Anda di halaman 1dari 2

PEMBUKAAN

Teknik cetak merupakan bagian dari seni rupa yang sering disebut sebagai seni grafis. Terdapat
beberapa teknik cetak manual dalam seni grafis, antara lain teknik cetak tinggi atau teknik cukil, teknik
cetak dalam, teknik cetak datar, teknik cetak saring atau disebut pula teknik sablon. Cetak tinggi bukan
merupakan seni yang otentik, karena sifatnya yang reproduktif, yaitu dapat dicetak berulang kali. Hal
yang otentik hanya terletak pada acuan cetaknya. Namun hasil cetaknya dianggap sebagai karya seni
yang orisinil, bukan merupakan salinan. Teknik cukil ini dapat menampilkan ekspresi dari senimannya.
Cetak tinggi sendiri dikenal dengan beberapa variasi, antara lain cukil pada permukaan kayu (woodcut),
cukil pada permukaan linoleum (linocut) dan cukil pada permukaan logam (metalcut). Cetak tinggi ini
banyak diaplikasikan karena hasil cetaknya jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan karya lukisan

Cetak tinggi atau cukil memang merupakan teknik cetak yang paling sederhana dan relatif mudah
dilakukan dibandingkan dengan teknik-teknik cetak (seni grafis) yang lain, seperti cetak dalam atau cetak
datar, karena tidak membutuhkan peralatan yang lengkap. Material atau bidang yang dicukil mudah
didapatkan, misalnya papan kayu, hardboard, karet vinyl, dan sejenisnya. Alat-alat dan tinta cetak juga
mudah didapatkan.

Cetak tinggi merupakan seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta/cat dan
diletakkan pada permukaan kertas akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul
pada cetakan. Proses cetak tinggi menggunakan alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian
cetakan yang menonjol. Apabila cetakan diolesi dengan tinta dan ditempelkan pada kertas kemudian
diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas yang sesuai dengan motif pada cetakan. Penerapan cetak
tinggi sering kita lihat di bidang pendidikan yaitu cap, pada dasarnya cap logo sekolah merupakan
penerapan dari teknik cetak tinggi.

Disebut cetak tinggi karena permukaan acuan cetak (klise) yang akan menerima tinta/cat adalah
permukaan yang tidak dicukil/toreh. Proses pencetakan dilakukan dengan cara digosok di atas
permukaan kertas/kanvas. Penggunaan bahan lino pada teknik cetak tinggi ini dikarenakan
permukaannya yang halus dan dapat ditoreh dari berbagai arah, juga memungkinkan hasil torehan yang
lebih detail.
PENUTUP

Kesimpulan

Cetak tinggi adalah proses pembuatan dari bahan yang di cungkil atau di cuil, sehingga permukaannya
menjadi tinggi dan rendah, seperti relief pada candi borobudur. Pada bagian yang tinggi dilumuri dengan
tinta cetak dan alat lainya. Lalu dicetak pada lembaran kertas/kanvas sehingga membentuk gambar
acuan cetak tinggi itu serupa dengan panel ukiran atau panel relief.

Oleh sebab itu, cetak tinggi disebut juga cetak relief. Acuan cetak tinggi dibuat dari bahan-bahan
keras dan lunak. Dalam pendidikan seni, kegiatan mencetak oleh siswa. Bahan sederhana itu antara lain
adalah umbi-umbian, kayu lunak dan karet penghapus. Peralatan cukilnya pun sederhana, yaitu pisau
pena dan sejenisnya.

Mencukil atau menoreh bukan satu-satunya teknik untuk membuat acuan cetak tinggi, tetapi masih
ada teknik yang lain, yaitu menempel. Cara pembuatan plat klise untuk cetak tinggi yaitu langkah
pertama adalah membuat sket di atas plat atau klise tersebut. Kemudian mencungkil dengan pahat
grafis atau pahat coret. Setelah itu, diberi tinta pada permukaan papan tadi dengan cara dicapkan pada
permukaan kertas polos/kanvas . Maka gambar yang ditorch akan berpindah ke atas permukaan kertas.
Cetak tinggi atau cetak relief merupakan proses mencetak dengan memanfaatkan bagian yang paling
tinggi dari alat cetak. Contoh alat cetak tinggi adalah stempel. Hasil cetakan stempel berasal dari tulisan
atau gambar yang timbul pada stempel.

Anda mungkin juga menyukai