Anda di halaman 1dari 5

1.

Arjuna

Sifat Arjuna : Arjuna sebagai seorang ksatria memiliki sifat cerdik, pandai,
pendiam, teliti, sopan-santun, beran,  dan suka melindungi yang lemah. Ia
digambarkan sebagai seorang yang memimpin Kadipaten Madukara yang berada di
dalam wilayah Amarta. Bagi masyarakat Jawa, Arjuna merupakan perwujudan lelaki
sejati. Kisah cintanya memukau bagi masyarakat Jawa. Arjuna merupakan sosok
lelaki yang halus dan tampan sehingga membuat para wanita, mulai dari putri
hingga dayang, jatuh cinta.

Cerita Arjuna : Dalam cerita Mahabharata versi Jawa, Arjuna memiliki banyak
nama dan julukan, seperti Permadi, Parta, Janaka, Dananjaya, dan Kumbaljali.
Selain itu, ia juga memiliki nama lain Ciptaning Mintaraga, Panduwisi, Indratanaya,
Jahnwai, Palguna, Indrasuta, Danasmara, dan Margana. Arjuna juga memiliki nama
Begawan Mintaraga, sebuah nama yang digunakannya ketika menjalankan laku
tapa di Puncak Indrakila. Ia melakukan tapa guna memperoleh senjata sakti dari
dewata yang akan digunakan dalam perang melawan Kurawa. Dalam kisah
pewayangan Jawa, Arjuna dikisahkan sebagai ksatria yang suka berkelana,
bertapa, dan berguru. Ia berguru kepada Resi Drona di Padepokan Sukalima dan
Resi Padmanaba di Pertapaan Untarayana. Selain itu, Arjuna juga pernah menjadi
seorang brahmana di Goa Mintaraga dengan gelar Begawan Ciptaning. Dikisahkan
bahwa Arjuna dijadikan sebagai ksatria oleh para dewa untuk membinasakan Prabu
Niwatakawaca, seorang raja raksasa dari Manimantaka. Atas jasanya
membinasakan Prabu Niwatakawaca, Arjuna diberi berbagai pusaka sakti, seperti
Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadadali (dari Bhatara Kuwera), Panah
Cundamanik (dari Bhatara Narada). Setelah perang Bharatayudha, Arjuna menjadi
raja di Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata.
2. Hanoman

Sifat Hanoman : Hanoman memiliki sikap rendah hati, teguh dalam pendirian, kuat,
dan tabah. Sifat itu digambarkan dalam perannya melalui bentuk dari wayang
Hanoman yang sering dimainkan dalam kisah Ramayana. Hanoman adalah seorang
prajurit yang rela berkorban dalam membela yang benar. Hal ini terbukti dari kisah
Ramayana, di mana Hanoman menolong Rama dan Sinta melawan Rahwana yang
jahat. Di kisah Mahabharata pun, penokohan wayang Hanoman tidak berubah. Ia
tetap menjadi tokoh protagonis bijaksana yang sering memberi nasihat dan petuah.
Tokoh wayang Hanoman ini memiliki banyak sikap terpuji yang bisa diteladani. Oleh
sebab itu, jangan lupa untuk melihat pagelaran wayang tradisional yang penuh
pesan moral dan juga bisa melestarikan budaya.

Cerita Hanoman : Hanoman atau disebut juga dengan Anoman, adalah salah satu
dewa dalam kepercayaan agama Hindu. Hanoman adalah tokoh protagonis dalam
kisah Ramayana yang paling terkenal. Tokoh Hanoman adalah seekor kera putih
berwujud manusia yang merupakan putra dari Batara Bayu dan Dewi Anjani. Ia juga
diceritakan sebagai keponakan dari tokoh manusia kera yang lain, Subali dan
Sugriwa. Dalam kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang
berasal dari kisah Ramayana. Namun, wayang Hanoman juga muncul dalam kisah
Mahabharata, sehingga menjadi tokoh wayang antarzaman. Dalam kepercayaan
Hindu di India, Hanoman dipercaya sebagai dewa pelindung. Ada pula beberapa
kuil yang dibangun untuk memuja dirinya. Dalam cerita wayang, pada saat
Hanoman masih kecil, ia mengira Matahari adalah buah yang bisa dimakan,
kemudian Hanoman terbang dan hendak memakannya. Dewa Indra pun mencegah
Hanoman memakan Matahari dan melemparkan petir ke arah Hanoman. Karena
putranya terluka, Dewa Bayu menjadi marah dan berdiam diri. Para Dewa pun
memohon kepada Dewa Bayu agar menyingkirkan kemarahannya karena membuat
kehidupan di Bumi sengsara. Dewa Bayu menghentikan kemarahannya dan
Hanoman diberi hadiah melimpah ruah. Dewa Brahma dan Dewa Indra memberi
anugerah bahwa Hanoman akan kebal dari segala senjata, serta kematian akan
datang hanya dengan kehendaknya sendiri. Pada kisah wayang Ramayana,
Hanoman membantu Prabu Rama dan Laksmana untuk menemukan Dewi Sinta
yang diculik oleh Rahwana. Hanoman pun berhasil menemukan Dewi Sinta di
Kerajaan Alengka berkat menyamar menjadi kera kecil. Dewi Sinta kala itu
memberikan tusuk konde pada Hanoman yang berjanji akan membawa bala tentara
yang lebih banyak untuk melawan Rahwana. Rahwana murka dan segera
memerintahkan bala tentaranya untuk menangkap dan mengikat tubuh Hanoman
dan membakarnya.Namun, tubuh Hanoman tidak terbakar, ia justru terlepas dari
ikatannya lalu melayang tinggi ke angkasa dan melemparkan api dari tubuhnya ke
seluruh bangunan istana.
3. Krisna

Sifat Krisna : Kresna bersikap dan berjiwa jujur, membela kebenaran dan keadilan.
Sikap Kresna mencerminkan kelebihan serta kehebatan para pemimpin pelindung
dunia. Dalam pewayangan, Kresna beristri dengan Jembawati anak begawan
Jembawan dan Triyajid. Dan Rukmini anak raja Bismaka. Serta Setyaboma anak
raja Setyajid.

Cerita Krisna : WAKTU muda dikenal dengan nama Narayana. Ia adalah putra
kedua Prabu Basudewa. Setelah jadi raja Narayana bergelar Sri Kresna atau Batara
Kresna. Karena tidak cocok dengan kakaknya Kakrasana kelak kemudian bergelar
Prabu Baladewa, ia pergi dari Kerajaan Mandura.

Kresna muda pernah mengelana menjadi perampok membela kaum tertindas


(seperti Sunan Kalijaga). Atas ketidakpuasan terhadap kakaknya dalam memerintah
kerajaan Mandura. Ketika ketemu dengan Bisma, Kresna mendapat wejangan yang
menyadarkan, sehingga Kresna bisa membuktikan dan menaklukkan raja raksasa
Dwarawati Narasingha yang selalu menindas rakyatnya. Sehingga Narayana
diangkat menjadi raja Dwarawati dan bergelar Prabu Sri Kresna.

Sri Kresna atau Batara Kresna menjadi diplomat ulung, sekaligus menjadi ahli
strategi yang mumpuni dan selalu mendampingi Pandawa Lima sampai Perang
Bharatayuda. Batara Wisnu pun menyatu dengan Sri Kresna dan memberi senjata
ampuh. Yaitu senjata Cakra yang mampu menghancurkan gunung. Senjata Sekar
Wijayakusuma yang mampu menyembuhkan orang sekarat. Serta ajian
Brahalasewu yang bisa mengubah Kresna menjadi raksasa sebesar gunung
anakan.

Pernahkah melihat lukisan Batara Kresna naik kereta kencana, ditarik oleh enam
kuda dan dikusiri Batara Narada. Itu ada arti yang dalam: enam kuda
menggambarkan; Kresna (bumi), surya (matahari), agni (api), baruna (samudera),
samarana (angin), tirta (hujan/air). Semua itu mempunyai arti simbolis Sri Kresna
atau Batara Kresna mempunyai tugas menyeimbangkan alam semesta, demi
kemakmuran dan kedamaian alam semesta.
4. Drupadi

Sifat Drupadi : Drupadi seorang yang bersahaja dan selalu ikut memikirkan nasib
Pendawa. Suatu waktu, di dalam suatu perayaan ia dibikin malu oleh Dursasana,
karena sanggulnya terlepas. Seketika itu juga Drupadi bersumpah takkan
bersanggu1, sebelum berlangir, berseka kulit dengan darah Dursasana.

Cerita Drupadi : DEWI DRUPADI atau Dewi Kresna dan dikenal pula dengan nama
Pancali (Mahabharata) adalah putri sulung Prabu Drupada, raja negara Pancala
dengan permaisuri Dewi Gandawati, Putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini.
Dewi Drupadi mempunyai dua orang adik kandung bernama: Dewi Srikandi dan
Arya Drestadyumna. Dewi Drupadi berwajah sangat cantik, luhur budinya,
bijaksana,sabar, teliti dan setia. Dewi Drupadi selalu berbakti terhadap suaminya.
Menurut pedalangan Jawa, Dewi Drupadi menikah dengan Prabu Yudhistira/
Puntadewa, raja negara Amarta dan berputra Pancawala. Sedangkan menurut
Mahabharata, Dewi Drupadi menikah dengan lima orang satria Pandawa,
Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa. Dari perkawinan tersebut ia
memperoleh lima orang putra, yaitu;
1.Partawindya dari Yudhistira.
2. Srutasoma dari Bima.
3. Srutakirti dari Arjuna
4. Srutanika dari Nakula
5. Srutawarman dari Sahadewa.
Akhir riwayatnya diceritakan, Dewi Drupadi mati moksa bersama-sama dengan
kelima satria Pandawa setelah berakhirnya perang Bharatayuda. Dalam perang
Baratayuda ia mengikuti Pendawa ke medan perang. Setelah Dursasana mati
dibunuh oleh Werkodara, berlangirlah ia dengan darah Dursasana dan mulai saat itu
ia bersanggul lagi.
Di sini terbukti, betapa kuatnya hati wanita dalam menepati janji yang pernah
diucapkannya.
Wanita membela kematian suaminya terhitung perbuatan yang utama di dalam
adat-istiadat.
Mengingat betapa sedihnya hati wanita yang ditinggal mati suaminya, maka
kesediaannya untuk membela kematian suaminya adalah suatu pengorbanan yang
maha besar. Malahan ada disebut di dalam cerita wayang, bahwa seorang putri
yang membela diikuti pula di dalam perbuatannya itu oleh dayang dayangnya yang
dengan itu ingin memperlihatkan kesetiaannya.

Dewi Drupadi bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka tenang dan tertunduk.
Bersanggul keling, sebagian rambut terurai polos (bersahaja), bersunting waderan.
Tak memakai perhiasan emas atau permata apapun. Segala-galanya sederhana
seperti Prabu Yudistira.
5. Dasamuka

Sifat Dasamuka : Dasamuka berwatak angkara murka, ingin menangnya sendiri,


penganiaya dan penghianat.

Cerita Dasamuka : Dasamuka, adalah tokoh wayang cerita Ramayana, Dasamuka


atau Rahwana adalah putra Resi Wisrawa dengan Dewi Sukesi, putri Prabu Sumali
raja negara Alengka.
Dasamuka mempunyai tiga orang saudara kandung masing-masing bernama:
Arya Kumbakarna, Dewi Sarpakenaka dan Arya Wibisana.
Dasamuka juga mempunyai saudara seayah lain ibu bernama Wisrawana (Prabu
Danaraja) raja negara Lokapala, putra Resi Wisrawa dengan Dewi Lokawati. Berani
dan selalu menurutkan kata hati. Ia sangat sakti.
Memiliki Aji Rawarontek dari Prabu Danaraja dan Aji Pancasona dari Resi
Subali.Dasamuka menjadi raja negara Alengka mengantikan kakeknya, Prabu
Sumali dengan menyingkirkan pamannya, Prahasta.
Dasamuka membunuh Prabu Danaraja kakak tirinya dan merebut negara Lokapala.
Dasamuka pernah menyerang Suralaya dan memperoleh Dewi Tari, putri Bathara
Indra dengan Dewi Wiyati yang menjadi istrinya dan berputra Indrajid (Megananda).
Dasamuka juga menikah dengan Dewi Urangrayung, putri Bagawan Minalodra dan
berputra Pratalamayam.
Dari beberapa orang istri lainnya, Dasamuka berputra antara lain: Yaksadewa,
Trisirah, Trimuka dan Trimurda.
Dasamuka sangat menginginkan dapat memperistri wanita titisan Bathari Sri
Widowati.
Dasamuka pernah mengejar-ngejar Dewi Kusalya, ibu Prabu Rama dan kemudian
menculik serta mensekap Dewi Sinta, istri Prabu Rama selama hampir 12 tahun di
taman Hargasoka negara Alengka.

Anda mungkin juga menyukai