Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN

PROGRAM P2P ISPA

PUSKESMASCIBEUNYING
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankepadaTuhan Yang MahaEsa,


karenaatasrahmatdanhidayah-Nya, kami
dapatmenyelesaikanPedomanUpayaKesehatanMasyarakatprogram P2P
ISPAPuskesmasCibeunying. Bukuini kami
susunsebagaisalahsatuupayauntukmemberikanacuandankemudahandalampelaksanaan
kegiatanP2P ISPAolehkoordinatormaupunpelaksana program P2P
ISPAPuskesmasCibeunying.
Padakesempataniniperkenankansayauntukmenyampaikanucapanterimakasihda
napresiasikepadasemuakaryawan yang telahterlibatdalam
prosespenyusunanPedomanUpayaKesehatanMasyarakatprogram P2P ISPA
diPuskesmasCibeunying.
Semogadengandigunakannyabukuinidapatmempermudahkaryawandalammen
yiapkandokumenakreditasiPuskesmasCibeunying.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. TujuanPedoman
C. SasaranPedoman
D. RuangLingkupPedoman
E. BatasanOperasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. KualifikasiSumberDayaManusia
B. DistribusiKetenagaan
C. JadwalKegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. DenahRuang
B. StandarFasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LingkupKegiatan
B. Metode
C. LangkahKegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Berdasarkan undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap


kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non
diskkriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Maka upaya pengendalian penyakit
menular terutama penyakit pneumonia sangat di perlukan dalam rangka untuk
menurun kan penyebaran penyakit lebih lanjut, menemukan kasus baru dan juga
meningkatkan cakupan serta tercapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi.
Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
masalah kesehatan di Indonesia. Pneumonia merupakan penyebab kematian balita
kedua setelah diare yaitu 23.8 % ( Berdasarkan survey Riskesdes 2013). Sedangkan
WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 29% pertahun dari
seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan. Kematian Balita karena pneumonia
secara nasional diperkirakan 6 per 1000 balita pertahun atau lebih dari dua juta anak
setiap tahunnya.GAPPD (WHO, UNICEF).
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/ lebih dari saluran
napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya ( sinus, ronggat Telinga,
pleura), sedangkan pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
(alveoli). Dari permasalahan tersebut, maka perlu diadakan pelacakan untuk
menemukan kasus pneumonia agar kematian balita akibat penyakit Pneumonia dapat
dicegah.

B. Tujuan Pedoman

Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah sebagai acuan bagi seluruh aktifitas
upaya kesehatan masyarakat khususnya program P2P ISPA yang dilaksanakan di
Puskesmas Cibeunying, sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat
meningkatkan cakupan program P2P ISPA dan mendukung pencapaian standard
pelayanan minimal (SPM).

C. Sasaran Pedoman

Sasaran pedoman programP2P ISPA adalah penanggung jawab program P2P


ISPA ,semua unit pelayanan kesehatan serta petugas kesehatan di jaringan pelayanan
Puskesmas Cibeunying.
D. Ruang Lingkup Pedoman

Ruang lingkup pedoman meliputi(yg terlibat di program)


1. Penanggung jawab P2P ISPA
2. Nakes di semua unit pelayanan Puskesmas Cibeunying
3. Nakes di semua jaringan pelayanan Puskesmas Cibeunying
E. Batasan Operasional

1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/ lebih dari saluran napas
mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga
tengah, pleura).
2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala batuk dana tau kesukaran
bernapas seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
(TDDK), atau gambaran radiologi foto thorax/ dada menunjukkan infiltrate
paru akut. Demam bukan merupakan gejala yang spesifik pada Balita. Dalam
penatalaksanaan pengendalian ISPA semua bentuk pneumonia seperti bronco
pneumonia, bronkiolitis disebut “pneumonia” saja.
3. Care seeking
Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
keluarga balita pneumonia dalam pencarian pelayanan kesehatan. Kegiatan ini
dapat dipadukan dengan tindak lanjut atau pelacakan penderita pneumonia
yang tidak control ulang setelah dua hari pengobatan. Pada saat kunjungan
kerumah penderita diharapkan petugas kesehatan/ ISPA dapat melaksanakan
penyuluhan tentang pneumonia kepada keluarga penderita dan sekitarnya.

F. LandasanHukum

Yang Menjadi dasar Pedoman pelaksanaan program P2P ISPA diPuskesmas


Cibeunying adalah :
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 TentangKesehatan
2. Permenkes No 75 Tahun 2014 TentangPusatKesehatanMasyarakat
3. BukuStandartPuskesmasTahun 2013
4. BukuPedomanPenatalaksanaan ISPA Tahun 2010
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KualifikasiSumberDayaManusia
Berikut ini kualifikasi SDMdan realisasi tenaga program P2P ISPA yang ada di
Puskesmas Cibeunying:
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Pemegang Pendidikan minimal D III Diampu oleh 1 orang dengan latar belakang
program P2P Keperawatan pendidikan SKM
ISPA Masa kerja program P2P Masa kerja program P2P ISPA 25 Tahun
ISPA 2 Tahun
Sudah mengikuti pelatihan Sudah mengikuti pelatihan program P2P
program P2P ISPA ISPA
Unit Pendidikan minimal D III Diampu oleh 1 orang dokter dengan latar
Pelayanan belakang pendidikan SI Kedokteran
Puskesmas Diampu oleh 2 orang perawat dengan latar
Cibeunying belakang D III Keperawatan
Diampu oleh 4 orang bidan dengan latar
belakang D III Kebidanan
Jaringan Pendidikan minimal D III Diampu oleh 7 orang bidan dengan latar
pelayanan belakang pendidikan D III Kebidanan
Puskesmas Diampu oleh 3 orang perawat dengan latar
Cibeunying belakang pendidikan D III Keperawatan

B. DistribusiKetenagaan
Berikut ini distribusi ketenagaan program P2P ISPA dan profesinya yang
ada di Puskesmas Cibeunying:
Kegiatan Petugas Profesi
Pemegang program P2P DADANG ATIK HARYANA Perawat
ISPA
Unit Pelayanan Puskesmas dr. ANGELIQUE Dokter
Cibeunying dr. KEMARA PUTRI Dokter
MAHARANI SORAYA Perawat
DJATNIKA KUSUMA Perawat
.
Jaringan pelayanan RiniResmini,Amd.Keb Bidan
Puskesmas Klabang AnsahAstuti, Amd. Keb Bidan
EviKurnaefi., Amd. Keb Bidan
NunungHasanah. Amd. Keb Bidan
YaniRustiani, Amd. Keb Bidan
Sriema,Amd. Keb Bidan

C. JadualKegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun
tribulanan/ lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan masyarakat program P2P ISPA dibuat untuk
jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan
dan dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan
masyarakat program P2P ISPA di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas
Cibeunying.
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. StandarFasilitas

1. Fasilitas&Sarana

Dalam pelaksanaan kegiatan, dibutuhkan beberapa sarana atau fasilitas bagi


menunjang keterlaksanaanya kegiatan program P2P ISPA. Beberapa sarana atau
fasilitas penunjang yang dapat membantu tugas program P2P ISPA yaitu :
a. Alat Transportasi
Kendaraan berfungsi untuk menunjangkegiatanP2P ISPAmenuju
lokasikejadian.
b. AlatKomunikasi
Alatkomunikasiberperanpentingdalammenunjangkomunikasi
denganlintasprogram dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan P2P ISPA.
c. Alat pemeriksaan medis.
Untuk melakukan pemeriksaan penderita ispa dan pneumonia (ari timer,
stetoskop).
d. Alat Pencatatan dan Pelaporan
1. Laptop atau computer
dapatdigunakansebagisaranamencatatlaporandanmengirimkanlaporanke
DINKES Kabupaten.
2. Form MTBS, form careseeking, register ISPA.
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup kegiatan
Penemuan penderita Pneumonia balita
B. Metode kegiatan
Metode kegiatanprogram P2P ISPA adalah:
a. Penemuan/ deteksidinikasusispadan pneumonia balita
Mendeteksidinibalita yang mengalamipenyakit ISPA dan pneumonia
dengancaramenggunakan ARI time untukmenghitungnapas
Berdasarkan P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagaiberikut :
1. Pneumonia berat : ditandaisecaraklinisolehadanyatarikandinding
dada kedalam (chest indrawing) padasaatbernafas
2. Pneumonia : ditandaisecaraklinisolehadanyanafascepat
3. Bukanpneumonia :ditandaisecaraklinisolehbatukpilek,
bisadisertaidemam, tanpatarikandinding dada kedalam,
tanpanafascepat. Rinofaringitis, faringitis,
dantonsilitistergolongbukan pneumonia.
b. Care Seeking
KunjunganRumahterhadappasien yang menderita pneumonia
dandiulang 3 harikemudian
C. Langkah kegiatan
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab ISPA Pneumonia merencanakan kegiatan deteksi
dini ISPA Pneumonia dan care seeking melalui POA BOK (plan of
action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber
dana APBN.
b. Penggerakanpelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara
BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. pengawasanpengendalianpenilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Pedoman upaya Kesehatan
masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas
sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan
dilaksanakan.
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan


keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan UKM. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan UKM yang akan dilaksanakan
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerjapelaksanaanpemberdayaanmasyarakatdimonitordandievaluasidenganmenggun
akanindikatorsebagaiberikut:
1. Ketepatanpelaksanaankegiatansesuaidenganjadual
2. Kesesuaianpetugas yang melaksanakankegiatan
3. Ketepatanmetoda yang digunakan
4. Tercapainyaindikatorkinerja UKM
Permasalahandibahaspadatiappertemuanlokakarya mini tiapbulan.
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman program P2P ISPA ini dimaksudkan untuk memberikan


acuan dalam melaksanakan program P2P ISPA sehingga dalam pelaksanaanya nanti
kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah. Dalam pelaksanaan kegiatan tentunya
banyak sekali hambatan dan rintangan, namun dengan semangat yang tinggi dan kerja
keras kami mampu mengatasinya, tentunya masih banyak kekurangan.
Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program P2P
ISPA dengan baik dan profesional sehingga mendapat hasil yang lebih baik sehingga
dapat memberikan apresiasi baik yang bersifat positif atau sebaliknya.
Sekian atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai