Anda di halaman 1dari 54

ABSTRAK

Perkembangan teknologi pada bidang otomotif khususnya pada mobil

yang begitu cepat, mendorong manusia untuk selalu belajar. Untuk

mengetahui lebih mendalam tentang system pendingin dan berdasarkan dari

proyek akhir yang dibuat dalam pembuatan engine stand maka penulis

mengambil judul “ Analisis Gangguan Dan Cara Mengatasinya Sistem

Pendingin Mesin Toyota Soluna “ . Permasalahan yang diangkat dalam

penyusunan proyek akhir ini adalah ingin mengetahui konstruksi dan cara

kerja serta analisis gangguan yang sering terjadi pada komponen-komponen

system pendingin pada mesin Toyota Soluna.

Pendingin pada motor merupakan hal yang dibutuhkan. Sistem

pendingin (cooling system)adalah suatu rangkaian pada mobil untuk

mengatasi terjadinya over heating pada mesin sehingga dapat tetap bekerja

secara optimal, apabila system pendingin mengalami gangguan maka

komponen mesin yang berhubungan dengan panas akibat pembakaran akan

mengalami kenaikan temperatur yang berlebihan dan cenderung akan

merubah sifat dan bentuk dari komponen mesin tersebut.

Komponen-komponen utama sistem pendingin pada mobil Toyota

Soluna adalah terdiri dari : radiator, media air pendingin (coolant), pompa air,

kantong air pendingin (water jacket), sumbat penutup, tutup radiator,

thermostat, kipas elektrik, selang radiator dan botol pelimpah (reservoir tank).

1
Cara kerja system pendingin Toyota Soluna adalah system pendingin

tekan yang memanfaatkan pompa air untuk mensirkulasikan air sebagai

media pendingin. Air pendingin yang masih dingin di tampung di dalam

radiator, setelah mesin dihidupkan dan suhu air pendingin naik, air pendingin

yang telah panas tersebut dipompa menuju ke mesin. Air pendingin yang

telah panas sekitar 80° C akan membuka katup termostat, dam mengalirkan

air pendingin yang telah panas tersebut ke radiator untuk didinginkan

kembali. Pendingin radiator dibantu oleh isapan angina dari kipas yang

berputar. Proses pendingin ini akan berlangsung pada saat mesin hidup.

Proses pendingin pada mesin dapat terganggu jika terdapat gangguan

operasional pada komponen mesin itu sendiri. Hal ini dapat diidentifikasi

melalui pemeriksaan kerusakan yang terjadi. Gangguan-gangguan yang

sering terjadi pada system pendingin air antara lain : kebocoran sistem

pendingin, radiator tersumbat, selang-selang radiator rusak, thermostat

macet, pompa air rusak, waterjacket tersumbat, kerusakan pada kipas,

terdapat bunyi pada sistem pendingin, mesin terlalu panas atau mesin terlalu

dingin.

Sistem pendingin dapat berfungsi dengan baik apabila komponen-

komponen dari sistem pendingin tidak mengalami kerusakan. Kerusakan

yang terjadi pada sistem pendingin harus diatasi sedini mungkin agar hal-hal

tidak diinginkan ridak terjadi.

2
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISIS GANGGUAN DAN CARA MENGATASI SISTEM PENDINGIN

PADA MESIN TOYOTA SOLUNA

Oleh :

EKO HANDOYO

2012250002

MENYETUJUI :

Dr. Aep Saepul Uyun, S.Tp, M.Eng Yefri Chan, ST, MT


(Pembimbing) (Ketua Jurusan)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

2016

3
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penyusun panjatkan atas berkat

rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

laporan kerja praktek yang berjudul “ANALISIS GANGGUAN DAN CARA

MENGATASI SISTEM PENDINGIN PADA MESIN TOYOTA SOLUNA” ini

dengan baik. Penyusunan laporan kerja praktek ini bertujuan untuk

memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek di Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Darma Persada.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya laporan kerja praktek ini tidak

terlepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Baik dalam

pengarahan maupun dalam melengkapi materi yang ada. Maka dalam

kesempatan ini dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis

untuk mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada Allah S.W.T yang telah memberikan nikmat dan karunianya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek nya.

2. Bapak Ir. Agus Sun Sugiharto, MT Selaku dekan Fakultas Teknik

Universitas Darma Persada.

3. Bapak Yefri Chan, ST, MT Selaku ketua jurusan Teknik Mesin Universitas

Darma Persada.

4
4. Bapak Aep Saepul Uyun, Dr.,S.TP., M.Eng. Selaku dosen pembimbing

jurusan Teknik Mesin Universitas Darma Persada.

5. Kedua orang tua saya dan seluruh keluarga saya yang tidak dapat saya

sebutkan atas dukungan dan doa nya.

6. Bapak Nurdin Jaelani Kepala Bengkel yang telah memberikan ijin dan

kesempatan bagi penulis untuk melaksanakaan praktek kerja lapangan di

CV. CHANGE’S PIT.

7. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Mesin Universitas Darma

Persada khususnya angkatan 2012 yang selalu memberikan dorongan

dan motivasi..

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Kerja Praktek

ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan,

pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu dengan rendah hati penulis

menerima segala keritik dan saran dari pembaca sekalian demi perbaikan di

masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membaca.

Jakarta, 11 Agustus 2016

Penulis

EKO HANDOYO

5
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................4
DAFTAR ISI.....................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................8
1.2 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN.......................................................10
1.3 RUMUSAN MASALAH...............................................................................10
1.4 MANFAAT...............................................................................................11
1.5 TUJUAN.................................................................................................11
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN...............................................................12
2.1 SEJARAH PERUSAHAAN......................................................................12
2.2 STRUKTRUR ORGANISASI...................................................................13
2.3 TATA TERTIB......................................................................................13
2.4 JAM KERJA.......................................................................................14
BAB III LANDASAN TEORI..........................................................................15
DESKRIPSI SISTEM PENDINGIN TOYOTA SOLUNA................................15
3.1 PERPINDAHAN PANAS PADA MESIN........................................................15
3.2 BENTUK PENDINGIN PADA MESIN TOYOTA SOLUNA.................................17
3.3 TEMPERATUR DINDING SILINDER............................................................18
3.4 TUJUAN PENDINGINAN............................................................................19
3.5 MANTEL AIR (WATER JACKET)................................................................21
3.6 KONTRUKSI SISTEM PENDINGIN TOYOTA SOLUNA....................................22
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................32
4.1 ANALISA GANGGUAN-GANGGUAN SISTEM PENDINGIN DAN CARA.............32
MENGATASINYA........................................................................................... 32
BAB V PENUTUP..........................................................................................48
5.1 KESIMPULAN..........................................................................................48
5.2 SARAN................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................50

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Variasi Temperatur Maksimum Dan Minimum


(Sumber : BM. Surbhakty. 1997: 157-1)
Gambar 3.2 Garis Isothermis Dan Variasi Temperatur Tabung Silinder
(Sumber : BM. Surbhakty. 1997: 157-2)
Gambar 3.3 Skema Mantel Air Pada Blok Silinder Dan Tutup Silinder
(Sumber : www.google.com)
Gambar 3.4 Kontruksi Sistem Pendingin Pada Toyota Soluna
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 36)
Gambar 3.5 Rangkaian Radiator
(Sumber : www.google.com)
Gambar 3.6 Pompa Air
(Sumber : Martin 1948.blogspot.com)
Gambar 3.7 Tutup Radiator
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 38)
Gambar 3.8 Termostat
(Sumber : www.google.com)
Gambar 3.9 Kipas Elektrik
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 15)
Gambar 3.10 Selang by pass
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 36)
Gambar 3.11 Botol Pelimpah
(Sumber : Drs. Daryanto. Reparasi Sistem Pendingin Mesin Mobil.
1999 : 1)
Gambar 4.1 Tes tekanan system pendingin
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 20)
Gambar 4.2 Membersihkan Inti Radiator
(Sumber : Drs. Daryanto, Reparasi Sistem Pendingin Mesin Mobil,
1999 : 1)
Gambar 4.3 Mengetes Termostat
(Sumber : Drs. Daryanto, Reparasi Sistem Pendingin Mesin Mobil,
1999 : 2)
Gambar 4.4 Memeriksa Pompa Air
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 38)
Gambar 4.5 Pemeriksaan Tutup Radiator
(Sumber : Astra Toyota Motor, 1993 : 9)

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia

untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif

khususnya pada mobil di kenal berbagai macam system yang digunakan.

System-system ini bekerja saling berangkaian antara satu dengan yang

lainnya, sehingga apabila salah satu dari system tersebut mengalami

kerusakan maka mobil akan menambah kerusakan yang lain. System

pendingin pada mobil berfungsi untuk menurunkan temperatur pada

mesin yang terjadi akibat dari pembakaran maupun gesekan. Proses

pembakaran selanjutnya akan menghasilkan tenaga mekanis yang

kemudian akan menggerakan mesin. Akibat lain dari proses pembakaran

adalah hanya panas yang apabila tidak didinginkan akan merusak

komponen dari mesin itu sendiri. System pendingin (cooling system)

adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over heating pada

mesin. Alat transportasi pada zaman teknologi canggih ini bermacam-

macam antara lain kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua

maupun kendaraan roda tiga yang oleh masyarakat Indonesia banyak

digunakan sebagai alat transportasi. Pada sebuah kendaraan dilengkapi

8
dengan system-system dan komponen-komponen lain yang

menyertainya, sehingga kendaraan tersebut dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya secara optimal.

System yang ada pada sebuah kendaraan adalah :

1. System pengisian

2. System pengapian

3. System penerangan

4. System pendingin, dll

Penulis memilih Toyota Soluna sebagai bahan penulisan laporan

adalah keunikan pada mesin Toyota Soluna yang hanya memakai empat

(4) silinder. Jadi system pendingin hanya bersirkulasi pada 3 silinder saja.

Pada system pendingin mesin Toyota Soluna ini sama dengan mesin-

mesin lainnya yaitu dengan menggunakan system tekan untuk

mensirkulasi air pendingin (coolant).

Adapun hal-hal yang melatar belakangi penulis dalam memilih judul

Analisa system pendingin pada Toyota Soluna adalah :

1. Kurangnya pengetahuan pemakai kendaraan dalam merawat system

pendingin, sehingga kerusakan kecil akan menjadi besar dan akan

menambah biaya perawatan.

2. Gangguan yang sering terjadi pada Toyota Soluna adalah kebocoran

pada system pendingin dan kerusakan komponan system pendingin

akibat kurangnya perawatan.

9
1.2 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

Tempat Kerja Praktek : Change’s Pit

Alamat Perusahaan : Jl. Pulo Gebang Raya No.85 Ujung Menteng,

Cakung, Jakarta Timur 13960.

Tanggal Pelaksanaan : 11 Juli – 3 Agustus 2016

Waktu Pelaksanaan : Setiap hari Senin, Kamis dan Minggu

Pembimbing Lapangan : Budi

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang sering terjadi pada system pendingin khusus nya

pada Toyota Soluna perlu diberi pembatasan masalah agar nantinya tidak

terjadi kerancuan dalam pembahasannya.

Maka batasan-batasan permasalahannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk system pendingin pada mesin Toyota Soluna.

2. Bagaimana cara kerja system pendingin.

3. Bagaimana mencari, menganalisa dan juga mengatasi suatu

gangguan-gangguan yang sering terjadi pada system pendingin

Toyota Soluna.

10
1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari pembahasan system pendingin ini

adalah sebagai berikut :

1. Dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang system

pendingin yang dipakai oleh Toyota Soluna.

2. Dapat memperbaiki jika terjadi kerusakan pada system pendingin

pada Toyota Soluna.

3. Meningkatkan pemahaman dalam hal menganalisa gangguan dan

cara mengatasi pada Toyota Soluna.

1.5 Tujuan

Tujuan yang dapat diambil dalam penulisan proyek akhir ini adalah

sebagai

berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam tentang system pendingin

yang digunakan pada mesin Toyota Soluna.

2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen-komponen yang terkait pada

system pendingin mesin Toyota Soluna.

11
3. Mahasiswa dapat menganalisis gangguan-gangguan yang ada pada

system pendingin mesin Toyota Soluna.

12
BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Sekitar tahun 2000 Bapak Nurdin Jaelani mendirikan bengkel yang

bernama CHANGE’S PIT. Sedikit demi sedikit Bapak Nurdin Jaelani bekerja

sambil mempelajari hal baru yang ada dalam dunia perbengkelan, lalu Bapak

Nurdin Jaelani terus menerus bekerja dengan ulet dan telaten.

Lalu pada tahun 2001 beliau membuka lapangan pekerjaan dan

sekarang sudah mempunyai anak buah di bengkel. Bengkel yang terletak di

Jl. Raya Kandang Besar Ujung Menteng Jakarta Timur tersebut sekarang

mempunyai banyak langganan dan berkat kerja kerasnya beliau bisa

menambah alat pening bosch pump dan nozzle yang mempermudah dan

menunjang kemajuan bengkel tersebut.

Dan karena keuletan, kemandirian dan kerja kerasnya, sekarang

bengkel Bengawan mulai dikenal masyarakat dan sering mendapat

panggilan, bahkan keluar kota untuk memperbaiki mobil-mobil dan bahkan

mesin yang rusak.

13
2.2 Struktrur Organisasi

PIMPINAN BENGKEL
Nurdin Jaelani

MEKANIK I Gambar 1. Struktur Organisasi MEKANIK II


Haris Budi
Tugas dan tanggung jawab :

Pimpinan Bengkel : Bertanggung jawab atas seluruh jalannya

bengkel.

Mekanik : Melayani pelanggan yang ingin servis dan

bertanggung jawab atas tugasnya.

2.3 Tata Tertib

1. Memakai seragam kerja atau baju praktek.

2. Tidak boleh merokok dan minum-minuman keras di bengkel.

3. Dilarang tidur disaat jam kerja.

4. Datang tepat waktu.

5. Selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja dan alat-alat kerja.

6. Dilarang bercanda pada waktu di bengkel.

7. Dilarang merokok waktu bekerja.

8. Bekerja dengan teratur.

9. Sopan terhadap pelanggan.

10. Menjaga keselamatan kerja.

14
11. Menggunakan alat-alat bengkel dan mengembalikan alat-alat yang sudah

tidak dipakai ditempatnya semula.

2.4 Jam Kerja

Hari Jam Masuk Jam Istirahat Jam Pulang

Senin 08:00 12.00-13.00 17.00

Selasa 08:00 12.00-13.00 17.00

Rabu 08:00 12.00-13.00 17.00

Kamis 08:00 12.00-13.00 17.00

Jum’at Libur Libur Libur

Sabtu 08:00 12.00-13.00 17.00

Minggu 08:00 12.00-13.00 17.00

15
BAB III

LANDASAN TEORI

DESKRIPSI SISTEM PENDINGIN TOYOTA SOLUNA

3.1 Perpindahan Panas Pada Mesin

Panas adalah bentuk tenaga yang dapat berpindah atau mengalir dari

suatu zat ke zat yang lainnya, bila kedua benda tersebut memiliki perbedaan

temperatur. Panas mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah.

Perpindahan panas gas melalui dinding atau bagian yang disinggung oleh

gas, berlangsung dalam dua arah. Selama pembakaran expansi awal

pembakaran pembuangan dan akhir kompresi, temperatur gas lebih tinggi

dari temperatur silinder. Sebab itu panas mengalir ke dinding kemudian

dilanjutkan sampai ke zat pendingin. Panas yang diterima oleh zat pendingin

itu selanjutnya dikeluarkan dari system pendingin.

Pada langkah pengisian dan pada awal kompresi, sebagian dari

panas dinding tadi dikembalikan pada gas sampai temperatur mencapai

keseimbangan. Perpindahan panas selama proses pembakaran dan expansi

tadi merupakan salah satu aspek kerugian panas. Kerugian panas yang

diserap oleh dinding silinder sw lama langkah kompresi yang pertama,

secara praktis sama dengan jumlah panas yang diserap pada langkah

kompresi berikutnya. Atau dengan kata lain, panas yang diterima sama

dengan panas yang dipindahkan.

16
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi besar kerugian panas ke

dinding silinder terutama tergantung pada :

1. Lama waktu pembakaran berlangsung.

2. Bentuk ruang bakar dan ukuran silinder.

3. Temperatur pembakaran yang tergantung pada jenis pembakaran,

perbandingan kompresi dan beban motor.

4. Kecepatan motor dan pada saat penyalaan muatan

Perpindahan panas secara konveksi terjadi oleh adanya perpindahan

massa yang panas dari tempat yang bertemperatur tinggi. Perpindahan

panas tersebut dapat berlangsung secara paksa ( dengan menggunakan

pompa ) atau secara bebas ( oleh adanya perbedaan berat jenis ). System

pendingin motor khususnya mobil menggunakan gabungan dari ketiga cara

perpindahan panas tersebut, yaitu :

1. Radiasi

Contoh : Panas dari mesin akan memancar disekeliling ruang

mesin, jadi perambatan panas secara langsung walaupun tanpa

media panas bisa merambat.

2. Konduksi

Contoh : Perpindahan panas dari dinding silinder bagian dalam ke

dinding silinder bagian luar.

17
3. Konveksi

Contoh : Perpindahan panas dari gas pembakaran ke dinding

silinder bagian dalam dan perpindahan panas dari dinding silinder

bagian luar ke air dalam mantel air.

3.2 Bentuk Pendingin Pada Mesin Toyota Soluna

Bentuk pendingin terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Pendingin udara

Pendingin udara digunakan jika panas dari mesin yang bekerja

atau berputar dilewatkan sirip ke udara luar. Sirip-sirip ini akan memperluas

bidang yang didinginkan. Pendingin udara biasanya digunakan pada mesin

bersilinder tunggal atau berkapasitas kecil. Juga biasa dipakai untuk

kendaraan-kendaraan perang.

2. Pendingin Air.

System pendingin ini digunakan pada mesin Toyota Soluna.

Pada mesin Toyota Soluna tidak memungkinkan untuk memakai system

pendingin udara. Selain memerlukan komponan yang lebih besar juga panas

dari mesin tidak dapat diredam dengan baik karena mesin terdapat didalam

sebuah mobil. Pada mesin Toyota Soluna menggunakan system pendingin

air karena selain memerlukan komponen yang relatif kecil juga dapat

meredam panas dengan baik.

18
3.3 Temperatur Dinding Silinder

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa temperatur gas di dalam

silinder berubah-ubah. Perubahan tersebut dialami juga oleh dinding silinder.

Perubahan temperatur maksimum rata-rata selama satu siklus pada

berbagai tempat pada dinding silinder suatu motor ditujukan pada gambar 1.

Dari gambar ternyata bahwa temperatur rata-rata turun ke arah zat

pendingin. Garis-garis isometris pada dinding silinder dan puncak torak suatu

motor ditunjukan pada gambar 2. Dari percobaan terbukti bahwa bagian

terbesar dari panas yang berpindah dari puncak torak ke dinding silinder

disalurkan melalui cincin-cincin torak.

Gambar 3.1 Variasi Temperatur Maksimum Dan Minimum


(Sumber : BM. Surbhakty. 1997: 157-1)

19
Gambar 3.2 Garis Isothermis Dan Variasi Temperatur Tabung Silinder
(Sumber : BM. Surbhakty. 1997: 157-2)

3.4 Tujuan Pendinginan

Perubahan temperatur gas dalam silinder itu berlangsung secara

tepat, sebab temperatur permukaan dinding silinder tidak pernah dapat

menyamai temperatur tertinggi gas. Gas yang bergerak menyinggung

dinding silinder tersebut membentuk suatu kabut gas yang diam, kabut ini

bekerja sebagai isolator panas. Misalnya termperatur gas 1500 0 C,

temperature permukaan dinding silinder 150 0 C. Walaupun temperatur ini

rendah, namun berdasarkan struktural, pendingin perlu diadakan. Tujuan

utama pendinginan adalah untuk mengurangi panas dari mesin dan untuk

mencegah berkurangnya kekuatan mekanik pada komponen, terutama

komponen logam. Yaitu pada saat komponen memcapai suhu yang panas,

maka kekuatan tarik, kekuatan tekan akan mengalami kelemahan/berkurang.

Maka dengan adanya system pendingin air pada komponen utama pada

bagian silinder, kepala silinder dan katup buang akan dapat mengurangi

panas yang dapat mengurangi kekuatan mekanik pada komponen tersebut.

20
Panas dari komponen tersebut akan didinginkan oleh radiator dengan

bantuan tiupan angin dari kipas elektrik atau tiupan angina dari luar.

Pada mesin efisiensi kerja mesin yang baik suhunya sekitar 80 0 C,

karena pada suhu itu mesin dapat bekerja dengan optimal. Apabila mesin

suhunya sekitar 700 C, maka mesin tidak bekerja dengan optimal dan efisien.

Apabila mesin suhunya 900 C atau lebih maka mesin akan mengalami over

heating. Untuk menghindari hal demikian maka mesin perlu didinginkan

untuk mempertahankan pada suhu kerja mesin dan agar mesin dalam

kondisi stabil.

System pendingin yang terdapat pada mobil Toyota Soluna

merupakan bagian dari keseluruhan yang terdapat pada mobil Toyota

Soluna. System pendingin mempunyai peranan yang sangat penting untuk

menurunkan pasnas pada mesin akibat dari proses pembakaran. Sirkulasi air

pendingin Toyota Soluna berawal dari radiator kemudian air diserap oleh

pompa air dan dikirim ke kantong-kantong water jacket pada silinder mesin,

pompa ini dipasang pada bagian depan dari mesin dan digerakkan oleh

poros engkol dengan perantara V belt. Air yang berada di water jacket

berfungsi untuk mendinginkan motor tersebut. Setelah air digunakan untuk

mendinginkan suhunya naik, dan sebelum air masuk ke radiator terlebih

dahulu masuk kesaluran simpangan yang dilengkapi dengan termostat yang

akan mengatur aliran yang menuju ke radiator atau ke by pass ke kantong-

kantong air. Termostat akan mem by pass air apabila suhu air kurang dari

suhu kerja mesin sekitar 800 C. air yang masuk ke radiator dengan melalui

21
selang akan didinginkan dengan persinggungan udara yang diserap oleh

sirip-sirip yang menyelubungi pipa air. Apabila tekanan

pada system pendingin mesin berlebihan maka tutup radiator akan

mengalirkan air ke botol melimpah atau reservoir.

3.5 Mantel Air (Water Jacket)

Mantel air dibuat dengan cara dituang sebagai bagian dari blok dan

tutup silinder. Melalui mantel tersebut air dapat mengalir bebas ke dalam

rongga yang terdapat di sekeliling silinder, ruang bakar, tutup silinder dan

dudukan katup. Perpindahan panas dari gas ke dinding silinder berlangsung

secara konversi dan konduksi. Bila dipakai udara sebagai zat pendingin

maka sekeliling silinder itu dipasang sirip-sirip pendingin. Sirip-sirip itu

memperluas bidang perpindahan panas.

22
Gambar 3.3 Skema Mantel Air Pada Blok Silinder Dan Tutup Silinder
(Sumber : www.google.com)

3.6 Kontruksi Sistem Pendingin Toyota Soluna

Gambar 3.4 Kontruksi Sistem Pendingin Pada Toyota Soluna


(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 36)

23
1. Radiator

Radiator menerima air yang telah menjadi panas dari mesin. Air

panas mengalir melalui pipa dan menyemburkan panasnya ke udara luar

melalui sirip-sirip. Posisi radiator pada kendaraan tergantung pada posisi

mesin, tetapi dalam beberapa hal aliran udara keluar perlu untuk efisiensi

kerja.

Gambar 3.5 Rangkaian Radiator


(Sumber : www.google.com)

Kendaraan bermesin depan, biasanya radiator diletakan didepan

mesin dalam posisi terbuka untuk sirkulasi udara melalui kisi-kisi didepan

kendaraan. Bentuk radiator bisa merupakan jenis tegak.

Untuk mesin Toyota Soluna kapasitas air pada radiator dibatasi

dengan spesifikasi tertentu. Yaitu untuk spesifikasi umum 5,2 liter dan untuk

24
spesifikasi daerah tropis 5,5 liter. Sebaiknya isi radiator dan botol pelimpah

dengan larutan anti freez sesuai pabrik pembuatnya.

2. Pompa Air

Pompa air mengedarkan air dari mesin ke radiator dan kembali

lagi ke radiator untuk memastikan aliran yang positif. Pompa jenis sentrifugal

digunakan untuk membuat air mengalir secara teratur tanpa memerlukan

tenaga yang berlebihan untuk mengendalikannya.

Gambar 3.6 Pompa Air


(Sumber : Martin 1948.blogspot.com)

3. Tutup Radiator

Semua kendaraan bermotor dipasang dengan menggunakan

tutup radiator bertekanan. Sehingga mengakibatkan beberapa hal berikut

ini :

25
a. Radiator yang lebih kecil bisa digunakan

b. Pompa air lebih efisien

c. Pemasangan ditempat dapat dikurangi

d. Kehilangan air melalui evaporasi dapat dikurangi

e. Gelombang air dapat ditekan

Gambar 3.7 Tutup Radiator


(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 38)

Pada tutup radiator yang dipakai mesin Toyota Soluna mempunyai

spesifikasi pembukaan katup relief pada tekanan 0,6 – 1,05 kg/cm2 (8,53 –

14,9 psi). Pada tekanan lebih dari angka tersebut maka katup relief akan

membuka dan mengalirkan uap air ke botol pelimpah.

26
27
4. Termostat (Alat Pengatur Panas)

Termostat mengijinkan mesin untuk memanaskan dengan

cepat dan mengaturnya dalam temperatur yang sesuai. Hal ini dapat

mencapa bentuk mesin yang lebih baik dan hidup mesin lebih lama.

Termostat terletak dalam ruang aliran keluar air mesin. Ketika katup ditutup

sirkulasi air melalui radiator dibatasi. Kepala katup dihubungkan ke elemen

yang mudah panas yang dipanasi oleh air. Bila elemen panas ia akan

memuai dan membuka katup, bila elemen dingin ia mengerut dan menutup

katup. Selama katup menutup sirkulasi air berjalan terus.

Gambar 3.8 Termostat


(Sumber : www.google.com)

5. Kipas Elektrik

Untuk memastikan aliran udara yang benar melalui core/inti

radiator dan sekitar mesin, kipas dipasang tepat didepan radiator dengan

28
menggunakan motor listrik untuk penggerak oleh sebuah tombol yang peka

temperatur dalam system pendingin.

Gambar 3.9 Kipas Elektrik


(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 15)

Keuntungan kipas elektrik :

a. Pengoprasiannya hanya ketika diperlukan

b. Bunyi gaduh dapat dikurangi karena tidak beroperasi terus menerus

c. Tenaga tidak terus-menerus mengalir dari mesin

d. Kipas elektrik sering dipasang sebagai pengerak tambahan pada

mesin ketika kendaraan digunakan secara eksetentif dalam kondisi panas

6. Selang-Selang Karet Dan Penjepit/Klem Selang

Selang karet membuat hubungan yang fleksibel antara mesin

dan radiator atau komponen lainnya, seperti pemanas dan AC. Penguat

penjepit selang karet digunakan untuk hal-hal berikut ini :

29
a. Membalut permukaan.

b. Menjaga tekanan dalam system dengan menahan kelenturannya.

c. Menjadi peredam suhu dalam system pendingin.

Pengunaan selang ini terdapat pada :

a. Selang Radiator Bagian Atas

1. Menghubungkan bagian teratas dari radiator ke pengeluar

(outlet) ruang pengukur panas.

2. Menyalurkan air panas dari mesin ke radiator.

b. Selang Radiator Bawah

1. Menghubungkan bagian radiator terbawah ke saluran masuk

pompa air.

2. Menyalurkan air hangat dari radiator ke mesin.

c. Selang By Pass (Ketika Dipasang)

1. Menghubungkan bagian lebih rendah pada ruang thermostat

ke sisi jalan masuk pompa air.

2. menyediakan sirkulasi ke pompa ketika termostat tertutup.

30
Gambar 3.10 Selang by pass
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 36)

7. Botol Pelimpah

Botol pelimpah di pasang dalam unit mesin didekat radiator,

dihubungkan ke radiator dialirkan oleh selang karet, sering disebut system

pemulihan pendingin. Botol atau tabung biasanya terbungkus plastic dan

mempunyai tanda “ADD & Full”, untuk mengatasi kelebihan atau panas,

seperti system pendinginan zat pendingin di transfer kembali ke radiator

melalui selang.

Kegunaan botol pelimpah ini adalah untuk memelihara zat

pendingin dan membuatnya lebih mudah untuk memeriksa tingkat derajat

panas.

31
Gambar 3.11 Botol Pelimpah
(Sumber : Drs. Daryanto. Reparasi Sistem Pendingin Mesin Mobil. 1999 : 1)

Untuk botol pelimpah pada mesin Toyota Soluna dibatasi atau

mempunyai spesifikasi umum dengan kapasitas 0,6 liter.

8. Water Temperatur Switch

Water temperatur switch ini, pada Toyota Soluna dipasangkan

pada saluran inlet yaitu sebelum melewati termostat

Cara kerja :

Pada saat coolant mencapai temperatur tertentu yaitu diatas 93 0 C

water temperatur switch ini akan menjadi isolator atau titik kontaknya akan

terbuka sehingga kipas akan berputar pada temperatur ini, yaitu untuk

membantu pendinginan dari coolant tersebut menjadi turun.

Temperaturnya water temperatur switch tersebut akan kembali

menjadi konduktor atau menutup sehingga akan menghantarkan arus

langsung menuju ke massa.

32
Pengetesan water temperature switch :

1. Pada kondisi coolant jika water temperatur switch connerctor dicabut, dan

kunci kontak di ON kan, maka kipas akan berputar. Jika hal ini menjadi

berarti kerja dari water temperatur switch masih bagus.

2. Pengetesan juga dapat dilakukan dengan melepas water temperatur

switch kemudian dimasukkan dalam air yang panasnya mencapai temperatur

diatas 930 C. Kemudian dengan ohm meter cek ada tidaknya hubungan

berarti water temperatur switch tersebut rusak dan harus diganti.

33
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisa Gangguan-Gangguan Sistem Pendingin Dan Cara


Mengatasinya

1. Terjadi overcooling (mesin dingin)

Terjadinya overcooling dapat diamati pada temperatur air pendingin

yang selalu rendah (jauh di bawah temperatur kerja idealnya). Jika hal ini

terjadi berarti overcooling. Dari neraca panas hal ini berarti terjadi kenaikan

kerugian karena pendinginan (cooling loos). Dengan adanya kenaikan colling

loos ini berarti daya mekanis yang dihasilkan sudah pasti berkurang.

Tetapi pada mesin tidak terasa betul, yang lebih terasa adalah adanya

kenaikan pemakaian bahan bakarnya. Jadi over cooling sepertinya tidak

berakibat menurunnya daya mekanis mesin yang dihasilkan melainkan

menaiknya konsumsi bahan bakar yang diperlukan mesin.

Gejala dan kemungkinan yang terjadi :

a. Termostat rusak

Termostat yang berfungsi untuk mengatur masuknya air pendingin

yang masuk ke dalam mantel air supaya didapatkan suhu mesin yang sesuai

dan apabila pada alat ini terjadi kerusakan akan mengakibatkan mesin

menjadi dingin atau sebaliknya.

34
Cara mengatasinya :

Tes bagaimana kerja termostat tersebut masih bisa bekerja dengan

baik apabila termostat membuka terus ini karena alat tersebut tidak bisa

menutup saat mesin dingin, salah satu yang dapat dilakukan adalah

menggantinya.

b. Jika radiator terlalu dingin, radiator harus ditutup

Udara luar yang terlalu dingin akan menjadikan mesin itu menjadi

dingin.

Cara mengatasinya :

Dengan menghindarkan radiator dengan udara luar dan radiator

dalam keadaan tertutup.

2. Terjadi over heating

Terjadinya over heating dapat diamati pada temperatur air pendingin

yang selalu tinggi (jauh diatas temperatur kerjanya). Jika hal ini terjadi berarti

over heating. Dari neraca panas hal ini sebetulnya akan menurunkan

kerugian panas karena pendinginan (colling loss). Tetapi dengan kenaikan

temperatur mesin yang diamati pada air pendingin ini selanjutnya akan

menyebabkan beberapa komponen mesin mengalami perubahan bentuk

yang berlebihan akibat pemuaian seperti piston pada silinder. Akibat lanjutan

yang dapat dirasakan adalah adanya kenaikan kerugian akibat gesekan.

35
Secara prinsip penyebab dari over heating adalah aliran dari air

pendingin dan udara pada radiator yang mengalami gangguan.

Kemungkinan penyebab dari terganggunya system pendinginan dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. System pendingin bocor

penyebab terjadinya system pendingin bocor :

Pemakaian yang lama dan perawatan system pendingin yang kurang

teratur dapat menyebabkan kebocoran. Kebocoran ini akan menggangu

sirkulasi air pendingin. Untuk mengetahui bocor atau tidaknya system

pendinginan yaitu dengan menggunakan tes tekanan system pendingin.

Cara mengatasinya :

Tes tekanan system pendingin ini untuk menemukan tempat yang

mengalami kebocoran. Alat yang digunakan adalah radiator tester. Bagian-

bagian yang rawan bocor adalah pada sambungan pipa air dan bak

penampung air.

Pemompaan ke dalam tidak boleh melebihi tekanan kerja (1,2 kg/cm2

atau 118 kpa) dari system pendingin karena dapat merusakkan bagian-

bagian system pendingin. Setelah system diberikan tekanan (1,2 kg/cm2

atau 118 kpa)dengan radiator tester dapat diketahui tempat kebocoran yang

akan diperbaiki.

36
Gambar 4.1 Tes tekanan system pendingin
(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 20)

Keterangan :

1. Radiator

2. Tutup radiator

3. Radiator tester

b. Radiator tersumbat

penyebab radiator tersumbat :

Di dalam radiator terdapat komponen yaitu pipa air. Pemakaian yang

lama menyebabkan banyak kotoran atau kerak yang mengendap dan

menyumbat saluran air, sehingga kemampuan membuang panas menjadi

menurun. Temperatur yang tinggi akan merusak komponen-komponen mesin

yang lainnya.

37
Bagian –bagian dari radiator yang bisa terjadi kemungkinan kerusakan

yaitu :

1. Mulut Pipa-pipa Air

Pada bagian mulut pipa-pipa air sering terjadi adanya kerak-kerak

yang menempel pada setiap bagian lubang sehingga air tidak dapat masuk

melalui pipa yang tersumbat kotoran tadi.

Cara mengatasiya :

Untuk membersihkan kotoran tersebut pada bagian ujung pipa dapat

dibersihkan dengan alat penggores besi atau baja yang dibentuk seperti

skrap.

2. Pipa-pipa Air

Cara mengatasinya :

Gangguan pada pipa-pipa yang tersumbat oleh kotoran air atau kerak-

kerak dengan menggunakan alat korok ke dalam pipa-pipa tersebut,

sehingga kerak-kerak yang menempel bisa dikeluarkan. Perlu diperhatikan

bahwa pipa-pipa tersebut dari bahan yang mudah rusak, maka di dalam

membersihkan perlu hati-hati jangan sampai terjadi kebocoran.

3. Inti Radiator

Bentuk sirip-sirip pada radiator ada dua jenis, yaitu berbentuk plat dan

berbentuk zig-zag. Pada Toyota Soluna menggunakan sirip jenis zig-zag,

sirip-sirip inilah yang mudah terkena kotoran.

38
Cara mengatasinya :

Untuk membersihkan kotoran pada sirip-sirip radiator ini dengan cara

menyemprotkan ke dalam sirip sampai kotoran keluar .

Gambar 4.2 Membersihkan Inti Radiator


(Sumber : Drs. Daryanto, Reparasi Sistem Pendingin Mesin Mobil, 1999 : 1)

Keterangan :

1. Udara tekan

2. Mulut pipa air

3. Pipa air

4. Inti radiator

5. Bak air atas

6. Bak air bawah

39
4. Bak Air Atas

Bak bagian atas berfungsi sebagai penapung air panas yang masuk

dari selang, penampang atas ini dilengkapi dengan tutup radiator.

Kotoran yang menempel pada dinding bak penampung atas dapat

dihilangkan dengan cara menguras radiator. Mesin dihidupkan, pipa bagian

bawah dibuka dan dialirkan air dari tutup radiator. Setelah bersih radiator

dipasang kembali, diisi air pendingin, dan bila perlu ditambah zat anti karat.

5. Bak Air Bawah

Bak ini berfungsi menampung air yang telah didinginkan oleh sirip-

sirip yang menyerupai pipa-pipa kecil sebagai alat pendingin. Padahal

penampung bahwa ini dilengkapi kran pembuangan air dan lubang aliran

menuju pompa air. Agar pada bak tetap penuh, maka saluran-saluran pipa-

pipa kecil pada system pendingin air harus selalu baik dan tidak ada

endapan kotoran yang dapat menyebabkan terjadi kerusakan pada bagian

lainnya. Pipa-pipa kecil sangat mudah ditempeli kotoran yang makin tebal

sehingga fungsi pendinginnya berkurang.

c. Termostat Tidak Bekerja/Macet

Penyebab termostat tidak bekerja :

Termostat berfungsi mengatur sirkulasi air agar kerja mesin maksimal

pada temperature yang sesuai. Termostat yang macet pada saat tertutup

dapat menyebabkan mesin menjadi overcooling. Penyebabnya karna

40
termostat sudah lama dan tidak mampu bekerja dengan baik jadi pegas-

pegasnya sudah tidak mampu untuk membuka termostat itu.

Cara mengatasinya :

Kedua gejala tersebut dapat merusakkan bagian dari mesin dan

tenaga yang dihasilkan menjadi turun.

Bila pada saat suhu mesin masih dingin sudah ada sirkulasi air, maka

kemungkinan termostat macet dalam keadaan terbuka. Tetapi bila pada saat

temperatur mesin sudah mencapai suhu kerja tetapi tidak ada sirkulasi air,

ada kemungkinan termostat macet dalam posisi tertutup. Saat temperatur air

mencapai 820 C, maka katup thermostat akan mulai membuka dan pada 88 0

C katup tersebut terbuka penuh dan memungkinkan air pendingin

bersirkulasi ke radiator tersebut terbuka penuh dan memungkinkan air

pendingin bersirkulasi ke radiator dalam keadaan baik.

Apabila termostat tidak dapat membuka atau tidak dapat bekerja pada

waktunya, sudah waktunya termostat tersebut harus diganti.

Pengujian termostat perlu dilakukan untuk mengetahui kondisinya

dengan cara :

1. Rendam termostat ke dalam air.

2. Panaskan air, biarkan panas air konstan, dan hindari pemanasan

langsung ke thermostat.

41
3. Periksa pertama terbukanya katup pada temperatur 82 0 C.

4. Periksa saat terbukanya pada temperatur 88 0 C

Gambar 4.3 Mengetes Termostat


(Sumber : Drs. Daryanto, Reparasi Sistem Pendingin Mesin Mobil, 1999 : 2)

Keterangan :

1. Sumber panas

2. Kawat penggantung

3. Termostat

4. Batang pengaduk

5. Thermometer

d. Pompa Air Rusak

Penyebab terjadinya pompa ari rusak :

42
Pompa air berfungsi mensirkulasi air ke dalam system pendingin.

Apabila pompa air macet atau tidak berfungsi, maka sirkulasi pendingin akan

terganggu, sehingga air yang mengalir dari radiator ke mesin tidak dapat

bersirkulasi dengan sempurna. Adanya karat di dalam system pendingin

dapat merusakkan seal pompa yang akhirnya dapat menimbulkan kerusakan

pada poros dan bantalan.

Pemasangan tali kipas yang terlalu kencang juga menyebabkan

kerusakan pada bantalan dari pompa air pendingin karena akan timbul

beban yang terlalu berat penekanan kesatu sisi. Seal dari poros pompa yang

rusak dapat menimbulkan kebocoran.

Cara mengatasinya :

Memeriksa dimana letak kerusakan itu dengan mengetasnya apabila

ditemukan kerusakan pada seal yang bocor maka diperbaiki seal yang bocor

itu apabila tidak dapat diperbaiki maka ganti pompa itu.

Gambar 4.4 Memeriksa Pompa Air


(Sumber : Toyota Astra Motor, 1995 : 38)

43
e. Water Jacket Tersumbat

Penyebab terjadinya mantel air tersumbat :

Water jacket (mantel pendingin) terdapat disekeliling silinder-silinder

mesin dan kepala silinder. Fungsi water jacket ini adalah untuk mendinginkan

bagian-bagian dinding silinder dan ruang bakar. Mantel pindingin pada

kepala silinder berhubungan langsung dengan bak penampung atas radiator

dan bagian blok silinder berhubungan dengan bak penampung bawah

radiator.

Aliran air yang melewati mantel pendingin akan meninggalkan

kotoran/karat yang akan mengendap dan menhambat sirkulasi pendingin di

dalam matel pendingin, jadi akibat dari water jacket tersumbat karena

adanya kotoran-kotoran di dalamnya seperti kotoran yang dibawa oleh air

atau kotoran dari akibat terjdinya korosi atau karat.

Cara mengatasinya :

Endapan kotoran harus dibersihkan dengan cara meniupkan udara

yang bertekanan dari kompresor ke lubang-lubang yang tersumbat sehingga

kotoran diharapkan keluar dari water jacket.

f. Tutup Radiator Bocor

penyebab terjadinya tutup radiator bocor :

Salah satu fungsi tutup radiator adalah untuk mengurangi tekanan

apabila tekanan di dalam system berlebihan sehingga dapat mencegah

44
kerusakan bagian-bagian system, apabila tidak ada kebocoran di dalam

system pendingin dan radiator tidak terganggu, tetapi motor mengalami

gejala overheating, maka dapat juga disebabkan karena tutup radiator yang

kurang baik sehingga system terlalu tinggi.

Terjadinya tutup radiator bocor diakibatkan karena tekanan air pada

radiator yang sangat tinggi dan tutup radiator tidak mampu menahannya

maka komponen pada tutup radiator itu rusak dan akibatnya bocor.

Cara mengatasinya :

Pemeriksaan tutup radiator untuk mengetahui keadaan katup tekan

dan katup isapnya dengan menggunakan pompa seperti terlihat dalam

gambar 16.

Gambar 4.5 Pemeriksaan Tutup Radiator


(Sumber : Astra Toyota Motor, 1993 : 9)

45
Dengan alat tersebut dapat diketahui tekanan pembukaan katup tekan

dan katup vakumnya, serta dapat menimbulkan suara. Apabila bunyi tersebut

tidak lazim dari biasanya, hal ini yang harus kita periksa sumber dari bunyi

tersebut.

Cara mengatasinya :

a. Bantalan pompa yang rusak dapat diatasi dengan mengganti rakitan

bantalan.

b. Daun kipas pompa yang longgar atau bengkok dapat diatasi dengan cara

daun kipas diperbaiki atau diganti.

c. Tali kipas yang aus atau retak dapat diatasi dengan cara mengganti tali

kipas.

4.2 Cara Mencegah Kerusakan Dari System Pendingin

Cara mengatasi gangguan-gangguan pada system pendingin air

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Perawatan Preventif

Perawatan preventif merupakan perawatan system pendingin secara

ringan. Pada perawatan ini juga bertujuan untuk mencegah atau

menanggulangi secara dini sebelum komponen system pendingin

46
mengakami kerusakan. Kegiatan yang dilakukan pada perawatan preventif

meliputi : penyetelan, pemeriksaan, dan membersihkan komponen-

komponen system pendingin saja. Perawatan ini membutuhkan biaya yang

relatif kecil dan biasanya dilakukan secara berkala.

2. Perawatan Kuratif

Perawatan kuratif merupakan perawatan yang dilakukan untuk

menanggulangi komponen system pendingin setelah terjadi kerusakan.

Perawatan ini membutuhkan biaya yang besar dan perawatan ini dilakukan

secara tiba-tiba tanpa adanya suatu perencanaan. Kegiatan yang biasa yang

dilakukan pada perawatan ini adalah penggantian komponen yang

mengakami kerusakan.

Gejala dan kemungkinan yang terjadi pada system pendingin mesin

Toyota Soluna adalah sebagai berikut :

a. Mesin Terlalu Panas

1. Kekurangan air, dapat diatasi dengan menambah air pendingin dan

memeriksa kebocorannya.

2. Tali kipas yang kendor, dapat diatasi dengan menyetel kembali tali

kipas sesuai prosedur dan batas kekencangannya.

3. Tali kipas basah karena minyak rusak, dapat diatasi dengan

memperbaiki pompa air atau diganti.

4. Termostat yang rusak harus diganti.

47
5. Pompa air yang tidak bekerja, dapat diatasi dengan memperbaiki

pompa air diganti.

6. Saluran pendingin radiator, mantel air yang tersumbat harus

dibersihkan.

7. Water temperatur switch rusak, dapat diatasi dengan

menggantinya.

b. Mesin Terlalu Dingin

1. Termostat rusak, dapat diatasi dengan menggantinya.

2. Jika udara terlalu dingin, radiator harus ditutup.

3. Kehabisan air, diakibatkan karena tutup radiator rusak akibatnya

terjadi penguapan yang berlebihan.

4. Kebocoran pada radiator, dapat diatasi dengan memperbaiki

radiator.

5. Selang yang longer atau rusak, dapat diatasi dengan penghubung

selang dipererat atau diganti.

6. Pompa air yang bocor, dapat diatasi dengan memperbaiki atau

menggantinya.

7. Gasket kepala silinder yang bocor, dapat diatasi dengan

mengencangkan baut atau mengganti gasket.

48
8. Kepala silinder yang retak harus diganti.

9. Mesin bekerja dengan suhu yang terlalu tinggi, dapat diatasi

dengan

menyelidiki sebab terjadinya panas yang berlebih.

49
c. Terdapat Bunyi Pada Sistem Pendinginan

Adapun terdapat bunyi atau suara pada system pendingin yang dapat

menggangu system pendingin itu sendiri antara lain :

1. Bantalan pompa yang longgar atau bengkok, dapat diatasi dengan

mengganti rakitan bantalan.

2. Daun kipas yang longgar atau bengkok, dapat dengan cara diatasi

dengan cara mengencangkan daun kipas, diperbaiki atau diganti.

3. Fan belt sudah aus atau retak, dapat diatasi dengan mengganti fan

belt.

50
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

System pendingin pada motor bakar berfungsi untuk menurunkan

temperatur dari mesin sehingga mesin dapat bekerja secara optimal. Pada

mesin pendingin mesin Toyota Soluna terdapat beberapa komponen yang

bekerja antara lain : radiator, pompa air, sumbat penutup, tutup radiator,

termostat, kipas elektrik, selang-selang karet dan penjepit, serta botol

pelimpah (reservoir tank).

Komponen-komponen pada system pendingin mesin Toyota Soluna

akan bekerja sesuai dengan fungsi dari masing-masing komponen. Proses

dari system pendinginan lama kelamaan akan menyebabkan komoenen-

komponen dari system pendinginan akan menurun fungsinya atau akan

mengalami kerusakan. Kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada

system pendingin mesin Toyota Soluna antara lain : rusaknya termostat,

kerusakan pada kipas elektrik, kerusakan pada pompa air, kerusakan pada

radiator, kerusakan pada selang-selang radiator, dan kerusakan pada

bantalan pompa.

Gangguan-gangguan pada system pendingin mesin Toyota Soluna

diantarnya adalah mesin terlalu dingin (over cooling) disebabkan karna

51
termostat rusak. Cara mengatasinya dengan memeriksa termostat, jika

terdapat kerusakan maka ganti dengan yang baru. Ini disebabkan karena

udara di luar dingin, dapat diatasi dengan menutup radiator. Mesin terlalu

panas (over heating). Penyebabnya adalah kekurangan air pendingin. Cara

mengatasinya yaitu menambah air pendingin, electric fan mengalami

kerusakan caranya dengan memperbaikinya, termostat rusak maka ganti

termostat yang rusak sebelumnya di tes terlebih dahulu, pompa air rusak cari

kerusakan yang terjadi pada pompa, kemudian perbaiki apabila tidak bisa

ganti pompa air, radiator tersumbat bersihkan kotoran-kotoran yang

menempel pada pipa-pipa air radiator, inti radiator akan kemungkinan sirip-

sirip pendingin sudah banyak yg rusak.

5.2 SARAN

1. Melakukan pengecekan system pendingin pada mobil secara

berkala, karena system pendinginan mempunyai peranan yang sangat

penting untuk mempertahankan temperatur mesin. Antara lain :

a. Periksa air pendingin.

b. Periksa saluran system pendingin.

c. Periksa komponen system pendingin, dan lain-lain.

2. Melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen system

pendinginan pada mobil terhadap gejala kerusakan sedini mungkin.

52
53
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1999. Reparasi Sistem Pendinginan Mesin Mobil. Jakarta :

Bumi Aksara.

Surbhakty, BM.1978. Motor Bakar I. Jakarta : Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Toyota Astra Motor. 1996. New Step I Training Manual. Jakarta : Astra

Motor.

Anonim. 1996. New Step I Manual, Jakarta : Astra Motor.

----------. 1993. Pedoman Perbaikan Toyota Soluna Mesin Type HC.

Jakarta. PT. Astra Toyota Motor.

www.google.com

54

Anda mungkin juga menyukai