Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan dan kerangka teori maka penelitian dapat

menggambarkan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Durasi Kerja

Istrahat Kerja Keluhan Subyektif


Kelelahan Mata

Beban Kerja

Variabel Luar

1. Umur*
2. Suhu dan Kelembaban**
3. Masa Kerja*
4. Penyakit Genetik mata**

Gambar 3.1
Kerangka Konsep

Keterangan : *Dikendalikan
**Diabaikan

39
40

B. Hipotesis pengukuran

Berdasarkan kerangka konsep maka dapat diajukan hipotesis

adalah ada hubungan antara durasi kerja, istirahat kerja dan beban kerja

terhadap keluhan subjektif (kelelahan mata) pada pekerja bordir di

kelurahan Cilendek Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

C. Variabel penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini organisasi kerja yang terdiri dari

durasi kerja, istirahat kerja dan beban kerja

2. Variabel terikatda pekerja bordir

variabel terikat dalam penelitian ini adalah keluhan subyektif pekerja

bordir di kelurahan Cilendek Kecamatan Cibeureum Kota

Tasikmalaya.

3. Variabel luar

a. Umur

Memilih responden dengan umur 20-35 tahun, karena pada saat

berada di umur tersebut fisiologis mata manusia masih belum

mengalami penurunan.

b. Suhu dan Kelembaban

Suhu dan kelembaban yang dijadikan parameter dalah suhu dan

kelembaban ruangan tempat pekerja bekerja dengan tingkat

kandungan air dlam udara dengan titik jenuh temperature normal

dan nyaman, berkisar antara 24°C-26°C.

c. Masa Kerja
41

Lama masa kerja responden dalam penelitian ini diambil masa

kerja pekerja yang telah bekerja ≥ 4 tahun.

d. Penyakit Genetik Mata

Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah responden

yang tidak memiliki penyakit genetik mata.

D. Definisi operasional

No Variabel Definisi Cara Ukur Indikator Skala


Operasional
1 Durasi Kerja Jawaban responden Kuesioner 1 = sangat lama jika Ordinal
dari pertanyaan skor jawaban maksimal
tentang lama 2
bekerja menjadi 2 = lama jika skor
pegawai dan lama jawaban 3 – 4
bekerja setiap hari. 3 = cukup jika skor
jawaban 5 – 6
4 = kurang jika skor
jawaban 7 – 8
5 = sangat kurang jika
skor jawaban 9 - 10
2 Istirahat Jumlah responden Kuesioner 1 = sangat kurang, jika Ordinal
tentang frekuensi skor maksimal yang
Kerja isirahat disela-sela diperoleh adalah 5
kerja, lama waktu 2 = kurang, jika skopr
yang digunalan jawaban antara 6 - 10
selama istirahat 3 = cukup, jika skor
frekuensi kerja, jawaban antara 11 - 15
jumlah hari kerja / 4 = baik, jika skor
minggu dan cuti jawaban antara 16 - 20
5 = sangat baik, jika
skor jawaban antara 21
– 25
3 Beban Kerja Jawaban responden Kuesioner 1 = sangat tinggi, jika Ordinal
tentang tambahan skor jawaban maksimal
waktu kerja, ketika 3
waktu setiap lembur 2 = tinggi, jika skor
dan target produksi jawaban antara 4 – 6
3 = cukup, jika skor
jawaban antara 7 – 9
4 = rendah, jika skor
jawaban antara 10 – 12
5 = sangat rendah jika
skor jawaban antara 13
- 15
42

No Variabel Definisi Cara Ukur Indikator Skala


Operasional

4 Keluhan Jawaban responden Kuesioner 1 = keluhan subjektif Ordinal


Subyektif tentang intensitas, sangat tinggi, jika
mata lama dari frekuensi skor jawaban
keluhan yang maksimal 15
dialami seperti iritasi 2 = keluhan subjektif
pada mata /
tinggi, jika skor
penglihatan ganda /
sakit sekitar mata jawaban antara 16 –
/akomodasi 30
menurun / 3 = keluhan sunjektif
menurunya cukup, jika skor
ketajaman jawaban antara 31 –
45
4 = keluhan subjektif
ringan, jika skor
jawaban 46 – 60
5 = keluhan subjektif
sangat ringan jika
skor jawaban 61 – 75

E. Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

metode rancangan kasus kontrol (case control) yaitu suatu penelitian

yang menggunakan pendekatan retropective yang berguna untuk

mengetahui bagaimana faktor risiko mempengaruhi kasus (Notoatmodjo,

2010). Studi kasus kontrol dilakukan dengan mengindentifikasi kelompok

kasus dan kelompok kontrol, kemudian secara retrospektif diteliti faktor-

faktor risiko yang mungkin dapat menerangkan apakah kasus dan kontrol

dapat terkena paparan atau tidak.

F. Populasi dan sampel

1. Populasi
43

Semua pekerja bordir yang dinyatakan mengalami keluhan

subyektif kelelahan mata di kelurahan Cilendek Kecamatan Cibeureum

Kota Tasikmalaya yaitu 162 orang.

No Jumlah Industri Jumlah Pekerja Total

1 Cluster 1 (10 rumah) 40 pekerja 40

2 Cluster 2 (9 rumah) 25 pekerja 25

3 Cluster 3 (15 rumah) 55 pekera 55

4 Cluster 4 (10 rumah) 42 Pekerja 42

Total Pekerja 162

Sumber : Hasil Observasi Lapangan, 2016

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmojo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah

pekerja bordir dengan perhitungan rumus Lameshow (1997)

( )
2 ❑
α
n=N Z 1− P ( 1−P )
Z

( )
2
α
(N -1) d2 + Z 1− .p(1-P)
Z

= 162 x (1,96)2 x 0,5 (1 - 0,5)

(162 – 1) x (0,05)2 + (1,96)2 x 0,5 (1 – 0,5)

= 162 x 3,84 x 0,25

162 (0,0025) + 3,84 x 0,25

= 60,14
44

= 61 orang

3. Sampel Kontrol

Jumlah sampel kontrol pada penelitian ini menggunakan

perbandingan kelompok kasus : kelompok kontrol yaitu 1 : 1. Pemilihan

perbandingan 1 : 1 dikarenakan alasan teknis penelitian ini, yaitu

masalah penghematan waktu penelitian, dan selain itu untuk

memudahkan peneliti dalam proses pengambilan data penelitian.

Jumlah sampel kontrol sama dengan jumlah sampel kasus yaitu 61

responden.

Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling,

yaitu dengan memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Kelompok kontrol dalam penelitian ini akan

diambil dengan memilih sampel berdasarkan jarak rumah/pabrik bordir

dengan kelompok kasus yaitu sejauh 5 rumah produksi bordir.

Pemilihan yang berjarak sepuluh rumah dari sampel kasus yaitu

bertujuan agar terdapat perbedaan karakteristik antara sampel kasus

dan sampel kontrol, namun kedua sampel tetap memiliki pajanan yang

sama dengan harapan akan bermakna secara statistik. Selain itu

alasan lain cara pengambilan data berdasarkan purposive sampling

dan pemilihan sampel kontrol berdasarkan letak rumah adalah

dikarenakan ketidak tersediaan data yang lengkap mengenai suspek

penyakit mata di perusahaan bordir yang ada di Kecamatan

Cibeureum dan ketidak tersediaan data kependudukan pada beberapa

kelurahan di Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.


45

Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja bordir yang berjumlah

61 orang dengan memenuhi kriteria, yaitu:

a. Kriteria inklusi:

1) Bersedia berpartisipasi dalam penelitian

2) Umur responden dengan umur 20-35 tahun

3) Tidak menggunakan kacamata pada saat sebelum menjadi

pengrajin bordir dan tidak pernah mengalami trauma mata

akibat kecelakaan

4) Pekerja dengan kondisi fisik yang sehat

b. Kriteria eksklusi:

1) Pekerja mengundurkan diri saat pemeriksaan berlangsung

2) Tidak berada ditempat karena sakit atau izin

G. Instrumen penelitian

Instrument peneliti adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

yang digunakan oleh dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006). Dalam

penelitian ini instrument yang digunakan yaitu:

1. Kuisioner

Kuisioner digunakan untuk menggali informasi mengenai identitas

serta informasi ang diperlukan dari subjek peneliti

2. Lembar kerja digunakan untuk mencatat hasil pengukuran


46

H. Prosedur penelitian

1. Menentukan lokasi dan sasaran penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat dilakukan di Kelurahan Cilendek

Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, sedangkan sasarannya

adalah pekerja bordir di Kelurahan Cilendek Kecamatan Cibeureum

Kot Tasikmalaya yang memenuhi kriteria sampel.

2. Pembuatan kuisioner

Pembuatan kuisioner digunakan untuk memperoleh identitas pekerja

untuk diteliti

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh keterangan atau informasi

secara lisan tentang identitas ataupun informasi yang diperlukan dari

subjek peneliti

4. Melakukan pengukuran dan pemeriksaan

a. Tahap persiapan

1) Mengurus perizinan

2) Menyiapkan ruangan khusus untuk pemeriksaan

3) Mengeck kelengkapan alat ukur

4) Absensi kehadiran

b. Tahap pelaksanaan pengukuran

Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh penyajian data

sebagai hasil yang berarti dan mendapatkan kesimpulan yang

baik.
47

I. Pengolahan data dan analisis data

1. Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut

a. Editing

Dilakukan untuk mengecek kelengkapan data sehingga validitas

data dapat terjamin

b. Coding

Dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data perlu

dilakukan coding termasuk pemberian skor

c. Tabulating

Memasukan data sedemikian rupa sehingga mudah dijumlah

disusun dan disajikan dalam bentuk tabel.

d. Entry

Memasukan data dengan menggunakan komputer

2. Analisis data

a. Statistik Deskriptif

Sugiyono (2012:147) menyebutkan bahwa teknik analisis

data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Dalam

penelitian ini analisis data akan menggunakan teknik statistik

deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:148) statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi


48

1) Uji Validitas

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk

mengumpulkan data perlu dilakukan pengujian validitas. Hal ini

digunakan untuk mendapatkan data yang valid dari instrumen

yang valid. Menurut Sugiyono (2012:121) “hasil penelitian yang

valid bila terdapat kesamaan anatara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang

diteliti”. Pengujian instrumen dalam penelitian ini dilakukan

dengan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator

dengan total skor konstruk.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012:121) “instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama.” Setelah instrumen di uji validitasnya maka langkah

selanjutnya yaitu menguji reliabilitas. Penelitian yang akan

dilakukan menggunakan pengukuran reliabilitas cara kedua

yaitu One Shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran

reliabilitas dalam penelitian ini dibantu dengan SPSS untuk uji

statistik Cronbach Aplha (α). Hasil dari uji statistik Cronbach

Aplha (α) akan menentukan instrument yang digunakan dalam

penelitian ini reliabel digunakan atau tidak.

b. Analisa Korelasi Rank Spearman

Metode analisa ini digunakan untuk menganalisis ada

tidaknya hubungan antara variabel, jika ada hubungan maka dikur


49

berapa besar pengaruhnya. Menurut Sugiyono (2002:282)

“korelasi spearman rank digunakan mencari atau untuk menguji

signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang

dihubungkan berbentuk ordinal, dan sumber data antar variabel

tidak harus sama”

Besarnya koefisien Korelasi Spearman ( r s ) bervariasi

yang memiliki batasan batasan antara – 1 <r<1, interprestasikan

dan nilai koefisien korelasinya adalah :

1. jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif,

yaitu makin besar nilai variabel X (independent) maka besar

pula nilai variabel Y (dependent), atau makin kecil nilai

variabel X (independent) maka makin kecil pula nilai variabel

Y (dependent).

2. jika nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier

negatif, yaitu makin kecil nilai variabel X (independent) maka

makin besar nilai variabel Y (dependent), atau makin besar

nilai variabel X (independent) maka makin kecil pula nilai

variabel Y (dependent).

3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara

variabel X (independent) dengan variabel Y (dependent).

4. Jika nilai r = 1 atau r = - 1, artinya telah terjadi hubungan linier

sempurna berupa garis lurus, sedangkan untuk nilai r yang

makin mengarah ke angka 0 maka garis makin tidak lurus.

Namun untuk dapat memudahkan pengolahan

korelasimya penulis menggunakan software SPSS 18.0 for


50

Windows. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap

koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil

pengaruhnya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2002:183)

Anda mungkin juga menyukai