Anda di halaman 1dari 10

Masa Menuju Profesionalisme Militer Meksiko

Pada tahun 1920 menjadi fase evolusi angkatan bersenjata Meksiko,


karena di tahun ini pula menjadi titik akhir revolusi sukses dilakukan. Di massa
pemerintahan Carranza, Tentara masih terdiri dari kelompok-kelompok
revolusioner semi-otonom yang tidak terorganisir dan kurang disiplin. Jajaran
sukarelawannya dipenuhi dengan bermacam-macam petualangan, gelandangan,
bandit, dan pengikut setia berbagai pemimpin revolusioner. Tentu saja hal bentuk
seperti itu tidak memiliki seragam peraturan, senjata, pelatihan, dan taktik.
Jumlahnya naik dan turun dengan fluktuasi ambisi dan kekuatan para
pemimpinnya.

Korps perwira sebagai sebuah badan yang paling tidak profesional,


dikepalai oleh jenderal-jenderal revolusi yang skandal. Meskipun para profesional
yang dilatih Diaz masih tersebar di berbagai unit, mereka memiliki pengaruh yang
relatif kecil dibandingkan dengan para perwira politik pemenang revolusi
(Carranza). Yang terakhir, tentu saja, sama sekali tanpa pelatihan profesional dan
tidak mengetahui ilmu militer modern. Permasalahan yang dihadapi pun pada
dasarnya adalah bagaimana cara mengekang para caudillo regional, memotong
pengeluaran militer yang besar, serta lebih mengenali tentara dan membangunnya
menjadi lembaga yang benar-benar nasional.

Usaha ini pertama kali dilakukan oleh Jenderal Obregon sebagai pengganti
Carranza sebagai presiden. Karir diapun pada awalnya adalah sebagai menteri
perang di massa pemerintahan Carranza. Peran heroiknya dalam melawan
golongan kontra pemerintahan Carranza telah memberinya dukungan luas dan
prestise besar dalam ketentaraan. Dia sendiri memerintahkan dengan rasa hormat
yang cukup, dikombinasikan dengan kekuatan karakter yang diperlukan guna
untuk memiliki kesempatan menambat jenderal muda revolusi. Entah bagaimana
ia harus meyakinkan mereka bahwa tentara bukan lagi instrumen revolusioner,
bahwa untuk selanjutnya karier mereka bergantung pada kesetiaan dan layanan
mereka kepada pemerintah yang berkuasa.

Pertama-tama Obregon menerapkan kebijakan untuk memasukkan para


jenderal revolusioner ke dalam tentara reguler. Kebijakan ini pula menjadikan
para jenderal revolusioner masuk ke dalam daftar gaji federal. Kebijakan ini
menemui pro-kontra dari sejumlah jenderal yang meyakini bahwa ada
kepentingan mereka yang sesungguhnya terletak pada kelanjutan dari militerisme
semi-otonomi dan militer yang tidak berotak. Pada tahun 1923, pemerintah
Obregon hampir dijatuhkan oleh konspirasi jenderal yang dipimpin oleh menteri
keuangan kala itu yaitu Adolfo de la Huerta. Setelah melakukan penindakan
terhadap para lawan politiknya, Jenderal Obregon menempatkan para perwira
muda dari sekolah pelatihan perwira yang baru diorganisasi pada tahun 1917.
Sekolah pelatihan perwira ini sebenarnya telah dibangun oleh Jenderal Obregon di
masa pemerintahan Carranza dalam bentuk sekolah staff umum. Dalam
pendidikan tersebut, para perwira revolusi menerima pelatihan teknis dari para
perwira yang telah bertugas di massa pemerintahan Diaz. Selanjutnya di tahun
1920, Jenderal Obregon membuka kembali Colegio Militar tua di Chapultepec
untuk para perwira baru. Dengan sistem kurikulum tiga tahun serta menawarkan
pelatihan khusus untuk infantri, kavaleri, dan artileri.

Selain itu, Jenderal Obregon mengirim perwira muda yang memiliki


potensi ke Spanyol, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat untuk mempelajari
metode dan teknik militer modern. Jenderal Obregon juga telah berhasil
memangkas jumlah tentara dan anggaran militer yang biasanya dikeluarkan oleh
Federal. Anggaran 142 juta peso pada tahun 1921 menjadi 117 juta pada tahun
1924, serta mengekang kegiatan korupsi yang sering terjadi. Permasalahan terkait
militerisme tidak serta merta selesai begitu saja, hal ini tergambarkan dengan apa
yang masih terjadi di masa pemerintahan Jenderal Obregon yaitu ketika dalam
upaya menghancurkan pemberontakan Huerta, Jenderal Obregon merasa perlu
untuk mempromosikan dua puluh tiga jenderal dan menciptakan lima puluh empat
jenderal baru, untuk memastikan kesetiaan mereka.

Pemerintahan berlanjut ke masa Calles, dengan latar belakang pandangan


militerisme yang hampir sama dengan Jenderal Obregon. Sebagai seorang
pemimpin militer, Calles memang tidak lebih pahlawan di antara para perwira
revolusioner. Namun, Calles berusaha untuk tidak menekankan personalismo dan
lebih menanamkan dalam angkatan darat sebuah senar kesetiaan pada profesi
mereka dan pada negara mereka. Di masa pemerintahan Calles, ia menunjuk
sekretaris perang yang dipilih untuk mengubah pasukan semi feodal Meksiko
menjadi badan yang benar-benar nasional. Sosok tersebut berada pada diri Joaquin
Amaro. Amaro dalam enam tahun masa kepemimpinannya sebagai sekretaris
perang telah pekerjaan yang benar-benar luar biasa. Hal ini tergambarkan dengan
menghindari kontak langsung ke jenderal-jenderal revolusioner tua yang akhirnya
ingin ia hancurkan. Amaro memulai reformasi di jajaran, dengan meningkatkan
standar rekrutmen, kondisi kehidupan, dan peralatan militer. Untuk mengurangi
biaya, ia membubarkan kelompok-kelompok bersenjata yang paling tidak dapat
diandalkan dan mengeluarkan orang-orang yang paling tidak diinginkan dalam
kelompok lain. Pada tahun 1930 ia telah mengurangi tentara dari sekitar 75.000
menjadi 50.000 orang dan telah memangkas pengeluaran militer dari 107 juta
peso menjadi 70 juta. Amaro juga menempatkan pasukan untuk bekerja,
mempekerjakan mereka di proyek pembangunan jalan dan pekerjaan umum
lainnya. Dia juga meluncurkan program pendidikan dan rekreasi. Kebijakan itu
diharapkan dapat memberikan hasil dalam patriotisme dan kesetiaan kepada
pemerintah pusat daripada ke caudillo regional.
Dalam bidang kependidikan militer, Amaro berusaha untuk meningkatkan
pelatihan perwira muda di luar negeri dan mengirim mereka ke Prancis, Spanyol,
Italia, dan Amerika Serikat untuk mempelajari organisasi dan metode militer
asing. Sebelumnya, kebijakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan Amaro untuk
mendisiplinkan dan mengorganisasi para petani bersenjata sehingga mereka akan
menjadi kekuatan militer yang dapat diandalkan di saat-saat krisis internal. Tentu
saja hal ini diperlukan kerjasama dengan korps perwira. Setelah mereka kembali
ke Meksiko, mereka diminta untuk membangun staff umum yang lebih efisien.
Langkah pertama menuju tujuan tersebut adalah pembentukan Komisi Studi
Militer pada tahun 1926; dan yang terakhir adalah organisasi pada tahun 1932 dari
War College, di bawah pengaruh profesional Prancis, untuk melatih perwira
senior yang unggul untuk tugas staff umum. Sementara itu, Colegio Militar yang
telah terbentuk menjadi lebih terorganisir dengan baik ketika para perwira peserta
pelatihan kembali dari luar negeri untuk memberikan instruksi teknis modern
kepada para taruna.

Ketika kemajuan telah tergambar nyata dari kebijakan yang dilakukan oleh
Amaro, maka Calles siap untuk menggulingkan para caudillo regional. . Ketika
pemberontakan pertama datang, pada tahun 1927, mereka segera
menghancurkannya dan memecat semua jenderal yang turut terlibat dalam
konspirasi. Pada tahun 1929 pemberontakan lain juga terjadi, pemberontakan
Jenderal Gonzalo Escobar, dengan hasil yang sama. Kali ini ribuan pasukan tani
yang setia datang dengan cepat untuk membantu pemerintah. Keberhasilan
reformasi Obregon-Calles diungkapkan oleh penurunan progresif dalam jumlah
petugas yang tidak loyal. Ketika pecahnya pemberontakan tahun 1923 hampir
setengah dari perwira pergi ke pemberontak, pada tahun 1927 kurang dari
seperempat; satu dekade kemudian, pemberontakan besar terakhir praktis tidak
menarik dukungan dari perwira reguler. Dalam menghancurkan kekuatan caudillo
regional, Calles dapat dianggap telah mengatasi rintangan paling berbahaya bagi
reformasi militer sejati.

Berlanjut ke jenderal revolusioner berikutnya adalah Lazaro Cardenas.


Cardenas mengemban jabatan sebagai presiden meksiko pada tahun 1934 hingga
1940. Sebagai seorang presiden baru dan juga seorang jenderal revolusioner,
Cardenas terus ingin melanjutkan revolusi dengan melakukan reformasi sosial dan
ekonomi. Calles yang kala itu juga masih memiliki kekuatan di balik layarnya
dalam setiap kebijakan pemerintahan yang akan diambil mendapat pertentangan
dari Cardenas. Calles yang masih mendapat dukungan dari para kalangan jenderal
revolusioner yang aktif. Akan tetapi, Cardenas mendapat dukungan dari beberapa
jenderal yang lebih berpengaruh, plus elemen-elemen muda dalam ketentaraan
(Perwira muda). Hingga tiba saatnya pada 15 Desember 1935, ketika Cardenas
tiba-tiba mulai memberhentikan para senator pro-Calles dan jenderal-jenderal top,
termasuk Jenderal Joaquin Amaro. Kemenangan Cardenas atas Calles seratus
persen sukses ketika pada bulan April 1936 Calles dan sejumlah jenderal
pendukung dipaksa ke pengasingan. Cardenas sebenarnya telah menyadari bahwa
dirinya sulit untuk mendapat dukungan dari kalangan militer dalam rencananya
untuk reformasi pertanahan dan tenaga kerja. Namun dalam satu atau dua hal,
banyak jenderal revolusioner telah memanfaatkan peluang dari gejolak yang
berkelanjutan untuk menjadi pemilik properti besar dan pengusaha besar itu
sendiri. Secara alami mereka akan menentang reformasi yang mungkin
memengaruhi kepentingan pribadi mereka. Kemudian ada konservatisme yang
berkembang dari orang-orang seperti Amaro, yang tentu telah diketahui latar
belakangnya untuk profesi senjata, kalangan mereka merasa bahwa kebijakan
radikal Cardenas akan menimbulkan gangguan domestik dan dengan demikian
membatalkan kemajuan besar yang telah dibuat menuju pengamanan negara dan
konsolidasi revolusi.

Karena itu, Cardenas mencoba mengantisipasi perlawanan tentara terhadap


kebijakannya, mulai membangun organisasi buruh dan agraria yang kuat untuk
dijadikan tandingan. Dia mengecilkan peran militer sebagai penjaga ketertiban
internal, dan lebih menekankan fungsi militer dalam pendidikan dan pekerjaan
umum. Cardenas juga menolak untuk menambah jumlah tentara reguler, ia malah
mengusulkan untuk mengatur semua prajurit infanteri di cadangan tentara federal
dan menganjurkan pembentukan milisi buruh independen. Dia mengungkapkan
rasa takutnya pada para jenderal yang ambisius dengan sering menggeser
komando, dengan membangun dukungan di jajaran melalui materi baru dan
manfaat pendidikan, dan dengan memberikan kesempatan kepada prajurit muda
yang menjanjikan kesempatan untuk menjadi perwira.

Cardenas berusaha pula dalam memacu profesionalisme dan


menyingkirkan tentara dari dunia politik. Pada tahun awal kepemimpinannya, ia
meresmikan program enam tahun untuk "kemajuan moral dan profesional
tentara". Tahun berikutnya semua perwira infantri di bawah pangkat kolonel
diberi ujian dalam ilmu militer; mereka yang gagal dikirim kembali ke sekolah.
Pada tahun 1936 ia membuat ujian teknis kompetitif yang diperlukan untuk
promosi petugas; pada tahun yang sama ia mengeluarkan peraturan yang melarang
semua bentuk kegiatan politik bagi para perwira. Tahun berikutnya ia mewajibkan
petugas yang bertugas aktif menyerahkan semua pekerjaan sipil.

Sempat terjadi intervensi terhadap kegiatan Cardenas pada bulan


Desember 1937 ketika ia mengorganisir sebuah partai revolusioner federasi baru
yang terdiri dari empat sektor yang sama — buruh, tani, militer dan populer.
Ketika para pengkritiknya menuduhnya membawa tentara ke dalam politik, dia
menjawab: “Kami tidak menempatkan tentara dalam politik. Itu sudah ada di sana.
Faktanya, itu telah mendominasi situasi, dan kami melakukannya dengan baik
untuk mengurangi pengaruhnya menjadi satu dari empat suara. ”Sekarang tentara
dapat kalah. Cardenas dan para pemimpin partai dapat mengekang kekuatan
politiknya dengan menyeimbangkannya dengan tiga kekuatan lainnya”.

Kebijakan Cardenas tidak mulus-mulus saja dalam usaha reformasi di bidang


pertanahan dan perburuhannya. Salah satu pemberontakan hampir dilakukan oleh
kalangan fasis yang dipimpin oleh Jenderal Nicolas Rodriguez yang dimulai dari
Meksiko Utara, mereka mencoba memulai pemberontakan tetapi tidak mendapat
dukungan tentara. Gerakan itu mudah dihancurkan oleh rezim Cardenas dan
pemimpinnya ditangkap. Ancaman lebih nyata dihadapi oleh Cardenas datang dari
Jenderal Saturnino Cedillo, tokoh terakhir dari kalangan caudillo regional. Setelah
memutuskan hubungan dengan Cardenas karena perbedaan pribadi dan kebijakan,
Cedillo pada tahun 1937 mengundurkan diri dari kabinet dan kembali ke negara
asalnya San Luis Potosi di mana ia mulai membentuk sebuah pasukan pribadi,
yang diperkirakan 8.000 hingga 15.000 petani bersenjata. Tetapi sekali lagi tentara
tetap setia dan Cardenas, yang mengambil alih komando di lapangan pada musim
semi 1938, memiliki sedikit kesulitan dalam menghancurkan pemberontakan.

Terlepas dari keengganan mereka untuk bergabung dengan pemberontakan


bersenjata, beberapa jenderal revolusioner top dan sejumlah pejabat profesional
baru terus menolak dan memprotes kebijakan tanah dan buruh Cardenas yang
radikal. Mereka khususnya khawatir tentang generasi baru dari para pemimpin
buruh ekstremis, seperti Lombardo Toledano, dan tentang pembentukan milisi
pekerja berseragam yang melebihi jumlah tentara yang jika dibandingkan dua
banding satu. Sebuah blok kongres, sebagian dipimpin oleh para jenderal
revolusioner, dengan sengit melawan undang-undang yang disponsori Cardenas
yang mengusulkan untuk memperkuat organisasi agraria dan serikat buruh.
Ketakutan tentara terhadap meningkatnya tenaga kerja terungkap dalam
pernyataan publik berikut yang dikeluarkan oleh sekelompok kolonel tentara pada
29 Juni 1938:

”Lombardo Toledano tidak bisa bersembunyi sekarang karena dia mencari


pembubaran tentara revolusioner, dan salah satu buktinya adalah pembentukan
miitia buruh yang disebut untuk memasang kediktatoran proletar di Meksiko.
Tentara lelah dengan fitnah anti-militer oleh para pemimpin buruh seperti
Lombardo yang berusaha membodohi pekerja untuk memulai pertarungan seperti
itu di Spanyol. Publik Meksiko mungkin memiliki pengetahuan yang aman bahwa
para perwira militer akan mengakhiri kekejian dan kekerasan para pemimpin
yang sesat yang merupakan pengeksploitasi kelas pekerja. Pada waktunya para
perwira militer akan menjawab agresor mereka. Kami ingin diketahui bahwa jika
saudara-saudara perwira kami, dalam membela lembaga-lembaga bersenjata
kami, menghukum Lombardo kami tidak bersalah karena kami telah diprovokasi”

Pada musim panas tahun 1938, sempat terjadi krisis yang menjurus ke arah
akan diadakannya pemilihan di tahun 1940. Terdapat dua kekuatan yaitu para
jenderal militer revolusioner lama yang berada di Utara dan telah dominan sejak
kemenangan Carranza pada tahun 1914, serta meningkatnya unsur-unsur politik
baru (kaum tani dan pekerja kota) di wilayah tengah yang telah tumbuh dewasa
pada pertengahan 1930-an. Kalangan politik baru yang mendapat dukungan dari
Cardenas seakan menantang para jenderal. Konfederasi Perburuhan pusat (CTM)
Toledano dengan berani menyerang Jenderal Juan Yocupicio, gubernur antilabor
negara bagian Sonora, dan menuntut pemecatannya. Partai Revolutioanary, yang
tidak lagi dikendalikan oleh para Jenderal sejak Cardenas mengorganisasinya
kembali di empat sektor pada akhir 1937, bergerak untuk mengusir para jenderal
"kongres" yang tampaknya menolak kemajuan buruh-agraria. Keagresifan CTM
di Monterrey, pusat industri terkemuka Meksiko, memunculkan tokoh Jenderal
Andreu Almazan, komandan militer regional yang merupakan perwira tertinggi di
angkatan darat dan salah satu yang paling cakap dari semua jenderal revolusioner
lama, untuk memanggil Cardenas dan mendesaknya untuk mengekang kegiatan
kelompok pro-buruh.

Cardenas pun menolak untuk campur tangan atas nama kolega lamanya,
garis ditarik untuk pertempuran politik yang berpusat nantinya pada pemilihan
1940. Di satu sisi, sekarang kalah suara dan karena itu di luar partai resmi, berada
di antara para pemimpin lama revolusi. Atas kepentingan lahan konservatif dan
bisnis. Kandidat mereka adalah Jenderal Almazan. Tiga puluh empat perwira
tinggi, kebanyakan jenderal tua revolusi, juga berangkat dari dinas aktif untuk
berkampanye untuknya. Partai pemerintah juga memiliki seorang jenderal sebagai
kandidatnya, Manuel Avila Camacho, menteri pertahanan Cardenas. Tetapi Avila
Camacho bukanlah pahlawan revolusioner; sebaliknya dia mewakili tenaga kerja
dan agraria yang baru. Tampaknya Cardenas telah memilihnya untuk maju karena
pengaruhnya dengan pejabat yang lebih muda memberinya peluang terbaik untuk
melawan, Di dalam internal tentara sendiri, dukungan masih dinikmati oleh
kalangan jenderal revolusioner lama.

Jenderal Almazan dan para pendukungnya sangat sadar bahwa mereka


tidak memiliki kesempatan untuk memenangkan pemilihan yang dikelola oleh
para pemain lama. Akibatnya, mereka mulai membuat tuduhan penipuan pemilu
di awal kampanye. Mereka menuduh rezim Cardenas "memaksakan" kandidat
resmi yang tidak diinginkan pada rakyat. Mereka mengeluarkan peringatan dan
ancaman pemberontakan terselubung, tetapi sebagian besar tentara, berbeda
dengan sikap masa lalunya, sekarang tampak bosan dengan politik. Hasilnya
adalah ancaman Almazan dan para pendukungnya terbukti kosong. Jenderal Avila
Camacho dan partainya yang didukung oleh agraria buruh dinyatakan sebagai
pemenang yang mudah atas para jenderal revolusioner dan pendukung konservatif
mereka dalam pemilihan tahun 1940. Setelah beberapa konspirasi kecil pasca-
pemilihan umum dengan mudah dipadamkan, giliran itu selesai. Kontrol atas
politik Meksiko telah diambil dari para jenderal revolusi dan ditempatkan di
tangan kekuatan buruh-agraria. Avila Camacho menyampaikan pukulan terakhir
kepada para jenderal yang berpikiran politis segera setelah inagurasinya ketika ia
menghilangkan sektor militer dari partai pemerintah, memecah blok militer di
Kongres, dan menempatkan sejumlah jenderal revolusioner dalam daftar
pensiunan.

Dengan militer yang pada akhirnya dikekang dan tatanan internal tidak
lagi menjadi masalah serius, tentara Meksiko sekarang dapat mencurahkan
perhatiannya pada fungsi ortodoksnya - yaitu, untuk memproteksi bangsa
terhadap kemungkinan musuh asing. Dan terutama untuk tujuan inilah angkatan
bersenjata dibangun, dengan bantuan Amerika Serikat, selama Perang Dunia II.
Di bawah Presiden Avila Camacho, angkatan bersenjata selanjutnya
direorganisasi, dimodernisasi, dan diprofesionalkan. Dengan stabilitas politik,
percepatan pembangunan ekonomi, dan meningkatnya kekuatan dan pengaruh
kelompok kelas menengah dan profesional, perwira militer memainkan peran
yang semakin menurun dalam urusan publik.

Pada tahun 1946 dan 1952 partai yang berkuasa memasang kandidat sipil yang
dengan mudah mengalahkan para jenderal politik oposisi yang masih ada dan
selalu mengancam. Pemilu 1958 kembali dimenangkan dengan mudah oleh
kandidat sipil tanpa insiden serius. Pada saat ini para jenderal revolusi yang keras
tidak lagi memiliki kekuatan.

Dibandingkan dengan tentara Amerika Latin lainnya, Meksiko saat ini adalah
institusi percontohan. Sesuai dengan konstitusi, ia mencurahkan energinya
terutama untuk dua fungsi mendasar: (1) pemeliharaan perdamaian internal, dan
(2) provisien untuk pertahanan eksternal. Secara kebetulan, ia melakukan fungsi
penting dalam berkolaborasi dalam program pekerjaan umum negara. Yaitu
dengan membangun barak, sekolah, dan rumah sakit, mengelola reboisasi dan
proyek irigasi, dan membantu menjaga jalan tetap dalam kondisi baik. Ia tidak
menjalankan tugas keamanan internalnya secara mandiri, seperti di banyak
negara Amerika Latin, tetapi hanya bertindak di bawah perintah presiden dan
wewenang Kongres sebagaimana diatur dalam konstitusi.

Sesuai dengan hukum, personel militer yang aktif bertugas menyerahkan


hak politik mereka. Mereka tidak boleh ikut serta dalam diskusi atau pertemuan
politik publik, mengemukakan pendapat mereka secara terbuka tentang
masalah-masalah politik. Namun, angkatan bersenjata sama sekali tidak
sepenuhnya dikeluarkan dari pemerintahan. Semua komandan dari tiga puluh
tiga zona militer negara bersifat politis dalam arti bahwa mereka adalah agen
pemerintah pusat. Mereka menjaga otoritas negara sejalan dan menjaga
ketertiban selama pemilihan. Akan tetapi, semakin kuatnya kekuatan partai-
partai independen dari pemerintah pusat mengungkapkan bahwa pemerintahan
tirani komandan zona atas gubernur negara bagian dan manipulasi pemilihan
oleh tentara dengan cepat menjadi cerita di masa lalu. Meskipun beberapa
perwira tinggi sangat berpengaruh dalam pemerintahan Meksiko saat ini, para
prajurit militer jelas merupakan minoritas. Pada tahun 1958, hanya tujuh dari
dua puluh sembilan gubernur negara bagian dan hanya dua dari delapan belas
menteri kabinet (pertahanan dan angkatan laut), adalah prajurit militer. Di dalam
partai yang berkuasa dan di dalam pemerintahan sendiri para profesional sipil
mendominasi 'mereka adalah pembuat kebijakan yang sesungguhnya. Tentara
berada di bawah kendali mereka. Pada isu-isu yang tidak menyangkut pendirian
militer mereka dapat bertindak tanpa berkonsultasi dengan angkatan bersenjata,
dan mereka dapat, dan kadang-kadang, menentangnya pada masalah militer.
Misalnya, meskipun angkatan bersenjata menginginkan bantuan luar dan
peralatan modern, otoritas sipil menolak militer dan menolak Pakta Bantuan
Pertahanan Bersama yang diusulkan dengan Amerika Serikat.

Sesuai dengan fungsi dan pengaruh militer yang terbatas, pihak


berwenang sipil dengan sengaja membiarkan pendirian militer itu kecil (sekitar
50.000 selama seperempat abad terakhir) sementara negara yang lain telah
tumbuh dengan cepat. Akibatnya, angkatan bersenjata telah menerima
persentase penurunan dari anggaran nasional (hanya sekitar 12 persen pada
tahun 1957 dibandingkan dengan 21 persen pada tahun 1940). Mereka
menyerap juga persentase yang lebih kecil dari produk nasional bruto yang
dilakukan angkatan bersenjata dari negara Amerika Latin lainnya kecuali Kosta
Rika. Meskipun pasukan Meksiko berada di peringkat sangat rendah di Amerika
Latin sehubungan dengan pengaruh politiknya. Namun peringkat profesionalnya,
berdasarkan metode modern organisasi, pengajaran dan disiplin, termasuk
tinggi. Sejak awal Perang Dunia II, angkatan bersenjata Amerika Serikat telah
menjadi model Meksiko untuk pengorganisasian tentara, persenjataannya,
metode pengajaran, dan disiplin.

Korps perwira, hanya 3.500 yang kuat, terutama berasal dari keluarga
kelas menengah konservatif. Pemeriksaan masuk yang kompetitif dan biaya
masuk 500 peso menyaring orang-orang yang tidak berpendidikan dan miskin.
Kepemimpinan sekarang merupakan profesi yang mapan dan dihormati. Para
remaja putra merencanakan karier mereka dengan cermat dan mendapatkan
promosi melalui pengaruh politik seperti di masa lalu. Aspirasi mereka tidak lagi
diblokir oleh "jenderal revolusioner" tanpa pengetahuan tentang metode militer
modern. Kemampuan angkatan bersenjata Meksiko, meskipun dibatasi oleh
ukuran dan kekurangan peralatan, memadai untuk misi utama mereka —
menjaga ketertiban internal. Untuk pertahanan terhadap ancaman dari penyerbu
asing besar, Meksiko tahu itu bisa mengandalkan Amerika Serikat.

Untuk negara Amerika Latin yang terbelakang yang mencoba memodernisasi,


penting bahwa angkatan bersenjata tidak bertindak sebagai hambatan serius
terhadap ekonomi dengan permintaan anggaran yang meningkat atau politik
yang cabul dan korup. Angkatan bersenjata Meksiko sekarang tidak melakukan
keduanya. Disiplin dan kendali ada di tangan pemerintah dan partai politik, yang
keduanya didominasi oleh warga sipil. Sejauh pengaruh politik korps perwira
terus menurun selama seperempat abad terakhir sementara profesionalisme
telah meningkat, sulit untuk melihat bagaimana di masa mendatang militerisme
dapat kembali menjangkiti Meksiko. Tren penangkal tegas dan stabil dan tidak
mungkin dibalik. Meksiko sudah lewat. Untungnya, itu telah menyelesaikan
masalah militerisme. Itulah alasan utama mengapa ia menjadi salah satu negara
paling progresif di Amerika Latin.

Dalam menghadapi militerisme, Meksiko telah memberikan contoh yang


mungkin disarankan untuk diikuti oleh negara-negara Amerika Latin lainnya.
Pengalamannya telah menunjukkan bahwa, begitu revolusi sosial besar telah
terjadi, para eksekutif yang gigih dapat meluncurkan program komprehensif
untuk membentuk angkatan bersenjata menjadi tentara yang disiplin dan
profesional yang akan menghindari kegiatan politik. Tugas itu melibatkan
penggunaan teknik Machiavellian secara liberal untuk memecah kekuatan warga-
perwira revolusi dan program pendidikan yang terencana yang dirancang untuk
menanamkan dalam diri perwira muda baru konsep "prajurit yang baik." Bagian
integral dari Proyek untuk mencapai supremasi sipil dalam politik adalah
pengembangan di antara para pekerja kota dan petani dari tandingan terhadap
kekuatan bersenjata militer. Tugas ini membutuhkan satu generasi untuk
diselesaikan, tetapi hasilnya terbukti lebih dari sepadan dengan usaha. Untuk
generasi yang lalu, seluruh bangsa, termasuk angkatan bersenjata, telah menuai
hasil reformasi politik dasar ini dan hampir pasti akan terus melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai