Anda di halaman 1dari 8

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latarbelakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Covid-19 merubah pola hidup masyarakat dari kebiasaan yang dijalani sebelumnya.

Pertemuan ruas jalan atau persimpangan merupakan prasarana transportasi yang paling besar
pengaruhnya terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat serta dapat menujang
konstribusi pembangunan disegala bidang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Masyarakat Kota Langsa pada umumnya memilih moda sepeda motor karena memiliki harga
yang relatif lebih murah dari pada kendaraan lainnya. Faktor mobilitas serta fleksibelnya
pergerakan sepeda motor dalam menggunakan ruang memaksa pengendara melakukan
pergerakan yang lebih variatif dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya.

Ketika memasuki persimpangan, pengendara sepeda motor memiliki keinginan memilih ruang
paling dekat dengan garis henti dari pada di belakang kendaraan lain, sehingga terjadinya mix
traffic dan jarak antar kendaraan sangat dekat hal ini tidak sesuai dengan standar protocol
covid-19 yaitu pemberlakuan social distancing.

Berdasarkan kondisi tersebut penulis ingin mengkaji persimpangan dengan merencanakan


Ruang Henti Khusus (RHK) dan waktu siklus simpang bersinyal pada simpang pos kota langsa.
Agar jarak antar kendaraan tidak rapat (social distancing). Penelitian ini juga mengkaji waktu
siklus agar tetap memenuhi standar level of service (LOS)

Metode perhitungan berpedoman pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014 dan
Pedoman Perencanaan Teknis Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor pada Persimpangan
Bersinyal di Kawasan Perkotaan.

terjadi penumpukan pengendara sepeda motor pada lengan pendekat simpang. Pada masa
pandemi keadaan tersebut perlu dihindari Karena dapat terjadinya clauster baru penyebaran covid-19.
Hal ini terjadi pada simpang Pos yang merupakan simpang bersinyal.
............................................................................................................................................................

Kata kunci maksimal 5 kata


...........................................................................................................................................................

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Kota langsa merupakan Kotamadya mempunyai luas wilayah 262,41 KM2, yang terletak
pada posisi antara 04°24’35,68” - 04°33’47,03” Lintang Utara dan 97°53’14,59” – 98°04’42,16”
Bujur Timur, dengan ketinggian antara 0-25 m di atas permukaan laut. Kota Langsa terkenal
sebagai kota pendidikan, kota perdagangan, kota kuliner/makanan, dan kota wisata memiliki
beberapa simpang salah satunya yaitu Simpang Rumah Sakit Kota Langsa yang merupakan
simpang bersinyal tiga lengan, masing-masing lengan memiliki 2 jalur dan 4 lajur. Simpang ini
berada dalam kawasan komersil yang menghubungkan ke tempat-tempat umum seperti tempat
ibadah (Mesjid Raya), rumah sakit, pertokoan, warung kopi, hotel, perumahan, perkantoran dan
lain-lain dimana sering terjadi konflik-konflik pergerakan lalu-lintas baik pergerakan membelok
(belok kiri dan belok kanan maupun pergerakan lurus).
Masyarakat Kota Langsa pada umumnya memilih moda sepeda motor karena memiliki
harga yang relatif lebih murah dari pada kendaraan lainnya. Faktor mobilitas serta fleksibelnya
pergerakan sepeda motor dalam menggunakan ruang memaksa pengendara melakukan
pergerakan yang lebih variatif dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya.
Ketika memasuki persimpangan, pengendara sepeda motor memiliki keinginan memilih
ruang paling dekat dengan garis henti dari pada di belakang kendaraan lain, sehingga terjadinya
mix traffic dan jarak antar kendaraan sangat dekat hal ini tidak sesuai dengan standar protokol
penanganan penyebaran Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) yaitu pemberlakuan physical
distancing yang telah diterapkan oleh pemerintah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan rekayasa lalu lintas dengan
merencanakan Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor agar kinerja persimpangan menjadi
lebih efektif, tidak terjadi penumpukan sepeda motor yang dapat menjadikan klaster baru
penyebaran Covid-19.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja simpang bersinyal dan untuk
mengetahui desain ruang henti khusus (RHK) sepeda motor yang mendukung social distancing
sebagai protokol kesehatan penanganan penyebaran Covid-19 pada simpang Rumah Sakit Kota
Langsa

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Simpang
Berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014), kinerja simpang adalah ukuran
kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang. Kinerja suatu simpang dapat
diukur sebagai berikut:
a. Kapasitas (C)
Kapasitas merupakan sebagai arus lalu lintas total maksimum yang masuk simpang yang
dapat dipertahakan selama waktu paling sedikit satu jam dalam kondisi cuaca dan geometrik
yang baku, dalam satuan kend/jam atau skr/jam (PKJI,2014).
b. Derajat Kejenuhan (DJ)
Derajat kejenuhan merupakan rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas. Derajat kejenuhan
merupakan suatu indikator yang menentukan tingkat kinerja suatu simpang. Suatu simpang
mempunyai kinerja yang baik apabila derajat kejenuhan tidak melebihi dari 0,85 pada jam
puncak tahun rencana (PKJI,2014).
c. Tundaan (T)
Tundaan merupakan waktu tempuh tambahan yang digunakan pengemudi untuk melaluli
suatu simpang apabila dibandingkan dengan lintasan tanpa simpang. Tundaan terdiri dari
tundaan lalu lintas (TLL) dan Tundaan Geometrik (TG). Tundaan lalu lintas adalah waktu
menunggu yang disebabkan oleh interaksi lalu lintas dengan gerakan lalu lintas yang
berlawanan. Tundaan geometrik adalah waktu tambahan perjalan yang disebabkan oleh
perlambatan dan percepatan kendaraan yang membelok di simpang (PKJI,2014).
d. Peluang Antrian (PA)
Peluang antrian dinyatakan dalam rentang kemungkinan (%) merupakan peluang terjadinya
antrian kendaraan yang mengantri di sepanjang pendekat (PKJI,2014).
Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor
Ruang henti khusus (Exclusive Stopping Space) untuk sepeda motor pada persimpangan
merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah penumpukan sepeda motor pada
persimpangan bersinyal. RHK sepeda motor merupakan fasilitas ruang berhenti untuk sepeda
motor selama fase merah yang ditempatkan di depan antrian kendaraan bermotor roda empat.
Pembuatan RHK untuk sepeda motor dikembangkan dari model Advanced Stop Lines
(ASLs) untuk sepeda, yaitu fasilitas yang diperuntukkan bagi sepeda yang ditempatkan di depan
antrian kendaraan bermotor. Model RHK yang akan dikembangkan dilengkapi dengan lajur
pendekat yang dimaksudkan untuk memudahkan sepeda motor mendekat ke ruang penungguan
(reservoir). RHK berfungsi untuk membantu sepeda motor langsung ke persimpangan secara
efektif dan aman yang memungkinkan sepeda motor untuk bergerak lebih dahulu dari kendaraan
roda empat dan membuat persimpangan bersih lebih dahulu. Hal ini akan membuat kendaraan
lain lebih mudah bergerak serta dapat mengurangi resiko konflik lalu lintas yang diakibatkan
oleh berbagai maneuver kendaraan bermotor khususnya maneuver sepeda motor yang akan
berbelok (belok kanan). (Wall et al.,2003)
Prinsip penetapan perlunya RHK sepeda motor pada dasarnya diawali dengan asumsi
meningkatnya jumlah sepeda motor yang digambarkan dengan volume penumpukan sepeda
motor serta proporsi sepeda motor (Kementerian Pekerjaan Umum Perencanaan Teknis Ruang
Henti Khusus Sepeda Motor pada Simpang Bersinyal di Kawasan Perkotaan, 2015).
Menurut Kemen PUPR (2015), Ruang henti khusus (RHK) adalah sebuah ruang khusus
yang digunakan kendaraan sepeda motor untuk mengatur tempat antrian sepeda motor dengan
kendaraan lain pada saat berhenti di pendekat simpang bersinyal selama lampu merah menyala.
Ketentuan Teknis Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor
Geometri
Penempatan RHK sepeda motor dapat dilakukan pada:
a. Persimpangan yang memiliki minimum dua lajur pada pendekat simpang dan pada kedua
lajur pendekat tersebut bukan merupakan lajur belok kiri langsung.
b. Lebar pendekat simpang diisyaratkan 3,5 meter pada pendekat simpang tanpa belok kiri
langsung.
Kondisi Lalu Lintas
Persyaratan kondisi lalu lintas untuk penempatan RHK pada persimpangan bersinyal adalah:
a. Bila penumpukan sepeda motor tanpa beraturan dengan jumlah minimal 30 sepeda motor
per waktu merah di simpang dua lajur atau minimal 45 sepeda motor perwaktu merah di
pendekat simpang tiga lajur.
b. Untuk pendekat simpang lebih dari tiga lajur, jumlah penumpukan sepeda motor secara teak
beraturan tersebut minimum 15 sepeda motor per lajurnya. Jadi jumlah penumpukan sepeda
motor minimum 15 sepeda motor dikalu dengan jumlah lajur pada pendekat persimpangan.
Dimensi Rencana RHK Sepeda Motor
Dimensi RHK sitentukan dari dimensi ruang statis sepeda motor, sedangkan ruang statis
sepeda motor diperoleh dari dimensi (panjang x lebar) rata-rata dari sepeda motor rencana.
Tipikal Desain RHK Sepeda Motor
a. RHK tipe kotak (RHK tanpa lajur pendekat)
RHK tipe kotak didesain apabila proporsi sepeda motor di tiap lajurnya relatif sama
Tabel 1. Kapasitas RHK tipe Kotak dengan 2 lajur
Panjang Luas (m2) Kapasitas
Lajur Lajur Lajur Sepeda Motor
Total
RHK (m) 1 2 Maksimal
8 28 28 56 37
9 31,5 31,5 63 42
10 35 35 70 46
11 38,5 38,5 77 51
12 42 42 84 56
Pedoman Perencanaan Teknis RHK Sepeda Motor pada Simpang Bersinyal di Kawasan
Perkotaan, 2015
Tabel 2. Kapasitas RHK tipe Kotak dengan 3 lajur
Panjang Luas (m2) Kapasitas
Lajur Lajur Lajur Lajur Sepeda Motor
Total
RHK (m) 1 2 3 Maksimal
8 28 28 28 84 56
9 31,5 31,5 31,5 94,5 63
10 35 35 35 105 70
11 38,5 38,5 38,5 115,5 77
12 42 42 42 126 84

b. RHK tipe P (RHK dengan lajur pendekat)


Perpanjangan RHK (RHK tipe P) dapat digunakan apabila volume sepeda motor yang
bergerak pada lajur kiri melebihi 60 % untuk RHK dengan dua lajur dari seluruh pergerakan
sepeda motor pada pendekat simpang.
Tabel 3. Kapasitas RHK tipe P dengan 2 lajur
Panjang Luas (m2)
Kapasitas
Lajur Lajur Lajur Sepeda Motor
RHK Total
1 2 Maksimal
(m)
8 28 42 70 46
9 31,5 45,5 77 51
10 35 49 84 56
11 38,5 52,5 91 60
12 42 56 98 65

Tabel 4. Kapasitas RHK tipe P dengan 3 lajur


Panjang Luas (m2) Kapasitas
Lajur Lajur Lajur Lajur Sepeda Motor
Total
RHK (m) 1 2 3 Maksimal
8 28 28 42 98 65
9 31,5 31,5 45,5 108,5 72
10 35 35 49 119 79
11 38,5 38,5 52,5 129,5 86
12 42 42 56 140 93
Physical Distancing
Menurut WHO, tindakan pencegahan Covid-19 dapat dilakukan salah satunya dengan
menjaga jarak minimal satu meter. Kebijakan menjaga jarak diberlakukan di beberapa negara
untuk menghindari penularan virus melalui droplet, termasuk di Indonesia yang mulai
menerapkan social distancing yang kini diubah menjadi istilahnya menjadi physical distancing.
Physical distancing merupakan upaya menjaga jarak antara satu orang dengan orang yang lain
agar terhindar dari penularan penyakit Covid-19 dengan menghindari kerumunan ataupun
keramaian orang. Jarak yang tepat untuk physical distancing adalah sekitar 1-3 meter.

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE

Persiapan Penelitian
Persiapan awal yang dilakukan sebelum melakukan semua kegiatan pelaksanaan penelitian,
antara lain:
a. Mencari dan mengumpulkan literatur pendukung yang akan digunakan dalam proses
analisis.
b. Mengumpulkan bahan-bahan alternatif dari penelitian sebelumnya yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan, sebagai bahan pembanding terhadap penelitian yang akan
dilakukan.
Survei Lapangan
Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data lapangan yang lengkap. Data tersebut
yang akan dikelola dan di analisis dalam penulisan ini. Adapun data lapangan yang dibutuhkan
adalah survei kondisi dan geometri persimpangan. Tujuan dari survei ini adalah untuk
mendapatkan data umum mengenai geometrik jalan yang bersangkutan. Data yang akan
diperoleh dari survei ini adalah:
a. Informasi tentang geometri persimpangan
b. Pola pengaturan sinyal lalu lintas
c. Lebar pendekat dari simpang bersinyal
d. Keberadaan RHK (panjang, lebar, posisi)
Survei Kondisi Arus Lalu Lintas
Survei ini bertujuan untuk mengetahui kondisi arus lalu lintas pada daerah studi.
Pengamatan arus lalu lintas didasarkan pada pengamatan arus rata-rata pada satu periode jam
puncak. Perkiaraan terjadinya jam puncak adalah selama selama periode pagi antara pukul 06.30
WIB s.d 08.30 WIB, dan sore antara pukul 16.30 WIB s.d 18.30 WIB. Arus lalu lintas yang
melewati persimpangan dilakukan pengelompokan berdasarkan jenis kendaraan dan distribusi
pergerakan yakni membelok ke kiri, ke kanan dan lurus.
Survei untuk perencanaan Ruang Henti Khusus (RHK) dilakukan pada saat lampu merah
dan hanya menghitung jumlah sepeda motor yang berhenti dengan metode sebagai berikut:
a. Waktu survei dilaksanakan pada jam puncak (peak hour) yang dibagi ke dalam dua sesi,
yaitu: pagi hari dimulai pukul 06.30 WIB, dan sore hari dimulai pukul 16.30 WIB dan
dilakukan pada hari Senin untuk mewakili hari tersibuk dan diharapkan terdapat volume lalu
lintas yang maksimal;
b. Formulir data berisikan jumlah penumpukan sepeda motor tiap satu fase waktu merah.
Analisis Data
Analisis data untuk menentukan kinerja persimpangan menggunakan cara manual dengan
berpedoman pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014, kemudian direcanakan RHK
sepeda motor menggunakan Pedoman Perencanaan Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor
pada Persimpangan Bersinyal di Kawasan Perkotaan.
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… dst.

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
                       
                       
                       

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. …………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………… dst.

Anda mungkin juga menyukai