Anda di halaman 1dari 72

Pengenalan Basic Radar

Radar kepanjangan dari Radio Detection


dan Ranging. Radar merupakan sistem
gelombang elektromagnetik yang
digunakan untuk mendeteksi, mengukur
jarak dan membuat map benda-benda
seperti Pesawat terbang, kendaraan, dan
informasi cuaca
Prinsip kerja radar
Sistem radar mempunyai 3 komponen
utama yakni:
Antenna,
Transmitter,
Receiver
Jenis Radar
Primary
Secondary
Monopulse
PRIMARY SURVEILLANCE RADAR
Sifat – sifat PSR :
a. Non Koorperatif Radar
b. Tidak membutuhkan Transponder di A/C
(Signal echo dari pantulan Body a/c)
c. Melakukan Measuring dan kalkulasi untuk
menghasilkan informasi :
 Range (Rho)
 Azimuth / Bearing (Theta)
Blok Diagram Sederhana
Secondary Surveillance Radar
Sifat – sifat SSR :
a. Koorperatif Radar
b. Membutuhkan Transponder di A/C (Signal Reply dari Transponder di
A/C)
c. Melakukan Measuring dan kalkulasi untuk menghasilkan informasi :
- Range
- Azimuth
d. Melakukan decoding terhadap encoded Data dari Target yang
dikirimkan dalam bentuk format Mode-A&C (Conventional), seperti:
- Identification / Squawk Number (Mode-A)
- Flight Level / Mode-C (diturunkan dari Barometric Pressure /
Alticode di a/c)
Secondary Surveillance Radar
 AZIMUTH : Ditentukan berdasarkan posisi
antenna menghadap (0° – 360°).
 DISTANCE : Ditentukan berdasarkan perhitungan
rentang waktu antara pertanyaan dengan jawaban.
 IDENTITY : Ditampilkan berdasarkan hasil
extract pulsa-pulsa dalam bracket reply code (F1
– F2) terkorelasi dengan interogation mode.
 ALTITUDE : Ditampilkan berdasarkan hasil
extract pulsa-pulsa dalam bracket reply code (F1
– F2) terkorelasi dengan interogation mode.
Azimuth
Azimuth
North signal /Azimuth Reference Pulse (ARP)
adalah suatu sinyal yang akan dibangkitkan satu kali
setiap satu kali putaran antena (360) yang dalam
penyetelannya diatur sedemikian rupa agar north
signal muncul tepat pada saat antena radar menghadap
arah utara atau nol derajat.
Increment signal /Azimuth Count Pulse (ACP)
adalah sinyal yang dibangkitkan sebanyak 4096 untuk
SSR versi lama dan sebanyak 16384 untuk SSR versi
baru untuk setiap satu putaran antena radar.
Azimuth
SSR yang menghasilkan pulsa increment
signal sebanyak 4096 dalam satu putaran
antena maka untuk satu pulsa increment
signal akan mewakili 360 ÷ 4096 =
0,08789.
SSR yang menghasilkan increment signal
16384 dalam satu putaran antena, maka
untuk satu pulsa increment signal akan
mewakili 360 ÷ 16384 = 0,02197 
0,022.
Distance/Range

R=½.c.t

R = Slant Range (m)


C = Speed of light (3 x 108 m/s)
t = Measured running time (s)
Interrogation Mode
Interrogation Mode
MILITARY CIVIL P1 – P3 DISCRIPTION

1 3 (±0.2) µs Military Ident

2 5 (±0.2) µs Military Ident

3 A 8 (±0.2) µs Civil / Military Ident

B 17 (±0.2) µs Not used

C 21 (±0.2) µs Altitude

D 25 (±0.2) µs Not used


Reply Code
SPI
Special Purpose Identification di gunakan
controller untuk mengkonfirmasi identitas
pesawat tertentu, dengan meminta pilot
untuk menekan tombol pada control panel
menambahkan SPI pulse untuk sebuah
periode tertentu. Kemudian display sistem
akan menyala pada pesawat dengan SPI.
(SPI akan di tambahkan di Mode A saja)
Reply Code
Reply code atau jawaban yang dikirimkan oleh
transponder selalu sama yaitu pulsa-pulsa F1 – F2
dan C1, A1, C2, A2, C4, A4, X, B1, D1, B2, D2, B4,
D4 , meskipun interogattor mengirimkan pertanyaan
yang berbeda.
Dalam hal ini interrogator yang berperan
menentukan, apabila interrogator mengirimkan
pertanyaan identitas (Mode-A) maka jawaban akan
diterjemahkan sebagai identitas, dan apabila
mengirimkan pertanyaan ketinggian (Mode-C) maka
jawaban akan diterjemahkan sebagai ketinggian.
Reply Code (Ident)

Pulsa :
A= 4
B = 2+1 = 3
C=2
D = 2+1= 3
Artinya : identitas/squawk number pesawat 4323
Reply Code (Altitude)
Reply code untuk mode C tidak memiliki
pulsa D1, shg hanya terdapat 11 pulsa yang
menghasilkan 211 = 2048 kombinasi, namun
jumlah tersebut cukup untuk mengidentifikasi
ketinggian dengan interval 100 feet dari -
1.000 feet sampai dengan +126.750 feet.
Pulsa A, B, D untuk kelipatan 500 feet, pulsa
C untuk kelipatan 100 feet.
Pulsa C tidak memiliki pulsa 000, 101 dan
111.
Reply Code (Altitude)
Reply Code (Altitude)

Hasilpembacaan D2 s.d B4 adalah gray code :


01100000
Rubah ke binary code  01000000
Rubah ke desimal  64
Kalikan dengan 500 feet  32.000 feet
Kurangi dengan 1000 feet  31.000 feet
Selanjutnya menerjemahkan C1 s.d C4
Reply Code (Altitude)

Nilai kelipatan 500


feet

Nilai kelipatan
1000 feet
Reply Code (Altitude)
Catatan : Jika hasil perhitungan sebelumnya
100.000 feet maka C1 s.d C4 kelipatan 1000,
dan jika hasil perhitungan sebelumnya 94.300
feet maka C1 s.d C4 kelipantan 500.
Hasil perhitungan sebelumnya 31.000 feet,
merupakan kelipatan 1000, maka dengan C1 =
0, C2 = 1 dan C3 = 0, penambahannya adalah
0 feet.
Jadi altitude pesawat adalah 31.000 feet
(30.950 s.d 31.050 feet).
Reply Code (Altitude)
Emergency Code
Code Modus Meaning

7700 3/A, B General air emergency

7600 3/A, B Loss of radio

4 frame 1, 2, 3/A, B Military emergency call

7500 3/A Hijacking


Any questions ?
SECONDARY SURVEILLANCE
RADAR
CONTROL BEAM ANTENNA (P2)

Side Lobe Suppression


SECONDARY SURVEILLANCE
RADAR
CONTROL BEAM ANTENNA

Side Lobe Suppression


Side Lobe Supression

ISLS (Interrogator Side Lobe Suppresion)

RSLS (Receiver Side Lobe Suppresion)

IISLS (Improved Interrogator Side Lobe


Suppresion)
ISLS
ISLS adalah proses SLS yang dilakukan
pada saat interogasi, yang digunakan
untuk mencegah transponder mejawab
apabila pulsa interogasi berasal dari side
lobe.
RSLS
RSLS adalah proses SLS yang dilakukan
pada saat proses penerimaan reply code di
stasiun radar, yang digunakan untuk
mencegah adanya sinyal jawaban dari
pesawat yang berada di dekat stasiun
radar yang diterima melalui side lobe.
IISLS
Pada proses IISLS dipancarkan pasangan pulsa P1 dan
P2 dengan amplitudo yang sama sebagai pulsa kontrol.
IISLS

 IISLS digunakan untuk mengatasi masalah pemantulan


sinyal yang disebabkan oleh permukaan gedung, dll
IISLS
Saat transponder menerima sinyal interrogation
langsung dari side lobe (control), menyebabkan
transponder tidak akan merespon karena P1 = P2,
selama rentang waktu tertentu maksimal 45 µs.
Sehingga jika pesawat menerima sinyal
interrogation yang berasal dari main lobe (Sum),
yang melalui proses pemantulan, menyebabkan
sinyal dari main lobe akan diterima lebih terlambat
daripada sinyal dari side lobe.
Oleh karena transponder tidak bisa merespon
selama 45 s, maka sinyal interrogation yang
mengalami pemantulan tidak akan direspon.
Permasalahan pada SSR

FRUIT
Garble
Multipath
Cone of Silence
FRUIT
FRUIT
FRUIT adalah permasalahan SSR yang mungkin
terjadi saat beberapa interrogator berada
berdekatan, yang menyebabkan satu transponder
diaktifkan oleh lebih dari satu interrogator.
Bagi interrogator yang menerima jawaban yang
sesuai dengan sinyal interogasinya (Synchronous
Reply) maka tampilan di layar radar akan jelas,
namun bagi interrogator yang menerima jawaban
yang tidak sesuai dengan sinyal interogasinya
(Unsynchronous Reply) akan menimbulkan bintik
yang acak-acakan.
FRUIT
Untuk mengatasi FRUIT digunakan alat
Defruiter.
Prinsip kerjanya adalah dengan sistem
penundaan (delay). Pada saat antena
menyapu suatu target, transponder akan
mengirimkan 10 sampai dengan 30 jawaban,
di mana jawaban yang pertama disimpan dan
ditunda terlebih dahulu, kemudian
dibandingkan dengan jawaban selanjutnya
yang diterima
FRUIT
GARBLING
GARBLING (Overlap)
Jenis garbling
GARBLING
Posisi pesawat yang berdekatan dapat menyebabkan
terjadinya overlaping jawaban antara transponder satu
dengan yang lainnya, yang menyebabkan terjadinya
kesalahan pembacaan informasi yang ada pada jawaban
tsb.
Permasalahan garble merupakan salah satu penyebab
perlunya pembatasan separasi minimal antar pesawat.
Untuk separasi radial agar tidak terjadi overlaping
ditentukan oleh panjang dari reply code yaitu 20,3 µs
atau sekitar 3,05 km. Jika pulsa SPI dipergunakan maka
24,65 µs atau sekitar 3,7 km.
Multipath

Diatasi dengan
RSLS
Multipath

Diatasi dengan
IISLS
Cone of Silence
 Terjadi akibat sudut
belakang pancaran
antena radar lebih
kecil dari 90.
 Menguranginya dapat

dengan pengaturan tilt


antena.
TRANSMITTER
INTERROGATOR SECONDARY SURVEILLANCE RADAR
Interrupted Carrier Signal
RECEIVER
INTEROGATTOR SECONDARY SURVEILLANCE RADAR
Extractor
Video
Extractor video
Ada dibagi menjadi 2 bagian
1. Secondary part : merubah dan menganalisa bentuk
raw video/signal menjadi bentuk digital untuk di
periksa kebenaran dan kualitas, posisi suatu a/c
 - Plane Processing : memeriksa sinyal echo (slidding window)
 - Code Proseccing : menguji kode2 yg diterima apakah valid/tidak
(kode cacat). Dgn dilakukan pengecekan interval antar kode
(1,45us) dan 20,3us. Sinyal P1 & P3 di kirim ke extrac untuk
sinkronisasi kerja extractor (apakah mode dan code nya sudah
sesuai).
2. Transmition part : memproses bagaimana suatu
radar plot di manfaatkan dan dikirim ke display ATC
Sliding Window
Pulse Repetition Frequency (PRF)
Transponder
TVBC
Sistem threshold ini dibangkitkan dari receiver, brfungsi untuk
memperlemah amplitudo jawaban dari transponder yg dekat dgn radar dan
menghilangkan efek pantulan dari obstacle.
Sum < TVBC maka sinyal dihilangkan.
Echo signal
Monopulse SSR
Evolusi
SSR konvensional, dengan
menambahkan sinyal difference ( Δ )
OBA (OFF BORESIGHT ANGEL) MONOPULSE
 Hasil perbandingan Sum dan Diff dsb OBA
yang berupa tegangan, dan nilai tegangan yg
dihasilkan di konversi menjadi sudut koreksi
terhadap boresight. Jika V yg dihasilkan + maka
koreksi sudut yg diberikan adalah penambahan
thd boresight krn pesawat brp di sebelah kanan
boresight. Dan apabila – maka pengurangan thd
boresight.
30

 Sumbu (axis) didepan Antena Monopulse yang


terbentuk dari Max point ∑ Pattern dan Min
point ∆ Pattern.
 Dengan adanya penambahan ∆ pattern pada
sistem Reception, maka Beam Width Sliding
Window (warna Kuning) akan dipersempit
(Warna Biru)
Monopulse
So What is Monopulse?
MSSR merupakan peningkatan dari SSR konvensional
untuk mengatasi masalah-masalah yang biasanya
terjadi pada SSR konvensional.
Sebuah teknik yang digunakan untuk menentukan
dimana letak target dengan membandingkan pattern
Sum dan pattern Diff shg menghasilkan Lobe yg lebih
sempit.
Pada MSSR semua jawaban/reply harus masuk Lobe
utama. Dengan sempitnya sudut Lobe utama, akan
memungkinkan dengan satu pulsa membedakan reply-
reply yg masuk.
Ssr dan mssr receive mode
Mssr memberikan pengukuran azimut target
yg lebih baik di bandingkan SSR
Sistem monopulse biasanya berisi
penambahan processing untuk memberikan
code informasi target yg lebih baik
Single pulse cukup untuk mengukur azimut
suatu target
MSSR diopersikan dengan frekuensi yg sama
dgn SSR konvensional (1030 dan 1090)
Power output
Interrogator
 Typical: 1,500 W peak
 Maximum: 2,000 W peak (Annex 10)

Transponder
 Typical:
150 W peak
 Maximum: 200 W peak (Annex 10)

Why so much difference?


 Interrogator antenna gain~27 dBi
 Transponder antenna gain ~3 dBi

Anda mungkin juga menyukai