Anda di halaman 1dari 5

RESENSI BUKU IVANNA VAN DIJK - RISA

SARASWATI
Identitas Buku
Judul Buku : Ivanna Van Dijk
Penulis Buku : Risa Saraswati
Penerbit Buku : PT. Bukune Kreatif Cipta
Kota Terbit : Jakarta
Cetakan : Keenam
Tebal Buku : 211 halaman
ISBN : 978-602-220-275-2

Novel ini menceritakan tentang kisah hidup seorang hantu perempuan


Belanda bernama Ivanna Van Dijk yang pada awal pertemuannya dengan Risa,
selalu menunjukan rasa tak suka kepada Risa. Mereka bertemu pertama kali di
sebuah lokasi syuting tempat Risa melakukan pembuatan klip video lagu “Story of
Peter”. Saat itu dengan tanpa alasan yang jelas, Ivanna seakan begitu marah dan
berteriak-teriak mengusir Risa, sontak hal itu membuat Risa penasaran, dan
memutuskan untuk mencari tahu seperti apa sosok hantu Ivanna, darimana asalnya
dan apa yang membuat dia begitu pemarah. Sebenarnya Ivanna sosok hantu yang
sulit berbagi, ia sangat marah ketika Risa memanggilnya, ia mengatakan bahwa ia
membenci Risa karena Risa terlihat berteman dengan Elizhabet yang juga
merupakan seorang hantu perempuan Belanda. Ketika marah, Ivanna terlihat
begitu menakutkan bagi Risa, seakan-akan Risa adalah musuh bebuyutannya.
Namun Risa tak pernah berhenti untuk memanggil Ivanna sampai akhirnya ia mau
bercerita.
            Ivanna Van Dijk merupakan seorang berkewarganegaraan Belanda yang
pindah ke Hindia Belanda/Indonesia bersama ayah dan ibunya, Peeter Van Dijk
dan Suzie Van Dijk. Mereka pindah dikarenakan Peeter mengalami pemindahan
tugas kemiliteran ke daerah jajahan. Pada saat itu Ivanna masih sangat kecil, ia
begitu periang dan sangat-sangat tidak sabar untuk tinggal di Hindia Belanda, sama
seperti ayah dan ibunya yang pada dasarnya gemar berpetualang. Mereka sangat
mencintai Hindia Belanda. Bagi mereka, Hindia Belanda adalah surga. Mereka
tidak pernah membeda-bedakan antara orang-orang Netherland dan orang-orang
Pribumi, mereka bahkan bersahabat dengan sebuah keluarga Pribumi. Mereka
diajarkan Bahasa Melayu oleh keluarga Pribumi tersebut, diajarkan memasak
masakan Hindia Belanda, dan juga diajarkan berpakaian ala orang-orang Pribumi,
tentu hal itu membuat mereka sangat senang. Tidak hanya sampai disitu, saking
cintanya kepada Hindia Belanda, Peeter bahkan menamai anak laki-lakinya yang
baru lahir dengan nama Dimas, nama yang khas dengan orang-orang Pribumi.
            Kecintaan keluarga Peeter kepada Hindia Belanda yang begitu besar,
menimbulkan rasa tidak suka bagi orang-orang Netherland yang juga tinggal di
Hindia Belanda. Mereka kerap menggunjingkan keluarga Peeter, menganggap
rendah dan mendiskriminasi. Bahkan salah satu teman militer Peeter menyarankan
agar ia dan keluarganya tidak terlalu dekat dengan orang Pribumi. Tapi baik Peeter
ataupun Suzie, mereka tidak pernah menghiraukan apa kata orang. Mereka tetap
berbuat baik dan mencoba dekat dengan siapapun. Tetapi, Ivanna, dia merasa ada
sesuatu yang aneh, dia takut hal buruk akan menimpa keluarga mereka di masa
depan, terutama mengenai Dimas.
            Dan benar saja, nama Dimas menjadi puncak boomerang bagi keluarga Van
Dijk. Yang dimana puncaknya adalah ketika Dimas menyukai anak seorang
petinggi militer bernama Elizhabet Brouwer. Hal tersebut menyebabkan Dimas
tewas di tangan suruhan ayah Elizhabet yang sudah dari dulu sangat tidak
menyukai keluarga Van Dijk. Karena kesedihan dan rasa sesal yang mendalam,
Suzie sakit-sakitan dan meninggal dunia. Lalu disusul oleh Peeter yang membunuh
dirinya sendiri. Hal itu membuat Ivanna sangat terpukul, marah, dan mendendam.
Sehingga ia menyusun rencana untuk membunuh orang-orang Belanda dengan cara
menjadi mata-mata Jepang. Berbagai jalan, bahkan sampai menjadi pelacur, pun,
dia tempuh untuk menunaikan dendam. Sampai satu persatu orang Belanda tewas
terbunuh dihadapannya, termasuk Elizhabet.
Penokohan
Berikut adalah penjelasan penokohan dalam Novel Ivanna Van Dijk:
1.        Risa Saraswati
Seorang penyanyi yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu.
2.        Ivanna Van Dijk
Awalnya merupakan seorang perempuan yang baik, tulus, memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, tidak
suka membeda-bedakan status dan derajat orang yang satu dengan orang yang lainnya, pemberani, sangat
menyayangi dan melindungi adiknya, pemarah dan juga pendendam.
3.        Peeter Van Dijk
Senang berpetualang, sangat mencintai Hindia Belanda serta budaya dan orang-orangnya, memiliki rasa
kekeluargaan yang tinggi, tidak suka membeda-bedakan status dan derajat orang yang satu dengan orang
yang lainnya, tidak mengambil pusing omongan orang lain.
4.        Suzie Van Dijk
Senang berpetualang, sangat mencintai Hindia Belanda serta budaya dan orang-orangnya, memiliki rasa
kekeluargaan yang tinggi, tidak suka membeda-bedakan status dan derajat orang yang satu dengan orang
yang lainnya.
5.        Dimas
Memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, baik, tulus, memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, tidak suka
membeda-bedakan status dan derajat orang yang satu dengan orang yang lainnya, rela berkorban, suka
menyembunyikan perasaan sedihnya.
6.        Elizhabet Brouwer
Pada dasarnya seorang yang baik, namun untuk menutupi kekurangannya, ia bertingkah seperti orang
yang judes, sombong dan angkuh.
7.        Rudolf Brouwer
Kejam, sombong, angkuh, dan jahat.
8.        Goenawan
Seorang pribumi yang baik, tulus, dapat diandalkan orang-orang Belanda.
9.        Sarinah
Baik dan tulus.
10.    Saiful
Baik dan tulus.
11.    Matsuya
Seorang Nippon yang terlihat memperlakukan Ivanna dengan lembut dan penyayang.
12.    Nyonya Sari
Baik dan peduli kepada Ivanna.
Alur
Alur yan digunakan pada Novel Ivanna Van Dijk adalah alur maju dan mundur.
Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah kita harus memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi,
berbuat baik terhadap sesama, tidak membeda-bedakan, mendengar nasihat dari orang lain, sabar dan
jangan menjadi orang yang pendendam.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Ivanna Van Dijk
Kelebihan: Rasa cinta yang tinggi antar keluarga Van Dijk dapat membuat kita terenyuh, kebaikan dan
ketulusan terhadap sesama pada novel ini sangat bagus untuk dijadikan teladan.
Kekurangan: Tidak diceritakan bagaimana Ivanna tewas, sehingga mengundang rasa penasaran mengenai
bagaimana pada akhirnya Ivanna bisa menjadi hantu.
Kesimpulan 
Novel Ivanna Van Dijk ini adalah salah satu Novel Risa Saraswati yang memiliki pesan moral yang
sangat bagus, dibalut dengan tingginya rasa kekeluargaan antar para tokoh, membuat pembaca menjadi
begitu terharu dan merasa tersentuh.
Resensi Novel Pulang Karya Tere Liye
Judul : Pulang

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Republika Penerbit

Kota terbit : Jakarta

Cetakan VII : November 2015

Cover baru : April 2018

Harga :75.000

         Novel ini dimulai dengan ketegangan. Bab pertama, Si Babi Hutan (halaman 1), dibuka dengan adegan
pertarungan sang tokoh utama (Bujang) melawan monster menakutkan, babi hutan raksasa. Ia ikut serta bersama
pemburu babi hutan pimpinan Tauke Muda. Di tengah hutan gelap mereka dihadang sang raja babi. Semua
terdesak. Bujang tampil amat heroik. Mengalahkan sang monster. Sejak pergulatan itu, Bujang tak lagi memiliki rasa
takut.
          “Aku tidak takut. Jika setiap manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, dan kemarahan, aku
hanya memiliki empat emosi. Aku tidak punya rasa takut.” Begitu Tere Liye membuka cerita dengan amat elegan.

          Pada bab-bab berikunya mulailah dikenalkan secara lebih mendalam tokoh Bujang beserta orang terdekatnya.
Bapaknya bernama Samad. Ia yang lumpuh itu -kemudian diketahui- merupakan mantan tukang pukul nomor satu
Keluarga Tong. Mamaknya bernama Midah, ia merupakan putri dari Tuanku Imam, pemuka agama di Pulau
Sumatra. Pernikahan kedua insan dari strata dan kultur berbeda itu menyebabkan mereka harus terusir dari
kampung, lantas menetap di Talang (semacam kampung) Kawasan Bukit Barisan, Sumatra.

         Kejadian melawan babi hutan menjadi awal kisah hidup baru bagi Bujang yang waktu itu masih 15 tahun.
Tauke Muda mengajaknya pergi ke kota. Ia meminta Bapak dan Mamak Bujang mengizinkannya pergi. Bapaknya
setuju, mamaknya berat melepaskan. Namun ia tak kuasa menolak. Ini adalah bagian dari perjanjian antara Bapak
Bujang dengan Tauke Muda. Lagi pula ia ingin putra semata wayangnya itu maju. Tak hanya berkutat dengan hutan
dan ladang di Talang. Sebelum keberangkatan sang anak, mamak menitipkan pesan yang begitu berharga,

          “Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar….
Agar besok luka, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik yang putih, dan
semoga itu berguna. Memanggilmu pulang.” (Halaman 24)

         Keseruan kisah novel ini terus berlanjut. Kini pembawa dibawa menuju waktu 20 tahun kemudian. Saat Bujang,
anak Talang nan malang itu berubah menjadi pribadi yang sangat mantap. Akademis, kokoh, dan bermata tajam. Ia
menemui calon presiden terkuat. Memperingatkannya agar tak mengubah apapun. Tak mengusik bagaimanapun
bisnis Keluarga Tong yakni bisnis shadow economy (ekonomi bayangan).
           “Shadow economy adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam, di bawah meja. Oleh karena itu orang juga
menyebutnya black market, underground economy. Kita tidak sedang bicara tentang perdagangan obat-obatan,
narkoba, atau prostitusi, judi dan sebagainya. Itu adalah masa lalu shadow economy, ketika mereka menjadi kecoa
hitam dan menjijikan dalam sistem ekonomi dunia. Hari ini, kita bicara tentang pencucian uang, perdagangan
senjata, transportasi, properti, minyak bumi, valas, pasar modal, retail, teknologi mutakhir, hingga penemuan dunia
medis yang tidak ternilai, yang semuanya dikendalikan oleh institusi ekonomi pasar gelap. Kami tidak dikenal oleh
masyarakat, tidak terdaftar di pemerintah, dan jelas tak diliput media massa….. Kami berdiri di balik bayangan.
Menatap sandiwara kehidupan orang-orang. (Halaman 30)
        Begitulah penulis, dalam hal ini disampaikan lewat tuturan tokoh utama (Bujang) menjelaskan perihal shadow
economy, singkat, jelas, terperinci, dan menghentak.
          Selepas itu alur kembali berkelindan ke masa lalu. Saat kali pertama Bujang sampai di kota. Bertemu banyak
kawan baru. Salah satunya Basyir, seorang anak muda yang terobsesi menjadi seperti  ksatria penunggang kuda
suku Bedouin. Kini jelas apa tujuan Bujang diajak oleh Tauke Muda. Ia akan dilatih seperti bapaknya, menjadi tukang
pukul nomor satu Keluarga Tong.

Meski begitu, jauh panggang dari api. Harapan itu menguap, bukannya berlatih silat dan beladiri, Bujang
malah diminta belajar “memukuli kertas dengan pulpen” dibimbing Frans, guru asal Amerika. Bujang bosan. Ia lantas
meminta Tauke mempersamakannya dengan teman yang lain: berlatih beladiri dan ikut operasi.

          Tauke tetap pada pendirian. Hingga tiba saat kesabarannya hampir habis, Tauke menantang Bujang ikut
ritual amok. Ritual itu simpelnya, satu orang melawan puluhan bahkan ratusan petarung. Jika satu orang itu mampu
menahan gempuran dalam waktu tertentu, ia menang. Bujang hanya diminta bertahan dua puluh menit. Sayang ia
hanya bertahan 19 menit. Ia gagal, sehingga ia tetap harus belajar bersama Frans.
         Namun hikmah dari peristiwa amok, ia bisa punya kesempatan belajar bela diri. Selepas belajar dengan buku
dan pulpen di siang hari, ia belajar tinju di malam hari. Guru pertamanya adalah Kopong. Komandan tukang pukul
Keluarga Tong. Berhari-hari bahkan berbulan-bulan ia berlatih, amat keras. Akhirnya Bujang berhasil meng-KO
gurunya itu. Itu artinya latihan tinjunya selesai dan harus berganti guru.
         Guru berikutnya tak kalah hebat, Guru Bushi namanya. Asli Jepang, ia adalah salah satu Samurai yang masih
tersisa di zaman modern ini. Bersama Guru Bushi Bujang berlatih menggunakan pedang, katana, shuriken, dll.
Latihan yang seru bersama mantan ninja yang andal itu. Berbulan-bulan Bujang terus berlatih. Hingga tiba saat Guru
Bushi mengatakan cukup. Lantas Bujang berlatih dengan Salonga. Seorang penembak jitu asal Filipina. Dengan
guru menembaknya itu ia juga belajar filosofi hidup. Selain berlatih beladiri, Bujang juga terus melanjutkan sekolah.
Ia bahkan mengenyam pendidikan magister di luar negeri.
      Novel beralur maju mundur ini terus mengajak pembaca menikmati keseruan cerita. Pertarungan demi
pertarungan yang mengesankan. Jua perihal ekspansi Keluarga Tong yang perlahan merangkak naik level dari
penguasa shadow economy tingkat provinsi menjadi penguasa shadow economy nasional bahkan internasional.
Selalu ada intrik menarik di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai