Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dyah ayu saputri

Nim : 20173009
Kelas : BK 6A
Tugas : Resume artikel pandawa lima
Pandawa Lima

Pandawa berasal dari bahasa sansekerta yang berarti anak Pandu (Dewanagari), yaitu
salah satu dari raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, seharusnya
mereka adalah puta mahkota dari kerajaan tersebut.
Para Pandawa terdiri dari lima orang pangeran yaitu Yudistira, Bima dan Arjuna yang
merupakan anak kandung Pandu dengan istrinya yang bernama Kunti, serta Nakula dan
Sadewa yang merupakan anak kandung Pandu dari istrinya yang bernama Madrim. Jadi
antara Yudistira, Bima, dan Arjuna dengan Nakula dan Sadewa adalah saudara satu ayah
berbeda ibu. Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa adalah
penjelmaan atau penitisan dari dewa tertentu secara tidak langsung. Berikut penjelasannya:

 Yudistira merupakan penitisan atau penjelmaan dari Dewa Yama, yaitu dewa akhirat
 Bima merupakan penitisan atau penjelmaan dari Dewa Bayu, yaitu dewa angin
 Arjuna merupkan penitisan atau penjelmaan dari Dewa Indra, yaitu dewa perang
 Nakula dan Sadewa merupakan penitisan atau penjelmaan dari dewa kembar Aswin,
yaitu dewa pengobatan.
Para Pandawa Lima ini adalah tokoh penting dalam wiracarita Mahabharata, yakni
pertempuran dahsyat di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Kurawa.
Dalam kisah ini, Pandawa menjadi tokoh protagonis, sedangkan Kurawa menjadi tokoh
antagonis.
Karakter pandawa lima sebagai berikut:
1. Yudistira : adalah anak pertama dari raja pandu dan dewi kunti , Karakter dari
Yudistira ini mempunyai sifat yang sangat bijaksana, ia tidak mempunyai musuh, dan
hampir tidak pernah melakukan perbuatan dusta selama hidupnya. Mempunyai moral
yang tinggi, suka memberikan maaf dan selalu memberi ampun musuh yang sudah
tidak berdaya dan menyerah. Dia memiliki sifat lai seperti adil, jujur, sabar, percaya
diri, dan taat dalam beragama.
2. Bima : adalah anak kedua dari raja pandu dan dewi kunti yang memiliki badan besar
yang suka bermain gada, Karakter dari seorang Bima adalah ia yang sangat lah kuat
dalam hal bertarung, lengannya panjang, tubuhnya tinggi besar dan berwajah paling
sangar dibanding saudara-saudaranya. Ia berwatak teguh, gagah berani, tabah dan
jujur. Ia merupakan seorang yang kasar dan menakutkan jika berhadapan dengan
musuh, sangat tidak suka basa basi, berhati lembut, berpendirian teguh, dan tidak
pernah menjilat ludah sendiri.
3. Arjuna : adalah anak ke 3 dari raja pandu dan dewi kunti yang mempunyai kemahiran
dalam ilmu memanah sehingga oleh Drona, ia dianggap sebagai ksatria terbaik. Ia
sangat mahir dalam ilmu perang dan senjata panah, sehingga ia menjadi tumpuan para
Pandawa saat perang besar di Kurukshetra. Karakter Arjuna adalah ia mempunyai
sifatyang pandai, cerdik, pendiam, lemah lembut, sopan santun, berani, suka
menolong yang lemah dan pastinya dia adalah seorang yang sangat tampan dan
gagah.
4. Nakula : adalah anak kembar dari raja pandu dengan dewi madrim. Nakula
merupakan ksatria yang sangat tangguh dan sangat mahir dalam memainkan senjata
pedang. Dropadi pernah berkata kalau Nakula adalah pria paling tampan di dunia dan
ksatria berpedang yang tangguh. Karakter dari Nakula adalah ia seorang yang sangat
jujur, setia, taat kepada orang tua, tahu akan balas budi, dan sangat pandai menjaga
rahasia.
5. Sadewa : adalah anak kembar sodara nakula dari rahim dewi madrim. Karakter dari
Sadewa adalah sama dengan kakanya Nakula, yaitu mempunyai watak yang taat
kepada orang tua, jujur, setia, tahu balas budi, dan dapat menjaga rahasia.

Pandawa lima yang terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa, memiliki
saudara yang bernama Duryodana dan 99 adiknya yang merupakan anak dari Dretarasta,
saudaranya Prabu Pandudewanata yang tak lain adalah ayah dari Pandawa. Mereka semua
(Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau yang dikenal juga sebagai Korawa) tinggal
bersama dalam suatu kerajaan yang beribu kota di Hastinapura. Dretarastra yang
menggantikan tahta kerajaan yang sebelumnya dipimpin oleh Prabu Pandudewanata
menyerahkan kembali tahta kerajaan Astina kepada putra sulung Prabu Pandu Yudistira
sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya yang terlalu terburu-buru
sehingga ia tidak memikirkan perasaan anaknya. Hal ini menyebabkan Duryodana iri hati
dengan Arjuna, ia mencoba untuk membunuh para Pandawa beserta ibu mereka yang
bernama Kunti. Rencana tersebut dipelopori oleh Pamannya Harya Suman / Sengkuni dengan
mengajak tukang kayu kerajaan untuk membuat tempat pesta dari bahan yang mudah
terbakar. Sebelum itu juga Bima juga telah diingatkan oleh seorang petapa yang datang ke
dirinya bahwa akan ada bencana yang menimpannya oleh karena itu Bima pun sudah
berwaspada terhadap segala kemungkinan. Untuk pertama kalinya Bima membawa ibunya
Kunthi dan keempat saudaranya lolos dalam perangkap Duryodana dan melarikan diri ke
hutan rimba. Pandawa lima yang melarikan diri ke rimba mengetahui akan diadakan
sayembara di Kerajaan Panchala dengan syarat, barang siapa yang dapat membidik sasaran
dengan tepat boleh menikahkan putri Raja Panchala (Drupada) yang bernama Panchali atau
Dropadi. Setelah Pandawa mendapatkan Dropadi, Pandawa kembali ke Hastinapura. Agar
tidak terjadi pertempuran sengit, Kerajaan Kuru dibagi dua untuk dibagi kepada Pandawa dan
Korawa. Korawa memerintah Kerajaan Kuru induk (pusat) dengan ibu kota Hastinapura,
sementara Pandawa memerintah Kerajaan Kurujanggala dengan ibu kota Indraprastha. Baik
Hastinapura maupun Indraprastha memiliki istana megah, dan di sanalah Duryodana tercebur
ke dalam kolam yang ia kira sebagai lantai, sehingga dirinya menjadi bahan ejekan bagi
Dropadi. Hal tersebut membuatnya bertambah marah kepada para Pandawa.
Untuk merebut kekayaan dan kerajaan Yudistira, Duryodana mengundang Yudistira
untuk main dadu ini atas ide Sangkuni, hal ini dilakukan sebenarnya untuk menipu Pandawa
mengundang Yudistira untuk main dadu dengan taruhan. Yudistira yang gemar main dadu
tidak menolak undangan tersebut dan bersedia datang ke Hastinapura.
Pada saat permainan dadu, Duryodana diwakili oleh Sangkuni sebagai bandar dadu yang
memiliki kesaktian untuk berbuat curang. Permulaan permainan taruhan senjata perang,
taruhan pemainan terus meningkat menjadi taruhan harta kerajaan, selanjutnya prajurit
dipertaruhkan, dan sampai pada puncak permainan Kerajaan menjadi taruhan, Pandawa kalah
habislah semua harta dan kerajaan Pandawa termasuk saudara juga dipertaruhkan dan yang
terakhir istrinya Dropadi dijadikan taruhan. Karena istrinya dihina, Bima bersumpah akan
membunuh Dursasana dan meminum darahnya kelak. Setelah mengucapkan sumpah tersebut,
Dretarastra merasa bahwa malapetaka akan menimpa keturunannya, maka ia mengembalikan
segala harta Yudistira yang dijadikan taruhan.
Duryodana yang merasa kecewa karena Dretarastra telah mengembalikan semua harta yang
sebenarnya akan menjadi miliknya, menyelenggarakan permainan dadu untuk yang kedua
kalinya. Kali ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun, setelah
itu hidup dalam masa penyamaran selama setahun, dan setelah itu berhak kembali lagi ke
kerajaannya. Setelah masa pengasingan habis dan sesuai dengan perjanjian yang sah,
Pandawa berhak untuk mengambil alih kembali kerajaan yang dipimpin Duryodana. Namun
Duryodana bersifat jahat. Ia tidak mau menyerahkan kerajaan kepada Pandawa, walau seluas
ujung jarum pun. Hal itu membuat kesabaran Pandawa habis. Misi damai dilakukan oleh Sri
Kresna, tetapi berkali-kali gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
Setelah perang pasukan kedua belah pihak hampir gugur semuanya, dan kemenangan
berada di pihak Pandawa karena mereka berhasil bertahan hidup dari pertempuran sengit
tersebut. Semua Korawa gugur di tangan mereka, kecuali Yuyutsu, satu-satunya Korawa
yang memihak Pandawa sesaat sebelum pertempuran berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai