Anda di halaman 1dari 11

KARAKTERISTIK SEDIAAN SERUM WAJAH DENGAN VARIASI


KONSENTRASI SARI RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana)
TERFERMENTASI Lactobacillus bulgaricus

CHARACTERISTICS OF FACIAL SERUM PREPARATION WITH


VARIOUS CONCENTRATION OF TEMU GIRING (Curcuma heyneana)
FERMENTED WITH Lactobacillus bulgaricus

Azizah Yunita Kurniawati, Ernanin Dyah Wijayanti.

Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK

Kurniawati, Azizah Yunita. 2018. Karakteristik Sediaan Serum Wajah Dengan Variasi Konsentrasi
Sari Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana) Terfermentasi Lactobacillus bulgaricus.
Karya Tulis Ilmiah. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang. Pembimbing: Ernanin
Dyah Wijayanti, S.Si., MP.

Kata kunci : Fermentasi, Karakteristik, Sediaan Serum Wajah, Temu Giring

Temu Giring (Curcuma heyneana) berkhasiat untuk kesehatan kulit karena kandungan flavonoid
yang berpotensi sebagai antioksidan, sehingga dapat diaplikasikan dalam sediaan anti penuaan
seperti serum wajah. Fermentasi pada Temu giring dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada
tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sediaan serum wajah dengan
variasi konsentrasi sari rimpang temu giring terfermentasi Lactobacillus bulgaricus 5%, 10%,
15%. Rimpang temu giring diambil sarinya dan difermentasi ad 200mL dengan menggunakan
bakteri Lactobacillus bulgaricus sebanyak 6% selama 24 jam. Hasil fermentasi rimpang temu
giring diformulasikan dalam bentuk serum wajah kemudian diuji karakteristik sediaan serum
meliputi uji mutu fisik yaitu uji organoleptis, homogenitas, pH, volume terpindahkan, viskositas
dan uji hedonik. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental. Hasil uji mutu fisik serum wajah
pada rata-rata replikasi uji organoleptis yaitu berwarna kuning dengan intensitas meningkat sesuai
dengan peningkatan konsentrasi sari rimpang temu giring, beraroma khas temu giring, bertekstur
kental dan agak licin. Serum wajah homogen, memiliki rata-rata pH sediaan 5,5. Hasil uji volume
terpindahkan rata-rata 95,11%, 96,67% dan 90,67% dan rata-rata viskositas sediaan 2066cP,
2000cP, dan 2000cP. Karakteristik sediaan serum wajah sudah memenuhi standar uji mutu fisik
(SNI 16-4399-1996) dan hasil serum wajah yang lebih disukai panelis pada konsentrasi 10%.

   

 

ABSTRACT

Kurniawati, AzizahYunita. 2018. Characteristics of Facial Serum Preparation with Various


Concentrations of Temu Giring (Curcuma heyneana) Fermented with Lactobacillus bulgaricus.
Scientific Paper. Academy of Pharmacy of Putra Indonesia Malang. Advisor: Ernanin Dyah
Wijayanti, S.Si., MP.

Keywords: fermentation,characteristics, facial serum, temu giring

Temu Giring (Curcuma heyneana) is efficacious for the skin health due to its flavonoid content that
functions as an antioxidant. Fermentation its known can increase its antioxidant activity, its increase
potential of Temu Giring so it can be applied in anti-aging preparations such as facial serum.. This
research aims to determine the characteristics of facial serum preparation with various concentrations of
Temu Giring (Curcuma heyneana) fermented with Lactobacillus bulgaricus of 5%, 10%, 15%. The Temu
Giring rhizome was extracted and fermented using 6% of Lactobacillus bulgaricus for 24 hours. The
fermentation result was formulated in the form of facial serum, then it was tested for its characteristics for
the physical quality test, including organoleptic, homogeneity, pH, transfer volume, viscosity and hedonic
test. This research is an experimental research. The physical quality test result of facial serum on the
average replication of organoleptic test is yellow colored with the increased intensity in accordance with
the increased concentration of rhizome extract of Temu Giring. It has a Temu Giring typical aroma with a
thick and slippery texture. The facial serum is homogeneous with an average pH of 5.5. Its average
transfer volumes are 95.11%, 96.67% and 90.67%; and its average viscositiesare 2066cP, 2000cP, and
2000cP. The characteristics of the facial serum already meets the physical quality test standard and the
facial serum with the concentration of 10% is more preferredby the panelists.
 
PENDAHULUAN
Kosmetik dengan bahan (2014) serum merupakan sediaan
alam telah banyak dikembangkan di dengan viskositas rendah, karena
Indonesia dan lebih menarik minat viskositasnya yang rendah serum
pasar. Masyarakat Indonesia dikategorikan sebagai sediaan
menginginkan produk kosmetik yang emulsi. Serum memiliki kelebihan
dapat mencegah proses penuaan dini. yaitu memiliki konsentrasi bahan
Menurut Kotler (2000) kosmetik aktif tinggi sehingga efeknya lebih
anti-aging menjadi tren bagi cepat diserap kulit, dapat
konsumen yang berusia 25 tahun memberikan efek yang lebih nyaman
keatas sebagai pencegahan penuaan dan lebih mudah menyebar
dini. dipermukaan kulit karena
Salah satu dari bentuk viskositasnya yang tidak terlalu
sediaan kosmetik yang telah tinggi.
berkembang akhir – akhir ini adalah Berdasarkan ketertarikan
serum. Menurut Farmawati dkk masyarakat tentang perawatan kulit

 

untuk mencegah penuaan dini, senyawa fenolik yang potensial


dibutuhkan kosmetik dari bahan sebagai antioksidan dan mempunyai
alam yang mengandung zat aktif bioaktivitas sebagai obat (Waji dan
antioksidan karena antioksidan Sugrani, 2009). Menurut Jalip dkk
merupakan senyawa yang dapat (2013) ekstrak rimpang temu giring
menetralkan radikal bebas reaktif memiliki kandungan senyawa kimia
menjadi bentuk tidak reaktif yang flavonoid yang memiliki aktivitas
relatif stabil sehingga dapat antioksidan sebesar 1,96 % pada
melindungi kulit dari efek bahaya konsentrasi 155,68 ppm dengan
radikal bebas (Nova, 2012). Salah senyawa pembanding quersetin
satu bahan alam yang mengandung menggunakan metode DPPH.
antioksidan dan banyak digunakan Flavonoid tergolong
untuk kosmetik adalah temu giring. polifenol kompleks. Menurut
Temu giring (Curcuma Filaninno (2016) umumnya
heyneana) adalah tumbuhan dari flavonoid terdapat dalam bentuk
genus Curcuma yang tergolong yang terglikosilasi yang akan sulit
Famili Zingiberaceae. Temu giring diserap oleh kulit sehingga
banyak digunakan dalam ramuan membutuhkan proses untuk
tradisional untuk kesehatan kulit. memecah senyawa kompleks
Kandungan kimia rimpang temu tersebut menjadi senyawa yang lebih
giring antara lain minyak atsiri sederhana, salah satunya adalah
dengan komponen utama 8(17),12- melalui proses fermentasi.
labdadiene 15,16-dial, tanin dan Fermentasi dapat
kurkuminoid yang terdiri dari meningkatkan aktivitas antioksidan
kurkumin, desmetoksi-kurkumin dan karena adanya fenolik bebas yang
bis-desmetoksi-kurkumin, pati, dihasilkan selama proses fermentasi,
saponin, dan flavonoid (Ditjen POM, sehingga semakin tinggi kadar
1989). Rimpang temu giring fenolik bebas yang dihasilkan maka
memiliki aktivitas antioksidan, akan semakin tinggi pula aktivitas
aktivitas tersebut salah satunya antioksidannya. Fermentasi juga
terkandung dalam senyawa dapat menguraikan senyawa
flavonoid. Flavonoid adalah suatu kompleks menjadi lebih sederhana

 

sehingga akan lebih mudah diserap karakteristik sediaan serum wajah


oleh kulit. Beberapa penelitian juga dengan variasi konsentrasi sari
telah mengkaji penggunaan bahan rimpang temu giring terfermentasi
alam fermentasi untuk formula Lactobacillus bulgaricus 5%, 10%,
kosmetik, diantaranya fermentasi 15%.
rumput laut untuk dijadikan formula
kosmetik krim pelembab kulit, ALAT DAN BAHAN
perpaduan fermentasi gingseng putih Adapun alat-alat yang
dan merah untuk dijadikan formula digunakan pada penelitian ini,
kosmetik anti-aging dan fermentasi meliputi alat gelas, juicer, inkubator,
whey (produk samping dari keju autoklaf, neraca analitik, pipet tetes,
mozzarella) untuk dijadikan produk kertas saring, pH meter,
kosmetik pencerah kulit dan sentrifugator, viskometer brokfield.
pencegah jerawat (Rahman, 2015). Bahan yang digunakan dalam
Sejauh ini belum ada produk penelitian ini yaitu rimpang temu
kosmetik hasil fermentasi dari bahan giring segar, yogurt komersial merk
alam yang khas Indonesia, King , aquadest, etanol 70%,
khususnya dari temu giring. xanthan gum, glicerin, sodium
Berdasarkan uraian di atas benzoat, potassim sorbate.
dilakukan penelitian dengan
pembuatan sediaan serum wajah dari Fermentasi Rimpang Temu Giring
hasil fermentasi sari timpang temu Rimpang temu giring dicuci
gidring dengan variasi konsentrasi bersih, dipotong-potong, dan diambil
untuk mengetahui karakteristik sarinya sebanyak 200mL dengan
sediaan serum wajah yaitu dilakukan menggunakan juicer, dipasteurisasi
uji mutu fisik sediaan dan uji selama 15 menit dengan suhu 40°C,
hedonik. kemudian difermentasi dengan
Lactobacillus Bulgaricus yang
METODE PENELITIAN diambil dari yogurt komersial.
Penelitian ini merupatan Fermentasi dilakukan selama 24 jam
penelitian eksperimental yang dengan suhu 37°C (dimodifikasi dari
bertujuan untuk mengetahui Wijayanti et al., 2017).

 

Pembuatan Sediaan Serum Wajah


Tabel 1. Formulasi sediaan serum wajah dengan variasi konsentrasi sari
rimpang temu giring (Curcuma heyneana) terfermentasi
Lactobacillus bulgaricus
Nama Bahan Fungsi Konsentrasi (% b/v)
Formulasi I Formulasi Formulasi Formulasi
(Control) II III IV
Sari Temu Bahan aktif - 5 10 15
giring
terfermentasi
Lactobacillus
bulgaricus
Xanthan gum Pengental 0,5 0,5 0,5 0,5
Gliserin Humektan 10 10 10 10
Potassium Pengawet 0,1 0,1 0,1 0,1
sorbat
Sodium Pengawet 0,1 0,1 0,1 0,1
benzoat
Aquadest Pelarut 100 100 100 100

Dimasukkan xanthan gum Karakteristik Sediaan Serum


dan ditambahkan air 20 kalinya, dan Uji yang dilakukan meliputi
diaduk sampai membentuk corpus uji mutu fisik sediaan dan uji
emulsi. Setelah itu ditambahkan hedonik. Uji mutu fisik yaitu uji
gliserin sedikit demi sedikit sambil organoleptis (warna, aroma dan
terus diaduk. Dihaluskan potassium tekstur), uji homogenitas, uji pH, uji
sorbat, dimasukkan sodium sorbat, volume terpindahkan, dan uji
dimasukkan sari rimpang temu giring viskositas. Uji hedonik dilakukan
terfermentasi dan diaduk sampai untuk mengamati organoleptis dan
homogen. Kemudian dimasukkan tingkat kesukaan sediaan serum
dimasukkan aquadest ad 60mL, dengan memberikan kuisioner
diaduk sampai homogen, lalu kepada 20 panelis dengan jenis
disimpan pada wadah. (dimodifikasi kelamin perempuan dengan rentang
dari Aryani dkk., 2015). usia 40-50 tahun.

 

ANALISIS DATA Dari 340 gram rimpang temu giring


Pada Penelitian ini dilakukan yang disari, diperoleh hasil
secara deskriptif yaitu hasil uji dari fermentasi sari rimpang temu giring
sediaan serum wajah di bandingkan sebanyak 200mL. Hasil fermentasi
dengan syarat yang telah ditetapkan memiliki rasa masam dan sedikit
yaitu menurut standar uji mutu fisik pahit, beraroma khas fermentasi,
(SNI 16-4399-1996). berwarna kuning kecoklatan,
bertekstur encer dan memiliki pH
HASIL DAN PEMBAHASAN 4,01.

Tabel 2. Pengamatan Organoleptis Fermentasi Sari Rimpang Temu Giring

Sampel Rasa Aroma Warna Tekstur pH


Sari Rimpang Pahit, Khas temu Kuning Encer 7,00
Temu Giring sedikit sepat giring segar
Segar

Sari Rimpang Masam, Khas Kuning Encer 4,01


Temu Giring sedikit pahit fermentasi kecoklatan
Terfermentasi dan sepat
Berdasarkan hasil pengujian beraroma khas fermentasi. Rasa
organoleptis diatas terdapat masam dan perubahan aroma terjadi
perbedaan pada sari rimpang temu karena aktivitas dari bakteri
giring segar dan sari rimpang temu Lactobacillus bulgaricus dimana
giring terfermentasi. Rasa yang bakteri ini menghasilkan asam laktat
dihasilkan sari rimpang temu giring sehingga dapat merubah rasa dan
segar adalah pahit dengan sedikit aroma sari rimpang temu giring
rasa sepat. Perubahan rasa terjadi terfermentasi. Asam laktat yang
pada sari rimpang temu giring dihasilkan menimbulkan rasa asam
terfermentasi yaitu dengan rasa (Buckle et al., dalam Rostini, 2007).
masam serta masih terasa sedikit Pada sari rimpang temu giring segar
pahit dan sepat. Perbedaan aroma berwarna kuning segar dan hasil
sari rimpang temu giring segar dan fermentasi berwarna kuning
terfermentasi yaitu yang awalnya kecoklatan dengan tekstur encer
beraroma khas temu giring menjadi sama dengan sari temu giring segar.

 

Pengujian pH dilakukan
Perubahan warna pada sari menggunakan pH meter dengan hasil
rimpang temu giring diduga adanya pH pada sari rimpang temu giring
perombakan senyawa yang terjadi segar yaitu 7,00 dan pada sari
selama proses fermentasi sehingga rimpang temu giring terfermentasi
menjadi lebih kecoklatan. 4,01.

Tabel 3. Hasil Rata-Rata Tiga Replikasi Uji Mutu Fisik Sediaan Serum
Wajah
Uji Hasil Pengamatan Syarat
Kontrol 5% 10% 15%
Organoleptis Warna Putih Kuning+ Kuning++ Kuning+++
(transparan)
Aroma Tidak Khas Khas Khas
berbau temu temu temu
giring giring giring
(Samar- (Sedang) (kuat)
samar)
Tekstur Kental, licin Agak Agak Agak
kental, kental, kental,
licin licin licin

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen


pH 6,00 5,50 5,50 5,50 pH wajah
4,5-6,5
(Aziz
dkk.,
1997)
Volume 95,11% 95,11% 96,67% 96,67% Volume
terpindahkan tidak
kurang
dari 95%
(Anonim,
2014)
Viskositas 2066 cPs 2066 cPs 2000 cPs 2000 cPs 2000cPs -
50000cPs
(SNI 16-
4399-
1996)
Keterangan (+): + maka semakin besar intensitas warna

Uji organoleptis pada Pengamatan organoleptis dilakukan


keempat formula masing-masing dengan bantuan panelis berjumlah 20
dilakukan dengan tiga kali replikasi. orang dengan jenis kelamin

 

perempuan, usia 40-50 tahun. Hasil dan 3 pada masing-masing formula


pengamatan diperoleh warna, bau diperoleh sediaan yang memenuhi
dan tekstur seperti kesimpulan persyaratan homogenitas baik yaitu
jawaban panelis pada tabel 3. Dari tidak terdapat butiran-butiran atau
segi warna yang dihasilkan yaitu bahan yang belum tercampur pada
pada kontrol berwarna putih sediaan.
transparan, sedang pada formula Hasil uji pH dari keempat
dengan sari rimpang temu giring formula didapatkan hasil rata-rata
terfermentasi 5%, 10% dan 15% yang memenuhi persyaratan pH
masing-masing masing-masing wajah yaitu berada pada rentang 4,5
berwarna kuning dengan intensitas – 6,5 (Aziz dkk., 1997).
warna yang meningkat sesuai dengan Hasil uji volume
peningkatan konsentrasi sari rimpang terpindahkan sediaan serum wajah
temu giring. diperoleh rata-rata replikasi pada
Aroma yang dihasilkan masing-masing formula sudah
pada formula kontrol yaitu tidak memenuhi syarat uji yaitu volume
berbau dan pada formula dengan sari sediaan tidak kurang dari 95%
rimpang temu giring terfermentasi (Anonim, 2014).
5%, 10% dan 15% masing-masing Pengujian viskositas
memiliki aroma khas temu giring. sediaan serum wajah dengan variasi
Hal tersebut sesuai dengan yang sari rimpang temu giring
diinginkan karena beraroma sama terfermentasi dilakukan dengan alat
dengan sari rimpang temu giring. viskotester VT-04F dengan
Tekstur yang dihasilkan menggunakan spindel no.3
pada ke empat serum agak kental dan didapatkan rata-rata viskositas pada
bersifat licin sesuai dengan jumlah ke empat sediaan memenuhi
bahan pengental dan pelarut yang persyaratan viskositas yang sesuai
digunakan sehingga saat digunakan dengan Standar Nasional Indonesia
pada kulit tidak lengket. yaitu dalam rentang 2000-50000cPs.
Hasil uji homogenitas
sediaan serum wajah replikasi 1,2
 

x ≥ 75%, agak suka jika nilai rata-

Tabel 4. Hasil Uji Hedonik Serum rata 25 < x ≥ 50%, tidak suka jika

Wajah nilai rata-rata 0 < x ≥ 25% (Arikunto,

Panelis 5% 10% 15% 2010). Berdasarkan tabel 4.8


1 2 4 2 didapatkan hasil persentase nilai
2 1 3 2
3 1 3 2 rata-rata 35% untuk formula dengan
4 1 4 2
sari rimpang temu giring
5 1 3 2
6 2 3 3 terfermentasi 5% = agak suka,
7 1 2 2
8 1 4 3
88,75% untuk formula dengan sari
9 1 3 4 rimpang temu giring terfermentasi
10 1 4 3
11 2 4 3 10% = sangat suka, 68,75% untuk
12 1 4 3 formula dengan sari rimpang temu
13 1 3 4
14 1 3 2 giring terfermentasi 15% = suka.
15 2 4 3
16 1 4 3
17 2 4 3 KESIMPULAN
18 2 4 3
19 2 4 3 Berdasarkan hasil penelitian
20 1 4 3 yang telah dilakukan karakteristik
Total skor 28 71 55
Persentase 35% 88,75% 68,75% sediaan serum wajah dengan variasi
Nilai konsentrasi sari rimpang temu giring
Pengamatan uji hedonik
(Curucuma heyneana) terfermentasi
dilakukan untuk melihat tingkat
Lactobacillus bulgaricus memenuhi
kesukaan panelis terhadap sediaan
syarat uji mutu fisik sediaan hasil
serum wajah. Skala numerik untuk
serum wajah yang lebih disukai
tingkat kesukaan yang dipakai yaitu
panelis pada konsentrasi 10%.
1. Tidak suka, 2. Agak suka, 3. Suka,
4.Sangat suka. Hasil pengamatan
UCAPAN TERIMAKASIH
yang diperoleh dihitung
Rasa terimakasih
menggunakan rumus N= Sp x 100%
Sn dipersembahkan kepada
Persentase yang didapat selanjutnya Kemenristekdikti sebagai penyedia
dikelompokkan berdasarkan kriteria. dana.
Sangat suka jika nilai rata-rata 75 < x
≥ 100%, suka jika nilai rata-rata 50 <
 

DAFTAR RUJUKAN Noorviana, F., Effionora, A.,


Azizahwati. 2014. Formulasi
Ditjen POM. 1989. Formularium Serum Penghambat Kerja
Kosmetika Indonesia. Tironase Yang Mengandung
Jakarta: Departemen Fitosom Ekstrak Biji
Kesehatan RI. Hal: 22, 83, Lengkeng (Dimocarpus
97, 356. Longan Lour)Menggunakan
Eksipien Koproses Kasein –
Ernanin, D. W., Nur, C. E. S., Jean, Xanthan Gum. Skripsi.
P. C. 2017. Effect of Lactic Fakultas Farmasi, Universitas
Acid Fermentation on Total Indonesia, Depok, Indonesia.
Phenolic Content and
Antioxidant Activity of Fig Nova, G. D. 2012. Formulasi
Fruit Juice (Ficus carica). Ekstrak Metanol Kulit
Advances in Health Sciences Manggis (Garcinia
Research (AHSR), vol. 2: mangostana L) Pada Uji
282-289. Iritasi Primer. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Jalip, I. S., Suprihatin., Wiryanti, I.,
Sinaga, E. 2013. Antioxidant Pasquale, F., Ivana, C., Nadia, T.,
a Activity And Total Olimpia, V., Maria, D. A.,
Flavonoids Content Of Marco, S., Marco, G.,
Cucuma Rhizome Extract. Raffaella D. C. 2016. Lactic
Proceeding International Acid Fermentation Of Cactus
Conference The 4th Green Cladodes (Opuntia ficus-
Technologi Faculty Of indica L.)Generates
Science and Technology. Flavonoid Derivates with
2013, Malang, Indonesia. Antioxidant and Anti-
Hal. 93-99. Inflammatory Properties.
PloS ONE 11 (3): e0152575.
Muhlisah F. 1999. Temu-temuan dan doi:
Empon-empon, Budidaya dan 10.1371/journal.pone.015157
Manfaatnya. Cetakan 1. 5. Hal. 1-22.
Yogyakarta: Penerbit
Kanisius. Hlm 77-80. Waji, R. A. dan Sugrani, A., 2009,
Flavonoid (Quercetin),
Munte, L., Runtuwene, M. R., Laporan Kimia Organik
Citraningtyas, G. 2015. Bahan Alam Program S2
Aktivitas Antioksidan Dari Kimia, Fakultas Matematika
Ekstrak Daun Prasman dan Ilmu Pengetahuan Alam,
(Eupatorium triplinerve Universitas Hasanuddin,
Vahl.). Jurnal Ilmiah Makasar.
Farmasi. 6 (3): 41-50.
 

Anda mungkin juga menyukai