Anda di halaman 1dari 5

BIDADARI JINGGAKU

Muhammad ulil abshor

Tik.tok.tik.tok.tok, menunjukan pukul 06.00 pagi, saya dengar suara alunan tangan
dengan lemah gemulai membersihkan piring-piring yang kotor di dapur, tanpa sadar akan
kondisinya saat ini, jingga ”begitu ku panggil anakku”. Anak kecil yang berusia 7 tahun,
begitu cantik (menurutku), mempesona saat tersenyum, hitam pekat lurus rambutnya,
matanya yang begitu indah (menurutku). Tidak ada yang bisa menandingi kecantikan anakku
menurutku dengan penyakit dawn syndromnya.

Jingga hanya salah satu anak manusia yang terlahir dengan keadaan dawn syndrom ,
memiliki kecacatan fisik yang tak sama dengan yang lain, terkadang banyak orang yang
menganggapnya hina dan di acuhkan, bahkan oleh masyarakat sekitar. Tentunya bagi saya
bukan penilaian, jingga adalah bidadari yang di turunkan oleh tuhan di bumi ini dan saya
yakin akan membuat setiap manusia yang bersamanya akan tersenyum dan bahagia.

Saya berjalan menuju dapur dengan pelan pelan sembari memperhatikanya, terus dan
terus hingga dengan tersenyum saya memegang pundaknya,

mama : dorrrrrrr!(sembari tertawa), apa yang jingga lakukan disini? Lagi pula ini kan masih
pagi?

Jingga : mm.mm.m (ketakutan)!, tidak apa apa ma, cuma mau olahraga saja

mama : lhoo kan ada ruangan olahraga tersendiri sendiri di samping aquarium?

Jingga : eh iyaa ma, saya lupa (sambil tertawa manja).

Jingga : sebenarnya (gugup) jingga tadi mau ambil minum di kulkas ma, terus jingga lihat
banyak piring piring kotor di dapur, makanya jingga mau bersihin, jingga mau bantu
pekerjaan mama, kasihan mama sendirian, nyuci piring, beres-beres rumah, menyiapkan
makanpun selalu sendirian, jingga mau bantu mama, kan jingga sudah dewasa ma, begini
seharusnya yang jingga lakukan ma.

Mama : jinggaaa, mama bahagia lihat jingga tumbuh menjadi anak yang pintar, pengertian,
dan mama sangat sayang pada jingga (sambil menangis). Jingga tahu, jingga adalah karya
terindah yang di berikan tuhan pada mama(sambil memeluk jingga seraya meneteskan air
mata). Banyak orang tua di luar sana yang di berikan anak dengan fisik sempurna, tapi mama
manusia paling bahagia ada jingga di samping mama dengan keadaan yang seperti ini mama
menyayangi jingga.

Jingga : lhaaaa kok mama nangis, (sambil mencari tisu),

Jingga : yaaa jingga lupa bawa tisu, ini pakai kaos jingga saja buat hapus airmata mama,
jingga juga sayang mama (memeluk mamanya).

Tiba-tiba suamiku(ayah jingga) datang , dengan keadaan masih mengantuk dan


menguap (huaaaah), lalu kaget!

Papa : jingga!!! Apa yang kamu lakukan disini? Seharusnya kamu masih di kamar dan
jangan pergi kedapur, jika kamu jatuh dan barang barang pecah bagaimana?

Jingga : jingga mau bantu beres beres pa?

Papa : ahhhh tidak usah , masuk kamar (marah)

Mama : papa kenapa? Kan jingga baik, mau bantu mama,?

Papa : tidak usah, pokoknya masuk kamar!!!!!!

Mama : paaaa???

Kemudian ayah jingga yang berniat mau minum, akhirnya meninggalkan dapur dan
pergi ke teras depan.! Ayahnya jingga memang tidak suka atas kehadiran jingga yang lahir
kedunia ini dengan keadaan cacat atau dawn syndrom, ayah jingga merasa malu dengan
keadaan jingga seperti dan tidak mau menerima keadaan jingga sama sekali, sejak lahir
hingga berumur 7 tahun, ayah jingga tidak pernah peduli bahkan acuh dengan jingga, apa apa
yang berhubungan dengan jingga, ayahnya selalu membiarkannya dan tidak
memperdulikannya. Selamanya ayah jingga akan selalu diam dan tidak suka atas kehadiran
jingga dalam kehidupannya.

Dengan perasaan sedih dan sembari menitihkan airmata, jingga berjalan menuju di
kamar sambil merenungi dan berbicara dalam hatinya. “jingga nakal, Jingga bukan anak yang
baik buat papa, jingga harusnya dikamar bukan di dapur, jingga anak nakal, jingga anak
nakal, nakal, nakal! (menangis)”.
Saya perlahan mengikuti langkah jingga sampai depan pintu kamarnya, sesampainya
di kamar jingga langsung duduk di ruang belajar kesukaannya,dan menangis tapi airmatanya
tidak bisa keluar karena kelainan itu, sambil berucap tak karuan.” Jingga itu anak siapa,
kenapa papa tidak menyayangi jingga, kenapa papa selalu jahat pada jingga, jingga kan anak
papa, papa sayang tidak sama jingga, atau jingga anak pungut, makanya papa tidak pernah
sayang dengan jingga.

Tangisan dikamar begitu keras terdengar, hingga membuatku sedih dan ikut
menitihkan airmata, saya mendengarkan semua perkataan jingga, betapa sedihnya jingga,
dengan kuat saya menghapus airmata dan masuk.

Mama : tok-tok jingga, tok-tok jingga, bisa mama masuk?


jingga : iyaa ma

Mama : lhooo kok jingga menangis(berusaha bahagia), hayoo sudah dewasa tidak boleh
nangis(berusah menghibur jingga).

Jingga : jingga tidak nangis kok ma, coba lihat mata jingga(menunjukan matanya)

Mama : mama sayang jingga, jingga tidak boleh bersedih yaa, jingga harus kuat, jingga tidak
boleh cengeng, jingga tidak boleh bilang begitu, jingga anak papa mama kok, papa dan
mama menyayangi jingga, sayang mama ke jingga lebih besar dari apapun, jikapun besok
kita tidak bisa makanpun, mama akan tetap menyayangi jingga, papa pun juga sayang jingga
kok(sembari membahagiakan jingga)

Jingga : buktinya papa selalu marah dengan jingga, tadi saja papa marah, Cuma gara-gara
jingga ke dapur? Papa jahat (sambil merajuk)

Mama : jingga tidak boleh begitu, mungkin papa tadi tidak mau lihat jingga terjadi sesuatu,
soalnya barang di dapur banyak yang mudah pecah, makanya papa begitu, itu bukan nada
marah dari papa kok, tapi sikap kepedulian

Jingga : lhaa maaaa (nangis) , tapi jingga takut ma?

Mama : sudah tidak apa apa, jingga jangan nagis lagi yaa, kan jingga anak kuat, jingga di
kamar istirahat, dan bermain di kamar yaa, jika ada apa-apa bilang mama ya?

Jingga : iya maa.


Mama : (berjalan ke laur kamar smabil mengecup kening jingga)

Jingga memang anak dengan keadaan khusus, yaitu dawn syndrom yang memiliki
keterlambatan dalam perkembangan fisiknya, tapi bukan fikirannya.

saya pergi menjauh dari kamarnya, dengan tidak tega saya memantau jingga dari
lubang pintu kamarnya. Tiba-tiba jingga mengambil buku kesukaanya bergambar katak,
melukiskan apa yang ada dalam pikiranya, jingga menyukai dunia gambar dan fantasi,
tangannya mulai menggambar di lembar bukunya, jingga memainkan pikirannya dengan
memakai warna crayon yang ada, jari kecil yang mungil itu bermain dengan elok
menggambarkan sesuatu. entah apa yang di gambarnya, jingga meneteskan airmatanya dalam
gambaran itu. Aneh? Tak biasanya jingga meneteskan airmata di gambarnya.

Hingga suatu waktu jingga kelelahan dan akhirnya tertidur pulas di atas gambarannya,
saya akhirnya penasaran, dan masuk ke kamar jingga mencoba mengecheck apa yang di
gambar bidadariku. Saya melihat gambar seorang lelaki yang berkumis dan saya rasa ini ada
gambar suamiku(ayah jingga), dalam gambarnya tertulis kalimat “jingga sayang papa, jingga
ingin di peluk papa, jingga ingin terus peluk papa walau di gambar, semoga papa bisa peluk
jingga juga, jingga sayang papa”.

Airmataku tak bisa ku bendung lagi, hingga mencucurkannya begitu deras, saya tak
bisa berkata apa-apa lagi, cuman menangis sejadinya. Anakku?, begitu rindunya kamu
dengan papamu dan ingin dia bisa memelukmu, sambil berusaha tegar saya berjalan menemui
suamiku dan memperlihatkan gambar serta surat jingga untuknya.

Papa : apa ini ma?

Mama : coba papa baca, ini adalah surat anakmu jingga yang begitu merindukanmu untuk di
peluk, jika tidak bisa memeluk setidaknya bisa menyayanginya, begitu tega kah kau dengan
anak kandungmu sendiri?

Papa : alaahhhhh

Mama : pa cukup ya? Kali ini mama ingin ngomong, jingga anak kandungmu dan bukan
anak pungut, jingga memang terlahir cacat fisiknya dan tidak seperti anak lain pada
umumnya, tapi coba papa lihat, jingga yang mengalaminya tetap sabar dan tersenyum, jingga
tak pernah berkeluh atas apa yang ada pada dirinya, jingga hanya menginginkan pelukan dari
ayah kandungnya seperti yang lain, apa papa pernah berada dalam posisinya. Lihat gambar
ini(menunjukan gambarnya), jingga menggambar khusus untukmu, jingga sampai terlelap
dengan memeluk gambarmu, tidak kah dirimu sadar (marah), paa!!!!

Papa : (menangis) maafkan papamu ini jingga yang selama ini selalu mencampakanmu,
selalu tidak menghiraukan kehadiranmu, papa menyayangimu (tersedu)

Tiba-tiba suamiku berlari dan menuju kamar jingga, lalu mendekati jingga, seraya
berkata “jingga jingga, papa disini jingga, papa sayang kepadamu”

Begitu yang di katakan suamiku, tapi jingga tidak merespon apa yang di ucapkan, saya kaget.
“jingga, jingga bangun, jingga bangun (terus tertidur dan di pipinya masih ada airmatanya).

Ternyata jingga telah tiada di dunia ini, saya begitu kaget dan menangis sekuat
kuatnya, begitu pula suamiku. “jingga maafkan papa jingga, papa sayang jingga, ini papa
peluk jingga, jingga bangun.

Dan itulah hari dimana bidadariku telah kembali ketempatnya yang indah, terima
kasih tuhan, telah memberikan bidadari tercantik kepadaku, ku titipkan jingga kepadamu
tuhan , jika nakal tolong sentil telinganya. Jingga mama sayang kepadamu.

Semarang, 15 mei 2018

Anda mungkin juga menyukai