PANDAWA LIMA
Disusun oleh:
NAMA: AFRIZA PRATAMA
KELAS: 10 TKJ²
Absen: 3
PENGERTIAN PANDAWA
Pandawa Lima merupakan sebutan untuk lima bersaudara pada
tokoh pewayangan yang terdapat dalam kisah Mahabharata. Sesuai
namanya “Pandawa Lima” terdiri dari 5 tokoh yang merupakan anak dari
Pandu, seorang Raja di Hastinapura. Kelima tokoh tersebut, yaitu
Yudistira, Bima, Aruna, Nakula, dan Sadewa. Kelima tokoh tersebut
memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda.
2. Bima
Yang kedua, Bima. Memiliki nama lain yaitu Bratasena, Balawa, Birawa,
Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayusuta, Sena,
Wekudara, Wijasena, dan Jagal Abilawa. Bima merupakan putra kedua dari
Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Bima digambarkan sebagai jelmaan dari
Dewa Bayu, yang bertempat tinggal di Kadipaten Jodipati di wilayah
Indraprastha. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang kuat, bersifat kasar,
dan menakutkan di mata musuh, namun memiliki hati yang sangat lembut.
Bima memiliki senjata istimewa, yakni Gada Rujakpala dan Kuku Pancanaka.
Bima memiliki sifat yang gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur.
3. Arjuna
Yang ketiga, Arjuna. Memiliki nama lain yaitu Permadi, Janaka,
Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna. Arjuna merupakan putra bungsu
dari Prabu Dewanata dengan Dewi Kunti. Arjuna merupakan penjelmaan dari
Dewa Indra, yang memimpin kerajaan di Madukara. Dia digambarkan
sebagai sosok ksatria yang cerdik dan gemar berkelana, bertapa, dan
menuntut ilmu. Arjuna adalah tokoh yang mahir dalam ilmu peperangan. Dia
juga memiliki beberapa senjata sakti, yaitu Panah Pasupati, Busur Gandiwa,
dan Terompet Dewadatta. Arjuna digambarkan memiliki karakter yang
mulia, berjiwa ksatria, mempunyai iman yang kuat, dan gagah berani.
4. Nakula
Yang keempat, Nakula. Memilik nama kecil Pinten, dan merupakan salah
satu putra kembar dari pasangan Pandu dan Dewi Madrim. Nakula merupakan
penjelmaan dari Dewa Kembar Aswin (dewa pengobatan). Nakula digambarkan
sebagai sosok yang pandai dalam memainkan senjata. Dia merupakan seorang
ksatria pedang yang tangguh. Arjuna memiliki karakter jujur, setia, taat pada
orang tua, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi.
5. Sadewa
Yang kelima, yaitu Sadewa. Memiliki nama kecil Tangsen, dan
merupakan salah satu putra kembar dari Pandu dan Dewi Madrim. Sadewa
merupakan penjelmaan dari Dewa Kembar Aswin. Sadewa digambarkan
sebagai sosok yang ahli dalam ilmu astronomi. Dia memiliki karakter rajin,
bijaksana, setia, taat pada orang tua, dapat menjaga rahasia, dan suka
membalas budi.
Itulah kelima tokoh Pandawa Lima yang ada di dalam kisah Mahabharata.
Kelima tokoh tersebut ada di dalam cerita wayang yang merupakan budaya
khas Indonesia. Dengan adanya kisah tersebut diharapkan bisa menambah
wawasan dan pengetahuan masyarakat secara luas.
Asal usul lahirnya Pandawa
Dalam seri wiracarita Mahabharata dikisahkan bahwa Prabu Santanu
adalah seorang raja masyhur dari kalangan Dinasti Kuru.Prabu Santanu dikenal
sebagai putra bungsu Raja Pratipa dari trah Candrawangsa, keturunan Maharaja
Kuru. Prabu Santanu memerintah kerajaan Kuru dengan ibukota
Hastinapura.Prabu Santanu kemudian dikisahkan menikah dengan Dewi
Gangga.Namun, Dewi Gangga memilih meninggalkannya karena Santanu
melanggar janji pernikahan.Hubungan Prabu Santanu dengan Dewi Gangga
melahirkan seorang anak yang diberi nama Dewabrata atau Bisma.
Pandu memiliki dua istri, yang pertama adalah Kunti (putri dari kaum
Yadawa).Dan istri kedua adalah Madrim (putri dari kerajaan
Mandaraka).Akibat memanah seorang pendeta yang sedang bersenggama
dengan menjelma sebagai sepasang rusa, Pandu dikutuk agar mati apabila
melakukan hubungan seksual.Kutukan tersebut telah memupus semangat
Pandu untuk menjadi raja. Sebab ia merasa tidak akan mampu memiliki
keturunan tanpa melakukan hubungan seksual.Pandu pun kemudian
memakzulkan diri, lalu mengajak kedua istrinya untuk menjalani kehidupan
sebagai pertapa di hutan.Sebelum pergi, ia menyerahkan kekuasaan kepada
Dretarastra.Di dalam hutan, Kunti teringat akan kemampuannya untuk
memanggil dewa-dewa.Kunti lalu memperoleh anugerah keturunan dari dewa
yang dipanggil yakni dari pemanggilan Dewa Yama (Darma), Bayu, dan
Indra.Kunti kemudian memperoleh tiga putra, masing-masing diberi nama:
Yudistira (Puntadewa), Bima (Werkudara), dan Arjuna (Janaka).Kunti juga
membantu Madrim memanggil dewa tertentu agar memperoleh keturunan.Dari
Dewa Aswin yang dipanggil Madrim, lahirlah si kembar Nakula dan
Sadewa.Kelima putra Pandu tersebut dikenal sebagai Pandawa.Sementara itu,
Dretarastra yang buta menikahi Gandari.Kelima putra Pandu tersebut dikenal
sebagai Pandawa.Sementara itu, Dretarastra yang buta menikahi
Gandari.Setelah Yudistira lahir, Gandari akhirnya mampu memiliki keturunan
berkat bantuan Resi Byasa.Keturunan Gandari berjumlah seratus orang putra
dan seorang putri yang dikenal dengan istilah Kurawa.Putra sulung Kurawa
bernamaDuryodana (Suyodana), dan yang perempuan bernama Dursala atau
Dursilawati.Selain keturunan dari Gandari, Dretarastra masih memiliki
seorang putra lagi, hasil hubungannya dengan seorang wanita waisya yang
menjadi dayang gandari.Pandu kemudian berhubungan badan dengan Madrim.
Akibatnya ia pun meregang nyawa.Saat upacara pembakaran jenazah Pandu,
Madrim melakukan sati (menceburkan diri ke api kremasi).Kemudian Kunti
dan kelima Pandawa diajak kembali ke keraton Hastinapura.Mereka hidup di
bawah perlindungan sesepuh Dinasti Kuru: Bisma, Widura (perdana menteri),
dan Krepa (guru keraton Hastinapura).Sebagai pangeran Dinasti Kuru yang
tertua, Yudhistira (Puntadewa) hendak dicalonkan sebagai pewaris
takhta.Namun, terjadi hubungan yang tidak baik antara kelima putra Pandu
dengan seratus putra Dretarastra.Menurut kitab Mahabharata, para Kurawa
(khususnya Duryudana) bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan
Pandawa.Sedangkan Pandawa bersifat tenang dan bersabar ketika ditindas,
kecuali Bima, Pandawa yang bertenaga paling kuat.Meskipun demikian, di
antara para putra Dretarastra, hanya Yuyutsu yang tidak memusuhi
Pandawa.Karena Dretarastra sangat memanjakan putra-putranya, ia sering
dihasut oleh iparnya, yaitu Sangkuni (saudara Gandari).Sengkuni kerap
mendukung ambisi Duryodana yang berniat melakukan rencana jahat untuk
menyingkirkan para Pandawa.Pada suatu ketika, Duryodana mengundang
Kunti dan para Pandawa untuk berlibur di Waranawata.Di sana mereka
menginap di sebuah istana Laksagraha yang sudah disediakan oleh Duryudana,
dibangun oleh arsitek bernama Purocana.