri sebagai berikut: daerah hambatan 20 mm atau

lebih berarti berdaya hambat sangat kuat, daerah hambatan 10-20 mm berdaya

hambat kuat, daerah hambatan 5-10 mm berdaya hambat sedang, dan daerah

hambatan 5 mm atau kurang berdaya hambat lemah”. Faktor yang

mempengaruhi ukuran daerah penghambatan, yaitu sensitivitas organisme,

medium kultur, kondisi inkubasi, dan kecepatan difusi agar. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kecepatan difusi agar, yaitu konsentrasi mikroorganisme,

komposisi media, suhu inkubasi, dan waktu inkubasi (Schlegel dan Schmidt 1994

dalam Priyatmoko 2008 ).

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode

pengenceran. Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur

diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon

penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensitivitas yaitu 106-10-8 CFU/mL

(Hermawan, 2007 dalam Dewi, 2010).

B. Deskripsi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida)

1. Klasifikasi

Gambar 2.1 : Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L .)


(Sumber : http://floridata.com)

Berikut merupakan taksonomi tanaman Jarak tintir :

Kingdom : Plantae – Plants

Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants

Superdivision : Spermatophyta – Seed plants

Division : Magnoliophyta – Flowering plants

Class : Magnoliopsida – Dicotyledons

Subclass : Rosidae

Order : Euphorbiales

Family : Euphorbiaceae – Spurge family

Genus : Jatropha L. – nettlespurge

Species : Jatropha multifida L. – coralbush

(Sumber: http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=JAMU)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

2. Morfologi dan Fisiologi

Jarak tintir merupakan tumbuhan tahunan , berbentuk semak, dengan akar

tunggang. Tinggi tanaman sekitar 2 meter dengan batang bulat, berkayu,

pangkalnya membesar, bergetah, dan tampak jelas bekas menempelnya daun

(Suharmiati, 2005). Jarak tintir berdaun tunggal, daunnnya tersebar, panjang

daunnya mencapai 15-20 cm, berbentuk bulat, bercangap, pertulangan daunya

menjari, ujung daunnya runcing, pangkalnya membulat, tepi daun rata dan daun

berwarna hijau.

Gambar 2.2 : Daun Jarak Tintir


(Sumber: http://www.trubus-online.co.id/blog/5773-manfaat-jarak-cina.html )

Bunga jarak tinitr merupakan bunga majemuk, berbentuk malai, bertangkai di

ujung cabang, benang sarinya berjumlah delapan, kepala sari jarak tintir berbentuk

tapal kuda, putiknya berjumlah tiga berukuran pendek, kelopak bercangap dan

bunganya berwarna merah (Anonim,Depkes).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Gambar 2.3 : Bunga Jarak Tintir dan Biji yang masih muda
(Sumberhttp://www.tropicalplantbook.com/garden_plants/shrubs%20flow
ers/red/jatropha-multifida.htm)

Bijinya bulat, jika masih muda berwarna putih, dan setelah tua menjadi

coklat (Suharmiati 2005 ).

Gambar 2.4: Biji Jarak Tintir yang sudah tua


(Sumber :
http://www.tropicalplantbook.com/garden_plants/shrubs%20flowers/red/ja
tropha-multifida.htm)

3. Habitat

Jatropha multifida L ditanamam sebagai tanaman hias di Australia utara dan

Afrika tenggara, terdapat pula di Filipina dan Srilanka terutama Pulau Jawa dan

Sulawesi (Sabandar ). Jatropha multifida L hidup pada iklim tropis dengan curah

hujan tahunan sekitar 944 dan 3121 mm. Tanaman ini mudah tumbuh liar di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

sekitar pekarangan rumah. Haryanto (2009:230) mengungkapkan “tanaman ini

dapat tumbuh di tempat yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6-7 dan

drainasenya baik, sebab akar jarak tidak tahan genangan air. Jarak merupakan

perdu yang tumbuh pada ketinggian 0-800 m diatas permukaan laut, tingginya

dapat mencapai 2-3 m”.

4. Manfaat

Hampir semua bagian tanaman Jarak tintir bisa dimanfaatkan, menurut Hariana

(2006:138) : biji,daun dan getahnya dapat dimanfaatkan untuk mengobati

beberapa penyakit seperti berikut ini.

a. Bengkak terpukul, terkilir, tulang patah dan luka berdarah

Cuci bersih 7 helai daun segar, tumbuk hingga hancur, lalu tambahkan sedikit

air sampai membentuk adonan. Oleskan pada bagian yang sakit.

b. Luka berdarah

Oleskan getah batang atau daun pada bagian luka yang baru.

c. Mencegah dan mengobati kerusakan gigi

Tumbuk 1 butir biji sampai halus lalu seduh dengan 1 gelas air panas. Setelah

dingin, air seduhan untuk berkumur selama 3-5 menit.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Syarfati dalam jurnal natural (2011)

diperoleh hasil bahwa getah jarak cina berpotensi sama dengan betadin dalam

lama waktu terbentuk keropeng pada luka baru. Begitu pula penelitian yang

dilakukan oleh Sari bahwa Jatropha multifida berdaya efektif sebagai

antimikroba. Dituliskan pula oleh Sabandar dalam artikel yang berjudul A Review

of Jatropha multifida L. bahwa semua bagian pada tanaman tersebut memiliki

efek pengobatan yang kuat terutama bijinya. Bijinya berguna untuk mengobati

luka, pembesaran limpa dan penyakit kulit. Daun Jatropha multifida L dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

digunakan untuk mengobati kudis dengan cara ditempelkan di atas luka dan

mengobati ulkus. Kulit kayu dan daun digunakan untuk mengobati neudermatitis,

gatal pada kulit dan eksim kulit Sedangkan di Nigeria batangnya juga digunakan

untuk perawatan gigi. Dalam trubus-online juga diungkapkan bahwa Jarak cina

menjadi andalan PT. Rumpun Sejati—perusahaan penggemukan sapi di Bogor,

Jawa Barat—untuk mengobati luka di kulit sapi. Kelebihan daun betadin, selain

murah, juga manjur dan tahan lama. Aromanya membuat lalat enggan mendekat

sehingga luka sembuh lebih cepat.

5. Kandungan Metabolit Sekunder

Senyawa metabolit adalah senyawa yang digolongkan berdasarkan

biogenesisnya, artinya berdasarkan sumber bahan baku dan jalur biosintesisnya.

Terdapat 2 jenis metabolit yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer

(polisakarida, protein, lemak dan asam nukleat) merupakan penyusun utama

makhluk hidup, sedangkan metabolit sekunder meski tidak sangat penting bagi

eksistensi suatu makhluk hidup tetapi sering berperan menghadapi spesies-spesies

lain, misalnya zat kimia untuk pertahanan, penarik seks, feromon. Contoh dari

senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, saponin, triterpen dan tannin.

“Senyawa kimia tanaman yang jumlahnya paling banyak adalah senyawa kimia

bermolekul kecil dari kelompok yang penyebaranya terbatas inilah yang

dimaksud dengan senyawa metabolit sekunder “(Sirait, 2007:2).

Batang Jarak tintir mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Getah

daun jarak tintir berkhasiat sebagai obat luka yang masih baru (Suharmiati, 2005).

Flavonoid telah diketahui sebagai vasodilatator yang dapat memperlancar aliran

darah, tanin bersifat sebagai antiseptik yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri sehingga luka cepat kering, tanin juga dapat menimbulkan efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

vasokontriksi pembuluh darah kapiler dan kandungan saponin dapat memicu

pembentukan kolagen, yaitu protein struktural yang berperan dalam proses

penyembuhan luka (Syarfati, 2011).

Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Flavonoid

terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari dan akar

(Sirait, 2007) . Mekanisme kerja flavonoid diduga mendenaturasi protein sel

bakteri dan merusak membran sel (Nishino 2009 dalam Silvikasari 2011).

“Jarak cina memiliki rasa agak pahit dan bersifat netral. Beberapa bahan

kimia yang terkandung dalam jarak ini adalah α-amirin, kampesterol, 7 α-diol,

stigmaterol, β-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid, saponin,

flavonoid dan tanin. Efek farmakologisnya diantaranya penurun panas,

antiinflamasi, dan penghambat perdarahan “(Hariana,2006:138).

6. Aktivitas Antibakteri

Dituliskan oleh Sabandar dalam artikel yang berjudul A Review of

Jatropha multifida L., Antibakteri-Aiyelaagbe (2001) dalam Sari (2010)

melaporkan aktivitas antibakteri heksana, etil asestat, kloroform dan ekstrak

etanol Jatropha multifida L. terhadap Bacillus subtilis dan Staphyloccocus aureus.

Labaditin telah menunjukkan antibakteri terhadap bakteri gram-positif,

Streptoccocus mutans, tetapi tidak berpengaruh terhadap bakteri gram-negatif.

Dari penelitian yang dilakukan Zamrodi (2011) di dapatkan bahwa zat aktif

tumbuhan anting-anting (Acalypha indica L.) dari ekstrak etanol yang positif

mengandung senyawa golongan tripertepenoit dan flavonoid mempunyai aktivitas

penghambatan pada pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.

Rahayu dalam penelitian yang berjudul Aktivitas Antibakteri Saponin

Hasil Isolasi Aloe Barbadensis Miller Terhadap Staphylococcus Aureus Penyebab


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

Mastitis Pada Sapi Perah mengungkapkan bahwa terdapat aktivitas antibakteri

terhadap Staphylococcus Aureus dari saponin isolasi Aloe Barbadensis. Hasil uji

aktivitas yang dilakukan oleh Ummah (2010) terungkap bahwa senyawa tannin

pada belimbing wuluh mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli

dan Staphylococcus aureus.

C. Deskripsi Staphylococcus aureus

1. Klasifikasi

Berikut merupakan taksonomi Staphylococcus aureus

Domain : Bacteria

Kerajaan : Eubacteria

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : S. aureus

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus)

2. Morfologi dan Fisiologi.

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram-positif berbentuk bulat,

berdiameter 0,5 – 1,5 mm, tidak bergerak dan tidak berspora (Holt, 1994).

Staphylococcus aureus membentuk koloni besar berwarna agak kuning dalam

media yang baik, dan Staphylococcus aureus bersifat patogen pada manusia

(Radji, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

Gambar 2.5 : Koloni Staphylococcus aureus


(Sumber : http://www.bioquell.com)

“Staphylococcus bersifat anaerob fakultatif karena melakukan

respirasi aerob atau fermentasi dengan hasil utama asam laktat” (Radji,

2011:180). Untuk kepentingan klinis, Staphylococcus dapat dibedakan

menjadi Staphylococcus yang menghasilkan dan tidak menghasilkan

koagulase. Staphylococcus penghasil koagulase adalah Staphylococcus

aureus (Vandepiite, 2011). Staphylococcus aureus merupakan spesies

Staphylococcus yang merupakan katalase positif, artinya mikroorganisme

tersebut menggunakan enzim katalase untuk menguraikan hidrogen

peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen sehingga menghasilkan

gelembung-gelembung (Sears, 2011). Sedangkan spesies lain tidak bisa

menguraikan H2O2, sehingga perbedaan spesies Staphylococcus dapat

dilihat jika dilakukan penambahan H2O2 muncul gelembung-gelembung

atau tidak. Enzim koagulase mengaktifkan protombin, menyebabkan

pembekuan darah, diuji dengan cara mencampur plasma dengan kultur

bakteri dalam sebuah tabung reaksi. Secara in vivo, Staphylococcus aureus

melepaskan koagulase yang akan menyebabkan pembentukan sawar

pelindung fibrin di sekeliling mikroorganisme tersebut; sawar ini yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

akan melindungi Staphylococcus aureus dari sistem imun hospes (Sears,

2011). Staphylococcus aureus dapat menggangu sistem imun pada tubuh

manusia karena mengikat antibodi, menyerang membran sel dan dapat

menyebabkan hemolisis serta leukosis yang mematikan tubuh manusia

(Ahira, 2013). Staphylococcus aureus memiliki kemampuan mendeteksi

jumlah sel menggunakan sinyal oligopeptida, dan memastikan jumlah

tersebut cukup untuk memproduksi dan toksik dan enzim koagulase,

enzim ini yang berperan dalam menggumpalkan fibrinogen di dalam

plasma darah sehingga Staphylococcus aureus selamat dari fagositosis dan

respon antibodi tubuh kita (Ahira, 2013).

3. Habitat

Suhu optimum pertumbuhan Staphylococcus adalah 30-370C dan

selalu bisa tumbuh pada kandungan 10% NaCl (Holt, 1994). Sedangkan

kisaran suhu pertumbuhan antara 15-400C, Staphylococcus aureus dapat

tumbuh pada suhu 15-450C dan dalam NaCl berkonsentrasi 15% (Radji,

2011). Staphylococcus aureus merupakan bagian dari flora mikroba

komensal pada hidung (40% orang dewasa sehat positif), kulit dan saluran

cerna, spesies ini menyebabkan impetigo, bisul, abses, infeksi luka, infeksi

ulkus, dan luka bakar, osteomielitis, mastitis, epiema pleura, piomiositis,

sindrom syok toksik, dan jenis-jenis infeksi piogenik lainya (Vandepiite,

2011). Di antara semua bakteri yang tidak membentuk spora,

Staphylococcus aureus termasuk yang memiliki daya tahan paling kuat.

“Pada agar miring, Staphylococcus aureus dapat tetap hidup berbulan-

bulan, baik dalam lemari es maupun pada suhu kamar. Dalam keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

kering pada benang, kertas kain dan dalam nanah, bakteri ini dapat hidup

selama 6-14 minggu” (Radji, 2011:183).

Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


Staphylococcus aureus
Pertumbuhan
Faktor Pengaruh Optimum Kisaran
0
Suhu 37 C 4-480C
pH 6-7 4-9,8
aw 0,98≥0,99 0,83≥0,99
Atmosfer Aerobik Anaerobik hingga
aerobik
Natrium Klorida 0,4-0,5% 0-20%
Adam dan Moss (1995) dalam Anonim 2011
4. Penyakit

Berbagai jenis bakteri hidup sebagai flora normal pada kulit manusia,

sebagian besar adalah bakteri gram-positif. Staphylococcus aureus adalah

jenis patogen yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit.

Staphylococcus aureus menyebabkan berbagai jenis infeksi pada kulit

seperti seperti bisul dan furonkolosis; seperti pneumonia, mastitis dan

meningtis; dan infeksi pada saluran urine. “Staphylococcus aureus juga

menyebabkan infeksi kronis, seperti osteomielitis dan endokarditis.

Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama infeksi

nosokomial akibat luka tindakan operasi dan pemakaian alat-alat

perlengkapan perawatan di rumah sakit” (Radji, 2011:184-185). Dalam

kondisi normal bakteri sehat dan normal, bakteri ini tidak dapat

menginfeksi karena adanya antibodi dalam tubuh, infeksi biasanya dipicu

oleh luka luar atau penetrasi bakteri melalui makanan yang tercemar.

Infeksi pada kulit atau luka luar biasanya berakibat pada penanahan, area

infeksi berwarna merah, bengkak dan terasa sakit bila disentuh (Ahira,

2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

Infeksi Staphylococcus aureus dapat menyerang setiap bagian tubuh.

Staphylococcus aureus dapat tinggal sementara di daerah kulit basah dan

dimiliki oleh 20-50% manusia. Infeksi Staphylococcus aureus biasanya

terjadi pada luka terbuka atau luka potong (Radji, 2011).

Gambar 2.6 : Luka luar yang terbuka


(Sumber: http://iryana84.blogspot.com/2013/02/mengkifarah-
dosa.html )
Berikut merupakan beberapa gambar akibat infeksi dari

Staphylococcus aureus :

Gambar 2.7 : Impetigo

(Sumber: http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of-
skin.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

Gambar 2.8: Folikulistis


(Sumber: http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of-
skin.html)

Gambar 2.9: Bisul


(Sumber: http://health-fts.blogspot.com/2012/04/mrsa-infections-of-
skin.html)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang dapat disusun kerangka pemikiran yang disajikan

pada bagan berikut ini :

Luka luar yang Jarak Tintir (Jatropha


berdarah multifida L.)

Bakteri Flavonoid, alkaloid,


Staphylococcus aureus Saponin, Tanin

Uji aktivitas antibakteri


Metode Kirby-Bauer dan
Dilusi Padat

Obat luka luar


yang berdarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimen

adalah penelitian dimana ada perlakuan (treatment) terhadap variabel

perlakuan, penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan tentang

hubungan sebab akibat yang bisa diketahui oleh peneliti yang dimungkinkan

untuk melakukan treatment terhadap objek penelitian” (Kountur, 2003:116).

B. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian adalah bakteri biakan murni Staphylococcus aureus yang

diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Subjek Penelitian adalah getah dan ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida

L.) Daun dan getah Jarak Tintir diambil di kebun tanaman obat Kampus III

Universitas Sanata Dharma.

C. Definisi Operasional

Getah dari Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) adalah getah yang didapat dari

tangkai daun yang dipangkas dari batang pohonnya, getah disuling dengan

didekatkan dengan bunsen. Ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)

adalah ekstrak yang terbuat dari daun Jarak Tintir yang bagus dan tidak berlubang.

Ekstrak dibuat dengan cara ditumbuk dengan mortar, kemudian diperas sarinya

dan dinyatakan dalam beberapa konsentrasi.

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

Penghambatan pertumbuhan Staphylococcus aureus dapat dilihat dari zona

hambat di sekeliling paper disc yang sudah diberi getah atau ekstrak daun Jarak

Tintir (Jatropha multifida L.) yang mengandung α-amirin, kampesterol, 7 α-diol,

stigmaterol, β-sitosterol, HCN, alkaloid, saponin, flavonoid dan tannin, adanya zat

tersebut yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kadar MIC dapat dilihat

dari konsentrasi terkecil perlakuan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

pada media kultur dan Kadar MBC dapat dilihat dari konsentrasi perlakuan yang

tidak dapat ditumbuhi bakteri MBC didapat melalui uji penegasan streak plate.

D. Desain Penelitian

Desain dari penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap

(RAL). RAL dijadikan pilihan dalam penelitian ini karena penelitian dilakukan di

laboratorium jadi lingkungan dianggap homogen.

1. Metode Pengujian Aktivitas Antibakteri

Metode yang digunakan dalam pengujian antibakteri adalah Metode

modifikasi Kirby-Bauer. Dalam Cappuccino (2008) metode ini menggunakan

paper disc atau cakram yang disterilkan. Paper disc dengan ukuran yang sama

dengan konsentrasi antibiotik yang berbeda-beda diletakkan pada media agar yang

akan bereaksi dengan bakteri yang diuji. Dari metode ini akan diketahui zona

hambat yang terlihat pada media yang mengelilingi paper disc. Untuk mengetahui

kemungkinan sebab akibat antar variabel maka terdapat tujuh perlakuan yang

diberikan kepada Staphyloccocus aureus yakni kontrol media, konsentrasi 0%

(sebagai kontrol negatif), 5%, 10%, 25%, 50%, 100% dan povidone iodin 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

sebagai kontrol positif. Banyaknya pengulangan menggunakan pengulangan yang

diperoleh dari Gomes (1995) dalam (Bewiska,2009) :

T (r-1) ≥ 20

8(r-1) ≥ 20

8r-8 ≥ 20

r ≥ 28/8

r ≥ 3,5

keterangan :

T : jumlah perlakuan

R : jumlah replikasi

Berdasarkan penghitungan di atas, maka jumlah pengulangan yang

dilakukan digenapkan menjadi 3 pengulangan.

2. Metode Pengujian MIC dan MBC

MIC adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk

menghambat pertumbuhan bakteri, MIC atau (Minimum Inhibittory

Concentration) sering disebut dengan KHM atau Kadar Hambat Minimum. MBC

adalah konsentrasi minimum suatu ekstrak yang diperlukan untuk membunuh

bakteri, MBC atau (Minimum Bactericidal Concentration) sering disebut dengan

KBM atau Kadar Bunuh Minimum. Pada pengujian MIC dan MBC ini

menggunakan metode dilusi padat (solid dilution test). Metode dilusi padat dalam

Pratiwi (2008) dilakukan dengan cara melakukan seri pengenceran agen

antimikroba pada media cair yang ditambahkan dengan mikroba uji.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

a. Pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration)

Membuat seri pengenceran bakteri uji, menyiapkan dan 9 tabung reaksi yang

berisi 9 ml aquades steril. Pengenceran 10-1 dibuat dengan cara mengambil 1 ml

suspensi bakteri uji yang sudah diaktifasi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi

yang sudah berisi 9 ml aquades steril, lalu di homogenkan dengan vortex. Untuk

pengenceran 10-2, mengambil 1 ml dari suspensi bakteri pada tabung pengenceran

10-1 tadi kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi lain yang juga berisi 9 ml

aquades steril, begitupun pengenceran pada seri pengencerean 10-3 sampai 10-8.

Biakan bakteri yang bisa dipakai dalam uji aktivitas adalah biakan bakteri pada

seri pengenceran 10-6 – 10-8 cfu/ml.

Inokulasi bakteri dilakukan dengan metode pour plate. Penentuan nilai MIC

ditentukan dengan melihat kadar terkecil dimana konsentrasi ekstrak menghambat

pertumbuhan bakteri pada media dilusi agar padat. Hasil MIC bisa dilihat setelah

di incubator selama 24 jam dengan suhu 370C.

b. Pengujian MBC (Minimum Bactericidal Concentration)

Penentuan Nilai MBC dimulai dengan mengamati media agar pada masing-

masing konsentrasi dan memilih dua diantaranya yang terlihat paling bening atau

terlihat tidak ditumbuhi bakteri, kemudian dilakukan uji penegasan untuk

menentukan MBC, dari uji penegasan barulah didapatkan MBC.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun dan

getah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat pada

paper disc.

F. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah tanaman Jarak tintir (Jatropha multifida

L.) yang terdapat pada Kebun Tanaman Obat Kampus III Universitas Sanata

Dharma dan Ngekong, Gayamharjo, Prambanan, Sleman. Sedangkan untuk

sampel dari penelitian ini adalah getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) dan

daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.).

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2013, di Laboratorim

Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Laboratorium

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta .

H. Alat dan Bahan Penelitian

Peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Daftar Alat Penelitian

No. Nama Alat Jumlah

1. Cawan Petri 40 buah

2. Beker Glass 1 L 1 buah

3. Paper disc 100 buah

4. Corong Kaca 2 buah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

5. Tabung Reaksi 20 buah

6. Rak Tabung Reaksi 2 buah

7. Sendok tanduk 1 buah

8. Batang Drigalski 4 buah

9. Erlenmeyer 250 ml 2 buah

10. Hot Plate 1 buah

11. Neraca Ohaus 1 buah

12. Gelas Arloji 1 buah

13. Pengaris 1 buah

14. Batang Pengaduk 2 buah

15. Sarung tangan Latex Secukupnya

16. Vortex 1 buah

17. Jarum Inakulasi 2 buah

18. Autoklaf 1 buah

19. Kain saring Secukupnya

20. Pinset 10 buah

21. Kertas Label Secukupnya

22. Masker Secukupnya

23. Inkubator 1 unit

24. Microbacterial Safety Cabinet 1 unit

25. Kertas Payung Secukupnya

26. Mortar dan stemper 1 buah

27. Gelas Ukur 10 ml 3 buah

28. Gelas Ukur 100 ml 2 buah

29. Labu ukur 10 ml 10 buah

30. Pipet Ukur 1 ml 2 buah

31. Pipet Ukur 10 ml 2 buah

32. Glasfirm 2 buah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

33. Bunsen 3 buah

34. Perferator 1 buah

35. Kulkas 1 buah

36. Pinset 1 buah

37. Penjepit 1 buah

Bahan-bahan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2


No. Nama Bahan Jumlah

1. Nutrient Agar Oxoid 50 Gram

2. Aquades steril 1 Liter

3. Aquades 3 Liter

4. Daun Jarak Tintir Secukupnya

5. Getah Jarak Tintir Secukupnya

6. Ethanol 96% 1 Liter

7. Biakan murni Staphylococcus 1 tabung


aureus

8. Povidone iodine 10 % 50 ml

I. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu, tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, tahap perlakuan.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan adalah tahap inventaris alat dan bahan yang dibutuhkan

dalam penelitian. Pengumpulan bahan ekstrak dari Kebun Obat dengan cara

pengambilan daun yang dalam kondisi baik untuk digunakan dalam penelitian.

Getah diperoleh dari tangkai daun yang diputus dari batangnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

2. Tahap Pelaksanaan

a. Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua

organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda (Hadioetomo,1985 dalam

Dewi 2010). Pratiwi (2008) menyampaikan bahwa metode sterilisasi panas

merupakan metode yang paling dapat dipercaya dan banyak digunakan. Metode

sterilisasi panas dengan uap air disebut metode sterilisasi panas basah. Sterilisasi

panas basah menggunakan temperatur di atas 1000 C dilakukan dengan uap yaitu

autoklaf. Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan, hal

ini ditujukan agar alat-alat yang digunakan steril dari mikroba sehingga tidak

mengkontaminasi media atau kultur. Sterilisasi dilakukan pada alat-alat yang

berbahan kaca, alat-alat tersebut disterilkan dengan menggunakan autoklaf.

Sterilisasi dilakukan pada tekanan 1 atm, suhu 1210C selama 15 menit. Media NA

yang akan digunakan untuk mengkulturkan bakteri juga harus dalam kondisi

steril, perlakuanya sama dengan sterilisasi alat hanya lama waktu autoklafnya

yang berbeda jika alat selama 15 menit, untuk sterilisasi media cukup dengan 10

menit. Untuk alat-alat yang tidak tahan panas dapat disterilisasi dengan

penyemprotan alkohol atau pembakaran dengan bunsen.

b. Ekstraksi Daun dan Penyulingan Getah

1) Ekstraksi Daun

Ekstraksi merupakan proses pengambilan sari yang berkhasiat atau zat tertentu

yang ada pada tanaman herbal atau hewan. Menurut Voigt (1995) ekstraksi

adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah

dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Cairan yang dapat digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31

untuk menyari diantaranya air, ester, dan campuran etanol dengan air (Voight,

1995). Ektraksi biasanya dilakukan dengan melarutkan bahan yang akan dibuat

substrat dengan pelarut tertentu. Tujuan dari dilakukannya ekstraksi adalah

mendapatkan komponen kimia yang diperoleh dari bahan.

a) Pembuatan Ekstrak Daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.)

Daun Jarak tintir (Jatropha multifida L.) dicuci bersih dengan aquades

kemudian ditumbuk, diperas untuk mendapatkan sarinya. Setelah didapatkan

pedoman konsentrasi kemudian dibuat seri pengenceran dengan aquades steril.

Ektrak pekat daun jarak tintir (Jatropha multifida L.), dibuat lima konsentrasi

yaitu 5%, 10%, 25%, 50%, 100% dengan pengenceran menggunakan aquades

steril. Setiap konsentrasi dibuat dengan menambahkan aquades steril sampai

mencapai volume 10 ml, kecuali pada konsentrasi 100% yang merupakan ektrak

murni. Volume ekstrak yang yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 : Volume ekstrak daun yang digunakan untuk membuat stok
konsentrasi ekstrak.
Nilai Konsentrasi (%) Ekstrak Pekat Daun Jarak

Tintir ( ml)

5 0,5

10 1

25 2,5

50 5

100 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32

2) Penyulingan Getah

Getah didapatkan dengan memotong tangkai daun dan memisahkannya dari

batang sehingga didapatkan getah Jarak tintir (Jatropha multifida L.) selain itu

bisa juga dengan memotong batang yang muda dimana banyak terdapat getah.

Dalam menyuling getah diusahakan agar tidak terkontaminasi. Volume getah

yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.5 : Volume getah yang digunakan untuk membuat stok konsentrasi getah.

Nilai Konsentrasi (%) Getah Jarak Tintir ( ml)

5 0,5

10 1

25 2,5

50 5

100 10

c. Pembuatan Media Kultur Bakteri

“Media mempengaruhi ukuran zona melalui efeknya terhadap kecepatan

pertumbuhan organisme, kecepatan difusi obat antimikroba, dan aktivitas obat.

Penggunaan media harus sesuai dengan metode tersebut “(Vandepitte, 2011

:112). Media yang akan digunakan untuk mengkulturkan bakteri Staphylococcus

aureus adalah media NA, sebelum sterilisasi dilakukan pengukuran pH terhadap

media kultur. Bila belum sesuai pengaturan pH bisa dilakukan dengan

penambahan HCl atau NaOH. NA Oxoid dipanaskan dengan pemanas

dicampurkan pada aquades dengan perbandingan, 500 :10 yaitu untuk membuat

NA sebanyak 500 ml maka memerlukan Nutrient agar oxoid sebanyak 10 gram.

Media NA dianggap sudah bisa diangkat apabila sudah berwarna jernih, Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33

NA tidak bisa langsung digunakan melainkan harus disterilkan terlebih dahulu

dengan autoklaf. Media NA pada cawan petri yang digunakan sebagai media

kultur untuk menguji aktivitas antibakteri berisi masing-masing 10 ml. Sedangkan

media yang akan digunakan sebagai media kultur bakteri agar miring pada tabung

reaksi adalah masing-masing 5 ml. Media NA agar miring digunakan untuk

meremajakan bakteri biakan murni.

3. Tahap Perlakuan

a. Pengujian Aktivitas Antibakteri dengan Media Difusi Agar

Metode difusi agar spread plate secara aseptis digunakan untuk mengetahui

aktivitas antibakteri. Media NA steril sebanyak 10 ml dalam cawan petri di

inokulum bakteri sebanyak 0,5 ml. Inokulum yang dipakai adalah inokulum pada

konsentrasi 10-8cfu/mL. Setelah inokulum dimasukkan maka inokulum diratakan

menggunakan batang L, perlakuan ini juga dilakukan dengan aseptis. Area cawan

petri dibagi menjadi 3 kuadran, yang terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif,

dan perlakuan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih pertumbuhan

atau penghambatan bakteri. Paper disc yang sudah direndam selama 10 menit

dalam ekstrak konsentrasi tertentu dimasukan ke dalam media yang sudah

diinokulum, paper disc diambil menggunakan pinset dibiarkan sesaat sebelum

dimasukkan ke dalam cawan petri sehingga dapat berdifusi ke dalam media

sekitarnya. Selanjutnya media tersebut di inkubasikan selama 1 hari (24 jam)

dalam incubator dengan suhu 370C, setelah itu dilihat dan diukur diameter zona

hambat yang mengelilingi paper disc tersebut dengan jangka sorong. Pada suhu

370C karena pada suhu tersebut tidak mengalami perpanjangan fase lag pada

pertumbuhan bakteri dan viabilitas bakteri tidak menurun. Selama 24 jam karena

sel bakteri diduga sudah dalam fase death. Hasilnya adalah zona hambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34

antibakteri pada pertumbuhan bakteri, biasanya terlihat lebih bening daripada

daerah sekitarnya. Ukuran zona jernih tergantung kepada kecepatan difusi

antimikroba, derajat sensitifitas, mikroorganisme dan kecepatan pertumbuhan

bakteri (Anonim, 2011). Keefektifan ekstrak dilihat dari zona hambat yang

didapat.

b. Pengujian Nilai MIC atau KHM

Ada dua macam metode dilusi yaitu metode dilusi cair dan metode dilusi

padat. Pada penelitian ini menggunakan metode dilusi padat. Konsentrasi ekstrak

daun dan getah jarak tintir adalah 5%, 10%, 25%, 50%, 100%, ditambah 1

kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kontrol media. Konsentrasi minimal

yang di dapat dari uji aktivitas digunakan sebagai acuan untuk menentukan

konsentrasi yang akan digunakan dalam pengujian nilai MIC atau KHM.

Pengujian dilakukan dengan metode dilusi padat, metode ini dilakukan dengan

cara penanaman bakteri secara pourplate atau cawan tuang. Prosedur pourplate

adalah dengan mendinginkan media kultur yang sudah disterilkan dalam tabung

reaksi sampai dengan suhu 450C, kemudian dituangkan ke dalam cawan petri

yang sudah berisi mikroba uji dan sampel ekstrak (Cappuccino,2008). Media

kultur yang digunakan adalah 10 ml, sedangkan bakteri uji yang digunakan adalah

bakteri uji pada konsentrasi 10-8cfu/mL yang di vortex dahulu sebelum digunakan

sebanyak 0,5 ml sampel ekstrak sebanyak 0,5 ml. Setelah pourplate dilakukan

langkah selanjutnya adalah menginkubasinya selama 24 jam dalam suhu 370C,

penentuan nilai MIC atau KHM dilihat dari konsentrasi terendah yang medianya

tidak ditumbuhi bakteri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35

c. Pengujian MBC atau KBM

Metode streak dengan cottonbude steril dilakukan untuk menegaskan nilai

MBC yang diperoleh dari media yang digunakan dalam uji MIC. Metode

streakplate dilakukan dengan cara menggoreskan bakteri uji pada permukaan

media agar menggunakan jarum ose yang dibagi menjadi 3 kuadran, kerapatan

goresan pada masing-masing kuadran berbeda berturut rapatnya mulai dari

kuadran pertama hingga kuadran ketiga.

Setelah di dapatkan nilai MIC atau KHM langkah selanjutnya adalah memilih

2 konsentrasi paling besar dalam uji MIC atau KHM yang mampu menghambat

pertumbuhan bakteri , hal tersebut di tandai dengan media yang tidak ditumbuhi

oleh bakteri. Dua media paling jernih dibandingkan dengan menstreakan cotton

bud steril pada media kultur baru kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam suhu

370C, media kultur yang tidak ditumbuhi bakteri tersebutlah yang menjadi MBC

atau KBM.

J. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dengan program

SPSS. Untuk mendapatkan data awal maka dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas. “Uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi data, jika

jumlah data cukup banyak dan penyebarannya tidak 100% normal, maka

kesimpulan yang ditarik berkemungkinan salah” (Irianto, 2004: 273). Uji

homogenitas adalah pembandingan data yang sejenis.

Untuk mengetahui adanya pengaruh ekstrak yang diuji terhadap pertumbuhan

bakteri maka digunakan uji Kruskal Wallis, untuk mengetahui kelompok mana

yang mempunyai perbedaan maka harus dilakukan analisis Post Hoc. Alat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36

melakukan analisa Post Hoc untuk uji Kruskal Wallis adalah Uji Mann-Whitney

(Dahlan, 2009). Uji regresi linier dilakukan untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi ekstrak terhadap diameter zona hambat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Identifikasi Tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)

Diketahui ciri-ciri tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) yaitu

memiliki buah berbiji. Mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi

berwarna kuning selanjutnya berwarna hitam namun tidak pecah atau

merekah. Ranting tebal, gundul dan berair, panjang daun 5-15 cm dan 6-16

cm, memiliki 3-5 sudut, dan panjang tangkai daun 3,5 – 15 cm sampai 30

cm serta memiliki ujung runcing. Kelopak bunga berwarna merah,

berbentuk lonjong, panjangnya 6-7 cm dan memiliki 3 rusuk yang

membujur. Ciri-ciri tanaman Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) yang

diperoleh dari Kebun Obat Kampus III Universitas Sanata Dharma dan

Ngekong, Gayamharjo, Prambanan, Sleman yang digunakan dalam

penelitian sesuai dengan kunci determinasi Flora of Java (Backer, 1965)

2. Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)

a. Ekstrak Daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)

Dalam pengambilan sampel memerlukan cara dan penanganan khusus

pada masing-masing bahan. Karena setiap bahan yang akan digunakan

mempunyai karakteristik dan perlakuan masing-masing. Cara pengolahan

dan pengambilan diketahui bahwa daun (Folium) diambil yang tua (bukan

daun kuning) dan daun kelima dari pucuk. Daun dipetik satu persatu

secara manual.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38

Daun yang digunakan dalam percobaan ini di ambil dari dua tempat

yaitu Kebun Obat Universitas Sanata Dharma dan Ngekong, Gayamharjo,

Prambanan. Daun yang diambil adalah daun ke lima dari pucuk. Perlakuan

pada daun sesuai dengan yang diungkapkan Hariana (2006) daun segar,

tumbuk hingga hancur, lalu tambahkan sedikit air sampai membentuk

adonan dan bisa dioleskan pada bagian yang sakit. Ekstrak Daun didapat

dengan menumbuk daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.), langkah

pembuatannya adalah mengambil sebanyak 50 gram daun Jarak Tintir,

sebelumnya sudah dicuci bersih dengan air mengalir dan akuades

ditumbuk menggunakan mortar dan stemper kemudian diperas sehingga

menghasilkan ekstrak pekat sebanyak 10 ml yang diletakkan dalam gelas

ukur steril. Ekstrak pekat tersebut yang akan diencerkan menjadi 5%,

10%, 25%, 50% dan 100%, pengenceran ekstrak dilakukan dengan

aquades steril.

b. Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)

Dalam Hariana (2006) diungkapkan getah batang atau daun dioleskan

pada bagian luka yang baru. Getah yang digunakan adalah getah dari

batang Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) , getah yang didapatkan adalah

getah pekat yang diencerkan menjadi konsentrasi 5%, 10%, 25%, 50% dan

100%, pengenceran ekstrak dilakukan dengan aquades steril.

3. Pertumbuhan Staphylococcus aureus

Biakan murni Staphylococcus aureus didapatkan dari Fakultas

Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Staphylococcus

aureus diinkubasikandalam oven dengan suhu 370C dan dilakukan

peremajaan kembali Staphylococcus aureus pada media agar miring.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39

4. Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir

(Jatropha multifida L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus

aureus

Hasil dari uji aktivitas antibakteri ekstrak daun Jarak Tintir

(Jatropha multifida L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus

dapat dilihat dalam tabel dibawah ini ;

Tabel 4.1 Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun

Kontrol (+)

Kontrol / Kontrol (-) 5% 10% 25% 50% 100% Povidone Iodine

Pengulangan 10%

1 0 6 6 6 8 10 12

2 0 0 7 7 6 7 8

3 0 6 6 6 6 6 12

Rata-rata 0 4 6,33 6,33 6,67 7,67 10,67

Keterangan Null Lemah sedang sedang sedang Sedang Kuat

Tabel 4.2 Diameter zona hambat bakteri pada getah

Kontrol Positif (+)

Kontrol / Kontrol Povidone Iodine

Pengulangan (-) 5% 10% 25% 50% 100% 10%

1 0 0 0 10 20 25 23

2 0 0 0 10 15 19 22

3 0 0 7 12 14 17 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40

Rata-rata 0 0 2,33 10,67 16,33 20,33 21,67

Sangat

Keterangan Null Null Lemah kuat kuat kuat Sangat kuat

Berikut merupakan dokumentasi foto hasil uji aktivitas antibakteri :

Gambar 4.1 Zona bening yang terukur

Gambar 4.2 Hasil Uji Aktifitas Antibakteri Kiri dengan getah,


kanan dengan ekstrak daun setelah inkubasi selama 24 jam.

+
-

Media

Gambar 4.3 Kontrol Positif, Negatif dan Kontrol Media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41

Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,

beberapa analisis yang dilakukan adalah uji homogenitas, uji

normalitas dan uji regresi linier. Dari uji homogenitas diketahui bahwa

data nilai diameter zona hambat getah tidak homogen karena memiliki

nilai siginifikan hitung (p) ≤ 0,005 yaitu 0,003. Sedangkan dari uji

homogenitas pada daun diketahui bahwa data nilai diameter zona

hambat daun tidak homogen karena memiliki nilai signifikan hitung

(p) ≤ 0,005 yaitu 0,002. Selanjutnya dilakukan uji normalitas data

shapiro-wilk. Diketahui bahwa data nilai diameter zona hambat ekstrak

daun dan getah berdistribusi tidak normal. Maka dilakukan uji

nonpametrik yaitu uji Kruskal-Walis. Didapatkan nilai p pada getah

adalah 0,12 (p>0,05) yang berarti tidak signifikan yaitu tidak terdapat

perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan, sedangkan p

pada daun adalah 0,353 (p>0,05) yang berarti tidak signifikan yaitu

juga tidak terdapat perbedaan diameter yang bermakna antar kelompok

perlakuan.

Dilakukan uji statistik regresi linier untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi esktak daun dan getah terhadap diameter zona hambat. Uji

regresi linier pada ekstrak daun diketahui nilai R2 sebesar 0,369 yaitu

nilai R2 tidak mendekati 1 (linier). Sedangkan uji regresi pada getah

diketahui nilai R2 sebesar 0,346 yaitu nilai R2 tidak mendekati 1

(linier).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42

5. Nilai Kadar Hambat Minimal (MIC/Minnimum Inhibitory

Concetration)

Untuk pengujian nilai MIC ekstrak daun dan getah dilakukan dengan

metode dilusi padat. Pengujian MIC dilakukan sebanyak dua kali, karena

pada percobaan pertama gagal maka dilakukan percobaab kedua dengan

konsentrasi yang berbeda. Pada pengujian nilai MIC tidak didapatkan nilai

MIC dari ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)

seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3 : Percobaan I Hasil Uji Minnimum Inhibitory Concetration


Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) pada
Staphylococcus aureus.
Perlakuan Keterangan

Daun (%) 5 Semua konsentrasi tidak bisa menghambat

pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai


6
dengan tumbuhnya bakteri pada seluruh
7
permukaan media kultur. Selain itu juga

8 media kutur menjadi keruh dan berair.

Koloni yang tampak tumbuh pada media


9
kultur hampir pada semua konsentrasi

10 tersebar di seluruh media kultur.

Getah (%) 5 Semua konsentrasi tidak bisa menghambat

pertumbuhan bakteri. Hal ini ditandai


6
dengan tumbuhnya bakteri pada seluruh
7
permukaan media kultur. Selain itu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43

8 media kutur menjadi keruh. Koloni yang

tampak tumbuh pada media kultur hampir


9
pada semua konsentrasi tersebar di seluruh
10
media kultur.

Kontrol Media Tetap jernih pada jam ke 0 dan ke 24

Setelah gagal dalam pengujian pertama kemudian peneliti melakukan

percobaan kedua dengan konsentrasi yang berbeda.

Tabel 4.4 : Percobaan II Hasil Penentuan MIC Ekstrak Daun dan Getah
Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) pada pertumbuhan Staphylococcus
aureus.
Perlakuan Keterangan

Daun (%) 10 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya

bakteri diseluruh permukaan media.

11 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya

bakteri diseluruh permukaan media, namun

koloni lebih kecil daripada 10%.

12 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri . Hal ini ditandai dengan media

kultur berwarna keruh dan terdapat

pertumbuhan bakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44

Perlakuan Keterangan

13 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya

bakteri dalam koloni kecil yang menyebar.

14 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri. Hal ini ditandai dengan

pertumbuhan bakteri dengan koloni tidak

tersebar dan media paling jernih diantara

media lain.

Getah (%) 10 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri. Hal ini ditandai dengan

pertumbuhan bakteri tersebar diseluruh

media dengan koloni kecil.

11 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri, hal ini ditandai dengan terdapatnya

bagian media yang ditumbuhi bakteri.

12 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya

bakteri pada bagian tengah dan tepi media.

13 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya

bateri pada tepi media.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45

Perlakuan Keterangan

14 Tidak bisa menghambat pertumbuhan

bakteri ditandai. Hal ini dengan tumbuhnya

bakteri pada tepi media dan sekitarnya dan

media lebih jernih dibanding media lainnya.

Kontrol Media Tetap jernih pada jam ke 0 dan ke 24

Berikut merupakan gambar dokumentasi uji MIC :

Sebelum Sesudah

Gambar 4.4 Media kultur pada uji MIC getah yang sudah dituang dan
setelah di inkubasi

Gambar 4.5 Endapan yang terjadi pada media kultur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46

Sebelum Sesudah

Gambar 4.6 Media kultur pada uji MIC daun yang sudah dituang dan
setelah di inkubasi.

B. Pembahasan

1. Aktivitas Ekstrak Daun (Jatropha multifida L.) Terhadap

Pertumbuhan Staphylococcus aureus

Terbentuknya area bening disekitar paper disc yang ditanamkan

pada media kultur pada uji aktivitas antibakteri membuktikan bahwa

ekstrak daun Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) memiliki sifat

antibakteri terhadap pertumbuhan awal bakteri Staphylococcus aureus.

Zona bening adalah daerah yang tidak ditumbuhi bakteri yang terlihat

lebih jernih dari area sekitarnya. Kemampuan ekstrak daun Jarak Tintir

(Jatropha multifida L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri

diduga karena adanya kandungan senyawa aktif metabolit sekunder

dalam daun. Suharmiati mengungkapkan daun jarak tintir mengandung

alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Hal ini juga diungkapkan

Isnaini (2010) dalam Skrining Fitokimia Ekstrak Pohon Yodium

diketahui positif mengandung flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin.

Beberapa peneliti menyatakan pendapat yang berbeda-beda

sehubungan dengan mekanisme kerja dari flavonoid. Cara Kerja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47

flavonoid antara lain; flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan

permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil

interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri. Sementara Mirzoeva

dalam Zamrodi (2011) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa

flavonoid mampu melepaskan energi tranduksi terhadap membran

sitoplasma bakteri selain itu juga menghambat motilitas bakteri.

Mekanisme yang berbeda dikemukakan oleh Di Carlo dan Estrela

yang menyatakan bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada struktur

senyawa flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik dan

transpor nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek

toksik terhadap bakteri ungkap Sabir (2005).

Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

povidone iodine 10%, povidon-iodine ialah suatu iodovor dengan

polivinil pirolidon berwarna coklat gelap dan punya bau yang khas

(Ganiswara, 1995 dalam Anonim 2011). Povidone-iodine merupakan

agen antimikroba yang efektif dalam desinfeksi dan pembersihan kulit

baik pra- maupun pascaoperasi, dalam luka traumatik yang kotor pada

pasien rawat jalan dan untuk mengurangi sepsis luka pada luka bakar.

Tjay dan Rahardja (2002 dalam Anonim 2011) mengungkapkan

Povidon-iodine bersifat bakteriostatik dengan kadar 640 μg/ml dan

bersifat bakterisid pada kadar 960 μg/ml. Dalam 10% povidon iodine

mengandung 1% iodiyum yang mampu membunuh bakteri dalam 1 menit

dan membunuh spora dalamm waktu 15 menit (Ganiswara, 1995 dalam

Anonim 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48

Pada penelitian ini digunakan aquades steril sebagai pelarut pada

pengenceran konsentrasi larutan. Aquades tersusun atas hydrogen

perixida maksimal 49.9%. Aquades ini berwarna putih bening seperti

air. Aquades adalah air biasa yang telah mengalami penyulingan

sehingga tidak memiliki kandungan mineral apapun dan juga tidak ada

campuran apapun, sehingga bisa berperan sebagai pelarut (Fatih,2008

dalam Friziah 2012). Digunakan aquades steril sebagai pelarut dengan

tujuan agar memperkecil kemungkinan bahwa adanya sifat antibakteri

daun jarak tintir adalah berasal dari pelarut yang digunakan.

Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa diameter zona

hambat paling besar adalah perlakuan ekstrak pada konsentrasi 100%

dengan rata-rata zona hambat 7,67 mm. Berdasarkan kriteria zona

hambat menurut Davis Stout, diketahui ekstrak daun yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus yaitu pada

konsentrasi 5%, 10%, 25 %, 50% dan 100%. Pada konsentrasi 5%

berdaya hambat lemah dalam menghambat pertumbuhan

Staphylococcus aureus. Sedangkan pada konsentrasi 10%, 25 %, 50%

dan 100% berkekuatan sedang terhadap pertumbuhan Staphylococcus

aureus, dimana kisaran zona hambat untuk adalah 6-7 mm.

Dari uji normalitas diketahui data berdistribusi tidak normal dan

pada diagram Q-Q plot data tidak menyebar disekitar diagram.

Selanjutanya dilakukan Uji Kruskal-Walis, dari uji didapatkan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan.

Pada hasil uji regresi linier diketahui bahwa diameter zona hambat

tidak berpengaruh terhadap diameter zona hambat bakteri karena R2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49

yang didapat tidak mendekati linier atau satu. Faktor yang

mempengaruhi diameter zona hambat adalah sensitivitas organisme,

kondisi inkubasi, kecepatan difusi agar. Salah satu hal tersebut yang

juga diduga mempengaruhi ukuran zona hambat. Hal ini mungkin

terjadi karena senyawa aktif tidak terlarut sempurna. Beswika (2009)

dalam penelitiannya mengungkapkan perbedaan pengaruh tesebut

disebabkan oleh molekul besar senyawa metabolit sekunder

mengalami kesulitan berdifusi pada medium agar.

2. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Ekstrak Daun

Nilai MIC (Minimum inhibitory Concentration) ekstrak daun

belum bisa didapatkan dalam penelitian ini. Hal ini terlihat dari Tabel

4.3 dan Tabel 4.4 , semua media kultur pada semua konsentrasi dapat

ditumbuhi oleh bakteri. Perbedaan yang terlihat pada jam ke 0 dan 24

adalah pada jam ke 0 media kultur dalam kondisi jernih setelah jam ke

24 hampir semua media menjadi keruh. Hanya pada konsentrasi 13%

dan 14% media terlihat agak jernih. MIC atau KHM (Kadar hambat

minimal) pada daun Jarak tintir belum bisa ditemukan. Diduga hal ini

terjadi karena konsentrasi pada perlakuan terlalu rendah, sehingga

jumlah zat aktif yang terkandung dalam perlakuan sedikit. Hal ini

mengakibatkan kemampuan dari senyawa yang terkandung dalam

ekstrak daun belum bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Situasi ini

senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Ajizah (2004) dalam

Maliana (2013) bahwa konsentrasi ekstrak yang semakin tinggi

membentuk zona bening yang semakin besar. Semakin pekat

konsentrasi suatu ekstrak, maka senyawa metabolit sekunder yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50

terkandung di dalamnya akan semakin banyak sehingga memberikan

pengaruh terhadap diameter zona bening yang terbentuk .

Ratnawati dalam Isnaini (2010) menyatakan bahwa pengaruh

ekstrak metanol daun Jarak Tintir menghambat pertumbuhan bakteri

Bacillus subtilis. Dibuktikan dengan terbentuknya zona hambat sebesar

17,44 mm- 23, 99mm. Efektivitas kerja antibakteri dipengaruhi oleh

beberapa faktor di antaranya konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri,

spesies bakteri, bahan organik, suhu, dan pH lingkungan (Cowan 1999

dalam Silvikasari 2011). Karena nilai MIC tidak bisa didapatkan maka

nilai MBC (Minimum Bacteredical Concentration) atau KBM (Kadar

Bunuh Minimal) pun tidak bisa didapatkan, karena dasar dari

pengujian MBC adalah hasil dari uji MIC. Hal serupa juga

dikemukakan oleh Junairiah (2012) pada uji nilai MIC dan MBC

ekstrak Dumortiera hirsuta terhadap pertumbuhan Staphylococcus

aureus. Nilai MIC dan MBC dari ekstrak Dumortiera hirsuta belum

bisa ditemukan hal ini diduga karena tidak terjadinya penurunan nilai

koloni pada ekstrak hingga mencapai 90%. MIC bisa ditetapkan jika

bakteri yang tumbuh kurang dari 90%. Aktivitas dri konsentrasi yang

diberikan hanya bersifat bakteriostatik.

3. Aktivitas Getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) Terhadap

Pertumbuhan Staphylococcus aureus

Hasil dari uji aktivitas getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) ,

menunjukkan bahwa getah mempunyai aktivitas penghambatan

pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

adanya zona bening atau yang disebut dengan zona hambat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51

sekitar paper disc. Temuan ini membuktikan bahwa dalam getah Jarak

Tintir terdapat senyawa aktif yang mempunyai aktivitas dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Anonym I,2006 dalam Sulaiman (2013) mengungkapkan beberapa

hasil penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa getah Jarak

Tintir dapat digunakan untuk membantu pengobatan luka karena

adanya kandungan zat-zat kimia antara lain alkaloida, saponin,

flavonoida dan tanin.

Dalam Ummah (2010: 79-80) “Tanin diduga berperan sebagai

antibakteri karena memiliki kemampuan membentuk senyawa

kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen. Jika terbentuk

ikatan hidrogen antara tanin dengan protein kemungkinan protein

akan terdenaturasi sehingga metabolisme bakteri menjadi terganggu”

Metabolime bakteri terganggu diduga karena ikatan hidrogen antara

tanin dan protein enzim akan mendenaturasi dinding sel. Maka dengan

adanya tanin maka akan terjadi penghambatan metabolisme sel,

mengganggu sintesa dinding sel, dan protein dengan mengganggu

aktivitas enzim. Kerusakan pada membran sel dapat mencegah

masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri

untuk menghasilkan energi (Ummah,2010). Akibatnya bakteri akan

mengalami hambatan pertumbuhan dan bahkan kematian (Volk and

Wheller, 1988 dalam Ummah 2010).

Rahayu (2007) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa

stabilitas saponin mampu menekan aktivitas mikroorganisme.

Kemampuan saponin dalam mempertahankan pH, absorbansi, warna


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52

dan persen kelarutan dan kadar air, secara interaktif mampu

menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Senyawa golongan flavonoid dari beberapa bahan alam dilaporkan

memiliki aktivitas antibakteri. Aglikon epigenin, quersetin,

kaempferol, dan luteolin-7,3- O’diglukosida pada tanaman Mentha

Longifolia dilaporkan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram

positif (Akroum, 2009 dalam Silvikasari 2011). Agestia dalam Isnaini

(2010) menjelaskan Alkaloid mengandung racun yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri atau dapat menyebabkan sel bakteri

menjadi lisis.

Berdasarkan data yang diperoleh diameter zona hambat paling

besar adalah perlakuan getah pada konsentrasi 100% dengan rata-rata

zona hambat 20,33 mm. Berdasarkan kriteria zona hambat menurut

Davis Stout , getah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus yaitu ekstrak dengan konsentrasi 10%, 25 %,

50% dan 100%. Pada konsentrasi 5% getah tidak memiliki daya

penghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus ,hal ini dilihat dari

ketiga pengulangan konsentrasi 5% paper disc kertas dapat ditumbuhi

bakteri. Sedangkan pada konsentrasi 10% dengan rata-rata zona

hambat 2,33 mm daya hambat pertumbuhan bakteri berkekuatan

lemah. Pada konsentrasi 25 % dan 50% dengan rata-rata zona hambat

berturut turut 10,67 mm dan 16,67 mm konsentrasi tersebut

berkekuatan kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Sedangkan pada konsentrasi 100% berkekuatan sangat kuat dalam

menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus .


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53

Dari uji normalitas diketahui data berditribusi tidak normal dan

pada diagram Q-Q plot data tidak menyebar disekitar diagram.

Selanjutnya dilakukan Uji Kruskal-Walis hasilnya tidak signifikan,

maka didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berkmakna

antara kelompok perlakuan. Hal ini diduga disebabkan oleh kurangnya

efektifitas senyawa metabolit dalam menghambat pertumbuhan bakteri

uji. Pada uji regresi liner didapatkan bahwa konsentrasi getah tidak

berpengaruh terhadap besar diameter zona hambat bakteri. Namun

berdasarkan kriteria Davis Stout terdapat perbedaan kekuatan, hal ini

menunjukkan kekuatan konsentrasi getah tidak sebanding dengan

besarnya konsentrasi perlakuan. Tetapi besarnya konsentrasi

menentukan kekuatan daya hambat getah terhadap pertumbuhan

Staphylococcus aureus.

Karya ilmiah Sulaiman (2013) mengungkapkan bahwa getah Jarak

Cina dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka baru.

Itu disebabkan adanya kandungan zat kimia yang dapat mencegah

berkembangnya bakteri dan memperlambat proses inflamasi luka.

Begitu juga dengan hasil penelitian Apriani (2010) dalam Isnaini

(2010) diungkapkan bahwa larutan getah batang yodium memiliki

aktivitas antibakteri yang bermakna pada Eshcerichia coli secara in

vitro mulai dari konsentrasi 10%.

4. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) Getah Daun Jarak

Tintir (Jatropha multifida)

Nilai MIC ekstrak daun belum bisa didapatkan. Hal ini terlihat dari

Tabel 4.3 dan Tabel 4.4, semua media kultur pada semua konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54

dapat ditumbuhi oleh bakteri. Berbeda dengan daun, pada pengujian

getah pada jam ke 0 media sudah terlihat keruh hal ini disebabkan

karena pengaruh dari warna getah dan setelah dituangkan ke dalam

media getah menjadi seperti endapan dan tidak bisa tercampur secara

keseluruhan dengan media. Setelah dituangkan endapan dari getah

terlihat dan tidak tersebar rata. Hal ini diduga menjadi salah satu

pemicu belum bisa didapatkannnya nilai MIC dari getah tersebut.

Getah tidak bisa tercampur rata karena mengendap sehingga

kandungan senyawa aktif dalam getah juga tidak bisa tercampur maka

tidak bisa terjadi aktivitas penghambatan terhadap bakteri uji. Dewi

(2010) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa terjadi

ketidakstabilan zona hambat. Jumlah ekstrak semakin besar tidak

memberikan efek penghambatan lebih besar. Ini diduga karena ekstrak

yang digunakan adalah ekstrak kasar yang kelarutan senyawa

metabolitnya tidak maksimal. Karena kelarutan getah tidak maksimal

maka kelarutan senyawa metabolitnya juga tidak maksimal.

Sama halnya dengan ekstrak daun, nilai MBC (Minimum

Bactericidal Concentration) atau KBM (Kadar Bunuh Minimal) pada

getah juga belum bisa didapatkan. Apabila nilai MIC (Minimum

Inhibitory Concentration) belum bisa ditemukan maka tidak bisa

melakukan uji MBC. Dengan kata lain konsentrasi pada perlakuan

hanya bersifat bakteriostatik atau menghambat pertumbuhan bakteri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55

C. Kaitan Antara Hasil Penelitian dan Pendidikan

Hasil penelitan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jarak Tintir (Jatropha

multifida L.) terhadap Staphylococcus aureus Secara InVitro dapat menjadi

pengetahuan baru bagi masyarakat. Esktrak daun dan getah mempunyai

aktifitas terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Masih banyak yang

bisa dikembangkan dari penelitian ini, misalnya mencari konsentrasi yang

tepat atau pengujian secara in vivo. Aplikasi untuk dunia pendidikan

khususnya terkait dengan pembelajaran, hasil penelitian ini dapat dimasukkan

ke dalam Materi Hakekat Ilmu Biologi atau Eubacteria. Konten dari hakekat

biologi diantaranya Metode Ilmiah dan Manfaat Ilmu Biologi dan konten dari

eubacteria adalah macam-macam bakteri. Aplikasi pada materi hakekat ilmu

biologi adalah para siswa berdiskusi menganalisis metode ilmiah yang

diterapkan dalam penelitian ini, sedangkan pada manfaat ilmu biologi dari

hasil penelitian dan proses penelitian yang dilakukan merupakan manfaat dari

ilmu biologi. Pada materi eubacteria, dapat dipelajari salah satu contoh bakteri

pathogen yaitu Staphylococcus aureus yang merupakan penyebab berbagai

penyakit (bisul, impetigo, nanah pada luka luar atau luka potong). Namun

bakteri ini dapat dihambat aktivitasnya oleh ekstrak daun dan getah Jarak

Tintir (Jatropha multifida L.).

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus pada materi

hakekat ilmu biologi dengan KD : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu

dan SK : 1.1 1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi terlampir. Silabus

terdapat pada lampiran 4 dan RPP pada lampiran 5.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan

bahwa:

1. Ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.)

memiliki aktivitas antibakteri dan mampu menghambat

pertumbuhan awal Staphylococcus aureus.

2. Ekstrak daun dengan konsentrasi 5 % memiliki zona hambat paling

kecil yaitu sebesar 4 mm sedangkan konsentrasi terbesar adalah

100% yang memiliki zona hambat sebesar 7,67 mm, untuk getah

konsentrasi 10 % memiliki zona hambat paling kecil yaitu sebesar

2,33 mm sedangkan konsentrasi terbesar adalah 100% yang

memiliki zona hambat sebesar 20,33 mm.

3. MIC (Minimum Inhibitory Concentration) belum bisa didapatkan

karena penggunaan konsentrasi yang terlalu rendah dan pada getah

tidak bisa tercampur dengan media kultur. Uji MBC (Minimum

Bacetericidal Concentration) belum bisa dilakukan karena MIC

belum bisa didapatkan karena aktivitas bakteri hanya bersifat

bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri)

4. Tidak terdapat perbedaan siginifikan antara aktivitas antibakteri

ekstrak daun dan getah Jarak Tintir (Jatropha multifida L.) dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara laboratoris untuk mengetahui

pelarut yang mampu mendukung kerja senyawa metabolit agar senyawa

metabolit yang terlarut lebih banyak dan penentuan konsentrasi yang tepat.

2. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemungkinan efek samping

dengan melakukan pengujian pengaruh ekstrak Jarak Tintir (Jatropha

multifida L) terhadap Staphylococcus aureus secara in vivo.

3. Penggunaan Jarak Tintir sebagai tanaman obat di masyarakat masih

jarang dilakukan dan tanaman ini hanya dikenal sebagai tanaman pagar.

Oleh sebab itu sebaiknya penyebaran informasi penggunaan Jarak Tintir

dalam pengobatan tradisional harus digalakkan demi perawatan kesehatan

masyarakat secara mandiri dengan pemanfaatan potensi alam yang

tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58

DAFTAR PUSTAKA

Ahira,anne. Infeksi Bakteri Staphylococcus aureus. Dalam http://anneahira.com


/bakteri- staphylococcus-aureus.htm. diakses pada tanggal 16 Mei 2013.
Anonim. 2011. Manfaat Jarak Cina. Dalam http://www.trubus-online.
co.id/blog/5773-manfaat-jarak-cina.html diakses pada tanggal 27 Juli 2013.
Anonim. 2011. Tinjaun Pustaka. Dalam http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4
s1keperawatan/0910712033/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 12 Agustus
2013.

Backer, C.A., and Brink, R.C.B.V.D. 1965. Flora of Java (vol.1). The
Netherlands : N.V.P. Noordhoff-Groningen,pp. 494.
Beswika, Ayu. 2009. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK MANGGIS
(Garcinia mangostana) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas
aeruginosa. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dalam Resporitory UPI pada
tanggal 17 Mei 2013.

Burton, Gwendolyn R., Paul G. Engelkirk. 2004. Microbiology : For The Health
Sciencis (Seventh Edition). USA :Lippincot Williams & Wilkins, pp. 230-
233.

Cappuccino, James G., Natalie Sherman. 2008. Microbiology : A Laboratory


manual (Eight edition). San Fransisco : Perason Benjamin Cummings, pp.
134, 284-285, 585-588.

Dahlan, Muhammad Sopiyudin. 2009. Statistik Untuk Kedokteran dan


Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, pp. 96-105.

Dewi,Fajar Kusuma. 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu


(Morinda citrifolia) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar. Surakarta:
Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas sebelas Maret.
http://epriints.uns.ac.id/388/1/169682309201001141.pdf diakses pada
tanggal 30 Mei 2013.

Friziah. 2011. Laporan Praktikum. Dalam


http://friziah.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum.html diakses pada
tanggal 12 Agustus.

Gana,A.S., Singgih, M., and Haryanto. 2008. Prospek Tumbuhan Indonesia


Dalam Kesehatan dan Permasalahannya. Edisi 4 Vol II. Sekolah Farmasi,
Institut Teknologi Bandung. http://www.isfinational.or.id/pt-isfi-
penerbitan/126/480 diakses tanggal 17 Mei 2013, 1.

Hariana, Arif. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 1. Jakarta : Penebar
Swadaya,pp. 138.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59

Haryanto, Sugeng. 2009. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta :


Pallmall

Holt, John G., Noel R. Krieg, dkk. 1994. Bergey’s Manual of DETERMINATIVE
BACTERIOLOGY (ninth edition). Philadelphia : Lipincott Williams &
Wilkins, pp. 532.

Irianto, Agus. 2004. Statistik : Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Prenada
Media Grup.

Isnaini, Noor Muthmainah, Gina Eva Marsiana. 2011. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Pohon Yodium (Jatropha multifida L.) Terhadap Bakteri
Escherichia coli. Fakultas Kedokteran. Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru. Diakses dalam http://www.scribd.com/doc/113202566/Jurnal-
Berkala-Gina#download diakses pada tanggal 12 Agustus 2013, 8-13.

Junairiah, Hanik Faizah, dan Salamun.2012. AKTIVITAS ANTI BAKTERI DAN


ANTIFUNGI EKSTRAK PETROLEUM ETER Dumortiera hirsuta. Jurnal
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. Diakses dalam
http://biologi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2012/04/Jurnal-Hanik-
Faizah2.pdf diakses pada tanggal 23 Agustus 2013.

Kountour, Ronny . 2003. Metode Penelitian . Jakarta : PPM,pp. 23.

Maliana, Yayang, Siti Khotimah, Farah Diba. 2013. Aktivitas Antibakteri Kulit
Garcinia mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan
Enterobacter Dari Coptotermes curvignathus Holmgren. Protobiont Vol 2
(1) : 7- 11, diakses dalam
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jprb/article/download/1347/1460. diakses
tanggal 24 Mei 2013.

Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga,pp. 137-138,


180.

Priyatmoko, Windhyka. 2008. Aktivitas Antibakteri Karang Lunak Hasil


Transplantasi (Sinularia Sp.) Pada Dua Kedalaman Berbeda Di Perairan
Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Dki Jakarta. Prodi Teknologi Hasil
Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Diakses dalam
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5416/C08wpr.pdf
pada tanggal 23 Agustus 2013.

Radji, Maksum. 2011. Buku Ajar, MIKROBIOLOGI (Panduan Mahasiswa


Farmasi & Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,pp. 180-
181.

Rahayu, Imbang Dwi.2007. Aktivitas Antibakteri Saponin Hasil Isolasi Aloe


Barbadensis Miller Terhadap Staphylococcus Aureus Penyebab Mastitis
Pada Sapi Perah. Fakultas Perikanan dan Peternakan, Universitas
Muhamadiyah Malang. Diakses dalam. http://research report.umm.ac.id/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60

index.php/research-report/article/viewFile/156/182 diakses tanggal 24 Mei


2013.

Sari, Fahriya Puspita, Sofi Muktiana Sari. Ekstraksi Zat Aktif Antimikroba Dari
Tanaman Yodium (Jatropha multifida L.) Sebagai Bahan Baku Alternatif
Antibiotik Alami. Artikel Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, Hal : 1-9. http://eprints.undip.ac.id/36753/1/54.
Artikel1.pdf diakses tanggal 16 Mei 2013.

Sabandar, Carla W. Review of Jatropha multifida Linn. Diakses dalam


http://carlasabandar.files.wordpress.com/2010/12/a-review-of-jatropha-
multifida-linn.pdf diakses pada tanggal 16 Mei 2013.

Sabir, Ardo. 2005. Aktivitas antibakteri flavonoid propolis Trigona sp terhadap


bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38.
No. 3 Juli–September 2005: 135–141. Dalam http://herbalnet
.healthrepository.org/bitstream/123456789/2653/1/uji%20anti%20bakteri%
20trigona.pdf diakses pada tanggal 12 Agustus 2013.

Sears, Benjamin W., Lisa Spear, Rodrigo Saenz. 2011. Intisari Mikrobiologi &
Imunologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 3-4.

Silvikasari. 2011. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Flavonoid Daun Gambir


(Uncaria Gambir Roxb). Bogor : Departemen Kimia, Fakultas MIPA, ITB.
Dalam http://repository.ipb.ac.id/bitstream /handle/123456789/47533/BAB
%20II%20Tinjauan%20Pustaka_%20G11sil.pdf?sequence=5 diakses pada
tanggal 12 Agustus 2013.

Sirait,Midian. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung : Penerbit ITB,


pp. 129.

Suharmiati, Lestari Handayani. 2005. Ramuan Tradisional untuk Keadaan Darurat


di Rumah. Jakarta : AgroMedia, pp. 64.

Sukandar, Dede. Nani Radiastuti, Ira Jayanegara, Adeng Hudaya. 2010.


Karakterisasi Senyawa Aktif Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang
(Etlingera elatior) Sebagai Bahan Pangan Fungsional. Valensi Vol. 2 No. 1,
Nop 2010 (333-339).

Sulaiman. Efektivitas Pemberian Getah Jarak Cina Jatropha multifida L Terhadap


Penyembuhan Luka. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Diakses
dalam http://www.scribd.com/doc/104881671/Jurnal-Sulaiman-09180
11022- Efektivitas-Getah- Jarak-Cina-Terhadap-Luka diakses pada tanggal
12 Agustus 2013.

Syarfati,K., K. Eriani, A. Damhoeri. 2011. The Potential Of Jarak Cina (Jatropha


multifida L.) Secretion In Healing New-Wounded Mice. Jurnal Natural,
Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Aceh, Vol. 11, No. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61

Ummah, Masithah Khairul. 2010. Ekstraksi Dan Pengujian Aktivitas Antibakteri


Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) (Kajian
Variasi Pelarut). Malang : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Maulana Malikh Ibrahim. http://lib.uin-malang .ac.id/?mod
=th_detail&id= 05530001 diakses tanggal 25 Mei 2013.

Vandepitte, J.,J. Verhaegen, K.Engbaek, P.Rohner, P.Piot, C.C. Heuck. 2011.


Prosedur Laboratorium Dasar untuk Bakteriologi Klinis (Edisi 2) : Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp. 88.

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. ITB. Bandung, pp. 561-565.

Zamrodi,Moh.2011. Uji Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Aktif


Tanaman Anting-anting (acalypha indica l.). Malang : Jurusan Kimia,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malikh Ibrahim. http://lib.uin-
malang.ac.id/thesis/introduction/07630043-m-zamrodi.ps diakses tanggal 25
Mei 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Lampiran 1

Skema Kerja Uji Aktivitas Antibakteri

Sterilisasi alat-alat yang Menyiapka


Menyiapkan Esktrak
digunakan n medium Daun dan Getah
cultur

Ekstraksi Penyulin
Penyiaapan Stok Inokulum dengan Daun gan
mengencerkan stok mikroba murni Jarak Getah
Tintir

Pembuatan FIltrat
Membuat Media NA dan Biakan bakteri dengan berbagai
Disterilkan dituangkan ke dalam konsentrasi
media NA steril
kemudian diratakan

Paper disc Paper disc steril di rendam


steril pada masing-masing ektrak

Paper disc diinokulasikan ke dalam


cawan petri, Dibuat 3 kuadran dalam
1 perlakuan, control positif dan
negatif

Inkubasi selama 24
jam

Pengukuran zona
Hambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Lampiran 2

Skema Kerja Uji MIC (Minimum Inhibitory Concentration)

Sterilisasi alat-alat yang Menyiapkan Menyiapkan Esktrak


digunakan medium Daun dan Getah
cultur

Penyiaapan Stok Inokulum Ektrak dilarutkan


konsentrasi 108 cfu/ml dengan dengan presentase
mengencerkan stok mikroba murni berbeda

Membuat Media NA Media didinginkan,


dimasukkan dalam tabung hingga suam-suam kuku.
reaksi dan Disterilkan 10 Bakteri uji dimasukan.
menit.

Ekstrak masing-masing konsentrasi


dimasukan ke dalam tabung reaksi

Tuangkan ke dalam cawan petri


kemudian goyangkan bentuk
angka 8

Pengamatan ; Nilai MIC


adalah konsentrasi paling
Inkubasi 24 jam , 370C
rendah pada media yang
tidak di tumbuhi bakerti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Lampiran 3
Skema Kerja Uji MBC (Minimum Bactericidal Concentration)

Menyiapkan media NA
yang sudah disteriilkan
dalam cawan petri.

Dua konsentrasi terbesar Streak dengan cotton bud


pada uji MIC yang tidak steril, bakteri yang
ditumbuhi bakteri. diambil pada dua
konsntrasi terbesar pada
media NA steril.

Inkubasi selama 24 jam ,


370C

Pengamatan ; Nilai
MBC dilihat dari
kosentrasi terendah
yang tidak ditumbuhi
bakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65

Lampiran 4
SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH : SMA
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
KELAS/SEMESTER : X/I
STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu

ALOKASI WAKTU : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan )

Indikator
Kompetensi Materi Nilai Kegiatan Alokasi Sumber
Pencapaian Penilaian
dasar Pembelajaran Karakter Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi

1.1  Arti dan a. Rasa ingin  Diskusi  Menjelaskan arti  Observasi 2 x 45  Buku
Mengidentifikasi karakteristik tahu tentang arti ilmu biologi dan (Lisan) menit Biologi
ruang lingkup biologi b. Komunikati ilmu biologi menyebutkan SMA
 Tertulis
biologi  Manfaat ilmu f dan karakteristik Kelas X,
(LKS)
biologi karakteristik ilmu biologi Priadi,
c. Tanggung
Jawab ilmu biologi  Menyebutkan Arif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66

d. Peduli  Menemukan dan memberi  Majalah,


lingkungan manfaat contoh manfaat jurnal,
ilmu biologi ilmu biologi buku
dalam studi sumber,
kasus dan dan
diskusi internet

ALOKASI WAKTU : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan )

Indikator
Materi Kegiatan Alokasi Sumber
Kompetensi dasar Nilai Karakter Pencapaian Penilaian
Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi

1.2  Objek biologi a. Kerja keras  Mengamati  Memberikan 2 x 45  Buku


Mendeskripsikan dan b. Rasa ingin objek biologi contoh objek  Post tes menit Biologi
objek dan permasalahan tahu dan tingkat biologi SMA
(Tertulis)
permasalahan biologi c. Komunikatif organisasi  Menjelaskan Kelas X,
biologi pada  Cabang ilmu kehidupan di contoh Priadi,
d. Tanggung
berbagai tingkat biologi. sekitar permasalahan Arif
Jawab
organisasi sekolah biologi dalam  Karya
 Metode ilmiah e. Peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67

kehidupan lingkungan  Menemukan kehidupan ilmiah


(molekul, sel, permasalaha  Menyebutkan
jaringan, organ, n biologi cabang ilmu
individu, yang biologi
populasi, mungkin  Mengidentifikasi
ekosistem, dan dialami karya ilmiah
bioma siswa. sesuai metode
 Diskusi ilmiah dan
untuk kaitannya dengan
menentukan manfaat biologi
cabang ilmu
biologi

 Menganalisis
karya ilmiah
dalam
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68

Lampiran 5
RPP
( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN )
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X (Sepuluh) / I
Pertemuan ke :
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
B. Kompetensi Dasar :
1.1 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi

C. Indikator
Kognitif Produk
1. Menjelaskan arti ilmu biologi dan menyebutkan karakteristik ilmu biologi
2. Menyebutkan dan memberi contoh manfaat ilmu biologi
Kognitif Proses
1. Diskusi tentang arti ilmu biologi dan karakteristik ilmu biologi
2. Menemukan manfaat ilmu biologi dalam studi kasus dan diskusi

Psikomotorik

 Mengamati gambar dan menuliskan manfaat ilmu biologi

Afektif
1. Melakukan diskusi dengan semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman lain dan memotivasi teman yang belum aktif untuk aktif.
2. Mengemukakan jawaban, pendapat atau gagasan dan bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
3. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan tumbuh sikap peduli
terhadap lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Dengan membaca buku paket dan berdiskusi siswa dapat menjelaskan arti
ilmu biologi dan karakteristik ilmu biologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69

2. Dengan berdiskusi dan presentasi siswa dapat menyebutkan manfaat ilmu


biologi
Kognitif Proses
Afektif
1. Setelah mengikuti pelajaran semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman dan motivasi siswa meningkat.
2. Selama mengikuti pelajaran rasa ingin tahu, ketertarikan siswa pada
biologi dan rasa peduli terhadap lingkungan meningkat.
3. Setelah melakukan presentasi rasa kepercayaan diri siswa dan keberanian
siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat.
E. Materi Pembelajaran
1. Ilmu Biologi dan karakteristik ilmu biologi
2. Manfaat ilmu biologi
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Kooperatif
Metode Pembelajaran : Diskusi, Ceramah, Preentasi
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 menit)
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu)
Pendahuluan Melakukan apersepsi, 1. Guru mengajukan pertanyaan dan
(15 menit) menyampaikan tujuan meminta siswa menuliskan
dan memotivasi siswa jawaban di papan tulis:
Apa yang terlintas dipikiran
kalian jika mendengar kata
biologi?
2. Guru menunjukan gambar
ruanglingkup biologi
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Inti (60 menit) Menyampaikan 4. Guru memunculkan fenomena
masalah yang terkait ilmu biologi dan
manfaat ilmu biologi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70

5. Siswa memberikan tanggapan atas


fenomena yang diajukan guru.
6. Guru membagikan LKS pada
siswa untuk diskusi kelompok
Menyampaikan materi 7. Guru meminta siswa untuk
mepresentasikan jawaban siswa
dan hasil diskusi kelas.
Evaluasi 8. Guru meminta siswa untuk tunjuk
jari dan menyebutkan apa saja
yang sudah dipelajari
9. Guru melengkapi atau
membenarkan jawaban siswa
Penutup Penghargaan 10. Memberikan penghargaan kepada
(15 menit) seluruh siswa yang bersungguh-
sungguh mengikuti pelajaran
11. Membimbing siswa merangkum
butir-butir pembelajaran dan
merefleksikannya
12. Memberi tugas membaca materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.

H. Sumber Belajar
1. Buku Biologi SMA Kelas X, Priadi, Arif
2. Internet

3. Lembar Kerja Siswa 1

I. PENILAIAN
1. Ranah Afektif : Observasi kegiatan siswa selama proses
pembelajaran.
2. Ranah Kognitif : LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71

RPP
( RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN )
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X (Sepuluh) / I
Pertemuan ke :
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Memahami hakikat Biologi sebagai ilmu
B. Kompetensi Dasar :
1.2 Mendeskripsikan objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkat
organisasi kehidupan (molekul, sel, jaringan, organ, individu, populasi, ekosistem,
dan bioma

C. Indikator
Kognitif Produk
1. Memberikan contoh objek biologi
2. Menjelaskan contoh permasalahan biologi dalam kehidupan
3. Menyebutkan cabang ilmu biologi
4. Mengidentifikasi karya ilmiah sesuai metode ilmiah dan kaitannya dengan
manfaat biologi
Kognitif Proses
1. Mengamati objek biologi dan tingkat organisasi kehidupan di sekitar
sekolah
2. Menemukan permasalahan biologi yang mungkin dialami siswa.
3. Diskusi untuk menentukan cabang ilmu biologi.
4. Menganalisis karya ilmiah dalam kelompok.
Psikomotorik

 Mengamati lingkungan sekitar


 Mengamati gambar cabang ilmu biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72

Afektif
1. Melakukan diskusi dengan semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman lain dan memotivasi teman yang belum aktif untuk aktif.
2. Mengemukakan jawaban, pendapat atau gagasan dan bertanya hal-hal
yang belum dipahami.
3. Percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan tumbuh sikap peduli
terhadap lingkungan
D. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Produk
1. Dengan melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar siswa dapat
memberikan contoh objek biologi
2. Dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan permasalahan biologi
3. Dengan berdiskusi siswa dapat menentukan cabang ilmu biologi
4. Dengan menganalisis karya ilmiah siswa dapat memahami metode ilmiah
dan manfaat ilmu biologi
Kognitif Proses
Afektif
1. Setelah mengikuti pelajaran semangat kerja sama, menghargai pendapat
teman dan motivasi siswa meningkat.
2. Selama mengikuti pelajaran rasa ingin tahu, ketertarikan siswa pada
biologi dan rasa peduli terhadap lingkungan meningkat.
3. Setelah melakukan presentasi rasa kepercayaan diri siswa dan keberanian
siswa dalam mengemukakan pendapat meningkat.
E. Materi Pembelajaran
1. Menyebutkan objek biologi dan permasalahan biologi
2. Mendeskripsikan cabang ilmu biologi.
3. Metode ilmiah
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Kooperatif
Metode Pembelajaran : Diskusi, Ceramah, observasi
G. Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73

Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu)
Pendahuluan Melakukan apersepsi, 13. Guru meminta siswa untuk sekilas
(15 menit) menyampaikan tujuan mengamati lingkuangan sekitar
dan memotivasi siswa dan mencatat yang siswa lihat.
14. Guru menanyakan kepada siswa :
Pernahkah melihat semangka
tanpa biji?, atau mendengar
tentang kloning?
15. Guru menunjukan gambar tentang
hal tersebut.
16. Guru memanyakan kepada siswa :
Siapakah yang ingin jadi dokter?
Scientis? Atau Guru biologi?
17. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Inti (60 menit) Menyampaikan 18. Guru memunculkan fenomena
masalah yang terkait objek biologi dan
permasalahan biologi. Guru
menanyakan kepada siswa :
Apakah ada yang tahu bagaimana
manusia bisa sakit? Kenapa kalu
kita terluka akan terjadi infeksi?
19. Siswa memberikan tanggapan atas
fenomena yang diajukan guru.
20. Guru membagikan LKS dan
Karya ilmiah pada siswa untuk
diskusi kelompok untuk
menentukan cabang-cabang
ilmu biologi dan mengidentifikasi
metode ilmiah dalam karya
ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74

Menyampaikan materi 21. Guru meminta siswa untuk


mepresentasikan hasil diskusi
siswa.
Evaluasi 22. Guru meminta siswa untuk tunjuk
jari dan menyebutkan apa saja
yang sudah dipelajari
23. Guru melengkapi atau
membenarkan jawaban siswa
Penutup Penghargaan 24. Memberikan penghargaan kepada
(15 menit) seluruh siswa yang bersungguh-
sungguh mengikuti pelajaran
25. Membimbing siswa merangkum
butir-butir pembelajaran dan
merefleksikannya
26. Memberi tugas membaca materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.

H. Sumber Belajar
1. Buku Biologi SMA Kelas X, Priadi, Arif
2. Karya ilmiah
3. Internet

4. Lembar Kerja Siswa 2


I. PENILAIAN
1. Ranah Kognitif : Post tes, LKS
2. Ranah Afektif : Observasi kegiatan siswa selama proses
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75

Lampiran 6

Hasil Data Pengukuran Zona Hambat Ekstrak Daun dan Getah Jarak Tintir

(Jatropha multifida L.)

Diameter zona hambat bakteri pada ekstrak daun

Kontrol (+)
Kontrol / Kontrol (-) 5% 10% 25% 50% 100% Povidone Iodine
Pengulangan 10%
1 0 6 6 6 8 10 12
2 0 0 7 7 6 7 8
3 0 6 6 6 6 6 12
Rata-rata 0 4 6,33 6,33 6,67 7,67 10,67
Keterangan Null Lemah sedang sedang sedang sedang Kuat

Diameter zona hambat bakteri pada getah

Kontrol Positif (+)


Kontrol / Kontrol Povidone Iodine
Pengulangan (-) 5 10 25 50 100 10%
1 0 0 0 10 20 25 23
2 0 0 0 10 15 19 22
3 0 0 7 12 14 17 20
Rata-rata 0 0 2,33 10,67 16,33 20,33 21,67
Sangat
Keterangan Null null Lemah kuat kuat kuat Sangat kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76

Lampiran 7

Dokumentasi Penelitian

Biakan Staphylococcus aureus

Pengenceran bakteri uji

Pengenceran ekstrak daun Pengenceran Getah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77

Media Kultur sebelum Inkubasi

Zona hambat yang terukur

Media kultur sesudah ikubasi Kontrol media

Uji aktivitas pada daun

Uji aktivitas getah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78

Lampiran 8

Analisis Data Ekstrak Daun Dengan SPSS

a. Uji Homogenitas

Oneway

[DataSet1] D:\SPSS 4 Daun.sav

Descriptives

Datahasil

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

0 3 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00

5 3 4.0000 3.46410 2.00000 -4.6053 12.6053 .00 6.00

10 3 6.3333 .57735 .33333 4.8991 7.7676 6.00 7.00

25 3 6.3333 .57735 .33333 4.8991 7.7676 6.00 7.00

50 3 6.6667 1.15470 .66667 3.7982 9.5351 6.00 8.00

100 3 7.6667 2.08167 1.20185 2.4955 12.8378 6.00 10.00

1000 3 10.6667 2.30940 1.33333 4.9298 16.4035 8.00 12.00

Total 21 5.9524 3.48534 .76056 4.3659 7.5389 .00 12.00

Test of Homogeneity of Variances

Datahasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79

Test of Homogeneity of Variances

Datahasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

6.424 6 14 .002

ANOVA

Datahasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 195.619 6 32.603 9.643 .000

Within Groups 47.333 14 3.381

Total 242.952 20

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Datahasil

Scheffe

(I) (J) 95% Confidence Interval


Konsent Konsent Mean Difference
rasi rasi (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

0 5 -4.00000 1.50132 .370 -10.2058 2.2058

*
10 -6.33333 1.50132 .044 -12.5391 -.1275

*
25 -6.33333 1.50132 .044 -12.5391 -.1275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80

*
50 -6.66667 1.50132 .031 -12.8725 -.4609

*
100 -7.66667 1.50132 .011 -13.8725 -1.4609

*
1000 -10.66667 1.50132 .001 -16.8725 -4.4609

5 0 4.00000 1.50132 .370 -2.2058 10.2058

10 -2.33333 1.50132 .865 -8.5391 3.8725

25 -2.33333 1.50132 .865 -8.5391 3.8725

50 -2.66667 1.50132 .780 -8.8725 3.5391

100 -3.66667 1.50132 .466 -9.8725 2.5391

*
1000 -6.66667 1.50132 .031 -12.8725 -.4609

*
10 0 6.33333 1.50132 .044 .1275 12.5391

5 2.33333 1.50132 .865 -3.8725 8.5391

25 .00000 1.50132 1.000 -6.2058 6.2058

50 -.33333 1.50132 1.000 -6.5391 5.8725

100 -1.33333 1.50132 .990 -7.5391 4.8725

1000 -4.33333 1.50132 .286 -10.5391 1.8725

*
25 0 6.33333 1.50132 .044 .1275 12.5391

5 2.33333 1.50132 .865 -3.8725 8.5391

10 .00000 1.50132 1.000 -6.2058 6.2058

50 -.33333 1.50132 1.000 -6.5391 5.8725

100 -1.33333 1.50132 .990 -7.5391 4.8725

1000 -4.33333 1.50132 .286 -10.5391 1.8725

*
50 0 6.66667 1.50132 .031 .4609 12.8725
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81

5 2.66667 1.50132 .780 -3.5391 8.8725

10 .33333 1.50132 1.000 -5.8725 6.5391

25 .33333 1.50132 1.000 -5.8725 6.5391

100 -1.00000 1.50132 .998 -7.2058 5.2058

1000 -4.00000 1.50132 .370 -10.2058 2.2058

*
100 0 7.66667 1.50132 .011 1.4609 13.8725

5 3.66667 1.50132 .466 -2.5391 9.8725

10 1.33333 1.50132 .990 -4.8725 7.5391

25 1.33333 1.50132 .990 -4.8725 7.5391

50 1.00000 1.50132 .998 -5.2058 7.2058

1000 -3.00000 1.50132 .679 -9.2058 3.2058

*
1000 0 10.66667 1.50132 .001 4.4609 16.8725

*
5 6.66667 1.50132 .031 .4609 12.8725

10 4.33333 1.50132 .286 -1.8725 10.5391

25 4.33333 1.50132 .286 -1.8725 10.5391

50 4.00000 1.50132 .370 -2.2058 10.2058

100 3.00000 1.50132 .679 -3.2058 9.2058

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

Datahasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82

Scheffe

Subset for alpha = 0.05


Konsent
rasi N 1 2 3

0 3 .0000

5 3 4.0000 4.0000

10 3 6.3333 6.3333

25 3 6.3333 6.3333

50 3 6.6667 6.6667

100 3 7.6667 7.6667

1000 3 10.6667

Sig. .370 .466 .286

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83

b. Uji Normalitas

Konsentrasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


Konsent
rasi N Percent N Percent N Percent

Datahasil 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

a
Descriptives

Konsentrasi Statistic Std. Error

Datahasil 5 Mean 4.0000 2.00000

95% Confidence Interval for Lower Bound -4.6053


Mean
Upper Bound 12.6053

5% Trimmed Mean .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84

Median 6.0000

Variance 12.000

Std. Deviation 3.46410

Minimum .00

Maximum 6.00

Range 6.00

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .

10 Mean 6.3333 .33333

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.8991


Mean
Upper Bound 7.7676

5% Trimmed Mean .

Median 6.0000

Variance .333

Std. Deviation .57735

Minimum 6.00

Maximum 7.00

Range 1.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85

25 Mean 6.3333 .33333

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.8991


Mean
Upper Bound 7.7676

5% Trimmed Mean .

Median 6.0000

Variance .333

Std. Deviation .57735

Minimum 6.00

Maximum 7.00

Range 1.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

50 Mean 6.6667 .66667

95% Confidence Interval for Lower Bound 3.7982


Mean
Upper Bound 9.5351

5% Trimmed Mean .

Median 6.0000

Variance 1.333

Std. Deviation 1.15470

Minimum 6.00

Maximum 8.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86

Range 2.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

100 Mean 7.6667 1.20185

95% Confidence Interval for Lower Bound 2.4955


Mean
Upper Bound 12.8378

5% Trimmed Mean .

Median 7.0000

Variance 4.333

Std. Deviation 2.08167

Minimum 6.00

Maximum 10.00

Range 4.00

Interquartile Range .

Skewness 1.293 1.225

Kurtosis . .

1000 Mean 10.6667 1.33333

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.9298


Mean
Upper Bound 16.4035

5% Trimmed Mean .

Median 12.0000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87

Variance 5.333

Std. Deviation 2.30940

Minimum 8.00

Maximum 12.00

Range 4.00

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .

a. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.

b
Tests of Normality

a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Konsent
rasi Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Datahasil 5 .385 3 . .750 3 .000

10 .385 3 . .750 3 .000

25 .385 3 . .750 3 .000

50 .385 3 . .750 3 .000

100 .292 3 . .923 3 .463

1000 .385 3 . .750 3 .000

a. Lilliefors Significance Correction

b. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88

Datahasil

Normal Q-Q Plots


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90

Detrended Normal Q-Q Plots


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94

c. Transformasi Data

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


Konsent
rasi N Percent N Percent N Percent

Datahasil 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

a
Descriptives

Konsentrasi Statistic Std. Error

Datahasil 5 Mean 4.0000 2.00000

95% Confidence Interval for Lower Bound -4.6053


Mean
Upper Bound 12.6053

5% Trimmed Mean .

Median 6.0000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95

Variance 12.000

Std. Deviation 3.46410

Minimum .00

Maximum 6.00

Range 6.00

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .

10 Mean 6.3333 .33333

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.8991


Mean
Upper Bound 7.7676

5% Trimmed Mean .

Median 6.0000

Variance .333

Std. Deviation .57735

Minimum 6.00

Maximum 7.00

Range 1.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

25 Mean 6.3333 .33333


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.8991


Mean
Upper Bound 7.7676

5% Trimmed Mean .

Median 6.0000

Variance .333

Std. Deviation .57735

Minimum 6.00

Maximum 7.00

Range 1.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

50 Mean 6.6667 .66667

95% Confidence Interval for Lower Bound 3.7982


Mean
Upper Bound 9.5351

5% Trimmed Mean .

Median 6.0000

Variance 1.333

Std. Deviation 1.15470

Minimum 6.00

Maximum 8.00

Range 2.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

100 Mean 7.6667 1.20185

95% Confidence Interval for Lower Bound 2.4955


Mean
Upper Bound 12.8378

5% Trimmed Mean .

Median 7.0000

Variance 4.333

Std. Deviation 2.08167

Minimum 6.00

Maximum 10.00

Range 4.00

Interquartile Range .

Skewness 1.293 1.225

Kurtosis . .

1000 Mean 10.6667 1.33333

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.9298


Mean
Upper Bound 16.4035

5% Trimmed Mean .

Median 12.0000

Variance 5.333
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98

Std. Deviation 2.30940

Minimum 8.00

Maximum 12.00

Range 4.00

Interquartile Range .

Skewness -1.732 1.225

Kurtosis . .

a. Datahasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.

Datahasil

Stem-and-Leaf Plots

Datahasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 5,00

Frequency Stem & Leaf

1,00 0. 0

2,00 0 . 66

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)

Datahasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 10,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99

Frequency Stem & Leaf

2,00 6 . 00

1,00 7. 0

Stem width: 1,00

Each leaf: 1 case(s)

Datahasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 25,00

Frequency Stem & Leaf

2,00 6 . 00

1,00 7. 0

Stem width: 1,00

Each leaf: 1 case(s)

Datahasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 50,00

Frequency Stem & Leaf

3,00 0 . 668

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)

Datahasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 100,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100

Frequency Stem & Leaf

2,00 0 . 67

1,00 1. 0

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)

Datahasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 1000,00

Frequency Stem & Leaf

1,00 0. 8

2,00 1 . 22

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101

d. Uji Kruskal-Wallis

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Konsent
rasi N Mean Rank

Datahasil 5 3 4.33

10 3 8.00

25 3 8.00

50 3 8.67

100 3 11.00

Total 15

a,b
Test Statistics

Datahasil

Chi-Square 4.410

Df 4

Asymp. Sig. .353

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:
Konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102

e. Uji Regresi Linier

Regression
b
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

a
1 Konsentrasi . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Datahasil

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

a
1 .608 .369 .336 2.83977

a. Predictors: (Constant), Konsentrasi

b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

a
1 Regression 89.730 1 89.730 11.127 .003

Residual 153.222 19 8.064

Total 242.952 20

a. Predictors: (Constant), Konsentrasi

b. Dependent Variable: Datahasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.920 .693 7.103 .000

Konsentrasi .006 .002 .608 3.336 .003

a. Dependent Variable: Datahasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104

Lampiran 9

Analisis Data Getah Dengan SPSS

a. Uji Homogenitas

Oneway

Test of Homogeneity of Variances

DataHasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

5.862 6 14 .003

ANOVA

DataHasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1625.905 6 270.984 39.795 .000

Within Groups 95.333 14 6.810

Total 1721.238 20

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable:DataHasil

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval


(I) (J) Mean Difference
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105

Konsent Konsent (I-J)


rasi rasi Lower Bound Upper Bound

Scheffe 0 5 .00000 2.13065 1.000 -8.8072 8.8072

10 -2.33333 2.13065 .971 -11.1405 6.4739

*
25 -10.66667 2.13065 .013 -19.4739 -1.8595

*
50 -16.33333 2.13065 .000 -25.1405 -7.5261

*
100 -20.33333 2.13065 .000 -29.1405 -11.5261

*
1000 -21.66667 2.13065 .000 -30.4739 -12.8595

5 0 .00000 2.13065 1.000 -8.8072 8.8072

10 -2.33333 2.13065 .971 -11.1405 6.4739

*
25 -10.66667 2.13065 .013 -19.4739 -1.8595

*
50 -16.33333 2.13065 .000 -25.1405 -7.5261

*
100 -20.33333 2.13065 .000 -29.1405 -11.5261

*
1000 -21.66667 2.13065 .000 -30.4739 -12.8595

10 0 2.33333 2.13065 .971 -6.4739 11.1405

5 2.33333 2.13065 .971 -6.4739 11.1405

25 -8.33333 2.13065 .070 -17.1405 .4739

*
50 -14.00000 2.13065 .001 -22.8072 -5.1928

*
100 -18.00000 2.13065 .000 -26.8072 -9.1928

*
1000 -19.33333 2.13065 .000 -28.1405 -10.5261

*
25 0 10.66667 2.13065 .013 1.8595 19.4739

*
5 10.66667 2.13065 .013 1.8595 19.4739
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106

10 8.33333 2.13065 .070 -.4739 17.1405

50 -5.66667 2.13065 .371 -14.4739 3.1405

*
100 -9.66667 2.13065 .027 -18.4739 -.8595

*
1000 -11.00000 2.13065 .010 -19.8072 -2.1928

*
50 0 16.33333 2.13065 .000 7.5261 25.1405

*
5 16.33333 2.13065 .000 7.5261 25.1405

*
10 14.00000 2.13065 .001 5.1928 22.8072

25 5.66667 2.13065 .371 -3.1405 14.4739

100 -4.00000 2.13065 .735 -12.8072 4.8072

1000 -5.33333 2.13065 .439 -14.1405 3.4739

*
100 0 20.33333 2.13065 .000 11.5261 29.1405

*
5 20.33333 2.13065 .000 11.5261 29.1405

*
10 18.00000 2.13065 .000 9.1928 26.8072

*
25 9.66667 2.13065 .027 .8595 18.4739

50 4.00000 2.13065 .735 -4.8072 12.8072

1000 -1.33333 2.13065 .999 -10.1405 7.4739

*
1000 0 21.66667 2.13065 .000 12.8595 30.4739

*
5 21.66667 2.13065 .000 12.8595 30.4739

*
10 19.33333 2.13065 .000 10.5261 28.1405

*
25 11.00000 2.13065 .010 2.1928 19.8072

50 5.33333 2.13065 .439 -3.4739 14.1405

100 1.33333 2.13065 .999 -7.4739 10.1405


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

DataHasil

Subset for alpha = 0.05


Konsent
rasi N 1 2 3 4

a
Tukey B 0 3 .0000

5 3 .0000

10 3 2.3333

25 3 10.6667

50 3 16.3333 16.3333

100 3 20.3333

1000 3 21.6667

a
Scheffe 0 3 .0000

5 3 .0000

10 3 2.3333 2.3333

25 3 10.6667 10.6667

50 3 16.3333 16.3333

100 3 20.3333

1000 3 21.6667

Sig. .971 .070 .371 .439


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108

DataHasil

Subset for alpha = 0.05


Konsent
rasi N 1 2 3 4

a
Tukey B 0 3 .0000

5 3 .0000

10 3 2.3333

25 3 10.6667

50 3 16.3333 16.3333

100 3 20.3333

1000 3 21.6667

a
Scheffe 0 3 .0000

5 3 .0000

10 3 2.3333 2.3333

25 3 10.6667 10.6667

50 3 16.3333 16.3333

100 3 20.3333

1000 3 21.6667

Sig. .971 .070 .371 .439

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109

b. Uji Normalitas Data

Explore

Konsentrasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


Konsent
rasi N Percent N Percent N Percent

DataHasil 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

a,b
Descriptives

Konsentrasi Statistic Std. Error

DataHasil 10 Mean 2.3333 2.33333

95% Confidence Interval for Lower Bound -7.7062


Mean
Upper Bound 12.3729
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110

5% Trimmed Mean .

Median .0000

Variance 16.333

Std. Deviation 4.04145

Minimum .00

Maximum 7.00

Range 7.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

25 Mean 10.6667 .66667

95% Confidence Interval for Lower Bound 7.7982


Mean
Upper Bound 13.5351

5% Trimmed Mean .

Median 10.0000

Variance 1.333

Std. Deviation 1.15470

Minimum 10.00

Maximum 12.00

Range 2.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111

Kurtosis . .

50 Mean 16.3333 1.85592

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.3479


Mean
Upper Bound 24.3187

5% Trimmed Mean .

Median 15.0000

Variance 10.333

Std. Deviation 3.21455

Minimum 14.00

Maximum 20.00

Range 6.00

Interquartile Range .

Skewness 1.545 1.225

Kurtosis . .

100 Mean 20.3333 2.40370

95% Confidence Interval for Lower Bound 9.9910


Mean
Upper Bound 30.6756

5% Trimmed Mean .

Median 19.0000

Variance 17.333

Std. Deviation 4.16333

Minimum 17.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112

Maximum 25.00

Range 8.00

Interquartile Range .

Skewness 1.293 1.225

Kurtosis . .

1000 Mean 21.6667 .88192

95% Confidence Interval for Lower Bound 17.8721


Mean
Upper Bound 25.4612

5% Trimmed Mean .

Median 22.0000

Variance 2.333

Std. Deviation 1.52753

Minimum 20.00

Maximum 23.00

Range 3.00

Interquartile Range .

Skewness -.935 1.225

Kurtosis . .

a. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.

b. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113

b,c
Tests of Normality

a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Konsent
rasi Statistic df Sig. Statistic df Sig.

DataHasil 10 .385 3 . .750 3 .000

25 .385 3 . .750 3 .000

50 .328 3 . .871 3 .298

100 .292 3 . .923 3 .463

1000 .253 3 . .964 3 .637

a. Lilliefors Significance Correction

b. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.

c. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted.

DataHasil

Normal QQ Plots
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116

Detrended Normal Q-Q Plots


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119

c. Uji Tranformasi Data

Explore

Konsentrasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


Konsent
rasi N Percent N Percent N Percent

DataHasil 0 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

5 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

10 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

25 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

50 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

100 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

1000 3 100.0% 0 .0% 3 100.0%

a,b
Descriptives

Konsentrasi Statistic Std. Error

DataHasil 10 Mean 2.3333 2.33333

95% Confidence Interval for Lower Bound -7.7062


Mean
Upper Bound 12.3729
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120

5% Trimmed Mean .

Median .0000

Variance 16.333

Std. Deviation 4.04145

Minimum .00

Maximum 7.00

Range 7.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

25 Mean 10.6667 .66667

95% Confidence Interval for Lower Bound 7.7982


Mean
Upper Bound 13.5351

5% Trimmed Mean .

Median 10.0000

Variance 1.333

Std. Deviation 1.15470

Minimum 10.00

Maximum 12.00

Range 2.00

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121

Kurtosis . .

50 Mean 16.3333 1.85592

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.3479


Mean
Upper Bound 24.3187

5% Trimmed Mean .

Median 15.0000

Variance 10.333

Std. Deviation 3.21455

Minimum 14.00

Maximum 20.00

Range 6.00

Interquartile Range .

Skewness 1.545 1.225

Kurtosis . .

100 Mean 20.3333 2.40370

95% Confidence Interval for Lower Bound 9.9910


Mean
Upper Bound 30.6756

5% Trimmed Mean .

Median 19.0000

Variance 17.333

Std. Deviation 4.16333

Minimum 17.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122

Maximum 25.00

Range 8.00

Interquartile Range .

Skewness 1.293 1.225

Kurtosis . .

1000 Mean 21.6667 .88192

95% Confidence Interval for Lower Bound 17.8721


Mean
Upper Bound 25.4612

5% Trimmed Mean .

Median 22.0000

Variance 2.333

Std. Deviation 1.52753

Minimum 20.00

Maximum 23.00

Range 3.00

Interquartile Range .

Skewness -.935 1.225

Kurtosis . .

a. DataHasil is constant when Konsentrasi = ,00. It has been omitted.

b. DataHasil is constant when Konsentrasi = 5,00. It has been omitted.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123

DataHasil

Stem-and-Leaf Plots

DataHasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 10,00

Frequency Stem & Leaf

2,00 0 . 00

1,00 0. 7

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)

DataHasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 25,00

Frequency Stem & Leaf

3,00 1 . 002

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)

DataHasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 50,00

Frequency Stem & Leaf

2,00 1 . 45

1,00 2. 0

Stem width: 10,00


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124

Each leaf: 1 case(s)

DataHasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 100,00

Frequency Stem & Leaf

2,00 1 . 79

1,00 2. 5

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)

DataHasil Stem-and-Leaf Plot for

Perlakuan= 1000,00

Frequency Stem & Leaf

3,00 2 . 023

Stem width: 10,00

Each leaf: 1 case(s)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126

d. Uji Kruskal-Wallis

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

DataHasil 21 10.1905 9.27696 .00 25.00

Konsentrasi 21 1.7000E2 348.77285 .00 1000.00

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Konsent
rasi N Mean Rank

DataHasil 5 3 3.00

10 3 4.00

25 3 8.00

50 3 11.67

100 3 13.33

Total 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127

a,b
Test Statistics

DataHasil

Chi-Square 12.918

df 4

Asymp. Sig. .012

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:
Konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128

e. Uji Regresi Linier

Regression

Variables Variables
Model Entered Removed Method

a
1 Konsentrasi . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: DataHasil

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

a
1 .588 .346 .311 7.69978

a. Predictors: (Constant), Konsentrasi

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

a
1 Regression 594.793 1 594.793 10.033 .005

Residual 1126.445 19 59.287

Total 1721.238 20

a. Predictors: (Constant), Konsentrasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

a
1 Regression 594.793 1 594.793 10.033 .005

Residual 1126.445 19 59.287

Total 1721.238 20

b. Dependent Variable: DataHasil

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 7.532 1.878 4.011 .001

Konsentrasi .016 .005 .588 3.167 .005

a. Dependent Variable: DataHasil

Anda mungkin juga menyukai