Begitu Cepat Waktu Ini Berlalu

‫‪Teks Khotbah Jum’at‬‬
‫‪Judul : Begitu Cepat Waktu Ini Berlalu‬‬

‫‪Oleh : Ustadz Muhammad Idris, Lc.‬‬
‫‪Khotbah pertama‬‬
‫ﷲ ُ‬ ‫‪.‬اﻟ ﺳﻼ َﻠ ورﺣﻣﺔ‬
‫و َﺑر ﺗﮫ‬ ‫م ْﯾﻛم‬
‫ﻛﺎ‬ ‫ﻋ‬
‫َ‬ ‫ﻧﺣﻣد ُه َ َ ْ ﯾ َ َﺗ ر َ ْ ذ‬ ‫ِإن ا ﺣ‬

‫ﺷر ْو ر أ‬
‫ﻣن ْﻧﻔ ﻧﺎ‬ ‫ﻧ ﺗ ُﻧﮫ ﻧ ﻐﻔ ُه ﻧ و ﺑﺎ‬ ‫ْﻟ ﻣ‬
‫ﺳ‬ ‫و‬ ‫وﺳﻌ و ﺳ‬ ‫َد‬
‫ﻌ‬
‫ﻣن ﯾﮭده ﻣ ﺿل وﻣن ﺿ ﻓ ھﺎ ي‬ ‫وﺳ ّﯾ ت ﻋﻣﺎﻟِ‬
‫ﯾ ِﻠل َﻼ د ﻟﮫ‬ ‫ﻟﮫ‬ ‫ﷲ ﻓﻼَ‬ ‫َﺋﺎ أ َﻧﺎ‬
‫د ُه‬
‫َأﺷﮭد أَن ۧ ﮫ ِإ ﱠﻻ وﺣ َد ُه ﺷ ك و ﺷﮭد ﻣﺣﻣد ْ‬
‫ا ﺑ‬ ‫أَ‪O‬ن‬ ‫ﻻ ر ﻟﮫ‪ ،‬أَ‬
‫ﷲ‬ ‫ﻻ‬
‫ﻋ‬ ‫ْﯾ‬ ‫ِإ‪OٰO‬ﻟ‬
‫‪ ْ َ .‬وﻟُ‬
‫ر ُﮫ ﺳ‬
‫اﻟ ﱡﺗ‬ ‫وﻋﻠ آﻟِﮫ ﺻ ﮫ‬‫ٰ‬ ‫وﺳﻠﱢ ﻋٰ‪O‬ﻠ ﻣﺣﻣ ْ َﺗٰﺑ‬ ‫اَﻟ ٰﻠّ‬
‫ﻰ و ﺣ أَھ ٰﻘﻰ ل‬ ‫د ﻟﻣ ﻰ‪،‬‬ ‫و َ م ﻰ‬
‫ِﺑ‬ ‫ﻧﺎ ﺟ‬ ‫ﺻ‬
‫ﮭم ل‬
‫ﷲ‬ ‫ِﺗﮫ وطﺎﻋ‬ ‫ﺳﻲ و ْﻔ ﻧ َ ﺗ َ ﺑ َوى ْﻘ‬
‫‪© 2022 muslim.or.id‬‬
‫‪Sumber: https://muslim.or.id/77107-khotbah-jumat-begitu-cepat-waktu-ini-berlalu.html‬‬
‫ﺻ ْﯾﻛم‬ ‫أُ ْو‬ ‫ﺳﻠ ْ و ﻣ‬ ‫ﻓ أَ َ ا ْﻟﻣ‬ ‫َو ٰﻓﻰ‪ .‬وا أَﻣﺎ ﺑﻌ‬
‫ن!‬ ‫ﱡﯾ ﯾﺎ ﮭﺎ‬ ‫د‬ ‫ْﻟ‬
‫ﻓ َﻘ ﻓﺎ ﻣن ا ﱠﺗ َﻘﻰ‬
‫ْد ز‬
‫َ ا ر ْﯾ ِم‬
‫ﺗﻌﺎٰﻟﻰ‬ ‫‪:‬ﻓ َﻘﺎ ﷲ‬
‫ﻓﻲ ﺗﺎ ْﻟﻛ‬ ‫ل‬
‫ﺑ ﮫ‬
‫ِ‬
‫ﻛ‬
‫واﺣ َدة َﻠق ﻣ ْﻧﮭﺎ‬ ‫ﻛم َﻠ ﻧ ْﻔ‬ ‫ا ﱠﺑ‬ ‫ﯾﺎ أَ ﱡﯾ ﮭﺎ اﻟ‬

‫س وﺧ‬ ‫ﱠﺗﻘُوا ر اﻟﱠذي َﻘﻛم ﻣن‬ ‫ﱠﻧﺎ‬
‫ﺧ‬ ‫س‬
‫ﺗﺳﺎءﻟُون‬ ‫َﷲ‬ ‫ﺟﺎ ﻛ ر ِ ﺳ ﱠﺗﻘُوا‬ ‫َز ﺟ َ ث َ ﻣﺎ‬
‫ﺑﮫ‬
‫اﻟﱠ‪O‬ذي‬ ‫ا ﻧ ﺎء وا‬
‫ًﻻ ِﺛﯾ‬
‫ر‬
‫ﱠن‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﮭ‬
‫ْو‬
‫و‬ ‫ﷲ‬
‫ً‬ ‫َ‬ ‫إ‬ ‫وا ْﻷَ‬
‫َ ﻋ َﻠ م‬ ‫رﺣﺎ‬
‫ﺑﺎ‬ ‫ﻛﺎ‬ ‫و‬
‫ْﯾﻛ ر ِﻗﯾ‬ ‫ﻣ ن‬
‫ْﻧ‬ ‫َ‬
‫ﮭ‬
‫م‬
‫‪Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.‬‬

Pertama-tama, marilah kita senantiasa meningkatkan
ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Karena dengan ketakwaan
inilah, kita bisa meraih rida Rabb kita dan dengannya pula kita
akan mendapatkan kehidupan yang mulia. Orang yang
bertakwa dicap oleh Allah Ta’ala sebagai makhluk-Nya yang
paling baik. Allah Ta’ala berfirman,
‫ان ﱠاﻟ ْ ُﻧ وﻋﻣﻠُوا ّ اُوٰۤﻟ ك ْ ا ْﻟ ر ﱠﯾ ۗ ِﺔ‬

‫ھم ﯾ َﺑ‬ ‫اﻟ ﺻ‬ ‫ﯾن ْوا‬
‫ﺧ ر‬ ‫ِﻠﺣ ِٕﯨ ت‬ ‫ذ اﻣ‬
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.”
(QS. Al-Bayyinah: 7)
Sungguh, waktu ini sangatlah cepat berlalu. Rasanya belum

lama kita bertemu dengan tahun 1443 Hijriyyah. Namun,
ternyata tahun 1443 sudah hampir usai dan tak akan kembali.
Berlalu juga semua kesempatan ibadah di dalamnya. Ramadan
yang telah kita lewati, musim haji, dan bulan Zulhijah telah usai
yang ditandai dengan jemaah haji yang mulai berdatangan dari
tanah suci Makkah, kembali ke tanah air ini. Sungguh, waktu
sangatlah cepat berlalu, dan itu tidaklah mengherankan, karena
cepatnya waktu adalah salah satu karakteristik kehidupan di
akhir zaman.
Singkatnya waktu yang kita rasakan merupakan salah satu

tanda-tanda kecil dekatnya hari kiamat sebagaimana yang
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/77107-khotbah-jumat-begitu-cepat-waktu-ini-berlalu.html
pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam katakan,
‫ﻻَ ﺗﻘُو م ﺳﺎ ﱠﺗﻰ َﺗ ب زﻣﺎ َﺗ ن َ ﻛﺎ ﺷﮭ و ن ﺷﮭ‬
‫ َﯾﻛو اﻟ ر‬،‫اﻟ ﻋﺔ ﺣ َﻘﺎر اﻟ ن ﻛو اﻟ ﻧﺔ ﻟ ر‬
‫ﺳ‬ ‫ﻓ‬ ‫ﯾ‬
‫ﺳﺎ‬
‫ﻣ َ ﻛو ْ ﺟﻣ َﯾ ْو و ا ْﻟ َﯾ ﻛﺎ ﺳﺎﻋ و ن‬ ْ
‫ﻋﺔ‬
‫ َﺗﻛو اﻟ‬،‫ ﻛﺎ َﯾﻛو ْوم ن ﻟ ﺔ‬،‫و َﺗ ن ﻟ ﻌﺔ ِم‬
‫َﻌ‬ ‫ﻟ‬
‫ا‬ ،‫ﺔ‬
‫ْﻟ‬ ‫ﺟر‬
‫َﻔﺔ‬ ‫ﻛ‬
‫ِق‬
‫ا اﻟﺳ َﻌ‬ ‫ﺎ‬
ِ
‫ﻛ ﺗ‬
‫ﺎ‬
‫ﺣ‬
“Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman berdekatan. Setahun

bagaikan sebulan. Sebulan bagaikan sepekan. Sepekan
bagaikan sehari. Sehari bagaikan sejam. Dan sejam bagaikan
terbakarnya pelepah pohon kurma.” (HR. Ahmad no. 10943 di
dalam Musnad-nya)
Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.
Alangkah bahagianya bagi siapa saja yang telah

memperbanyak ketaatan, berlomba-lomba dalam kebaikan,
berusaha mengangkat derajat pahalanya, dan berusaha agar
Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosanya pada tahun ini,
serta bisa mengambil pelajaran dari setiap hal yang telah
Allah takdirkan. Allah Ta’ala berfirman,
‫ُ ْ ﺻ ﺎر‬
ِ‫ﻓﻲ ك ﻟﻌ ﻻوﻟ‬ ‫ﯾ َﻘﻠﱢب ّ اﻟﱠ ﱠﻧ َر‬
‫ْﺑرة ﻰ َﻻ‬ ‫ذﻟ‬ ‫ﷲ ْﯾل واﻟ ان‬
‫ْﺑ ا‬ ‫ﮭﺎ‬
“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada

yang demikian itu, pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai penglihatan (yang tajam).” (QS. An-Nisa’: 44)
Alangkah senangnya bagi siapa saja yang mengisi hari-harinya

dengan mengerjakan perintah Allah, memenuhi bulan-bulannya
dengan menjawab panggilan salat, dan mengorbankan
tahun-tahun kehidupannya di dalam ketaatan kepada
Allah
Ta’ala disertai dengan keikhlasan dan kesadaran bahwa
inilah tujuan diciptakannya manusia di bumi ini sebagaimana
firman Allah Ta’ala,
‫د ْون‬
َُ ‫ا‬ ‫ت ا ِْﻻ‬ َ ‫وﻣﺎ‬
‫ْﻟﺟن ْﻧ وا ﱠﻻ ﯾ ﺑ‬ ‫ﻠ‬
‫س ِﻟ‬ ‫ْﻘ‬
‫ﻌ‬
‫ﺧ‬
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)
Dan firman-Nya juga,
‫ُْ ﻣوا ﺻ‬ ‫َﻔ‬ ‫وﻣﺂ اُﻣ ٓ ﱠ َ ُدو ّ ﻣﺧ ْ ﯾ اﻟد ْﯾ ن‬

‫ﯾ ﯾ اﻟ ﻠوة‬ ‫ۤﺎء‬ ‫ﻟﮫ ۙە‬ ‫ِﻠ ن‬ ‫وا ﻻ ﯾ ﺑ ا‬
‫و‬ ‫ﺣ‬ ‫ﺻ‬ ‫ِﻟ‬ ‫ر‬
‫ﻘ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﻌ‬
‫َﻧ‬ ‫ا‬
‫ذﻟ ْ ْﻟ ﻣ ۗ ِﺔ‬ ِ ٰ ‫و ُﯾ ْؤ ُﺗوا ٰﻛ‬
‫اﻟ وة ك ﯾ َﻘ ﱢﯾ‬
‫ز و د ن‬
‫ا‬
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan

ikhlas, menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan)
agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan
zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”
(QS. Al-Bayyinah: 5
Ma’asyiral Mu’minin, yang dirahmati Allah Ta’ala.
Di antara hak Allah Ta’ala atas hamba-Nya yang telah Allah

berikan begitu banyak kenikmatan, yang telah Allah berikan
kesempatan hidup hingga detik ini dalam keadaan yang baik
adalah mensyukuri segala nikmat-Nya serta memuji-Nya atas
segala kemulian-Nya. Karena rasa syukur menyebabkan
bertambahnya kenikmatan dan mencegah dari penderitaan.
Alangkah baiknya manusia selalu meresapi dan mematri
dengan kuat di dalam hatinya firman Allah Ta’ala,
‫َ ْ ﯾد‬
‫ذا‬ ‫ﺷﻛر ْﯾ َد َﻟ َ ُ م‬ ِٕ ‫و ِا ﱠذن ﱡﺑﻛم‬
‫ﻟﺷد‬
‫ِﺑﻲ‬ ‫ُﺗم ﱠﻧﻛم ﻻَز ِٕﯨن ﻔ ﺗ ان‬ ‫ْذ ﺗﺎَ ر ﯨ‬
‫ﻋ‬ ‫و ﻛر‬ ‫ن‬
‫ﻟ‬
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)
kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)
Saat seorang muslim bersyukur, maka kebaikannya akan

kembali ke dirinya sendiri. Dan saat ia kufur terhadap nikmat
Allah, maka bahayanya pun akan kembali ke dirinya sendiri.
Karena sesungguhnya Allah Ta’ala Mahakaya, tidak
memerlukan sesuatu apapun dari seluruh alam ini. Allah Ta’ala
berfirman,
‫ﺣﻣ ْﯾد‬
ِ ّ ِ َ ‫ِﻟ َﻧ ْﻔ ۚ وﻣ‬ ‫وﻣن ﯾﺷﻛ ِﺎ‬
‫ﻧﻲ‬ ‫ﯾﺷﻛر ٖﮫ ن ﻔ ﺎ‬ ‫ر ﱠﻧﻣﺎ‬
‫ﻏ‬ ‫ر ن‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻓ‬
‫ﻛ ﻓ ﷲ‬
“Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka

sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan
barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah
Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman: 12)
Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala.
Tidak ada yang menjadi tugas kita, kecuali memuji Allah atas
apa yang telah diberikan kepada kita. Pujian kita kepada-Nya
menandakan keridaan kita atas limpahan rezeki-Nya, dan tidak
ada balasan dari keridaan seseorang kepada Allah, kecuali
kemenangan yang besar. Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk rida kepada
Allah Ta’ala dengan senantiasa memuji-Nya atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Bahkan,
terhadap makanan dan minuman yang kita makan setiap
harinya.
‫ﯾﺷر‬ ْ ‫َ ن ْ أَن ﯾﺄْ ل َ َ َ د َ ﮭﺎ‬ ‫َر‬ ‫إن‬

‫ب‬ ‫ و‬، ‫ﻛ اﻷ ﻠﺔ ﯾ ُه ﻠ‬ ‫ﺿ َﻋ ﺑد‬ ‫ﯾ‬
َ‫أ‬ ‫اﻟ‬ َ ‫اﻟﺷ‬
‫ْﯾ‬ ‫ﺣﻣ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻰ َﻠ‬
‫ﻛ ﻓ‬ ‫ﷲﻟ ﯾ‬
‫ﻋ‬ ‫ﮭﺎ‬
َ ‫َ ﺣ‬
‫ْﯾ‬
‫د ُه‬ ‫ﺑﺔ ﻓ‬
‫ﻣ ﻋ‬
‫ر‬
“Sesungguhnya Allah rida kepada hamba yang menyantap
makanan lalu memuji Allah atas makanan itu, atau minum lalu
memuji Allah atas minuman itu.” (HR. Muslim no. 2734)
Ma’asyiral Mu’minin, yang semoga diridai oleh Allah Ta’ala.
Sesungguhnya di antara kemuliaan seseorang, saat ia sudah di

penghujung sebuah waktu adalah meluangkan waktunya
seorang diri, untuk mengintrospeksi dan mengoreksi dirinya
atas amalan apa yang telah diperbuat dan amalan apa yang
telah terlewat. Demikian juga dengan waktu yang telah Allah
berikan, sudahkah ia manfaatkan ataukah ia sia-siakan. Karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan,
‫ا ْﻟ ﱢ س ﻣن ْﻔ وﻋ ل َ ْ ْ وا ﻌﺎﺟ أَ ْﺗ َﺑﻊ ْﻔ‬
‫ﻣن ﺳﮫ‬ ‫دان ﺳﮫ ﻣ ِﻟﻣﺎ د ﻟ و ْﻟ ز‬ ‫ﯾ‬
‫ﻧ‬ ‫ت‬ ‫ﺑﻌ ا‬ ‫ﻧ‬ ‫ﻛ‬
‫ﻣ‬
‫ِﷲ‬ ‫ھ َواھﺎ َ ﱠﻧﻰ ﻋ َﻠﻰ‬
‫ﺗ ﻣ‬
‫و‬
“Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya

dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang
yang bodoh adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya
dan berangan angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2459,
beliau mengatakan hadis ini ‘hasan’)
Imam Tirmidzi mengatakan, “Maksud sabda Nabi ‘Orang yang

mempersiapkan diri’ adalah orang yang selalu mengoreksi
dirinya pada waktu di dunia sebelum dihisab pada hari kiamat.”
‫ِإ ﱠﻧﮫ‬ ‫ﷲ ظﯾم َ ﻛم َﺗﻐﻔ رو ﯾﻐﻔ‬ ‫وﻟ َ و َ ﻐﻔ‬

ِ ْ ‫أَﻗول‬
‫ﻟﻛم‬ ‫ ﻓﺎﺳ ُه ر‬، ‫ِﻟﻲ ﻟ‬ ‫اﻟﻌ‬ ‫ﻲ ﻗ ذا أَ ﺗ ر‬
‫و‬ ‫ھ ﺳ‬
‫ھ َو اﻟ ﻐﻔُو اﻟر ﺣﯾ وا ﻋ َﺗ ب ﻟﻛم ِإ َ َ ر رﯾم‬.
‫ﱠﻧﮫ و ﺑ اﻟﻛ‬ ‫ د وه ﺟ‬،‫م‬ ‫ر‬
‫اﻟ‬ ‫ﯾﺳ‬
‫ھ‬
Khotbah kedua
‫آﻟِﮫ‬ َ ‫َﻔﻰ و ﺻ و ﺳ‬
‫ﺻط َﻠﻰ‬ ‫ا ْﻟﻣ‬ ‫اَ ْﻟ ﺣ‬
‫ وﻋ‬،‫َﻔﻰ‬ ‫ﻣﺣﻣد‬ ‫م ﻠﻰ‬O‫ﻲ أُ ﻠﱢ‬O‫ وﻛ أُ ﻠﱢ‬، ‫ﻣد‬
‫ﻋ‬
‫و ﺷ‬
‫ ﺷﮭد ﻻ ﮫ ِإ ﱠﻻ َ د ُه ﻻ ﺷ ك‬.‫وأ ﺻ ﮫ ا ْﻟ ﻓﺎ‬
‫َ ﮭد‬
‫ أ‬،‫وﺣ ر ﻟﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫أَن ِإﻟ‬ َ‫ﺣﺎ أَھ َو أ‬
‫ْﯾ‬ ‫ل‬ ‫ِﺑ‬
‫أَن ﻣﺣﻣد ْد ْ وﻟُ ﮫ ﺑﻌد‬.
‫ا ﺑ ُه ورﺳ أَﻣﺎ‬
‫ﻋ‬
Wahai orang-orang yang beriman.
Ketahuilah, sesungguhnya kunci kesuksesan orang-orang

terdahulu maupun untuk generasi yang akan datang adalah
tidak menunda-nunda dalam beramal. Apa yang bisa kita
kerjakan di hari tersebut, maka tidak kita tinggalkan untuk
dikerjakan esok harinya. Karena kita tidak tahu apa yang akan
terjadi esok hari sebagaimana firman Allah Ta’ala,
‫ﻏدا‬ ‫وﻣﺎ ْد ْ ﻣﺎ‬

‫ﺗﻛﺳ‬
‫ب‬ ‫ري ﻔ َذا‬
‫س‬ ‫ﺗ‬
‫ﻧ‬
“Tidak ada satu pun jiwa yang mengetahui apa yang akan dia
kerjakan besok.” (QS. Luqman: 34)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
‫ ﺻ ك َ ﻣك‬، ‫ﺧﻣ ﺷ ك ھر ك‬ ‫ﺧﻣﺳﺎ‬ ‫اﻏ َﺗ‬

، ‫و ﺣ ﻗﺑل ﻘ‬ ‫ ﺑﺎ ﻗﺑل ﻣ‬:‫س‬ ‫ﻗﺑل‬ ‫ِﻧم‬
‫ﺳ‬ ‫َﺗ‬ ‫َﺑ‬
‫ﻣ ْو ِﺗك‬
‫ ﺣﯾ ك‬، ‫ را ك ﺷ ك‬، ‫وﻏﻧﺎ ك ْ ك‬
‫ﻗﺑل ﻘ وﻓ ﻏ ﻗﺑل ﻐﻠ و ﺎ َﺗ ﻗﺑل‬
‫ر‬
‫ﻓ‬
“Manfaatkan dengan baik lima perkara sebelum (datangnya) 5

perkara, yaitu: (1) Masa mudamu sebelum (datang) masa tua.
(2) Masa sehatmu, sebelum (datang) masa sakit. (3) Masa
mampumu sebelum datang masa fakir. (4) Masa luangmu,
sebelum datang masa sibuk. (5) Masa hidupmu sebelum
(datang) kematian.” (HR. Al-Hakim no. 7846 dan Al-Baihaqi
dalam Syu’abul Iman no. 10248 dengan sanad yang sahih)
Beliau juga bersabda,
‫ﺢ رﺟ ْ ً ُ ﻣﺳ‬ ‫ا ظِﻠ‬ َ ‫ﺑﺎد رو ﺑﺎ ﻋﻣﺎ‬

ِ ‫اﻟﻠﱠ ْﯾ‬
‫اﻟ ل ؤ ﯾ ﻰ‬
‫ﻧﺎ‬ ‫ﻛﻘطﻊ ْﻟﻣ ِم ﯾ ﺑ‬ ‫ا َﻷ ل ﺗ‬
‫ﻣ و‬ ‫ل‬ ‫ًﻧﺎ‬
‫ﻣ‬ ‫ﺻ‬
‫ﻓ‬
‫اﻟد ْﻧ َﯾﺎ‬ ‫ﺑﻌر‬ َ ِ ‫ﻛﺎﻓ أَ ْو ﯾﻣﺳ ْ ً ُ ِ ﻛﺎﻓر‬
‫ﻣن‬ ‫ض‬ ‫ا ﺑﯾ ﻧﮫ‬ ‫ﻰ ؤ ﻧﺎ ﯾ ﺑﺢ‬ ‫را‬
‫ﻊ دﯾ‬ ‫ﻣ و ﺻ‬
‫ﯾ‬ ‫ﻣ‬
“Bersegeralah melakukan amalan saleh sebelum datang fitnah
(musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu,
seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di
sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam
keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia
menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia.” (HR.
Muslim no. 118)
Jemaah salat Jumat yang berbahagia.
Di antara kunci sukses dalam beramal yang lainnya adalah

membuat perencanaan untuk waktu yang akan datang,
bagaimana rencana beramal kita pada tahun depan, sehingga
kehidupan kita lebih tertata dan lebih tertib.
Orang yang berakal adalah yang bisa menambah intensitas

ibadahnya setiap harinya. Ada sebuah ungkapan yang sangat
indah,
‫ﻓﯾﮫ‬
‫َ ْ ﻧ َﻘ ص ﺟﻠ َ َد‬ ‫ﻣﺎ ﻧدﻣت َ ﺷ َﻧ‬
‫ ﻟم ْد‬،‫ﻓﯾﮫ أ ﻲ‬ ‫ﻠﻰ و‬ ‫ﻠﻰ ﻲء َدﻣﻲ‬
‫و ﯾز‬ ‫ﻋ م‬ ‫ﻛ‬ ‫ﻋ‬
‫ﯾ‬
‫ﻋﻣِﻠﻲ‬
“Sungguh aku tidak pernah menyesali sesuatu melebihi

penyesalanku pada hari di mana umurku berkurang, namun
amalanku tidak bertambah.”
Peningkatan sesuatu itu tidak hanya dalam kuantitasnya saja,
akan tetapi bisa saja berupa peningkatan dalam kualitas. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
‫ﻋﻣﻼ ْﻘ َﻧﮫ‬ ‫ﷲ ـ ﻋز وﺟل ـ ِإ َذا ﻋﻣل ﺣد‬ ‫ِإن‬

‫ن ﺗ‬Oَ‫أ‬ ‫أ ﻛم‬ ‫ﯾﺣ ب‬
‫ﯾ‬
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menyukai jika salah
seorang kalian mengerjakan sesuatu, dia mengerjakannya
dengan bersungguh-sungguh (profesional).” (HR. Thabrani no.
275 dan As-Suyuti no. 1855, dihasankan oleh Syekh Albani
dalam Shahih Al-Jaami’.)
Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah

Ta’ala adalah yang dikerjakan secara konsisten walaupun
jumlahnya sedikit. Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa
agama kita lebih mengutamakan kualitas sebuah amalan
daripada kuantitasnya.
Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah

mengatakan, “Mengusahakan amalan agar sesuai sunah Nabi
itu lebih utama dari memperbanyak amalan. Oleh karena itu,
Allah Ta’ala berfirman,
‫ﻋﻣﻼ‬
‫ِﻟ َﯾ ْﺑﻠُ أَ ﱡﯾ ﻛم ﺣﺳ‬
‫َو ﻛم أ ن‬
“Supaya Allah menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya.” (QS. Al Mulk: 2)
Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala tidak berfirman, ‘yang paling
banyak amalannya’.”
Semoga Allah menuliskan kita sebagai salah satu hamba-

Nya yang dapat bersyukur, mengisi hari-hari kita dengan
ketaatan kepada Allah Ta’ala, konsisten di dalamnya dan
tidak menunda-nundanya. Semoga kita termasuk hamba-Nya
yang
lebih mengutamakan kualitas amal daripada kuantitasnya, yaitu
beramal dengan ikhlas mengharap rida Allah dan sesuai
dengan tuntunan serta petunjuk dari Nabi-Nya shallallahu
‘alaihi wasallam.
ْ َ
‫ا ﻌ ا ْ ﻠ‬ ‫ْﻘ‬ ‫َﻧ‬ ‫ﻓ َﯾﺎ ﱡﯾ ا ْﻟﻣ ﺳ ْ أُ ْو ﺻ‬
‫و‬
‫ا‬
‫ْﻟ ِﻠ ْﻟﻌ ﯾ واﻋ‬ ‫َوى‬ ‫ ْﯾﻛم ْﻔﺳﻲ‬،‫أَ ﮭﺎ ﻠ و ن‬
‫ﻣ‬ ‫ﺑ َﺗ ﷲ ﻲ ِم‬ ‫و‬
‫ﻣ‬
‫ظ‬
ْ ‫ا‬ ‫ﻋظ أَﻣ رﻛ ﺑﺎ‬ ‫ﷲ رﻛ ﺑﺄَﻣ‬ ‫أَن‬
ِ َ ‫ﺻ وا ﺳ‬
‫ْﻟﻛ ﯾ‬ ‫أَﻣ م ر‬
‫ﻼة ﻟ ﻼ ﻠﻰ ﺑ‬ ‫م ﻟ‬ ،‫ْﯾم‬
‫م ﻋ ﱢﯾ ﮫ ِم‬
ِ
‫ر‬ ‫ﻧ‬
‫ ﯾﺎ ﮭﺎ ن آﻣ ﺻ‬،‫ﱠﻧ ﻲ‬ َ ‫وﻣﻼ ِﺋ َﺗ ﺻﻠ‬ :‫ﻓ َﻘﺎ ل‬
‫وا‬O‫أَ ﱡﯾ اﻟﱠذﯾ ُﻧوا ﻠﱡ‬ ‫ِﺑ‬ ‫ﷲ ﮫ ﯾ ون ﻠﻰ‬ ‫ن‬O‫ِإ‬
‫ﻋ اﻟ‬ ‫ﻛ‬
َ ‫ﻋ ﻰ‬ ْ ‫ھ‬ ‫ا ِإ‬ ‫ﻋ َﻠ‬
‫و ﻠ‬ ‫ﯾم‬ ‫ْﺑر‬ ‫ﻰ‬
‫ﺻﻠ‬ ‫َﻠﻰ‬ ‫ﺳِﻠﯾ ﻣﺎ‬ ‫‪َ ُ ،‬ﻠ ﺻ و‬
‫ﻣوا ﺗ‬
‫ْﯾت‬ ‫آل‬ ‫ﺳﻠﱢ‬ ‫ﮭ‬
‫ْﯾﮫ‬
‫و ﻣﺣ ﻛ‬ ‫َﻋ َﻠﻰ ُ ﻣﺣ ﱠﻣد‬ ‫اَﻟﻠ م‬
‫ﻋ‬
‫ﻋ ﻣد ﻣ‬ ‫لَ‬
‫ﺎ‬
‫و َ ﻣﺣﻣ َﻠﻰ آل ﻣﺣﻣ ﻛﻣ‬ ‫آل ِإ ْﺑرا ْ ِإ ﱠﻧك ﺣﻣ ﻣﺟ‬
‫د ﺎ‬ ‫د‬
‫وﻋ‬ ‫ﯾ م‪ْ ،‬ﯾد ْﯾد‪َ .‬ﺑﺎرك ﻠﻰ‬
‫ﻋ‬ ‫ھ‬
‫ﺑﺎرﻛت َ إ ْ وﻋ َﻠﻰ إ ْ إ ﱠﻧك ﺣﻣ ﻣﺟ ْﯾد‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫آل ْﺑرا ﯾ م‪ْ ،‬ﯾد‬ ‫ﻠﻰ ْﺑرا ﯾم‬
‫ھ‬ ‫ﻋ‬
‫ھ‬
‫ﻣ‬ ‫َْ اْ‬ ‫ْ ِﻧ ْ‬ ‫َاﻟ ٰﻠّ ﮭم ﻏﻔر ﻟ ﺳ ْ ْﻟ ﺳﻠ وا‬
‫ﯾ‬‫َ‬ ‫ﻷ‬
‫ﺎء ْﻧﮭم‬ ‫ْﻠﻣ ﻠ ﯾن ﻣ ﻣﺎ ْﻟ‬
‫ؤ ﻧﺎ ت‬ ‫ؤ ْﯾن ﻟ‬ ‫ا‬
‫ﺣ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻣ و‬ ‫ت‬ ‫ﻣ وا‬
‫ﻣ‬ ‫ا‬ ‫ﻣ‬
‫ْ َ ﻣ َوات‬
‫‪َ ،‬وا ﻷ‬

‫ْﻟ‬ ‫اﻟﻠﮭم ادﻓﻊ ﱠﻧﺎ ْﻟ ْ ﻐﻼ ْﻟ َو ْﻟ ﺷ ْ ﻣ‬
‫ﻋ َﺑﻼء ﻟ ء َﺑﺎء وا َﻔﺣ ﺎء ﻟ ْﻧﻛر َﺑﻐﻲ‬
‫وا‬ ‫و‬ ‫وا‬ ‫ا و‬
‫ا‬ ‫ا‬
‫ﻣن ﺑ َ‬
‫واﻟ ُﯾ ف ا َِﺗﻠ وا ِﺋ وا ﺣن‪ ،‬ظﮭ ﻣ وﻣﺎ ط‬
‫َﻠ ﻧﺎ‬ ‫ﺑ ن‪،‬‬ ‫ﻣﺎ ر ْﻧﮭﺎ‬ ‫ْﻟﻣ َﻔﺔ ﻟ َد ْﻟﻣ‬ ‫ْو‬
‫د‬ ‫ﺷ‬ ‫ﺳ‬
‫ﺧ‬
‫َدا‬
‫ﻗد ْﯾر‬
‫ﻋﺎﻣﺔ‪ ،‬إ ﻋ َﻠﻰ ﺷ‬ ‫ﺻﺔ ْﻠ ْ ﺳ ْ‬ ‫ھ َذا ﺧﺎ‬
‫ﻛل ﻲء‬ ‫ﱠﻧك‬ ‫وﻣن َدان ﻟﻣ ﻠ ﯾن‬
‫ﺑ ا ﻣ‬
‫ﻛﻣﺎ‬
‫ر ّﺑ ُﺗ ْ ﻧﺎ ْ ﯾ ْ أَﺧ ط ّ ﺑ وﻻ ﺗﺣﻣ ْ ﯾ ﺻ‬
‫ل َﻧﺎ ِإ را‬ ‫ﺄ َﻧﺎ‬ ‫َﻧﺎ َؤا ﻻَ ذ ِإن َﻧﺎ و‬
‫ﻋ ﻠَ‬ ‫َﻧﺎ ر‬ ‫ﻧﺳ أَ‬
‫ﺧ‬
‫ﺑﮫ ﻋ‬ ‫ﺣﻣ ْﻠ ﻋ ِذ ﻗ ْﺑﻠِ َﻧﺎ ّ ﺑ وﻻ ْﻠ َﻧﺎ ﻣﺎ طﺎ َ‬
‫ﺗﺣﻣ ﻻَ ﻗﺔ ﻧ واﻋف ّﻧﺎ‬ ‫ﻣن َﻧﺎ‬ ‫َﺗﮫ َﻠﻰ ْﯾن ّاﻟ‬
‫ﺎ‬ ‫ر‬
‫ﻟ‬
‫َ ْ ﺻ َ َﻘ ْ ر ْﯾن‬
‫ﻛﺎ‬ ‫‪َ .‬وا ﻏﻔ َ وا ﺣﻣ أَ ْ وﻻ‬
‫ر ﻧ ر َﻧﺎ ْﻧت َﻧﺎ ﻣ ﻧ ر ﻠﻰ ْو ِم ﻟ ﻓ‬
‫ﻓﺎ َﻧﺎ ﻋ ا ْﻟ ا‬ ‫ﺎ‬
‫ﻟ‬
‫واﻟ ﱡﺗ ‪ ،‬واﻟ َ ف ‪ ،‬ﻐ َﻧﻰ‬ ‫اﻟﻠ إ ﱠﻧﺎ ﻧﺳﺄَﻟُ ك َ د‬
‫واﻟ‬ ‫ﻔﺎ‬ ‫َﻘﻰ ‪،‬‬ ‫اﻟ ى‬ ‫ﮭم‬
‫ﻌ‬ ‫ﮭ‬
‫ﺧز ْﻧ َذاب‬ ‫َﻧﺎ ﻣن‬ ‫ﻓﻲ ﻣو ﻛ ﮭﺎ‬ ‫ﻋﺎﻗ َﺑ‬ ‫أﺣﺳن‬

‫اﻟﻠﮭم‪O‬‬
‫وﻋ‬ ‫اﻷ ر ﻠﱢ ‪،‬‬ ‫َﺗ َﻧﺎ‬
‫ي َﯾﺎ‬ ‫وأﺟر‬
‫اﻵﺧ َ‬
‫اﻟد‬
‫ر‬
‫ة‬
‫َذا اﻟ ّﻧﺎر‬ ‫اﻟد ْﻧ َﯾﺎ ﺣﺳ وﻓ ا ﺧ ﺣﺳ َ‬ ‫‪.‬ر َﺑ ِﺗ‬
‫ب‬ ‫ﻓﻲ َﻧﺔ ﻲ ﻷَ رة َﻧﺔ ﻧﺎ‬ ‫َﻧﺎ َﻧﺎ‬
‫ﻋ‬ ‫وﻗ‬ ‫ءا‬
‫رب َ ﻣ ْﯾن‬ ‫وا ْﻟ ﺣ‬

‫اﻟ ﻟ‬ ‫ﻣد‬
‫ﻌ‬
‫ﺎ‬
‫ﮭﻰ‬ ‫ا ْﻟﻘُ َ َﯾ‬ ‫ْ ْ ْﻹ ﺳﺎ ْ ﯾ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﷲ‪،‬‬ ‫ﻋ َﺑﺎ‬

‫ﻋن‬
‫ذي ﺑﻰ ْﻧ‬ ‫ﻟ دل ﺣ ن َﺗﺎء‬ ‫ﯾﺄْﻣر‬ ‫إن‬ ‫َد‬
‫ر و‬ ‫وإِ‬ ‫ﺑ ﻌ وا‬
‫ﺎ‬
‫ا ْ‬ ‫ﺗ َ ر ﻓﺎذ رو‬ ‫ظﻛم ﻟﻌﻠﱠ‬ ‫ﻟ َ ﯾﻌ ﻐ‬ ‫ﻣ‬
‫ْﻟﻌ ﯾم‬ ‫ذ ْون‪ .‬ﻛ ا‬ ‫ﻛم‬ ‫ﻲ‬ ‫ﺑ‬ ‫ْﻧﻛر‬
‫ﷲ ظ‬ ‫ِ‬
‫ﻛ‬ ‫‪،‬‬ ‫وا‬
‫وا ْﻟ‬ ‫َﻔﺣ اﻟ ﺷﺎء‬
‫أ ﻛ َﺑر‬ ‫ﯾ ْذ ﻛرﻛ َ ذﻛ‬
‫ﷲ‬ ‫م ﻟ ر‬
‫و‬

Begitu Cepat Waktu Ini Berlalu

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Begitu Cepat Waktu Ini Berlalu

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

‫‪Teks Khotbah Jum’at‬‬

‫‪Judul : Begitu Cepat Waktu Ini Berlalu‬‬

‫َ‬ ‫ﻧﺣﻣد ُه َ َ ْ ﯾ َ َﺗ ر َ ْ ذ‬ ‫ِإن ا ﺣ‬

‫واﺣ َدة َﻠق ﻣ ْﻧﮭﺎ‬ ‫ﻛم َﻠ ﻧ ْﻔ‬ ‫ا ﱠﺑ‬ ‫ﯾﺎ أَ ﱡﯾ ﮭﺎ اﻟ‬

‫‪Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.‬‬

‫ان ﱠاﻟ ْ ُﻧ وﻋﻣﻠُوا ّ اُوٰۤﻟ ك ْ ا ْﻟ ر ﱠﯾ ۗ ِﺔ‬

Sungguh, waktu ini sangatlah cepat berlalu. Rasanya belum

Singkatnya waktu yang kita rasakan merupakan salah satu

“Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman berdekatan. Setahun

Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.

Alangkah bahagianya bagi siapa saja yang telah

“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada

Alangkah senangnya bagi siapa saja yang mengisi hari-harinya

Dan firman-Nya juga,

‫ُْ ﻣوا ﺻ‬ ‫َﻔ‬ ‫وﻣﺂ اُﻣ ٓ ﱠ َ ُدو ّ ﻣﺧ ْ ﯾ اﻟد ْﯾ ن‬

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan

Ma’asyiral Mu’minin, yang dirahmati Allah Ta’ala.

Di antara hak Allah Ta’ala atas hamba-Nya yang telah Allah

Saat seorang muslim bersyukur, maka kebaikannya akan

“Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka

Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala.

‫ﯾﺷر‬ ْ ‫َ ن ْ أَن ﯾﺄْ ل َ َ َ د َ ﮭﺎ‬ ‫َر‬ ‫إن‬

Ma’asyiral Mu’minin, yang semoga diridai oleh Allah Ta’ala.

Sesungguhnya di antara kemuliaan seseorang, saat ia sudah di

“Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya

Imam Tirmidzi mengatakan, “Maksud sabda Nabi ‘Orang yang

‫ِإ ﱠﻧﮫ‬ ‫ﷲ ظﯾم َ ﻛم َﺗﻐﻔ رو ﯾﻐﻔ‬ ‫وﻟ َ و َ ﻐﻔ‬

Wahai orang-orang yang beriman.

Ketahuilah, sesungguhnya kunci kesuksesan orang-orang

‫ﻏدا‬ ‫وﻣﺎ ْد ْ ﻣﺎ‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

‫ ﺻ ك َ ﻣك‬، ‫ﺧﻣ ﺷ ك ھر ك‬ ‫ﺧﻣﺳﺎ‬ ‫اﻏ َﺗ‬

“Manfaatkan dengan baik lima perkara sebelum (datangnya) 5

Beliau juga bersabda,

‫ﺢ رﺟ ْ ً ُ ﻣﺳ‬ ‫ا ظِﻠ‬ َ ‫ﺑﺎد رو ﺑﺎ ﻋﻣﺎ‬

Jemaah salat Jumat yang berbahagia.

Di antara kunci sukses dalam beramal yang lainnya adalah

Orang yang berakal adalah yang bisa menambah intensitas

“Sungguh aku tidak pernah menyesali sesuatu melebihi

‫ﻋﻣﻼ ْﻘ َﻧﮫ‬ ‫ﷲ ـ ﻋز وﺟل ـ ِإ َذا ﻋﻣل ﺣد‬ ‫ِإن‬

Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah

Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah

Semoga Allah menuliskan kita sebagai salah satu hamba-

‫‪© 2022 muslim.or.id‬‬

‫ﺧز ْﻧ َذاب‬ ‫َﻧﺎ ﻣن‬ ‫ﻓﻲ ﻣو ﻛ ﮭﺎ‬ ‫ﻋﺎﻗ َﺑ‬ ‫أﺣﺳن‬

‫رب َ ﻣ ْﯾن‬ ‫وا ْﻟ ﺣ‬

‫ﮭﻰ‬ ‫ا ْﻟﻘُ َ َﯾ‬ ‫ْ ْ ْﻹ ﺳﺎ ْ ﯾ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﷲ‪،‬‬ ‫ﻋ َﺑﺎ‬

Anda mungkin juga menyukai