Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah dengan

menggunakan metode Action Research atau penelitian tindakan. Menurut

Abdillah et., al (2021:100) mendefinisikan bahwa “penelitian tindakan adalah

salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata

daam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah”. Yaumi & Damopolii (2014:4)

menjelaskan bahwa “tujuan dasar penelitian tindakan lebih ditujukan untuk

meningkatkan praktik ketimbang memproduksi pengetahuan, berfokus pada

praktik sosial, bertujuan untuk peningkatan keadaan, merupakan proses

siklus, diikuti dengan temuan sistematik, merupakan proses refleksi, bersifat

partisipatif, dan topik atau masalahnya ditentukan oleh praktisi.”

3.2 Lokasi Penelitian

Menurut Hermawan (2019:131) mendefiniskan bahwa lokasi penelitian

adalah tempat dilakukannya penelitian. Menurut Moleong (2014) dalam

Susilorini (2021:33) dalam menentukan lokasi cara terbaik ditempuh dengan

jalan mempertimbangkan teori subtantif dan menjajaki lapangan untuk

mencari kesesuaian dengan kenyatakan yang ada di lapangan sementera


keterbatasan geografi dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga perlu juga

dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian

Dalam hal ini, lokasi penelitian yaitu di PT. Kerata Api Indonesia

(Persero) Daop 8 Surabaya, Jalan Gubeng Masjid No.39, Pacar Keling, Kec.

Tambaksari, Kota SBY, Jawa Timur 60131. Alasan tempat ini dijadikan

penelitian karena menemukan ketidakefektifan dalam distribusi informasi

data arsip inaktif yang mengakibatkan pengelolaan arsip yang kurang efektif

dan efisien sebelum adanya sistem aplikasi RDS di Bagian Dokumen Unit

SDM & Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya.

3.3 Subjek/Objek Penelitian (Pilih Salah Satu)

Menurut Mukhtazar (2020:45) menjelaskan bahwa “objek penelitian pada


hakikatnya adalah topik permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Namun
demikian, pengertian objek penelitian sering kali tertukar dengan subjek
penelitian. Hal ini tentu saja membingungkan terutama bagi peneliti pemula
sebab definisi antara objek dan subjek riset memang berhubungan namun
khususnya dalam riset sosial keduanya tidak sama. Subjek adalah informan
atau narasumber yang menjadi sumber data riset. Objek adalah permasalahan
yang diivestigasikan dalam penelitian, begitu pengertian singkatnya. Objek
penelitan adalah isu, problem, atau permasalahan yang dibahas, dikaji, diteliti
dalam riset sosial”.

Dalam hal ini, objek pada penelitian yaitu mengenai pengelolaan arsip dan

penerapan QR Code untuk penampil informasi data arsip Unit SDM & Umum

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya.


3.4 Siklus Action Research

Dalam model visualiasasi bagan penelitian tindakan yang dikemukakan


oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2020:137) dapat disajikan
pada gambar 3 berikut.

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan

Sumber: Arikunto (2020)

Arikunto (2020:138-140) menjelaskan bahwa “secara utuh, tindakan yang


diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan,
melalui tahapan sebagai berikut:”

1. Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan,


yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Tahap 2: Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi


rancangan di dalam kancah, yaitu mengenai tindakan kelas.

3. Tahap 3: Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

4. Tahap 4: Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan


kembali apa yang sudah terjadi.
Berdasarkan penjelasan di atas, adapun uraian tahapan pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut.

3.4.1 Diagnosis

Dalam langkah ini dilakukannya identifikasi terhadap sumber

masalah yang ada pada pengelolaan arsip di Bagian Dokumen Unit

SDM & Umum PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya.

Dalam melakukan pengumpulan data, meliputi tata pengelolaan arsip

inaktif, ruang penyimpanan box arsip, klasifikasi arsip dalam box, dan

mencari referensi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan situs

internet yang berkaitan dengan penerapan QR Code sebagai penampil

informasi data.

Dalam identifikasi masalah ditemukan permasalahan mengenai

ketidakefektifian dalam distribusi informasi data arsip dalam box

sehingga sulit dalam pencarian karena ketidakcocokkan antara kode

klasifikasi dan penomoran arsip dengan isi box. Masalah ini

mengakibatkan apabila ingin mengetahui dengan pasti mengenai isi

arsip maka harus membuka box tersebut atau dengan membuka file

buku agenda arsip di komputer yang membutuhkan waktu rata-rata 10

menit per arsip.

Untuk solusi dari permasalahan di atas yaitu dengan menambahkan

QR Code pada label box. Sehingga pegawai dapat mengetahui arsip

dalam box meskipun ada klasifikasi arsip yang kurang pada label box

karena belum ada perbaruan label. Untuk mengetahui isi dalam box
arsip tersebut, maka pegawai juga tidak perlu membuka isi box

tersebut atau dengan membuka file buku agenda arsip di komputer.

Hal ini tentu dapat meminimalisir waktu rata-rata 5 menit per arsip.

3.4.2 Action Planning

Rencana tindakan dengan merumuskan data-data yang diperoleh

dari hasil observasi dan wawancara. Hak akses penuh kepada Bagian

Dokumen untuk mengelola informasi arsip yang ditampilkan pada

smartphone setelah memindai QR Code pada label box arsip. Dalam

hal ini, buku agenda arsip yang sudah dicatat pada Microsoft Excel

dimasukkan ke dalam Google Drive akun pegawai Bagian Dokumen,

selanjutnya setelah mendapatkan link, maka diubah ke dalam bentuk

QR Code dan di tempel pada label box arsip yang sebelumnya sudah

berisi klasifikasi dan penomeran arsip. Untuk sistem ini, apabila

terdapat klasifikasi arsip baru, maka dapat ditambahkan melalui edit di

Google Drive. Dalam hal ini, pegawai tidak perlu mengganti dengan

QR Code yang baru karena sistem Google Drive akan secara otomatis

meng-update jika ada perbaruan pada sistem.

3.4.3 Intervention/action taking

Tahapan selanjutnya yaitu melakukan action, yaitu pembuatan

QR Code dari data arsip yang sudah diinput ke Microsoft Excel dan

di-upload pada Google Drive. Untuk gambaran dari penelitian

tindakan ini yaitu sebagai berikut:


1. Menginputkan data arsip inaktif ke dalam Microsoft Excel.

2. Data arsip inaktif yang telah diinput ke dalam Microsoft Excel

selanjutnya di-upload ke dalam Google Drive akun pegawai

Bagian Dokumen.
3. Selanjutnya membuat link untuk dibuat QR Code dengan mengklik

“Bagikan”, sehingga muncul tampilan seperti di bawah. Agar file

dapat dilihat oleh semua orang namun hanya bisa di edit oleh

pegawai Bagian Dokumen saja, maka klik “Siapa saja yang

memiliki link” dan atur sebagai “Pelihat". Kemudian klik “Salin

link”.

4. Setelah menyalin link, maka ketikkan QR Code pada akun

pencarian di Google dan klik link paling atas seperti gambar di

bawah.
5. Langkah selanjutnya, salin link dari Google Drive ke dalam sistem

QR Code. Kemudian klik “Unduh”.


6. Setelah diunduh, maka link Google Drive tersebut sudah menjadi

QR Code yang berbentuk gambar siap di cetak dan ditempelkan

pada box arsip.

3.4.4 Evaluation

Dalam hal ini, evaluasi dilakukan dengan menunjukkan hasil

kepada 2 ahli komunikasi, Manager SDM & Umum, Assistant

Manager Bagian Dokumen, dan 2 Staf Pelaksana Bagian Dokumen

Unit SDM & Umum PT Kereta

Api Indonesia (Persero) Daop 8

Surabaya. Kemudian pengujian

fungsi pada sistem sudah sesuai

dengan yang direncanakan dan pengujian QR Code dilakukan simulasi

untuk melihat sistem berjalan dengan baik di beberapa kondisi.

3.4.5 Reflection

Pada tahapan ini merupakan tahapan terakhir, yakni dengan

menganalisa dan meninjau ulang hasil observasi memunculkan

perencanaan baru. Setelah melalui siklus 1 jika sudah dianggap


sempurna maka tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya. Namun,

jika penerapan QR Code yang telah dibuat masih membutuhkan

penyempurnaan, maka akan dilanjutkan ke siklus berikutnya dan

seterusnya sehingga akan menghasilkan sistem pengelolaan distribusi

informasi arsip yang lebih efektif dan efisien.

BAB IV

JADWAL PENELITIAN

Jadwal pelaksanaan penelitian bertujuan untuk mengetahui rencana

pengerjaan tugas akhir di Politeknik Negeri Malang Jurusan Administrasi Niaga

Program Studi D3 Administrasi Bisnis. Berikut adalah jadwal pelaksanaan

penelitian:

Tabel 2. Jadwal Penelitian


2022 2023
No. Kegiatan Des Jan Feb Mar April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1.
proposal
Bimbingan
2.
proposal
Pengumpula
3
n proposal
4 Observasi
Pengumpula
5
n data
Penyusunan
6
Laporan
Bimbingan
7
Laporan
Ujian
8 Laporan
Akhir
Revisi
9
Laporan
Pengumpula
10
n Laporan

Anda mungkin juga menyukai