Anda di halaman 1dari 5

Ivanna Van Dijk Karya Risa Saraswati

Oleh Talia Reyhani, IX-H

Judul : Ivanna Van Dijk


Penulis. : Risa Saraswati
Penerbit : Bukune Kreatif Cipta
Tebal : 214 halaman

Pendahuluan
Novel ‘Ivanna Van Dijk’ merupakan karya Risa Saraswati yang dirilis tahun 2018.
Sebagai penulis, Risa sudah melahirkan 19 buku novel bergenre horor. Novel pertamanya yang
berjudul Gerbang Dialog Danur, dirilis tahun 2011. Sedangkan di tahun 2018, selain Ivanna, ia
juga menulis 3 judul lainnya. Novel ‘Ivanna Van Dijk’ diterbitkan oleh Bukune Kreatif Cipta
pada tahun 2018. Pada 14 Juli 2022, novel karya Risa Saraswati ini diangkat menjadi film layar
lebar, diproduseri oleh A Manoj Punjabi dan diproduksi MD Pictures dan Pichouse Films. Film
ini berjudul ‘Ivanna’.

Bagi Risa, menulis cerita-cerita horor adalah bagian dari kegemarannya. Apalagi, sebagai
seorang indigo, ia juga ingin membagi pengalamannya kepada orang lain.
Kemampuannya melihat mahluk tak kasat mata sudah muncul sejak masih SD. Sejak itu, Risa
sudah menunjukkan gelagat aneh dengan seringkali berbicara sendiri. 

Perempuan kelahiran Bandung, 24 Februari 1985 ini mampu berkomunikasi dan menjalin
hubungan baik dengan mahluk-mahluk yang tak kasat mata. Hantu-hantu itulah yang menjadi
‘teman-temannya’ yang kemudian ia tuliskan dalam buku-bukunya.
Begitupun halnya dengan ‘Ivanna Van Dijk’. Perempuan keturunan Belanda itu muncul di antara
teman-teman hantu yang berada di sekitaran tempat tinggal neneknya di Bandung. Tapi berbeda
dengan hantu lainnya yang ramah dan bersahabat, sosok Ivanna penuh dengan kemarahan dan
kebencian.

Sinopsis
Ivanna Van Dijk adalah sosok tak kasat mata yang awalnya menghantui dan meneror
Risa, hingga akhirnya Ia mulai bercerita tentang kisahnya semasa hidup kepada Risa. Kala itu
Ivanna masih berusia dua tahun saat keluarga mereka pindah dari Netherland ke Hindia Belanda.
Ketika di Hindia Belanda, hadir bayi laki-laki yang melengkapi keluarga Van Dijk. Namun,
terdapat satu kesalahan besar yang masih belum Peeter (ayah Ivanna) sadari kala itu, yaitu Ia
menamai anak kedua mereka dengan nama Inlander, Dimas.

Masalah mulai terjadi ketika Ivanna dan Dimas bersekolah di sekolah khusus anak Londo.
Keluarga Van Dijk yang begitu mencintai Hindia Belanda menjadi bahan omongan oleh keluarga
Netherland lain. Begitu pula yang dialami oleh Ivanna dan Dimas disekolah, terlebih lagi karena
nama “Dimas” yang sangat Hindia Belanda menjadikan bahan olokan di sekolahnya.
Perundungan pun terjadi, baik itu melalui perkataan maupun fisik.

Diam-diam, disekolah Dimas memiliki seorang teman perempuan bernama Elizabeth Brouwer.
Anak perempuan itu adalah anak dari seorang Letnan Jenderal, bernama Rudolf brouwer. Tak
ada orang tua anak lain yang pangkatnya setinggi Letnan Jenderal Brouwer. Pertemuan pertama
mereka terjadi secara tidak sengaja di halaman belakang sekolah, sejak itulah mereka sering
bertemu tanpa orang lain ketahui. Benih-benih rasa suka tumbuh dalam hati kedua remaja ini.

Suatu ketika keluarga Van Dijk pindah ke Bandung karena sang ayah di pindahtugaskan ke
daerah itu. Saat itu Ivanna telah lulus dari sekolahnya dan Dimas tumbuh menjadi remaja yang
tampan. Keluarga ini memulai lembaran baru, memperbaiki kesalahan mereka di kota
sebelumnya, perihal kinerja dan keramahan.

Hari itu, Rudolf Brouwer beserta keluarganya melakukan kunjungan kedinasan ke rumah
keluarga Van Dijk. Rudolf Brouwer adalah ayah Elizabeth dan terkenal galak dan angkuh pada
siapapun. Ivanna, Peeter, dan Suzie kala itu menganakan pakaian tradisional Sunda sederhana,
sedangkan Dimas  lebih memilih mengenakan setelan rapi dan mengenakan jas. Suzie telah
menyiapkan hidangan khas pribumi di meja makan, gado-gado. Terlihat sekali kecintaan
keluarga itu pada budaya pribumi. Keluarga Brouwer datang dengan mobil dan membawa
beberapa pengawal bersamanya. Meskipun mendapat sambutan yang hangat, keluarga itu tampak
jijik dan muak saat melihat pakaian yang mereka kenakan serta hidangan yang disajikan untuk
menyambut kedatangannya. Rudolf Brouwer yang merasa dilecehkan dengan serta-merta
berteriak dan meluapkan emosinya. Terlebih lagi gelagat aneh Elizabeth dan Dimas diketahui
oleh pasangan suami-istri Brouwer. Rudolf Brouwer juga mengusir Dimas dari ruang makan,
hanya karena jijik melihat anak bernama aneh didekatnya.

Setelah kunjungan itu, Dimas yang kecewa pada keluarganya sendiri memilih kabur entah
kemana. Saat kabur, dia disergap dan ditahan oleh anak buah Rudolf Brouwer. Tak seorangpun
yang memberitahu Peeter dan keluarganya bahwa Dimas dikurung dan disiksa oleh prajurit
bawahan Rudolf. Mereka tak memberinya makan, memukulinya hingga kesakitan, kehabisan
tenaga, dan kehilangan nyawanya. Akhirnya, jasad Dimas diantarkan pulang ke rumah keluarga
Van Dijk dengan keadaan lusuh dan penuh luka.

Suzie yang tak tega melihat anaknya dikuburkan hanya bisa menangis dan menghukum dirinya
sendiri. Dia tak makan dan minum apapun, hingga tubuhnya menjadi tak berdaya karena
kesedihannya, lalu meninggalkan dunia, menyusul anak laki-lakinya. Peeter merasa sangat
bersalah atas kejadian yang menimpa keluarganya. Dia menembakkan pistol ke kepalanya
sendiri di ruang kejanya.

Hanya tersisa Ivanna seorang. Dia, marah, menjerit-jerit, dan menangis mengetahui jasad
ayahnya yang tergeletak di lantai. Dia menggali makam, memasukkan jasa ayahnya kedalam
peti, menguburkan peti itu sendirian. Tak ada lagi yang mau membantunya. Dendam menguasai
hati Ivanna. Dia bertekad untuk membalaskan dendamnya pada bangsanya sendiri. Dia
memotong rambutnya, mengganti warna rambutnya menjadi lebih terang, merias wajahnya
dengan mencolok. Dia juga memotong pendek semua gaun yang dia dan ibunya punya,
mengubah gaun itu menjadi pakaian yang menggoda. Dia datang ke rumah pelacuran dan mulai
bekerja disana sebagai “Anna”.

Saat itu Nippon mulai datang ke Hindia Belanda. Mereka pasti akan mmengambil alih Hindia
Belanda dari Netherland. Saat semua orang Netherland panik dan bersembunyi, Ivanna
menantikan kedatangan mereka. Sembari menunggu, dia mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya tentang tempat persembunyian para keluarga militer Netherland. Dia mengorek
informasi dari para pria yang menikmati jasanya di tempatnya kini bekerja.

Akhirnya, Nippon telah sampai di Bandung. Ivanna, yang telah dikenal sebagai Anna, menjadi
dekat dengan salah seorang tentara Jepang bernama Matsuya. Kedekatan mereka terjalin di
tempat kerja Ivanna, hampir setiap malam Matsuya datang ke tempat itu. Akan tetapi Matsuya
tidak seperti lelaki lain yang datang ke tempat itu. Disana mereka saling bercerita, mengobrol
lama, hingga pagi menjelang. Dia laki-laki pertama yang membuat Ivanna jatuh cinta.

Ivanna menyusun strategi balas dendamnya dengan sangat rapi. Dari yang awalnya hanya
membocorkan informasi tentang tempat persembunyian orang Netherland, kini Ivanna ikut
dalam operasi penangkapan orang-orang sebangsanya. Wanita ini semakin dibenci oleh
bangsanya, tetapi semakin disayang oleh orang-orang jepang.

Di akhir cerita, Ivanna dan Matsuya hendak melakukan penyergapan pada persembunyian
keluarga Brouwer. Dalam perjalanannya ke tempat persembunyian keluarga Brouwer, Ivanna
diam-diam merasa resah dan bersalah, tidak biasanya dia seperti itu. Sesampainya di tepi hutan
yang mereka datangi, terdapat subuah rumah tampak berdiri disana. Pasukan Matsuya segera
menyebar dan menyergap rumah itu. Ivanna merasa tak tenang dan gelisah seolah itu kali
pertamanya melakukan hal keji ini.

Nyonya Brouwer terbunuh pada saat itu dan Elizabeth Brouwer berteriak pada Ivanna ketika
tentara Jepang menyeret tubuhnya. Sedangkan Tuan Brouwer hilang entah kemana. Meskipun
Ivanna menyaksikan penderitaan yang dialami keluarga Brouwer, hatinya tetap tidak tenang dan
masih terasa hampa. Dendamnya terasa masih belum terbalaskan. Rasa sakitnya masih tetap ada,
entah kapan akahn berakhir. Tak ada lagi yang bisa dia lakukan selain menyalahkan dirinya
sendiri. Ivanna merasa semua yang dilakukannya semasa hidup merupakan bentuk menegakkan
keadilan, membalas apa yang mereka lakukan Pada keluarganya. Namun di sisi lain, banyak
keluarga Netherland yang mati karena informasi yang dia berikan pada Jepang. Hal itu
membuatnya dibenci, dihindari, dan tidak diterima bahkan ketika dia sudah tidak hidup lagi.

Pesan yang ingin disampaikan novel ini adalah tindakan Ivanna dalam membalas dendam adalah
hal yang salah. Dendam tidak akan memperbaiki hal yang telah terjadi, terkadang meskipun
dendam dirasa sudah terbalaskan, hati masih tetap merasa tidak tenang dan menimbulkan
penyesalan di kemudian hari. Sayangnya, dalam buku ini tidak dijelaskan bagaimana kisah hidup
terakhir Ivanna Van Dijk. Apakah di akhir cerita Ivanna mati di tangan Jepang, atau karena
sebab lainnya.

Kelebihan Novel Ivanna Van Dijk

Kisah penuh drama ini sama seperti kebanyakan buku Risa yang lain, yaitu ringan.
Alurnya tidak membuat pusing, dan penyampaiannya gampang diterima. ‘Ivanna Van Dijk’ juga
mengaduk emosi para pembaca. Memberi pelajaran juga tentang arti keluarga. Rasa cinta yang
tinggi antar keluarga Van Dijk dapat membuat pembaca terenyuh, kebaikan dan ketulusan
terhadap sesama dalam novel ini bisa dijadikan teladan.

Gaya bahasa yang digunakan juga sangat sederhana. Meskipun novel ini bertema horor,
pembaca sama sekali tidak ditakutkan oleh kata-kata. Melainkan dibuat terharu dan sedih dengan
kisah yang menampilkan banyak pengorbanan oleh para tokoh.

Kekurangan Novel Ivanna Van Dijk

Meskipun memiliki alur yang menarik, novel ‘Ivanna Van Dijk’ juga memiliki beberapa
kekurangan. Salah satunya, tidak diceritakan bagaimana Ivanna tewas, sehingga mengundang
rasa penasaran mengenai bagaimana pada akhirnya Ivanna bisa menjadi hantu. Novel ini juga
tidak sesuai untuk anak dibawah umur, karena ada beberapa part yang bermuatan dewasa seperti
penyiksaan, jenazah, dan konten seksual. Meskipun hanya sedikit, tidak disarankan untuk anak-
anak.
Selain itu, layout dari novel ini juga sedikit mengganggu. Di beberapa tempat,
penempatannya kurang rapi. Bahkan cenderung asal tempel. Lalu ilustrasi tiap babnya juga
seharusnya bisa dibuat lebih bagus.
Namun kekurangan-kekurangan tersebut tidak menutupi bagusnya novel ini. ‘Ivanna Van
Dijk’ memiliki pesan moral yang patut dicontoh. Tingginya rasa kekeluargaan dan banyaknya
pengorbanan para tokoh membuat para pembaca merasa tersentuh dan terharu. Novel ini cocok
untuk orang-orang yang ingin membaca cerita ringan namun tetap berkesan.
Alur yang menarik dan penyampaian yang mengaduk emosi membuat kisah horor ini
diangkat menjadi sebuah film pada bulan Juli silam. Film tersebut berhasil menarik lebih dari
500 ribu penonton.

Anda mungkin juga menyukai