Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ketika seseorang berjalan
dengan sombongnya dan takjub kepada dirinya sendiri dan dengan rambut yang disisir,
berlagak dalam jalannya maka Allah tiba-tiba membenamkannya ke tanah sehingga turun dan
tenggelam sampai hari kiamat."
(Muttafaq 'alaih)
Mungkin dinamakan harta karun, karena harta itu terbenam di dalam tanah.
Seperti yang terjadi pada Qarun dan hartanya yang dibenamkan Allah,
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah.
yang Allah berikan, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan
akhirat.
“Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
“"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
berhak mendapat anugerah dari Allah berupa harta kekayaan, karena ilmu
Allah berfirman:
“"Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala
itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".” (QS Al-Qashash [28] : 80)
Hal itu seperti yang dikabarkan oleh Nabi kita Muhammad . Beliau
berkata:
dan dia dibenamkan ke dalam bumi hingga hari kiamat.” (HR Bukhari)
Tidak ada yang dapat menolong Qarun. Harta kekayaan, para pembantu
dan pelayan yang banyak yang dimilikinya, tidak satu pun yang dapat
menolongnya dari Allah. Semuanya tidak dapat menolak kemurkaan, siksa
dan penghinaan dari Allah. Bahkan Qarun pun tidak dapat menolong
dirinya sendiri.
Melihat azab Allah yang ditimpakan kepada Qarun, maka orang-orang dari
berkata:
[28] : 82)
Mereka pun menyesal, karena jika saja Allah tidak melimpahkan karunia
Nah, teman-teman,
Kita harus selalu mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan dan tidak
boleh sombong karenanya
Jika kita diberikan kelebihan harta kekayaan, kita tidak boleh pamer dan
Jika kita diberi kepandaian, maka kita pun tidak boleh berbangga dan
Dan jika Allah memberikan karunia berupa harta dan kepandaian kepada
orang-orang yang lain lebih baik dari kita, kita tidak boleh iri hati. Itu tidak
berarti Allah lebih sayang pada mereka. Karena Allah hanya mencintai dan
Dari Abu Sa'id al-Khudri r.a. berkata: Rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami
duduk di sekitanya kemudian Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya di antara yang aku
khawatirkan sepeninggal aku nanti adalah terbuka lebarnya atas kamu kemewahan dan
keindahan dunia."
(Bukhari - Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Lihatlah kepada orang yang
berada di bawahmu dan jangan melihat kepada orang yang berada di atasmu karena yang
demikian itu lebih layak supaya kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu."
(Bukhari - Muslim)
Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, "Tangan yang di lebih baik
dari tangan yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang yang
menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih menyisakan
kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara
kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang ada maka
Allah akan mencukupinya."
(Bukhari - Muslim)
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan sebelum kamu menafkahkan sebagian dari
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya." (Q.s. Ali Imran: 92).
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Q.s. al-Baqarah: 267).
" Membelanjakan Harta di Jalan Allah sebagai Sarana Agar Dekat Dengan-Nya
Bagi orang yang beriman, tidak ada sesuatu pun yang lebih dirindukan daripada memperoleh
keridhaan Allah dan dicintai oleh-Nya. Orang yang beriman berusaha mencari asbab untuk
mendekatkan diri kepada Allah dalam hidupnya. Tentang hal ini, Allah menyatakan sebagai
berikut:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan carilah jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah di jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan." (Q.s. al-Ma'idah: 35).
Sebagai sebuah rahasia dan berita gembira bagi orang-orang beriman, Allah mengungkapkan
dalam al-Qur'an bahwa apa yang dibelanjakan akan menjadi asbab untuk mencapai kedekatan
dengan-Nya. Dengan demikian bagi orang yang beriman, memberikan apa yang ia cintai dan
yang melebihi keperluannya kepada orang-orang miskin tidaklah sulit, tetapi merupakan
kesempatan berharga untuk membuktikan bahwa ia adalah orang yang taat dan cinta kepada
Allah.
"Apa Saja yang Dinafkahkan di Jalan Allah akan Memperoleh Balasan yang Baik"
Rahasia lain yang diungkapkan tentang membelanjakan harta seseorang di jalan Allah
menurut al-Qur'an adalah, bahwa apa saja yang dinafkahkannya itu pasti akan memperoleh
balasan. Ini merupakan janji Allah. Orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan
Allah tanpa takut akan menjadi miskin, akan memperoleh rahmat yang menakjubkan dalam
kehidupan mereka. Apa saja yang dibelanjakan di jalan Allah akan diganjar sepenuhnya.
Sebagian ayat yang menceritakan janji tersebut adalah sebagai berikut:
"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang
memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan, maka pahalanya itu untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan
sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak
akan dianiaya." (Q.s. al-Baqarah: 272).
"Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu
dan kamu tidak akan dianiaya." (Q.s. al-Anfal: 60).
"Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa saja yang dikehendaki-
Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.' Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-
baiknya." (Q.s. Saba': 39).
jiwa raga, barang-barang yang kita belanjakan kejalan kebaikan atau amal saleh, itulah
sesungguhnya yang merupakan hak milik kita yang sejati. Sebab, hanya jiwa raga, harta
benda, dan barang-barang yang kita nafkahkan kejalan kebaikan itu saja yang masih terus
dapat kita nikmati dialam akhirat sbg amalan kita krn dpt memanfaatkan barang n jasa kita
utk fisabilillah n mencegah diri n org lain dari maksiat.ingatlah, kehidupan yg kekal adalah di
akhirat nanti,jgn engkau sia-siakan hidupmu di dunia dgn harta n benda yg justru mbuat
maksiat yg tiada berguna. =)
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-
Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadid:
20)