Anda di halaman 1dari 17

Persatuan dan Kesatuan

Bangsa pada
Masa Republik Indonesia
Serikat

Kelompok 2
Anggota Kelompok
01

10

11

25

28
Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan
Masa Sekarang
1) Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh
parlemen sebagaimana lazimnya.
2) Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden.
Seharusnya, Presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan
kepala pemerintahannya dipegang oleh Perdana Menteri.
3) Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen.
4) Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), namun harus melalui keputusan pemerintah.
5) Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga
DPR tidak punya pengaruh besar terhadap pemerintah.
6) Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan.
Peristiwa yang Terjadi
1 2 3
Pemerintah Federal mengeluarkan Dicapai kesepakatan yang
UU Darurat Nomor 11 Tahun 1950, dituangkan dalam piagam
Konstitusi RIS diganti dengan
isinya mengatur tata cara perjanjian bahwa NKRI
Undang-Undang Sementara Tahun
perubahan susunan kenegeraan menggunakan UUD baru yg
1950. Sejak saat itu, pemerintah
negara RIS. Negara RIS memiliki 3 merupakan gabungan dua
menjalankan pemerintahan dengan
negara bagian konstitusi yg berlaku, yakni
menggunakan Undang-Undang
konstitusi RIS dan UUD 1945 yg
Sementara 1950.
menghasilkan UUDS 1950
Gerakan
Gerakan Separatis
Separatis
yang
yang Terjadi
Terjadi
Gerakan
Gerakan Angkatan
Perang Ratu Adil
Adil
(APRA)
(APRA)
Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah peristiwa
pemberontakan yang meletus pada 23 Januari 1950 di Bandung. Pemberontakan ini
dipimpin oleh Raymond Westerling, mantan kapten tentara Kerajaan Hindia Belanda
Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger (KNIL).Pada saat itu, Westerling berusaha untuk
mempertahankan bentuk negara federal dan menolak Republik Indonesia Serikat (RIS).
Westeling menilai, RIS di bawah Soekarno dan Hatta terlalu fokus pada wilayah Jawa
atau Jawa sentris. Target pemberontakan APRA adalah Jakarta dan Bandung. Jakarta
menjadi target sasaran sebab pada awal Januari 1950 sedang ramai dilakukan Sidang
Kabinet RIS untuk membahas kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan.
Kemudian, APRA juga menargetkan kota Bandung karena situasi kota belum sepenuhnya
dikuasai oleh pasukan Sliwangi. Ditambah pula dengan basis kekuatan militer Belanda
yang kuat di Bandung.
Latar Belakang
Dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di
Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke
Republik Indonesia. APRA tidak menyetujui adanya rencana
pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) melalui hasil
Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949. hasil
dari KMB termasuk di antaranya memutuskan bahwa
kerajaan Belanda akan menarik pasukan KL (Koninklijk
Leger) dari Indonesia, sementara tentara KNIL akan
dibubarkan dan akan dimasukkan ke dalam kesatuan-
kesatuan TNI . Dari hasil tersebut, akhirnya APRA dan
Westerling mencoba melakukan kudeta pada Januari 1950.
Pemberontakan
Andi Azis
Di Makassar
Pemberontakan dibawah pimpinan Andi Aziz ini terjadi di Makassar diawali dengan
adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Kekacauan tersebut terjadi
karena adanya demonstrasi dari kelompok masyarakat yang anti-federal. Sementara ini,
terjadi demonstrasi dari golongan yang mendukung terbentuknya negara federal.
Pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk menyerahkan diri dan semua
tawanan dilepaskan. Pada saat yang sama, dikirim pasukan untuk melakukan operasi
militer di Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh A.E. Tetapi Andi Aziz terlambat melapor
sehingga ia ditangkap dan diadili, sedangkan pasukan yang dipimpin oleh Mayor H. V
Worang terus melakukan pendaratan di Sulawesi Selatan. Pada 21 April 1950, pasukan
ini berhasil menduduki Makassar tanpa perlawanan dari pasukan pemberontak.
Latar Belakang
Gerakan Republik
Maluku Selatan
(RMS)
Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh
Mr. Dr Christian Robert Steven Soumokil yang menolak terhadap pembentukan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memproklamasikan negara Republik
Maluku Selatan pada tanggal 25 April 1950. Alasan mereka ingin merdeka dan
melepaskan diri dari wilayah Indonesia karna memiliki kekuatan secara ekonomi,
politik, dan geografis.
Penyebab utamanya adalah masalah jatah pembangunan daerah yang sangat
kecil dibandingkan dengan daerah Jawa. Namun pemberontakan ini dapat
diatasi oleh ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang
(Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur)
adanya konflik di antara dua kekuatan di
Negara Indonesia Timur (NIT). Kemudian,
pemberontakan RMS ini juga mendapatkan
dukungan oleh pemerintah kolonial Belanda
karena gagalnya dalam mengembalikan
kekuasaan imperialis-kolonialnya di
Indonesia yang telah merdeka.

Anda mungkin juga menyukai