1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga tersusun Rencana Strategi (Renstra) SMK SMTI Bandar Lampung 2020-
2024 sebagai pedoman dalam mengembangkan sekolah secara dinamis sesuai
dengan kebutuhan dan pertumbuhan teknologi dan industri.
Mengacu pada tugas pokok dan fungsi sekolah maka disusunlah Rencana Strategis
SMK SMTI Bandar Lampung yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional IV 2020 – 2024 yaitu pembangunan Sumber Daya
Manusia berkualitas dan berdaya saing dengan tujuan mengembangkan Sumber
Daya Manusia Industrial sebagai salah satu pilar untuk mendorong laju pertumbuhan
industri nasional.
Sesuai dengan perkembangannya Renstra SMK SMTI Bandar Lampung 2020 – 2024
disesuaikan dengan kebijakan baru kementerian dalam bidang industri dengan
implementasi Industri 4.0 yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas,
penyerapan tenaga kerja, dan perluasan pasar bagi industri nasional sehingga tujuan
dan sasaran organisasi dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 7
1.1 Kondisi Umum .......................................................................................................................... 7
1.1.1 Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Industri ........................................... 7
1.1.2 Aspirasi Pemangku Kepentingan (Stakeholders) ........................................................ 11
1.2 Potensi dan Permasalahan.................................................................................................... 15
1.2.1 Potensi ............................................................................................................................. 15
1.2.2 Permasalahan .................................................................................................................. 24
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................ 25
2.1 Visi, Misi, Tujuan .................................................................................................................... 25
2.1.1 Visi SMK SMTI Bandar Lampung .................................................................................. 25
2.1.2 Misi SMK SMTI Bandar Lampung .................................................................................. 25
2.1.3 Tujuan SMK SMTI Bandar Lampung ............................................................................ 25
2.2 Sasaran dan indikator kinerja............................................................................................... 26
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN .............................................................................................................................. 33
3.1 Arah Kebijakan ....................................................................................................................... 33
3.2 Strategi .................................................................................................................................... 36
3.2.1 Kekuatan .......................................................................................................................... 36
3.2.2 Kelemahan ....................................................................................................................... 37
3.2.3 Peluang ............................................................................................................................ 37
3.2.4 Ancaman/Hambatan ....................................................................................................... 38
3.3 Kerangka Regulasi ................................................................................................................. 38
3.4 Kerangka Kelembagaan ........................................................................................................ 39
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............................................. 40
4.1. Target Kinerja ...................................................................................................................... 40
4.2. Kerangka Pendanaan .......................................................................................................... 35
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 38
3
Lampiran 1 : Pohon Kinerja................................................................................................... 39
Lampiran 2 : Pedoman Kinerja ............................................................................................ 40
Lampiran 3 : Matriks Kerangka Regulasi .......................................................................... 51
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I PENDAHULUAN
7
Kementerian Perindustrian menuangkan arah dan kebijakan pembangunan industri
nasional dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-
2035 yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 sebagai
pelaksanaan amanat Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.
Sebagai peta jalan pembangunan industri jangka panjang, RIPIN 2015-2035
merupakan pedoman bersama bagi Pemerintah dan pelaku industri dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan industri di Indonesia.
8
Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga Tahun
2020- 2024.
Menurut survei angkatan kerja nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik,
hingga tahun 2017 terdapat 128 juta angkatan kerja dari 192 juta penduduk yang
berumur 15 tahun keatas. Dari jumlah angkatan kerja tersebut sebanyak 121 juta
bekerja tetapi lebih dari 60% tenaga kerja Indonesia berpendidikan maksimum SMP
dan yang berpendidikan SMA/SMK atau lebih rendah mencapai 87,9%. Yang masih
menjadi
Melihat realitas yang terjadi dalam lingkup pembangunan SDM sampai hari ini,
Indonesia sebenarnya belum siap untuk menyongsong Visi Indonesia 2030 dengan
persiapan – persiapan awalnya seperti Pasar Bebas ASEAN dan Bonus Demografi.
Fakta yang terjadi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu menyerap
dan menciptakan tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari elastisitas pertumbuhan
ekonomi dalam menyerap tenaga kerja cenderung menurun. Asumsi 1%
pertumbuhan ekonomi mampu menyerap 350 ribu sampai 400 ribu tenaga kerja tidak
dapat tercapai. Asumsi tersebut hanya mampu menyerap 200 ribu tenaga kerja tiap
9
tahunnya. HDI (Human Development Indeks) atau Indeks Pembangunan Manusia
Indonesia saat ini hanya 0,629 peringkat 121 dari 186 negara di dunia.
Kegagalan SDM hari ini merupakan bagian dari kegagalan perekonomian Indonesia
yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Selain itu belum adanya Road Map
pengembangan SDM serta visi misi yang jelas dalam RPJPN (Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional) 2004 – 2025. dan pemerintah belum mampu
meningkatkan secara signifikan masyarakat kelas bawah menuju kelas menengah.
Kegagalan ini dapat dilihat dengan realitas dari 250 Juta lebih penduduk Indonesia
kurang lebih 35 Juta masyarakat merupakan masyarakat miskin. Dan perbandingan
pendidikan masyarakat jauh terbalik 3,78% penduduk berpendidikan Sarjana dan 53,
33% mendominasi berpendidikan SD, artinya 70% angkatan kerja tidak memiliki
ketrampilan.
Kegagalan SDM di negara ini, dilandasi oleh 3 hal pokok yang tidak dapat dihindari
yaitu pertama liberalisasi dan eklusivitas pendidikan yang menyebabkan sekolah
mahal dan angka putus sekolah tinggi. Kedua sistem pendidikan yang tidak link and
match, dalam artian pendidikan hari ini lebih menitikberatkan pada kuantitas dan
kualitas bukan pada ketrampilan. Ketiga pembangunan SDM yang tidak menjadi
prioritas pembangunan nasional, hal ini dapat dilihat di RPJNP 2004 – 2025 yang
tidak menjadikan pembangunan SDM sebagai skala prioritas.
Oleh karena itu untuk mengawali pembangunan SDM Indonesia diperlukan suatu
solusi yang baru dalam rangka pembangunan SDM Indonesia. Reformasi di bidang
10
pendidikan menjadi lebih penting lagi yaitu dengan pendidikan yang murah,
reformasi sistem pendidikan dengan link and match, job oriented dan pengajaran
budi pekerti. Dan realokasi pengelolaan iklim tenaga kerja dan revitalisasi pendidikan
dan latihan SDM dengan cara pembangunan infrastruktur baik fisik dan non fisik,
regulasi tenaga kerja dan perbaikan bangunan hubungan industrial, serta menjadikan
pembangunan SDM menjadi prioritas progam pembangunan nasional. Bangunan
SDM baru melalui solusi tersebutlah di harapkan mampumengantar Indonesia
menuju Visi Indonesia 2030 dengan SDM yang siap dan berdaya saing.
Di Indonesia, pendidikan vokasi sudah ada sejak lebih dari 150 tahun yang lalu, dan
berkembang semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun perannya
dalam membangun kualitas tenaga kerja relatif kecil dibandingkan dengan
pendidikan umum (akademik). Pasokan tenaga kerja terdidik sebagian besar berupa
lulusan pendidikan akademik atau pendidikan umum. Pada tenaga kerja
berpendidikan sekolah menengah atas, lulusan lulusan SMK hanya 35%. Di antara
tenaga kerja berpendidikan tinggi, lulusan program diploma dan politeknik hanya
sebesar 25%. Komposisi pasokan tenaga kerja tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat lebih berminat mengikuti pendidikan akademik dari pada pendidikan
vokasi. Untuk itu, maka Pendidikan Vokasi di lingkungan Kementerian Perindustrian,
baik Politeknik/Akademi Komunitas maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu
meningkatkan kualitasnya sehingga dapat bersaing dengan pendidikan lain di dunia
melalui beberapa tahapan pencapaian. Ke depan pendidikan vokasi di bawah
Kemenperin dapat terdaftar pada lembaga pemeringkat Pendidikan global sehingga
lebih dikenal oleh customer dan stakeholder di berbagai belahan dunia, dan
lulusannya dapat diakui secara global.
11
Pengembangan Sekolah berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian No. 491/M-
IND/Kep/8/2016 tanggal 24 Agustus 2016 Tentang Pedoman Pengembangan
Sekolah Menengah Kejuruan Industri Berbasis Kompetensi yang link and match
dengan industri dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku di Kementerian
Pendidikan Nasional dan Kebijakan Daerah. SMK SMTI Bandar Lampung telah
menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan di Lampung maupung sekitar
Lampung dalam rangka program link and match dengan industri. Kerjasama SMK
SMTI Bandar Lampung dengan industri disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Kerjasama SMK SMTI Bandar Lampung dengan industri
No. Nama Industri Bentuk Kerja sama
1 PT. LDC Indonesia Perjanjian Kerjasama
2 PT. Great Giant Food Belum ada PKS
3 PT. Japfa Comfeed Indonesia Perjanjian Kerjasama
4 PT. Nusantara Water Center Belum ada PKS
5 PT. Aman Jaya Perdana Belum ada PKS
6 PT. Keong Nusantara Abadi Perjanjian Kerjasama
7 PT. Charoen Pokphan Indonesia Perjanjian Kerjasama
8 PT. Semen Baturaja Persero Perjanjian Kerjasama
Panjang
9 PT. Central Pertiwi Bahari Perjanjian Kerjasama
10 PT. Mukti Panel Industri Perjanjian Kerjasama
11 PT. Bumi Menara Internusa Belum ada PKS
12 PT. Sari Segar Husada Perjanjian Kerjasama
13 PT. Tri Teguh Manunggal Sejati Belum ada PKS
14 PT. Central Proteina Prima Tbk Perjanjian Kerjasama
15 PT. Inti Sentosa Alam Bahtera Perjanjian Kerjasama
16 PT. SUCOFINDO Perjanjian Kerjasama
17 PT. Sentraprofeed Intermitra Perjanjian Kerjasama
18 PT. Sumber Indah Perkasa Perjanjian Kerjasama
19 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Perjanjian Kerjasama
20 PT. Indokom Samudra Persada Perjanjian Kerjasama
12
21 PT. Teguh Wibawa Bhakti Persada Perjanjian Kerjasama
22 PT. Sinar Pematang Mulya Perjanjian Kerjasama
23 PT. Umas Jaya Agrotama Perjanjian Kerjasama
24 PT. Berjaya Tapioka Indonesia Perjanjian Kerjasama
25 PT. Agri Lestari Nusantara Belum ada PKS
26 PT. Sugar Labinta Perjanjian Kerjasama
27 PT. Indokom Citra Persada Belum ada PKS
28 PDAM Way Rilau Belum ada PKS
29 BBPL Hanura Belum ada PKS
30 PTPN 7 Pematang Kiwah Belum ada PKS
31 PT. Beckjorindo Paryaweksana Belum ada PKS
32 PTPN 7 Way Berulu Belum ada PKS
33 CV. Bumi Waras Way Lunik Belum ada PKS
34 PT. PLN (Persero) Pembangkit
Tarahan Perjanjian Kerjasama
35 PT. So Good Food Pesawaran Belum ada PKS
36 PT. Phillips Seafood Indonesia Belum ada PKS
37 PT. Bromelyne Enzyme Belum ada PKS
38 CV. Sinar Laut Belum ada PKS
39 PT. Glopac Indonesia Belum ada PKS
40 PT. Yarindo Farmatama Belum ada PKS
41 PT. PLN Unit Usaha Sebalang Perjanjian Kerjasama
42 PT. Siger Jaya Sentosa Belum ada PKS
43 PT. Cheild Jedang Feed Lampung Belum ada PKS
44 PT. Permata Dunia Sukses Utama Belum ada PKS
45 PTPN 7 Bekri Perjanjian Kerjasama
46 PT. Dharma Medipro Perjanjian Kerjasama
47 PT. Unilever Cikarang Belum ada PKS
48 PT. Achroma Indonesia Belum ada PKS
49 PDAM Tirta Pakuan Bogor Belum ada PKS
50 LIPI Tanjung Bintang Belum ada PKS
13
51 PT. Sanbe Farma Belum ada PKS
52 PT. Indolakto Belum ada PKS
53 PT. Pratama Nusantara Sakti Belum ada PKS
54 PT. Sumatera Prima Fiberboard Belum ada PKS
55 PT. Nusantara Tropical Farm Belum ada PKS
56 PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Belum ada PKS
Palembang
57 PT. Krakatau Steel, Tbk Belum ada PKS
58 PT. Indofood CBP Sukses Makmur
Belum ada PKS
Jakarta
59 PTPN X Meritjan Kediri Belum ada PKS
60 PT. Saptindo Belum ada PKS
61 PT. Toyo ink Belum ada PKS
62 PT. Sribangun Belum ada PKS
63 PT. Mayora Grup Belum ada PKS
64 PT. Torabika Belum ada PKS
65 PT. Suri Tani Pemuka Belum ada PKS
66 PT. San Xiong Steel Belum ada PKS
67 PT. Sinar Jaya Inti Mulia Belum ada PKS
68 PT. Gunung Madu Plantation Belum ada PKS
69 PT. Sugar Grup Company Belum ada PKS
70 PT. Gula Putih Mataram Belum ada PKS
71 PT. Adi Karya Gemilang Belum ada PKS
72 PT. Multi Sejahtera Plastisindo Perjanjian Kerjasama
73 PT. Bukit Asam Tanjung Enim Belum ada PKS
74 PT. Indo Energy Solution Perjanjian Kerjasama
75 PT. Konverta Mitra Abadi Belum ada PKS
76 PT. Visi Prima Artha Belum ada PKS
77 PT. Mahkota Pangan Citra Rasa Belum ada PKS
78 PT. Pupuk Sriwijaya Belum ada PKS
79 PT. Bukit Asam Tarahan Perjanjian Kerjasama
14
80 PT. Sorini Indonesia Belum ada PKS
81 PT. HBMA Belum ada PKS
82 PT. Tirta Investama (Aqua) Belum ada PKS
83 PT. Prabu Tirta Jaya Lestari Perjanjian Kerjasama
84 PT. Santosa Agrindo Perjanjian Kerjasama
85 PT. Cahaya Borneo Sukses Perjanjian Kerjasama
Agrosindo
86 PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Perjanjian Kerjasama
87 PT. Gemilang Karya Teknindo Perjanjian Kerjasama
88 PT. Saptindo Surgical Perjanjian Kerjasama
89 PT. Graha Surya Tambang Perjanjian Kerjasama
90 PT. Torabika Eka Semesta Perjanjian Kerjasama
91 PT. Good Will Indonesia Jaya Perjanjian Kerjasama
92 PT. Karbon Prima Sentosa Abadi Perjanjian Kerjasama
Kondisi eksternal atau kondisi yang ada di luar sekolah merupakan suatu kondisi yang
tidak bisa dikendalikan oleh SMK SMTI Bandar Lampung. Kondisi eksternal ini
merupakan kondisi yang bisa menjadi peluang bagi SMK SMTI Bandar Lampung
untuk lulusannya maupun sebagai ancaman. Kondisi eksternal ini harus sudah
teridentifikasi sehingga bisa diambil tindakan pencegahan agar kondisi eksternal ini
tidak menimbulkan dampak yang signifikan bagi kepentingan SMK SMTI Bandar
Lampung maupun bagi lulusan.
15
SMK SMTI Bandar Lampung mempunyai tugas yang dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor : 77/M-IND/Per/8/2011 tahun 2011 dengan rincian :
“Melaksanakan pendidikan kejuruan formal Teknologi Industri 3 tahun bagi tamatan
Sekolah Menengah Tingkat Pertama tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan untuk menghasilkan tenaga-tenaga ahli teknologi
menengah di bidang industri, dengan menggunakan laboratorium, perbengkelan dan
sarana fisik lainnya”.
Program pembelajaran sistem ganda atau Dual System sudah dilaksanakan oleh SMK
SMTI Bandar Lampung sejak tahun 2018 sebanyak 61 siswa yang terdiri dari jurusan
Analisis Pengujian Laboratorium dan Kimia Industri. Pembelajaran system ganda atau
dual system dilakukan sebagian waktu di sekolah dan sebagian waktu di
perusahaan/industri. SMK SMTI Bandar Lampung sudah menjalin kerjasama dengan
pihak industry untuk pembelajaran system ganda untuk memfasilitasi siswa-siswa
yang akan belajar di industri.
16
Selain pembelajaran sistem ganda atau dual system, SMK SMTI Bandar Lampung
saat ini sudah memiliki Teaching Factory yaitu pembelajaran yang berorientasi
produksi dan bisnis. Pembelajaran melalui Teaching Factory adalah proses
penguasaan keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan berdasarkan prosedur
dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk. Dalam
pembelajaran Teaching Factory siswa harus memiliki keterampilan dalam membuat
produk dengan standar dan prosedur dari industri.
SMK SMTI Bandar Lampung saat ini memiliki 71 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Non PNS yang terbagi menjadi 2 yaitu tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Tenaga pendidik di SMK SMTI Bandar Lampung terdiri dari pendidikan
strata 1 dan strata 2. Tenaga kependidikan juga terdiri dari latar belakang pendidikan
strata 1 dan strata 2 walaupun masih terdapat tenaga kependidikan yang masih
belum menyelesaikan strata 1.
Tenaga Pendidik
17
Tenaga Kependidikan
Selain tenaga pendidik, di SMK SMTI Bandar Lampung terdapat tenaga kependidikan
yang berfungsi sebagai pendukung agar kegiatan proses belajar mengajar di SMK
SMTI Bandar Lampung dapat berjalan dengan lancar dan baik. Tenaga kependidikan
di SMK SMTI Bandar Lampung di bawahi oleh seorang Kepala Sub Bagian Tata Usaha
yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian. Tenaga
kependidikan di SMK SMTI Bandar Lampung ini sebagian sudah berstatus tetap atau
Pegawai Negeri Sipil, namun sebagian masih ada yang berstatus honorer. Data staf
PNS maupun honorer disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Data Staf PNS dan Honorer
Pendidikan Jumlah
No Status Staf
Non S1 S1 S2
1 PNS 4 120 4 20
2 Honorer 256 6 10 32
Jumlah 52
18
A. Prasarana
Luas lahan atau tanah SMK SMTI Bandar Lampung sampai dengan tahun 2019
adalah 5.325 m2. Sedangkan rincian luas bangunan dengan desain lantai 1 sampai
dengan bangunan lantai 4 di SMK SMTI Bandar Lampung sampai tahun 2019
memiliki luas 7.058 m2 dengan rincian disajikan pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Prasarana di SMK SMTI Bandar Lampung
Kelompok
No. Nama Bangunan Luas (m2)
Fungsi
Gedung A 1396
Gedung BC 1077
Gedung Pendidikan, Laboratorium dan
1. Gedung E 1404
Perpustakaan
Gedung F 1800
Gedung G 817
Gedung Serba Guna, OSIS, BK, UKS,
2. Gedung D 564
Mushola
Total 7.058
Saat ini SMK SMTI Bandar Lampung memiliki 13 Laboratorium sebagai pendukung
kegiatan proses belajar mengajar. 13 Laboratorium ini terdiri dari 3 Laboratorium
untuk Program Analisis Pengujian Laboratorium dan 10 Laboratorioum untuk
Program kimia Industri. Pembagian laboratorium untuk kedua jurusan disajikan pada
tabel 6.
Tabel 6. Laboratorium untuk Program Analisis Pengujian Laboratorium dan
Program Kimia Industri
No. Nama Laboratorium Aktifitas/Kegiatan
Praktikum Analisis Gravimetri
Praktikum Analisis Mikrobiologi
1 Lab Gravimetri Praktikum Analisis Proksimat
Verifikasi Alat & Percobaan di Laboratorium
Larutan B
Analisis Titrimetri
2 Lab Titrimetri K3LH
Pengambilan Sampel
19
Analisis Kromatografi
3 Lab Instrumentasi Analisis Spektrofotometri
Good Laboratory Practice (GLP)
Fluida & Pompa
Destilasi & Ekstraksi
Lab Operasi Teknik Grinding & Sizing
4
Kimia Katup & Pipa
Heat Exchanger & Evaporasi
Analisis Kimia Dasar
Kontrol Proses 1
Kontrol Proses 2
5 Lab Kontrol Proses Penukar Ion
Utilitas
K3LH
Pengolahan Cassava
Lab Pengolahan
6 Netralisasi
Cassava
Pengolahan Limbah
Mixing & Filtrasi
Lab Tempat Uji Analisa Kualitatif
7
Kompetensi Adsorpsi-Absorpsi
Kristalisasi & Drying
8 Lab Bengkel MMS
Pengolahan Karet
Parameter Lingkungan
9 Lab Karet KIK
Analisa Proksimat
Sintesis Senyawa Kimia
10 Lab PLC PLC
Katalitik
Good Laboratory Practice
Elektrolisis
11 Lab Proses
Analisis Elektrokimia
Analisis Kimia Dasar AKD (TDL)
Analisis Proksimat
12 Lab Mikrobiologi Mikrobiologi
Lab Kimia Industri Kecil Pengolahan Karet
13
(Teaching Factory) KIK
Sarana
20
laboratorium masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi kuantitas maupun
segi kualitas terutama untuk Program Kimia Industri. Data sarana yang dimiliki
masing-masing laboratorium disajikan pada tabel 5 berikut.
Bidang Organisasi
Akreditasi Sekolah
21
Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 sudah dilaksanakan di SMK SMTI Bandar
Lampung sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. Upgrading dari ISO 9001:2008
ke ISO 9001:2015 dilaksanakan pada tahun 2017 yang akan berakhir masa sertifikat
tahun 2020. SMK SMTI Bandar Lampung bertekad terus menerapkan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 agar menjadi lembaga yang berorientasi mutu pada
setiap kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam proses menghasilkan lulusan agar
sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri nasional dan internasional. Setiap
sumber daya manusia di SMTI Bandar Lampung harus bertanggungjawab dalam
melaksanakan penyempurnaan mutu layanan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan serta berperan aktif dalam memperbaiki Sistem Manajemen Mutu secara
berkelanjutan.
22
7 Ekstraksi 63 55 8
8 Karet 81 77 4
JUMLAH 1127 1049 78
TUK merupakan tempat kerja atau tempat lainnya yang memenuhi persyaratan untuk
digunakan sebagai tempat pelaksanaan uji kompetensi oleh LSP. TUK bagi LSP-P1
SMK SMTI Bandar Lampung merupakan tempat untuk melaksanakan uji kompetensi
bagi siswa SMK SMTI Bandar Lampung guna mendapatkan penjaminan pemeliharaan
kompetensi yang telah dikuasainya selama belajar di SMK SMTI Bandar Lampung.
TUK SMK SMTI Bandar Lampung merupakan TUK sewaktu.
Ruang lingkup uji kompetensi di TUK SMK SMTI Bandar Lampung meliputi 13 (tiga
belas) Klaster antara lain :
Teaching Factory
SMK SMTI Bandar Lampung juga telah menjalankan Teaching Factory (TEFA) yaitu
pembelajaran yang berorientasi produksi dan bisnis. Pembelajaran melalui TEFA
adalah proses penguasaan keahlian atau keterampilan yang dilaksanakan
berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan
produk. Teaching factory dalam melaksanakan kegiatannya melibatkan siswa yang
didampingi oleh guru. Teaching factory SMK SMti Bandar Lampung saat ini sudah
memiliki 2 produk unggulan yaitu pembuatan sarung tangan dari karet dan
homecare.
23
1.2.2 Permasalahan
Permasalahan utama yang masih dihadapi SMK SMTI Bandar Lampung dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan saat ini yang berhasil diidentifikasi dapat
diuraikan sebagai berikut :
Kelembagaan
Rasio jumlah siswa dan guru belum memenuhi standar sehingga perlu penambahan
guru dan tenaga kependidikan. Kualitas kompetensi dan keterampilan pendidikan
dan tenaga kependidikan masih perlu ditingkatkan. Masih adanya pendidik dan
tenaga kependidikan yang belum memahami hakekat dan pentingnya penerapan
SMM ISO 9001:2015 bagi sekolah dan dunia luar. Masih ada pendidik dan tenaga
kependidikan yang melaksanakan kegiatan tidak mengacu pada SOP yang telah
ditetapkan melalui komitmen bersama untuk semua jenjang. Etos kerja, disiplin dan
kerjasama tim pendidik dan tenaga kependidikan masih perlu ditingkatkan
Dikarenakan posisi sekolah berada di tengah kota, sehingga sulit untuk dilakukan
penambahan fasilitas terutama lapangan sekolah. Luas laboratarium tidak sesuai
standar dan tidak bisa dikembangkan menjadi laboratorium terintegrasi/terpadu.
Jumlah ruang belajar beserta sarananya belum seimbang dengan jumlah kelompok
kelas belajar (rombel) Kurangnya alat praktikum yang sesuai dengan kebutuhan.
24
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
Untuk mencapai tujuan strategis tersebut maka diperlukan beberapa target tujuan
yang harus dicapai sekolah sebagai berikut :
25
2.2 Sasaran dan indikator kinerja
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut diatas, diperlukan upaya-upaya
sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran stategis yang mengakomodasi
Perspektif Pemangku Kepentingan dan Perspektif Proses Bisnis Internal dan
Perspektif Pembelajaran Organisasi.
26
- Persentase nilai capaian penggunaan produk dalam negeri dalam
pengadaan barang dan jasa di SMK-SMTI Bandar Lampung
Dari beberapa indikator kinerja di atas maka SMK SMTI Bandar Lampung
menentukan Indikator Kinerja Utama sebagai prioritas kinerja yang dilaksanakan:
27
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN
1. Pembangunan SDM
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Penyederhanaan Regulasi
4. Penyederhanaan Birokrasi
5. Transformasi Ekonomi.
33
- Revitalisasi dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran
dan praktek kerja pendidikan dan pelatihan vokasi sesuai standar industry
- Peningkatan kerja sama pemanfaatan fasilitas praktik kerja di industri,
termasuk unit produksi/teaching factory/teaching industri.
- Peningkatan kualitas dan kompetensi pendidik/instruktur vokasi, terutama
dengan peningkatan pelatihan pendidik/instruktur vokasi sesuai
kompetensi dan pemagangan guru/instruktur di industry
- Peningkatan keterlibatan instruktur/ praktisi dari industri untuk mengajar
di satuan pendidikan dan pelatihan vokasi
- Penguatan sistem sertifikasi kompetensi vokasi
A. Menyelenggarakan pendidikan dual system dengan STEM learning
model bertaraf internasional
Tujuan dibangunnya Dual System adalah untuk menjalin link and match antara
sekolah dengan industri sehingga tenaga kerja yang dihasilkan oleh sekolah sesuai
dengan kebutuhan yang ada di industri. SMK SMTI Bandar Lampung sudah
menerapkan Program Dual System sejak 2019
34
Jenis kerjasama yang dapat diterapkan di SMK adalah sebagai berikut:
Kelas industri bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja sesuai standar industri
Pelaksanaan kelas khusus industri mengacu pada Langkah-langkah berikut:
- Peserta direkrut dari peserta didik di tahun terakhir. Peserta kelas khusus
industri dipilih dari siswa tingkat akhir, masing-masing program studi.
Pemilihan siswa didasarkan pada kompetensi yang dimiliki, meliputi
(Knowledge-Skill- Attitude).
- Seleksi kelas industri dilakukan oleh pihak industri ketika siswa akan
prakerin. Dalam pelaksanaannya, seleksi peserta melibatkan perusahaan
35
industri terkait. Secara administrasi, peserta diseleksi oleh unit pendidikan
dan perusahaan mengevaluasi sesuai dengan kebutuhan industri.
- Pembelajaran dan kurikulum dilaksanakan antara sekolah dan industri.
Pembalajaran dilaksanakan selama 1 tahun, dengan proporsi 6 bulan di unit
Pendidikan dan 6 bulan di perusahaan melalui praktek kerja industri.
Sedangkan penyiapan kurikulum, dilaksanakan bersama antara unit
Pendidikan dan industri yang menyesuaikan dengan kebutuhan kompetensi
di industri.
- Tenaga pengajar merupakan gabungan dari guru di sekolah dan dari praktisi
dari industri.
- Tenaga pengajar meilbatkan dosen dan praktisi industri dari perusahaan.
Khusus praktisi industri, terlebih dahulu akan dibekali dengan pemahaman
pedagogik pembelajaran melalui pelatihan pelatih di tempat kerja (in
Company Trainer).
- Pelaksanaan praktek kerja industri selama 6 bulan dan dilanjutkan dengan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) selama 2 tahun.
3.2 Strategi
SMK SMTI Bandar Lampung sebagai sebuah organisasi harus melakukan analisis
SWOT agar didapatkan strategi yang baik, efektif dan efisien.
Analisis SWOT adalah analisis yang berdasarkan faktor internal yaitu kekutaan
(Strength) dan kelemahan (Weakness) dari suatu organisasi yang dihubungkan
dengan faktor eksternal yaitu peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threath)
untuk menentukan strategi dari suatu organisasi.
3.2.1 Kekuatan
- Sumber dana yang cukup besar (alokasi dari Kementerian Perindustrian)
- Sarana prasarana yang memadai
- Animo pendaftar yang tinggi baik laki-laki maupun perempuan
- Kualitas input siswa laki-laki dan perempuan yang tinggi
- Permintaan lulusan tinggi
- Lokasi sekolah yang strategis (terletak di pusat kota dan akses transportasi
yang mudah)
36
- Tenaga Pendidik dan tenaga kependidikan banyak yang lulusan S2
- Memiliki kurikulum yang disusun bersama dengan pihak industri
- Mendapat dukungan dari banyak industry ditandai dengan Perjanjian
Kerjasama
- Dukungan alumni yang kuat (penempatan siswa, lulusan dan pasar kerja
lainnya)
3.2.2 Kelemahan
- Penerapan SMM (ISO 9001:2015), SPIP, dan SPMI di unit kerja masih
belum semuanya konsisten
- Kurangnya pengembangan SDM di bidang IT
- Kurangnya penerapan manajemen administrasi berbasis digital
- Kurangnya jenis dan jumlah peralatan praktik siswa di Kimia Industri
- Lahan yang kurang memadai sehingga ruang gerak terbatas (Lap. Olah
raga/Upacara)
- Tidak semua pegawai mempunyai etos kerja yang tinggi
- Kompetensi guru masih perlu ditingkatkan agar lebih sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri nasional
maupun internasional, termasuk penguasaan Bahasa Inggris
3.2.3 Peluang
- Banyaknya industri yang ada di Lampung, Sumatera Selatan dan Banten
- Melimpahnya hasil bumi (pangan) yang ada di Lampung dan Sumatera
Selatan sebagai peluang berwirausaha di bidang Agroindustri.
- Pasar industri yang terbuka luas, terutama bagi lulusan laki-laki (banyak
permintaan dari industri)
- Peluang kesempatan pasar tenaga kerja laboratorium, dunia
kewirausahaan maupun dunia akademik lainnya terbuka untuk siswa
perempuan.
- Jalinan kerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk akreditasi, sertifikasi
guru, pelatihan guru, ujian nasional, kegiatan pengembangan siswa dan
beasiswa bagi siswa laki-laki dan perempuan.
- Peluang pengembangan SDM guru laki-laki dan perempuan lebih terbuka.
37
- Adanya kebijakan Menakertrans atas kesempatan kerja yang sama bagi
laki-laki dan perempuan bisa dijadikan sebagai landasan untuk membuka
kesempatan yang sama bagi siswa laki-laki dan perempuan.
- Kebijakan pendidikan nasional yang membuka kesempatan yang sama bagi
siswa laki-laki dan perempuan.
- Kebijaksanaan pemerintah terhadap keberadaan SMK yang bisa diakses
oleh siswa laki-laki dan perempuan.
3.2.4 Ancaman/Hambatan
- Mulai ada bermunculan jurusan yang sama di sekolah lain di Lampung.
- Kecenderungan industri hanya bersedia menerima tenaga kerja laki-laki.
Hal ini menyebabkan permintaan siswa perempuan dari dunia industri
kurang.
- Adanya regulasi tentang ketenagakerjaan dari pemerintah daerah
setempat yang menjadi lokasi penempatan lulusan (rekruitment tenaga
lokal).
- Belum semua industri memberi masukan mengenai kepuasan industri
terhadap lulusan.
- Input dari lulusan mengenai kesesuaian kompetensi dengan implementasi
di industri belum tersedia.
- Usia Kerja minimal 18 tahun.
- Kurangnya dukungan orang tua untuk PKL dan Bekerja di luar daerah
Bandar Lampung.
38
3.4 Kerangka Kelembagaan
Untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi dan target indicator yang ditetapkan
maka diperlukan kerangka kelembagaan SMK SMTI Bandar Lampung melalui
Peraturan Menteri Perindustrian R.I. Nomor 77/M-IND/PER/8/2011 tentang
Perubahan Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Menengah Kejuruan -SMTI.
Struktur Organisasi SMK SMTI Bandar Lampung dapat dilihat pada gambar 2
berikut :
39
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
40
Tabel 9. Perjanjian Kerja 2020 - 2024
Base Tahun
No Uraian Indikator Kinerja Satuan
line 2020 2021 2022 2023 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tenaga kerja industri
1440 Orang 1142 1143 1145 1150 1155
Meningkatnya yang kompeten (IKU.1)
Daya Saing dan
Prosentase lulusan
Kemandirian
1 pendidikan vokasi yang
Industri
mendapatkan
Pengolahan Non 80 Prosentase 50 77 79 80 81
pekerjaan dalam 1
Migas
tahun setelah
kelulusan (IKU.2)
Penguatan
Implementasi industri
Implementasi
2 4.0 pada pendidikan 0 Implementasi 1 1 1 1 1
Making Indonesia
vokasi
4.0
Terselenggaranya
Urusan Perusahaan yang
Pemerintahan di memanfaatkan layanan
3 Bidang industri dan program 0 Perusahaan 0 1 1 1 1
Perindustrian yang pengabdian
Berdaya saing dan masyarakat
Berkelanjutan
Persentase nilai
Meningkatnya capaian penggunaan
Pemanfaatan produk dalam negeri
4 Industri Barang dalam pengadaan 0 Prosentase 0 50 60 70 80
dan Jasa Dalam barang dan jasa di
Negeri SMK-SMTI Bandar
Lampung
Nilai Laporan
Keuangan SMK-SMTI 0 Nilai 70 72 73 74 75
Terwujudnya
Bandar Lampung
birokrasi yang
Nilai Sistem
5 efektif, efisien, dan
Akuntabilitas Kinerja
berorientasi pada
Internal Pemerintah 0 Prosentase 70 72 73 74 75
layanan prima
SMK-SMTI Bandar
Lampung
Terwujudnya ASN
Rata-rata Indeks
Kementerian
Profesionalitas ASN
6 Perindustrian yang 0 Indeks 70 72 73 74 75
SMk-SMTI Bandar
Professional dan
Lampung
Berkepribadian
Rekomendasi hasil
Tercapainya pengawasan internal 0 Prosentase 91 91,5 92 92,5 93
Pengawasan telah ditindaklanjuti
7
Internal yang Index Penerapan
Efektif dan Efisien Manajemen Risiko 0 Level 3 3 3 3 3
(MRI)
34
4.2. Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kerangka kebutuhan dana
organisasi dalam rangka mencapai sasaran strategisnya selama lima tahun ke
depan. Perhitungan dibuat berdasarkan proyeksi dalam lima tahun.
Dalam rangka mencapai sasaran strategis SMK-SMTI Bandar Lampung tahun
2020- 2024, dibutuhkan pendanaan bagi program dan kegiatan sebagaimana
yang dijabarkan di atas. kebutuhan pendanaan SMK-SMTI Bandar Lampung untuk
tahun 2020- 2024 adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Kerangka Pendanaan SMK – SMTI Bandar Lampung 2020-2024
Jumlah
35
BAB V PENUTUP
Tuntutan perubahan yang sangat cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, tuntutan masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam pendidikan
nasional yang demikian tinggi serta tantangan global yang semakin kompetitif,
mengharuskan SMK - SMTI Bandar lampung untuk mempersiapkan diri, adaptif
serta cermat dalam merancang dan menetapkan arah dan kebijakan untuk
menghadapi berbagai perubahan tersebut. Oleh karena itu sejalan dengan amanat
Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 dan tuntutan perubahan jaman SMK - SMTI
Bandar lampung merasa perlu untuk menyusun dan menetapkan Rencana Strategis
(RENSTRA) untuk Tahun 2020-2024
Rencana strategis SMK - SMTI Bandar lampung tahun 2020 – 2024 merupakan
rencana kerja jangka menengah yang disusun berdasarkan TUPOKSI Sekretariat
Jenderal dan UU no. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Rencana strategis tersebut juga merupakan penjabaran sasaran, strategi,
program dan indikator kinerja dalam upaya untuk mencapai visi dan misi SMK -
SMTI Bandar lampung selama lima tahun.
Adapun sasaran SMK - SMTI Bandar lampung dalam 5 tahun ke depan adalah
meningkatkan tenaga kerja industri yang kompeten, pengembangan pendidikan
vokasi industri berbasis kompetensi (sarana dan prasarana pendidikan vokasi
berbasis kompetensi), pengembangan sdm industri menuju industri 4.0,
terwujudnya ASN satuan kerja yang profesional dan berkepribadian terwujudnya
birokrasi satuan kerja yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima.
Untuk mencapai sasaran telah ditetapkan berbagai strategi antara lain
menyempurnakan sistem penerimaan siswa baru, meningkatkan mutu
penyelenggarakan pendidikan dual system, mengembangkan kurikulum yang link
and match dengan dunia usaha dan dunia industri,melakukan kerjasama dengan
konsultan kurikulum dalam rangka pengembangan kurikulum menuju level
internasional dan penyelenggaraan sertifikasi internasional, memfasilitasi peserta
didik dalam bentuk sarana dan prasarana yang mendukung upaya peningkatan nilai
Unian Nasional memfasilitasi peserta didik dalam bentuk sarana prasarana dalam
rangka menciptakan suasana yang mendukung terhadap peningkatan kemampuan
36
berbahasa Inggris, menyelenggarakan pendidikan berbasis industri 4.0,
meningkatkan kompetensi SDM SMK - SMTI Bandar lampung baik hardskill maupun
soft skill dan meningkatkan keterlibatan pimpinan dalam setiap perencanaan dan
pemantauan kegiatan serta melaksanakan pengelolaan akuntabilitas kinerja
dengan baik. Berbagai program telah ditetapkan yang semuanya mengrah pada
pencapaian sasaran.
Renstra SMK - SMTI Bandar lampung 2020 - 2024 diharapkan akan mampu
meningkatkan kinerja SMK - SMTI Bandar lampung melalui perencanaan program
kerja dan kegiatan serta indikator kinerja yang sistematik, komprehensif, integratif,
sinergis, dan terkendali dari seluruh komponen, sehingga tujuan dan sasaran
organisasi dapat tercapai. Renstra ini selanjutnya akan menjadi rujukan dalam
proses penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahunan, sehingga inkonsistensi
kebijakan tahunan yang diambil tidak akan terjadi karena garis-garis besarnya
sudah ditentukan.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Lampiran 1 : Pohon Kinerja
39
Lampiran 2 : Pedoman Kinerja
IK 1.1 Tenaga kerja industri yang NA 1142 1143 1145 1150 1155
kompeten
DEFINISI/DESKRIPSI
SUMBER DATA
Menghitung jumlah peserta didik aktif dan lulusan pada akhir tahun
ajaran
40
Kode Indikator Kinerja Baseline Target
DEFINISI/DESKRIPSI
SUMBER DATA
Jumlah lulusan yang terserap dibagi jumlah seluruh lulusan pada tahun
sebelumnya dikali 100%
41
SATUAN KLASIFIKAS PENANGGUNG JAWAB DATA
I
Persen Maksimasi Waka Humas
DEFINISI/DESKRIPS
I
Dalam upaya pengembangan kompetensi, unit pendidikan
diharapkan dapat terlibat pengembangan ekosistem industri, dilakukan
kerja sama dengan pola saling memberikan manfaat bagi kedua belah
pihak. Kerja sama ini menjadi kebijakan penting bagi unit pendidikan dalam
rangka untuk:
1. Menggali dan memahami kebutuhan dan permasalahan masyarakat
industri yang menjadi objek kegiatan
2. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi
kebutuhan masyarakat industri dan diutamakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat industri berupa pemanfaatan hasil penelitian secara
konkret
3. Mendapatkan pendanaan pengabdian kepada masyarakat industri yang
memadai
42
4. Penyuluhan
5. Pemanfaatan Workshop/Laboratorium/Teaching Factory
SUMBER DATA
DEFINISI/DESKRIPSI
43
4. Pelatihan industri 4.0 pada SDM industri
SUMBER DATA
DEFINISI/DESKRIPSI
Penggunaan produk dalam negeri dalam penggunaan barang dan
jasa merupakan salah satu upaya dalam menindaklanjuti Keppres 24
tahun 2018 tentang Tim Nasional P3DN. Pengoptimalan penggunaan
produk industri dalam negeri bisa dimulai dari anggaran belanja
kementerian/lembaga. Pemanfaatan barang/jasa didasarkan pada
pemakaian akun untuk belanja pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Perindustrian.
44
SUMBER DATA
Data pagu anggaran dan realisasi pada masing-masing unit kerja
berdasarkan akun yang telah disepakati bersama, yaitu akun 521211,
521219, 521811, 522192, 524114, 521111, 521131, 522141, 524119,
522131, 522191, 521241, 521841, 532111, 533111.
DEFINISI/DESKRIPSI
45
Indikator Rekomendasi hasil pengawasan internal telah
ditindaklanjuti oleh satker merupakan perbandingan rekomendasi hasil
pengawasan yang ditindaklanjuti terhadap total rekomendasi hasil
pengawasan. Tindak lanjut terhadap rekomendasi hasil pengawasan
internal tidak sekedar pemenuhan kewajiban yang bersifat administratif.
Akan tetapi, tindak lanjut yang dilaksanakan oleh unit kerja/satker
bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi dikarenakan melalui
tindak lanjut tersebut, unit kerja secara otomatis telah melakukan perbaikan
terhadap sistem maupun akuntabilitas organisasi.
SUMBER DATA
46
DEFINISI/DESKRIPSI
Indeks penerapan Manajemen Risiko merupakan index untuk melihat
sejauh mana penerapan prinsip-prinsip manajemen risiko telah
diimplementasikan oleh suatu instansi.
Dalam pelaksanaannya, tingkat penerapan prinsip-prinsip ini dinilai
melalui Indeks Manajemen Risiko (MRI) dimana terdapat 5 (lima) level MRI,
yaitu level 1, 2,3,4, serta 5.
Masing-masing level tersebut mempunyai karakteristik masing-
masing sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh BPKP.
SUMBER DATA
DEFINISI/DESKRIPSI
47
Indeks profesionalitas ASN Kementerian Perindustrian adalah suatu
instrumen yang digunakan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat
profesionalitas pegawai ASN yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
penilaian dan evaluasi dalam upaya pengembangan profesionalisme ASN.
SUMBER DATA
DEFINISI/DESKRIPSI
Merupakan tingkat kualitas laporan keuangan yang dipublikasikan
oleh BPK. Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah
opini audit yang akan diterbitkan jika laporan
48
keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji
material.
SUMBER DATA
DEFINISI/DESKRIPSI
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi melaksanakan evaluasi terhadap sistem akuntabilitas kinerja pada
setiap instansi pemerintah. Dalam evaluasi akuntabilitas kinerja satker yang
dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal, penilaian dilakukan terhadap 5
(lima) komponen, yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja,
Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja.
Penilaian SAKIP Kementerian Perindustrian dilakukan setelah tahun
anggaran berakhir, sehingga nilai capaiannya indikator ini dapat terlihat
pada pertengahan tahun anggaran setelahnya.
49
SUMBER DATA
50
Lampiran 3 : Matriks Kerangka Regulasi
51