Anda di halaman 1dari 1

Bacaan ALKITAB.

Yesaya 66:1-4
RABU, 1 Februari 2023
Ayat Renungan – Yesaya 66:3
Orang menyembelih lembu jantan, namun membunuh manusia juga, orang
mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher anjing, orang
mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi, orang
mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti
mereka lebih menyukai jalan mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa kejijikan
mereka.
“Ibadah Yang Sejati”
Oleh: Jonathan Sitorus

Terdengar baik sebuah lagu dengan lirik; “apalah arti ibadahmu kepada Tuhan, bila tiada rela sujud dan
sungkur. Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan, bila tiada hati tulus dan syukur.” Pertanyaan ini sangat
baik disampaikan kepada kita, untuk apa kita melakukan ritual keagamaan tetapi tidak ada rasa sujud
dan sungkur di hadapan Tuhan, untuk apa kita beribadah bila tidak ada ketulusan hati dan rasa syukur
dalam hidup kita. Dan untuk apa kita beribadah tetapi tetap melakukan segala kejahatan. Tuhan tidak
suka hal yang demikian.
Ketidaksukaan Tuhan terhadap ibadah yang demikian sangat jelas dengan pernyataan; mereka
menyembelih lembu tetapi membunuh manusia juga, mereka mempersembahkan kemenyan tetapi
memuja berhala. Tuhan senang melakukan mereka dengan sewenang-wenangnya dengan
mendatangkan sesuatu yang mereka takutkan (Yes. 66:3-4). Nas renungan ini menunjukkan seseorang
yang tidak peduli dengan cara mereka beribadah dan memberikan persembahan. Mereka sembarangan
memberikan persembahan dan tidak dengan hati yang tulus beribadah, melainkan menjadikannya hanya
sebuah ritual. Sehingga ketika Tuhan memanggil tidak ada yang menjawab, ketika Tuhan berbicara
tidak ada yang mendengarkan. Mereka berpikir memberikan persembahan yang sangat besar dapat
menyogok Tuhan atas perbuatan jahatnya. Ibadah yang sejati adalah mengasihi sesama, melayani orang
yang sengsara, suka menolong, jujur serta tulus. Itulah persembahan kita bagi Dia.
Saudaraku, tidak ada gunanya menyogok Tuhan dengan persembahan yang begitu besar jika hati
kita tertutup untuk firman Tuhan. Tuhan mengingatkan, jika kita melakukan persekutuan dengan
Tuhan, maka tidak selayaknya lagi kita melakukan kejahatan. Supaya orang dapat meneladani kita
dalam melakukan ibadah sejati kepada Tuhan. Amin.

Ibdaha yang sejati adalah ibdah yang mempersembahkan tubuh sebagai


persembahan yang hidup, khusus dan berkenan kepada Allah. Dukung pelayanan Tim Penulis
Renungan Harapan Kasih Iman
dengan mengirimkan melalui :

BANK RAKYAT INDONESIA


Doa: Ya Tuhan, apabila cara kami telah salah dalam beribadah tegurlah 0113-01-115163-50-6
kami. Supaya kami tetap melakukan ibadah yang jujur, tulus serta A.n: Riston Eirene Sihotang
murni. Amin PimpinanRedaksi
Pdt. Riston Eirene Sihotang, S.Si.,
M.Hum

Anda mungkin juga menyukai