Anda di halaman 1dari 2

RESENSI NOVEL WILLIAM

Judul : William

Penulis : Risa Saraswati

Penerbit : Bukune

Tanggal terbit : Juni – 2017

Tebal buku : 216 Halaman

Novel William ini menceritakan tentang kehidupan lama William yang tidak baik.
William Van Kemmen atau dipanggil William adalah anak dari pasangan suami istri
Johan Van Kemmen dan Maria Van Kemmen. Bapak William Johan adalah tentara
dari belanda dan mempunyai pangkat yang istimewa. Sementara Ibunya, adalah
perempuan yang kaya dan sombong yang menganggap dirinya lebih unggul daripada
orang lain. William pun tidak terlalu disayang oleh Ibunya karena saat Ibunya
mengandung dia, Ibunya tidak lagi mau memiliki anak. William kecil dijaga dan
disayang oleh Opanya yitu Nouval Van Kemmen. Opanya memiliki pemikiran
dewasa yang nantinya diturunkan ke William. Opanya mengajarkan banyak hal
seperti bertemanlah dengan siapa saja. Opanya juga mengajarkan william bermain
biola. Karena saat itu belanda sedang menjajah indonesia, Keluarga mereka pun
pindah ke salah satu kota di Hindia-Belanda yaitu Bandung. Willam pun sering
merasa sedih karena ketidakhadiran Opanya di Bandung.

William adalah anak yang pandai tetapi sangat pendiam. Dia jarang terlihat berbicara
dengan teman-temannya saat berada di sekolah. Sang Ibu yang tidak peduli dengan
William hanya ingin melihat anaknya tampil mewah dan terlihat kaya dihadapan
teman-temannya. Sikap tersebut jelas tak disukai oleh William. Sering kali William
diam saja dan tidak memberontak. Dengan terlahir dari keluarga kaya raya tak
membuat William bahagia, ia kerap kali mengikuti kemauan orang tuanya. Sebagai
seorang anak yang pendiam, William hampir tidak pernah memberontak. Hingga
suatu ketika isu Jepang mulai ada di Indonesia. William hanya diam dan tidak terlalu
menghiraukan tentang isu tersebut. Sang orangtua yang egois tetap ingin tinggal di
Indonesia dan memenuhi kekayaan keluarganya dengan bisnis yang menghasilkan
kekayaan.

Orang tua William tidak memilih kembali ke negeri asalnya Belanda. Hingga suatu
ketika Jepang benar-benar datang ke Indonesia dan menangkap orang-orang Belanda.
Ketika itu William hanya duduk santai dan memainkan biolanya, entah diluar
keadaan begitu buruk. Sampai akhirnya ia mati di tangan Jepang. Karena hal-hal itu
William lebih bergembira sebagi jiwa yang mati, dan dia mengatakan kalau hidup
sesungguhnya saat dia tak bernapas. Setelah kematian menyapa, barulah dia merasa
bahagia. Akhirnya dia berteman dengan Peter si anak nakal, Hendrick yang congkak,
Hans yang perasa, Janshen si ompong, hingga Risa si anak manusia yang bisa melihat
hantu.

Kelebihan novel ini mempunyai alur cerita yang bagus. Gaya penulisan bahasa yang
mudah dan simple. Cerita kehidupan William ini bisa membangun diri. Pembaca bisa
mengambil pesan moral bahwa merubah seseorang harus melewati proses, kitapun
harus sabar dengan proses itu. Dan juga cerita nya dibawakan dengan gaya bahasa
yang tidak susah untuk dicerna para pembaca. Bahan kertas yang digunakan juga
halus sehingga tidak mudah untuk tergores.
Kekurangan dari novel ini yaitu ada beberapa kesalahan pada kalimat-kalimat yang
diketik (typo) lalu buku ini juga tidak mempunyai dan ytidak disediakan pembatas
buku sehingga menyulitkan pembaca untuk mengingat sampai mana ia membaca
buku ini. Kurangnya ilustrasi dalam novel ini juga membuat kesulitan para pembaca
dalam membayangkan isi dri novel ini.

Kesimpulan dari novel ini adalah menarik untuk dibaca apalagi karya dari Risa
Saraswati penulis terkenal yang memang menghasilkan karya-karya yang memuaskan
untuk para penggemarnya. Kekurangan dari buku ini bisa ditutupi oleh banyak
kelebihan yang ada dalam buku ini. Buku ini juga memiliki pesan moral yang baik
untuk kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai