Anda di halaman 1dari 10

PEDOMAN TRIASE

UPTD PUSKESMAS MARIUK

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah bahwasanya pedoman triase Puskesmas Mariuk selesai


dibuat untuk menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan operasional.

Pedoman triase Puskesmas ini memuat gambaran Puskesmas, gambaran


pelayanan dan manajemen mutu gawat darurat di Puskesmas.

Kami menyadari pedoman triase ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu saran
dan masukan sangat kami harap untuk terus memperbaiki tertib administrasi dan
manajemen pelayanan di Puskesmas Mariuk.

Kepala UPTD

Puskesmas Mariuk

WAWAN SUPANDI

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I Definisi 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Sasaran 1
BAB II Ruang Lingkup 2
BAB III Tata Laksana 3
Alur Proses Triase 4
BAB IV Dokumentasi 5
Lampiran
SK Pengesahan Pedoman Triase
Standar Pelayanan Gawat Darurat

3
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARIUK
Jalan Desa Mariuk Kecamatan Tambakdahan Subang Kode Pos 41253

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MARIUK


Nomor : KP.06.01/ / SK/ PKM-MRK/2023

TENTANG

PENGESAHAN PEDOMAN TRIASE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS MARIUK,
Menimbang : a. bahwa pelayanan triase di unit gawat darurat ( UGD )
perlu ada pengaturan dalam penyelenggaraan
pelaksanaannya di lingkungan UPTD Puskesmas
Mariuk;
b.bahwa untuk mewujudkan optimalisasi pelayanan triase
perlu ditetapkan dan disahkan di UPTD Puskesmas
Mariuk;
c. bahwa untuk maksud tersebut pada hurup / poin a dan
b diatas, perlu menetapkan keputusan kepala UPTD
Puskesmas Mariuk tentang pengesahan pedoman triase
di lingkungan UPTD Puskesmas Mariuk.

Mengingat : 1) Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan;
2) Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran;
3) Undang – undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 971/MENKES/PER/XI/2009 tenatang Standar
Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan;
7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional

4
Umum di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
8) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit;
9) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat;
10)Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan;
11)Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Rgristrasi Tenaga Kesehatan;
12)Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan;
13)Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas.

MEMUTUSKAN

Menetapka : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MARIUK


n TENTANG PENGESAHAN PEDOMAN TRIASE
KESATU : Pelaksanaan pedoman triase di UPTD Puskesmas Mariuk;

KEDUA : Pengesahan pedoman triase di UPTD Puskesmas Mariuk.


KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapanya maka
akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : Subang,
Pada tanggal : Januari 2023
KEPALA UPTD
PUSKESMAS MARIUK,

WAWAN SUPANDI

5
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta
fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua
pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya.
Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan
tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada.
Triase adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan
berat ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triase, perawat dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu (respon time) untuk
mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.
B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat Puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan
sumber daya yang ada.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas Mariuk
baik dokter, perawat, ataupun bidan.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus


didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Mariuk dapat dilakukan
dengan :
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna

7
BAB III
TATA LAKSANA

Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD Puskesmas Mariuk, perawat
harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas
kearah pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang
tepat. Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5
menit karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab
pasien. Perawat dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area
pengobatan yang tepat. Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan
setelah triase, setiap pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap
30 menit. Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat
darurat, pengkajian dilakukan setiap 1 menit.
Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi
baru akan mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan. Bila
kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien
mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani
dahulu. Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif
sekunder dari pihak keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian
kemudian dilengkapi dengan data subyektif yang berasal langsung dari pasien.
Kategori triase
Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :
a. Segera - Immediate (Warna Merah)
b. Tunda - Delayed (Warna Kuning)
c. Minimal (Warna Hijau)
d. Expectant (Warna Hitam)
o Segera - Immediate
Pasien mengalami cedera mengancam kiwa yang kemungkinan besar dapat
hidup bila ditolong segera
o Tunda - Delayed
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera.
o Minimal
Pasien mendapat edera minimal, dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau
mencari pertolongan.
o Expectant

8
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun mendapat
pertolongan.

Alur proses triase


a. Pasien datang diterima petugas UGD
b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat
waktu datang pasien.
c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan UGD, maka triase
dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan UGD)
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas
pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam:
e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di ruang
tindakan UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan stabilisasi.
f. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat
dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien kategori
triage merah selesai ditangani.
g. Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan.
h. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan
keluarga.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan


dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan. Pada
tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :
a. Waktu dan datangnya pasien
b. Keluhan utama
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
e. Penempatan di area penanganan yang tepat
f. Permulaan intervensi.
Petugas IGD harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien berdasarkan
hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien ke arah hasil dan
tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi pengobatan
dan perkembangannya.
Proses dokumentasi triase menggunakan :
o Form Rekam Medis
o Form perkembangan terintegrasi.

Mengetahui
Kepala UPTD
Puskesmas Mariuk,

WAWAN SUPANDI

10

Anda mungkin juga menyukai