Anda di halaman 1dari 2

TIKUS BERDASI

Tikus berdasi merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat
kita. Sebetulnya, siapakah tikus berdasi itu? Tikus berdasi adalah istilah yang diberikan
kepada para pejabat ataupun orang berkuasa yang berani melakukan hal keji berupa
pencurian dan penggelapan dana milik negara, alias korupsi. Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi merupakan penyalahgunaan uang negara guna
keuntungan pribadi maupun orang lain. Sementara itu, dalam arti yang luas, korupsi
merupakan penyalahgunaan jabatan resmi untuk kepentingan pribadi.

Pemberitaan tentang korupsi seakan tak pernah berhentimewarnai layar kaca. Para
pelaku korupsi adalah pegawai atau pejabat pemerintahan yang menempati posisi
strategis. Hidup mereka sudah enak, gaji pastilah besar, semuanya sudah dimiliki, lalu
kenapa masih saja korupsi? Seseorang yang korupsi pada dasarnya serakah dan tak
pernah puas. Sifat serakah, gaya hidup yang konsumtif, dan moral yang lemah menjadi
faktor pendorong seseorang melakukan korupsi.

Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi negara, menurunnya


investasi, meningkatnya kemiskinan serta meningkatnya ketimpangan
pendapatan. Dengan banyaknya kasus korupsi dan bobroknya hukum di Indonesia,
masyarakat juga akan kehilangan kepercayaan dengan pemerintah. Sudah jelas bahwa
selain merugikan diri sendiri, korupsi juga akan merugikan negara.

Menurut UU No. 31 Tahun 1999 Pasal 2 Ayat 1, pelaku korupsi bisa dipidana
penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan
paling lama 20 tahun, dan denda paling sedikit Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak Rp1.000.000.000 (satu milyar rupiah). Sedangkan, di negara lain seperti
China, sudah sejak lama menerapkan hukuman mati untuk koruptor. Penduduk China
menganggap pemerintah sukses membasmi tindakan korupsi. Sangat jelas bahwa
hukuman untuk korupsi sangatlah berat untuk ditanggung.

Korupsi juga dilarang dalam ajaran agama apapun termasuk agama Islam.
Berdasarkan keterangan Al Qur'an dan Al Hadits, menunjukkan bahwa Islam sangat
memberikan perhatian tentang harta dan melarang terjadinya kecurangan. Para ulama
juga sepakat bahwa korupsi adalah perbuatan yang diharamkan oleh Islam dan dilaknat
oleh Allah.

Para petinggi negara jelas-jelas tidak perlu korupsi jika mereka sudah hidup
dengan mewah. Mereka sudah memiliki segalanya, lantas mengapa korupsi masih serin
terjadi? Kita sebagai penerus bangsa harus paham konsekuensi dari korupsi, dan dampak
buruknya bagi bangsa dan negara. Jangan sampai kita melakukan korupsi jika kita jadi
menjadi petinggi negara nanti.

Anda mungkin juga menyukai